Johan melirik keponakannya lalu berkata kepada Calvin, “Pak Calvin, keponakan saya ini berbeda dari semua gadis itu. Dia ini buta. Dia nggak akan bisa menikah sama siapa pun kalau Pak Calvin tidak mau menikahinya.”“Om Johan! Aku nggak perlu menikah sama Pak Calvin. Orang itu nggak sempat melakukan apa pun sama aku. Jadi, aku nggak kehilangan apa pun dan nggak perlu menikah sama Pak Calvin!” seru Rosalina marah. Johan adalah orang yang lebih tua darinya sekaligus pamannya. Namun, semua perkataan Johan kepada Calvin benar-benar membuat Rosalina malu. “Rosalina, Om kan sudah janji sama ayahmu kalau Om akan membesarkanmu dan mencarikanmu suami yang berasal dari keluarga yang baik. Aku sudah merasa sangat bersalah dengan semua yang terjadi padamu. Gimana Om bisa ketemu ayahmu setelah Om mati nanti kalau Om nggak bisa mencarikan seorang suami yang baik untukmu?” ujar Johan dengan wajah sedih. Sebenarnya, apa yang dilakukan oleh Johan kepada Rosalina adalah sesuatu yang akan merusak citr
Mereka bergegas keluar dari ruang VIP yang dipesan oleh Johan. Namun, mereka tidak keluar dari restoran. Mereka berdua justru masuk ke dalam ruang VIP lainnya dan memesan makanan lagi di sana. Calvin juga meminta Rosalina untuk mentraktirnya hari ini. “Aku merasa teraniaya karena Om Johan terus maksa aku buat nikah sama kamu. Jadi, kamu harus mentraktirku makan hari ini,” ujar Calvin penuh percaya diri. “Aku juga nggak bilang kalau aku nggak akan mentraktir Pak Calvin. Sudahlah Pak, jangan cari alasan terus,” ujar Rosalina.“Aku akan antar kamu pulang setelah kita selesai makan. Setelah itu, kamu harus mengepak barangmu dan pindah dari rumah itu. Aku takut pamanmu punya niat jahat sama kamu,” ujar Calvin dengan wajah serius. “Aku harus pindah ke mana?” tanya Rosalina bingung. “Ke rumahku saja. Aku punya rumah di sekitar rumahmu. Kamu bisa tinggal di situ sementara dan aku juga akan menyuruh orang untuk menjagamu. Tenang saja, aku nggak akan tinggal bersamamu di sana, kok. Aku juga
“Dadah, Tante! Sampai jumpa lagi,” ujar Russel sambil melambai ke arah Amelia lalu menciumnya. Hal ini langsung membuat semua orang terlihat bahagia. Kemudian Stefan mengantar Amelia dan ibunya keluar dari ruang rawat Odelina. “Stefan, maaf ya sudah ngerepotin kamu belakangan ini. Tante juga mau berterima kasih sama kamu. Karena kamu sudah membantu keponakan-keponakan Tante melewati masa krisis mereka. Kamu benar-benar sudah banyak membantu mereka. Makasih, ya,” ujar Yuna mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Stefan.“Wajar kok Tante aku bantuin mereka. Olivia kan istriku, jadi Odelina otomatis menjadi kakakku. Kami ini kan satu keluarga. Satu keluarga harus saling membantu satu sama lain,” jawab Stefan lembut. Stefan memang banyak membantu Olivia dan kakaknya. Namun, mereka berdua bisa terlibat dalam konflik seperti ini karena ulah Stefan yang memiliki banyak musuh. “Tante sangat lega karena ada kamu orang yang sangat bertanggung jawab yang selalu berada di sisi Olivia,” ujar
"Nggak mau bantu. Kalau kamu mau, coba saja dekatin kakakku. Kalau berhasil, aku dan Oliv pasti akan dukung kalian berdua. Tapi kalau gagal, tolong jangan ganggu kakakku lagi, terutama karena ibumu nggak setuju."Stefan tidak menghalangi, tetapi ia juga tidak membantu sahabatnya."Daniel, kita teman baik, dan aku tahu kamu adalah pria yang bisa diandalkan. Tapi ibumu nggak suka kakakku dan nggak setuju kalian bersama. Kakakku pernah mengalami pernikahan yang gagal, dan aku nggak mau dia menikah lagi hanya untuk diperlakukan buruk oleh keluarga mertuanya."Daniel segera menjawab, "Stefan, kamu kenal sifatku, 'kan? Kapan ibuku pernah mencampuri keputusanku? Semuanya selalu aku yang memutuskan. Aku tahu ibuku punya prasangka buruk sama Odelina, tapi itu karena dia belum kenal Odelina. Sekalipun Mama nggak setuju, itu tetap nggak akan mempengaruhiku. Aku nggak tinggal sama orang tuaku, Odelina nggak akan merasa terganggu oleh mereka."Stefan menatapnya, "Daniel, kamu mungkin masih sendiri,
Odelina masih lemas. Dia tertidur lagi tak lama setelah itu.Russel juga tertidur dalam pelukan Olivia.Olivia meletakkan keponakannya di ranjang yang disediakan untuk keluarga, kemudian menutupinya dengan selimut tipis. Olivia melihat cairan medis di infus hampir habis. Dia lalu menekan bel di samping ranjang untuk memanggil perawat agar mengganti infus.Setelah infus diganti, Olivia mengamati selama beberapa menit sebelum perlahan berdiri dan keluar dari ruangan.Stefan masuk dan melihat Olivia duduk termenung di sofa di ruangan kecil.Dia mendekat, duduk di samping Olivia, memeluk bahunya, dan dengan suara lembut bertanya, “Kenapa? Kakak sudah tidur, ya?”“Keduanya, ibu dan anak, sudah tidur,” jawab Olivia sambil bersandar pada bahu suaminya. “Sayang.”“Hmm?”Olivia hanya memanggilnya sekali dan tidak melanjutkan kata-katanya.“Oliv, mau ngomong sesuatu?”Sambil memeluk erat tubuh suaminya, Olivia berkata, “Sebenarnya nggak ada apa-apa sih, tiba-tiba aja pengin manggil kamu.”Stefan
Stefan dengan sengaja memasang tampang lesu, "Iya, aku kena karma. Kamu tahu nggak, handphone aku sampai mati karena banyak banget telpon masuk. Bahkan Jonas bilang mau kenalin aku ke 'tabib ajaib' itu buat bantu aku."Membayangkan Stefan yang mendapat banyak perhatian dari orang lain, Olivia tak bisa menahan tawanya.Setelah tertawa, Olivia bertanya, "Kenapa kamu nggak mau dikenalin sama tabib ajaib itu? Mungkin dia bisa ngecek mata Rosa, siapa tau bisa sembuh.""Aku malah lupa soal itu," Stefan tertawa. "Aku lagi kesel banget waktu itu sampai-sampai lupa masalah keluarga Calvin. Tapi sebelumnya aku sudah ngomong sama Calvin. Tante Rosa juga pernah ke kota Aldimo buat nyari 'tabib ajaib’ itu, tapi nggak ketemu.""Kakak keempat Jonas dan satu-satunya murid 'tabib ajaib' itu, kemungkinan besar bakal nikah. Kalau Kellin Dharma sudah jadi bagian dari keluarga Santoso, pasti Calvin bakal lebih gampang minta tolong dia.""Kemungkinan besar?"Stefan mengangguk, "Kellin udah nolongin kakak ke
Melihat penderitaan Tiara selama masa kehamilan, Stefan menjadi sangat khawatir Olivia akan mengalami hal yang sama."Aku udah mikir positif sih, nggak mau lagi kasih diri aku tekanan. Aku pengen jadi Olivia yang dulu lagi, hidup sesuai caraku, biarin orang mau ngomong apa."Pada dasarnya, Olivia merasa tekanan terbesar datang dari status dan identitas Stefan.Perbedaan di antara mereka begitu besar.Olivia berharap investasi yang dia lakukan dapat menghasilkan keuntungan besar. Meskipun Olivia mungkin tidak bisa setara dengan Stefan, setidaknya dia bisa mencapai level yang lebih tinggi daripada dirinya saat ini."Aku mau istirahat dulu, ya.""Oke."Stefan mengantarnya masuk ke kamar pasien. Setelah melihat Olivia tidur di samping Russel, dia memeriksa infus yang sedang diberikan pada Odelina. Mengestimasi bahwa infus tersebut memerlukan satu jam lagi sebelum diganti. Stefan kembali ke ruang tunggu dan duduk di sofa, memanfaatkan waktu mengatur pekerjaan melalui grup kerja di handphone
Odelina duduk di ranjang rumah sakit, kini ia tak perlu terus menerus mendapat infus. Setiap hari hanya di pagi hari dia mendapat dua botol cairan infus, menjelang siang cairan infusnya habis. Di sore hari Odelina sudah bisa bergerak dengan bebas.Namun, tangan Odelina yang cedera kini tak bisa digunakan dengan kuat, bahkan menggendong anaknya pun tak bisa. Ia sedikit khawatir ini akan mempengaruhi bisnisnya nanti.Setelah dokter mengatakan asalkan dia istirahat dengan baik, tangannya dapat pulih seperti semula. Odelina baru bisa merasa lega."Aku dan Junia ‘kan sudah jadi teman baik bertahun-tahun, pesta pertunangan dia, pasti aku datang."Olivia mengupas kulit apel, memotongnya menjadi empat bagian, memberikan satu potong kepada kakaknya, satu potong lagi untuk Russel, dan dua potong sisanya diberikan kepada Bi Lesti dan pembantu yang ada di sana."Non Oliv makan saja."Bi Lesti tidak mengambil apel tersebut.Olivia tersenyum, "Bi Lesti, kalian makan saja, aku nggak terlalu suka apel
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela