Daniel langsung mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan ibunya di rumah sakit. Dia tahu pasti ada hal yang tidak beres jika ibunya datang menghampirinya ke rumah sakit hari ini. Yanti langsung menghampiri kedua laki-laki yang sedang berdiri di depan ruang rawat rumah sakit itu. “Tante,” sapa Stefan sopan. Yanti tersenyum lembut sambil mengangguk untuk membalas sapaan Stefan. Stefan merasa tidak nyaman dengan tatapan mata Yanti kepadanya saat ini karena dia tahu apa maksud dari tatapan itu. Stefan sudah menyuruh Reiki untuk menghapus berita trending yang beredar di internet. Namun, sepertinya sudah banyak orang yang melihatnya. Bahkan mungkin ada banyak juga yang sudah mengambil foto berita itu sebelum berita itu sempat diturunkan. Dahulu, para wartawan akan meminta izinnya terlebih dahulu sebelum mereka menaikkan berita tentang Stefan. Namun, sekarang mereka sudah mengetahui kelemahan Stefan karena dia sudah menikah. Mereka merasa bisa meminta ampunan dari Olivia setelah m
Daniel tidak lagi bisa mengelak dan tetap tinggal di rumah sakit setelah apa yang dikatakan oleh ibunya kepada Olivia. Tidak lama kemudian, Olivia mengantar Yanti dan Daniel sampai keluar ruang rawat. Olivia menghela napasnya setelah melihat kepergian Yanti dan Daniel. Lalu dia masuk kembali ke dalam ruang rawat bersama Stefan. Dia melihat kakaknya yang masih tertidur dengan wajah penuh rasa khawatir. “Olivia, semua pasti ada jalannya. Kamu nggak perlu sekhawatir itu,” ujar Stefan sambil merangkul Olivia dan berusaha menenangkannya. Stefan yakin kalau Daniel pasti bisa meyakinkan kedua orang tuanya untuk bisa menerima Odelina selama Daniel benar-benar yakin dengan perasaannya. “Kayaknya Kak Odelina juga nggak ada perasaan khusus sama Daniel. Perasaan Daniel yang suka sama kakak itu kan urusannya sendiri. Kak Odelina mungkin juga akan nolak dia. Kita lihat nanti saja apa yang akan terjadi selanjutnya,” tambah Stefan.Kemudian Olivia menyandarkan kepalanya di bahu Stefan lalu berkata
Yanti benar-benar naik pitam dengan ulah putranya. Daniel belum pernah menikah, tapi dia sudah berpikir untuk meminta Russel memanggilnya ayah. Apa dia pikir Roni sudah mati?“Daniel, Mama bilang sekali lagi sama kamu, ya. Pokoknya Mama nggak setuju kamu sama Odelina. Dia janda anak satu. Selain itu, dia juga bukan berasal dari dunia kita. Dia berbeda dari kita, Daniel. Perempuan yang tepat buatmu itu cuma Cherly. Dia itu perempuan kuat yang berasal dari keluarga terpandang dan kaya raya.”“Sekarang coba kamu pikirkan sekali lagi. Bahkan tanpa embel-embel keluarga Lumanto saja Odelina sudah nggak cocok buat kamu. Apa kamu nggak bisa merasakannya?” “Kamu itu CEO Lumanto Group, sedangkan dia cuma pemilik sebuah restoran kecil. Bahkan tempat dia membuka usahanya saja nyewa sama kamu. Perbedaan di antara kalian itu besar banget. Mama ngomong begini bukan karena Mama negeremehin Odelina, tapi memang itu kenyataannya. Daniel, kamu seharusnya memikirkan juga kecocokan di antara kedua keluarg
Daniel tidak peduli dengan sikap tegas ibunya. Dia tetap saja menanggapinya dengan tenang dan sambil tersenyum. “Ma, hal yang harusnya Mama khawatirkan sekarang adalah apa mungkin putramu ini bisa mendapatkan hati Odelina atau tidak,” ujar Daniel tenang. Daniel beranggapan kalau dirinya akan sulit untuk mendapatkan Odelina. Karena Odelina sudah pernah mengalami kegagalan dalam pernikahannya. Jadi, kemungkinan besar dia tidak lagi haus akan kasih sayang seorang laki-laki.“Kamu benar-benar mau ngejar Odelina?” tanya Yanti marah. “Ma, sebelumnya aku nggak tahu tentang perasaanku ini, tapi aku takut dan hatiku sakit ketika Odelina terluka. Walaupun aku nggak kayak Reiki yang selalu hati-hati, aku tahu kalau yang aku rasakan ini adalah cinta.”“Aku selalu peduli sama dia. Aku benar-benar menyukainya, makanya aku mau ngejar dia. Lagi pula nggak mungkin juga kalau aku cuma duduk dan nunggu dia datang buat nikah sama aku, kan? Tapi kalau memang bisa begitu, ya bagus juga ,sih,” jawab Danie
Yanti sebenarnya tidak mau membangunkan putranya ketika mereka telah sampai di rumah. Namun, dia juga tidak bisa menggendong Daniel lagi seperti ketika Daniel masih kecil. Jadi, dia terpaksa membangunkan putranya yang masih tertidur lelap. “Daniel, kita sudah sampai. Ayo bangun,” ujar Yanti sambil mengguncang tubuh Daniel agar dia segera bangun. Daniel terlihat sedikit bingung ketika membuka matanya dan menatap ibunya selama beberapa saat. Tidak lama kemudian, dia akhirnya tersadar dan langsung bergegas keluar dari mobil. Cherly juga terlihat baru saja kembali dari luar. Dia mengendarai mobil yang dipinjamkan oleh Yanti kepadanya. “Tante, Daniel,” sapa Cherly terlebih dahulu setelah dia keluar dari mobil. Sekarang dia mengganti panggilannya kepada Daniel. Biasanya dia memanggil Daniel dengan sebutan Kak Daniel, tapi sekarang dia memanggil Daniel hanya dengan nama depannya saja. Dia berpikir kalau hubungan mereka berdua akan berkembang dengan baik setelah mereka tampak cocok di aca
Cherly menatap bingung ke arah Yanti. Kemudian Yanti menyuruh pelayan untuk membawa semua belanjaan Cherly ke dalam rumah. Dia ingin berbicara sambil mengajak Cherly berkeliling di halaman bersama dengannya. Yanti terus menghela napasnya sambil terus berjalan.“Tante, ada masalah apa? Tante bisa cerita sama aku semua masalah yang mengganjal di hati Tante. Mungkin saja aku bisa membantu Tante. Tante tenang saja, langit nggak akan runtuh, kok,” ujar Cherly dengan raut wajah cemas.Yanti buru-buru mengambil tangan Cherly lalu berkata, “Cherly, kamu adalah gadis yang sangat baik dan perhatian. Kamu bisa menjadi apa pun yang kamu inginkan. Kamu benar-benar seorang gadis hebat. Di mata Tante, kamu adalah menantu paling ideal.” “Entah apa yang dipikirkan anak itu. Kenapa dia bisa suka sama Odelina, sih? Apa yang paling kita khawatirkan akhirnya terjadi juga. Bahkan dia sampai menginap semalaman di rumah sakit setelah mendengar kalau Odelina terluka. Makanya Tante ke sana dan menyeretnya pul
Namun, pengawal Stefan menahan langkah mereka untuk memasuki ruang rawat Odelina. “Kami dengar Odelina sudah siuman. Kami datang ke sini mau menjenguknya,” ujar Rita sambil tersenyum ke arah pengawal keluarga Adhitama. Olivia tidak memberitahu Roni mengenai kondisi kakaknya yang sudah siuman. Namun, berita penculikan anak itu sudah menyebar ke mana-mana. Sekarang semua orang di Mambera sudah tahu akan peristiwa tersebut. Tidak terkecuali dengan berita Odelina yang mengalami cedera akibat kejadian itu. Banyak orang yang tersentuh dengan sikap keibuan yang ditunjukkan oleh Odelina. Mereka semua mendoakan agar Odelina segera lekas sembuh dan bisa pulih seperti sedia kala. Oleh karena itu, pihak media langsung berbondong-bondong memberitakan tentang keadaan Odelina yang sudah keluar dari ICU. Keluarga Pamungkas juga mendengar berita Odelina dari media. Jadi, mereka langsung pergi menuju rumah sakit setelah mendengar kabar baik itu dari media. “Bu Olivia mengatakan kalau Bu Odelina memb
“Olivia aku ikhlas, kok. Kamu bantu kakakmu terima amplop ini, ya. Orang yang menjenguk memang biasa ngasih amplop ke orang yang sakit,” ujar Shella bersikeras. Rita juga ikut memberikan sebuah amplop berisikan uang kepada Odelina. Namun, Olivia kembali menolaknya. Akhirnya mereka berdua memberikan amplop itu kepada Russel dan membiarkan anak kecil itu memegangnya. Kemudian mereka bergegas pergi. Andi juga ikut pergi bersama istri dan anak perempuannya agar Olivia tidak bisa mengembalikan uang itu padanya. Namun, Roni masih berdiri di dalam ruangan dengan wajah yang terlihat ragu untuk membuka mulutnya. Olivia menyuruh Russel untuk memberikan amplop itu kepada Roni, tapi Russel menolaknya. Dia memegang amplop itu erat-erat seraya berkata, “Nenek sama tante kan kasih amplop ini buat Russel!”“Russel, kita harus kembaliin uang ini ke nenek dan tantemu. Kita nggak butuh uang mereka,” ujar Olivia cepat.“Tapi tante sana nenek kasih amplop ini ke aku!” seru Russel bersikeras.Dia menola
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela