“Russel.”Stefan menggendong Russel. Russel yang sudah bangun tidak menolak digendong Stefan. Selain Olivia, orang yang paling dia percayai saat ini adalah Stefan.“Russel jangan takut. Om sudah kalahkan orang jahat itu. Polisi juga sudah tangkap orang jahat itu. Dokter sudah menyelamatkan mama kamu. Besok, paling lambat lusa, mama kamu bisa keluar dari dalam. Dia akan membuka matanya dan memanggil Russel.”Russel menatap Stefan dengan serius dan bertanya, “Om, apa yang Om bilang itu benar?”“Kapan Om pernah bohong sama Russel? Tentu saja benar.”Stefan menggendong Russel ke kamar mandi sambil berkata, “Russel, Om bawa kamu pergi cuci muka dan cuci tangan, oke?”Russel melihat tangannya yang kotor, dia pun mengangguk setuju. Stefan membawa Russel ke kamar mandi, lalu mencuci muka dan tangan Russel. Setelah itu, mereka keluar dari kamar mandi.Kebetulan pengawal Stefan telah kembali sambil membawa makanan cepat saji. Olivia tidak nafsu makan, jadi dia menyuapi Russel dulu. Namun, Russel
Daniel tampak khawatir. Sesaat kemudian, dia menarik kembali pandangannya lalu mengulurkan tangannya untuk menggendong Russel yang sedang digendong Olivia. Namun, Russel tidak ingin digendong Daniel.Russel bahkan memalingkan wajah dan telungkup di bahu Olivia. Ekspresi Daniel seketika menjadi muram. Dia merasa dirinya telah gagal melindungi Odelina, bahkan Russel pun menyalahkannya.“Russel syok berat, sekarang dia menempel terus sama tantenya,” jelas Stefan.Daniel mengatupkan bibirnya dan berkata, “Nggak apa-apa, aku nggak salahkan Russel. Stefan, aku ke sini untuk jaga Odelina. Kamu bawa Olivia dan Russel pulang dan istirahat dulu sebentar.”Stefan berpikir sejenak, lalu berkata, “Boleh juga.”Kemudian, Stefan membujuk Olivia untuk membawa Russel ke mobil karavan untuk beristirahat bersamanya. Tengah malam nanti baru kembali untuk menjaga Odelina.Stefan merasa tenang kalau ada Daniel di sini. Terlebih lagi, tim pengawalnya juga masih berada di rumah sakit.“Olivia, kamu bisa tahan
Tok tok!Ada suara ketukan di pintu. Andi bergegas pergi membuka pintu. Begitu pintu terbuka, Shella langsung menerobos masuk ke dalam rumah dan bertanya dengan gugup, “Pa, ada apa dengan Odelina? Russel nggak apa-apa, kan? Setelah terima telepon dari kalian, aku langsung datang ke sini.”Andi menjawab, “Russel baik-baik saja, hanya saja dia syok berat. Sekarang dia hanya mau ikut tantenya. Odelina ... masih dirawat di ICU. Kata dokter kalau dia bisa bertahan dalam beberapa hari, maka dia akan baik-baik saja. Tapi kalau nggak bisa .... Nggak, dia pasti bisa bertahan. Dia orang baik, orang baik pasti diberkati.”“Betul, betul. Odelina orang baik, dia pasti akan baik-baik saja, dia akan baik-baik saja.”Sejak Olivia menyelamatkan Aiden, Shella jadi sangat baik kepada Odelina dan Olivia. Sekarang dia tulus berharap Odelina bisa sembuh.Setelah melihat adiknya, Shella menghambur ke arah adiknya dan memukulnya beberapa kali sambil marah, “Roni, ini akibat kamu nggak mau dengar omongan kami.
Daniel benar-benar tidak tahu kalau ternyata dia begitu peduli dengan Odelina. Dia selalu mengira kalau dia hanya menyukai Russel. Dia bersikap baik kepada Odelina hanya demi Russel.Namun, begitu tahu Odelina ditikam beberapa kali oleh orang jahat, Daniel merasa jantungnya seperti ditusuk-tusuk dengan pisau. Rasa sakitnya sangat kuat sehingga sulit dijelaskan dengan kata-kata. Tidak peduli seberapa lemotnya dia, dia telah menyadari ternyata sejak awal dia telah menyukai Odelina.Mengapa Daniel bisa menyukai Odelina? Daniel sendiri juga tidak tahu. Pantas saja teman-temannya selalu menganggapnya dan Odelina sebagai pasangan. Ternyata mereka yang orang luar bisa melihat dengan jelas perasaan Daniel.Saat Daniel menghadapi Cherly, sama sekali tidak ada debaran di hatinya. Sebaliknya, dia hanya ingin melarikan diri. Bukan karena Cherly tidak cukup baik, tapi secara tidak sadar Daniel telah menaruh perasaan terhadap Odelina.Begitu Shella dan suaminya serta Rita tiba di rumah sakit, mereka
“Memangnya kenapa kalau aku berjaga di sini? Apa urusannya sama kamu? Kamu siapanya Odelina? Atas dasar apa kamu atur-atur aku? Kondisi Odelina mau bagaimana kalian juga nggak perlu khawatir. Odelina bisa berbaring di sana sekarang juga gara-gara keluarga kalian. Gara-gara adik iparmu yang baik itu!" tukas Daniel.“Yenny memang perempuan jahat. Sejak awal aku nggak pernah anggap dia sebagai adik ipar. Adik iparku hanya Odelina,” kata Shella.“Huh!” Daniel berkata dengan sinis, “Bu Shella sudah lupa apa yang kalian lakukan pada Odelina dulu? Odelina harus istirahat. Kalian nggak diterima di sini, silakan pergi sekarang juga!”Daniel memberi isyarat kepada pengawal keluarga Adhitama untuk mengusir Rita, Shella serta Chris. Keluarga Pamungkas adalah orang-orang paling aneh yang pernah Daniel lihat.Shella tidak bisa melihat Odelina. Daniel berdiri dan menghalanginya di depan pintu. Shella bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mendekat.Pengawal keluarga Adhitama mengusir Shella. Rita pun
Odelina sangat berharap kalau semuanya hanyalah mimpi. Begitu bangun, kedua orang tuanya masih ada, keluarga mereka masih utuh.Tidak ada yang tahu seberapa sering Odelina bertahan. Saat adiknya sedih, adiknya bisa menangis sambil bersandar padanya. Namun, kalau Odelina sedih, di mana dia bisa bersandar saat ingin menangis?“Ma, aku nggak mau pergi. Aku mau bersama Papa dan Mama.”Odelina yang berada di dalam pelukan ibunya spontan menggelengkan kepala. Dia tidak ingin meninggalkan orang tuanya. Namun, ibunya mendorong Odelina menjauh.“Odelina, kamu pikirkan Olivia, pikirkan putramu, Russel. Mereka semua masih membutuhkan kamu. Mereka sedang menunggu kamu kembali. Dengar kata Mama, cepat kembali. Kamu seharusnya nggak datang ke tempat ini. Cepat pergi!”Sang ibu mendorong Odelina menjauh sambil berbicara. Odelina pun teringat dengan adik dan putranya.Benar, Odelina memiliki seorang anak yang harus dia besarkan. Dia juga memiliki seorang adik. Kalau dia memilih bersama orang tuanya, b
Odelina melihat putranya baik-baik saja, adiknya juga ada di sana. Dia masih tidak bisa berbicara. Dia mencoba menarik ujung bibirnya ingin tersenyum untuk menghibur adiknya. Namun, dia tidak bisa menghentikan air mata di sudut matanya.Odelina telah mengambil pilihan lagi. Untuk saat ini dia akan meninggalkan orang tuanya, memilih untuk kembali menemani adik dan membesarkan putranya.“Dok, bagaimana dengan kondisi kakakku?” Stefan bertanya pada dokter.“Pasien sudah sadar dan melewati masa kritis, nggak perlu dirawat di ICU lagi.”Semua orang akhirnya bisa menghela napas lega. Odelina sudah boleh dipindahkan ke bangsal umum. Stefan mengatur bangsal VIP untuk kakak iparnya. Bangsal VIP yang tenang, cocok untuk memulihkan diri.Meskipun Odelina sudah sadar, tubuhnya masih sangat lemah. Setelah didorong kembali ke bangsal, dia pun tertidur lagi.Olivia menggendong Russel dan duduk di samping tempat tidur untuk menjaga Odelina. Olivia sesekali menyentuh ujung hidung kakaknya dengan tangan
Daniel tidak mengatakan apa pun lagi.Setelah semua orang melihat Odelina, Sarah meminta para menantunya pulang lebih dulu dan tidak mengganggu Odelina.Lingkaran hitam di bawah mata Stefan dan Olivia juga sangat kentara. Setelah mengetahui kalau Odelina telah melewati masa kritisnya, keluarga Sanjaya dan keluarga Santoso juga datang untuk menjenguk Odelina.Yuna tetap tinggal di rumah sakit, hingga Odelina sadar untuk kedua kalinya, dia baru benar-benar merasa lega.Pengawal keluarga Adhitama membelikan sarapan untuk semua orang. Selesai sarapan, Stefan berkata kepada Daniel, “Dan, kamu pulang dan istirahat dulu. Tadi malam kita sepakat aku akan gantikan kamu saat tengah malam. Kamu malah jaga sendirian sepanjang malam.”“Aku nggak apa-apa. Aku nggak ngantuk, juga nggak capek. Aku tunggu sebentar lagi.”Daniel menatap Odelina yang sedang dikelilingi oleh kerabat dan teman-teman. Odelina sadar untuk kedua kalinya. Suaranya masih sangat lemah, tapi kondisinya sedikit lebih baik daripada
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela