Hari ini Yenny tidak bisa menjalankan tugas yang diberikan oleh wanita misterius itu, dan dia khawatir wanita itu akan mengincar keluarganya. Maka itulah Yenny meminta Roni mengantarnya pulang.Sebenarnya Roni tidak suka kalau dia harus pergi ke rumah orang tuanya Yenny. Setiap kali dia ke sana, ibunya Yenny pasti akan selalu mengeluh serba kekurangan. Roni yang mendengar keluh kesahnya pun jadi tidak enak hati dan memberikan sejumlah uang kepadanya. Uang yang Roni berikan memang tidak seberapa, tapi tetap saja Roni merasa tidak nyaman jika harus memberikannya setiap kali. Dia jadi merasa keluarganya Yenny hanya menganggapnya sebagai mesin ATM. Untungnya Yenny dengan tulus menyukainya. Setiap kali orang tua dia meminta uang, Yenny selalu memihak kepada Roni. Dia ingin secepat mungkin menikah dengan Roni agar orang tuanya tidak bisa memeras Roni terus.Uang mahar juga sudah turun dari yang awalnya miliaran menjadi hanya beberapa puluh juta saja. Di pinggiran kota, sekian puluh juta suda
“Mereka cuma menganggap aku sebagai mesin ATM. Mereka kira aku banyak uang, padahal sekarang aku cuma jadi sopir taksi online!”Suasana hati Roni jauh memburuk setelah Odelina menutup teleponnya, dan dia jadi terus mengomel ke Yenny tanpa henti. Dulu ketika Yenny masih bekerja sebagai sekretaris, dia juga merasakan hal yang sama. Yang jelas dia sudah memberikan separuh gajinya kepada orang tua, setelah itu mau seperti apa ibunya berkata, dia tetap tidak memberi lebih. Lama kelamaan, ibunya pun sudah tidak meminta lagi. Akan tetapi lama-lama Yenny kesal karena Roni terus mengomel. Seburuk-buruknya, tetap saja yang Roni bicarakan adalah orang tuanya sendiri.“Kamu jangan salahin mereka terus. Mereka sudah susah payah ngerawat aku sampai sekarang. Kalau kita menikah, kamu akan jadi menantu mereka. Apa salahnya kasih uang buat mereka berobat? Memangnya orang tua kamu nggak pernah minta uang sama kamu? Kakak kamu itu juga nggak tahu malu banget pula. Seumur-umur belum pernah aku ketemu oran
Yenny berlutut di lantai dan menutupi wajahnya yang sudah bercucuran air mata. Setelah menangis untuk waktu yang cukup lama, dia berdiri dan menyeka air matanya dengan tisu dan mulai melangkah ke depan. Untuk sementara waktu, dia masih belum mau cerai dengan Roni. Kalau dia cerai, dia tidak akan bisa menjalankan tugas yang diberikan oleh wanita misterius itu. Jika itu terjadi, bagaimana dengan keluarganya nanti?Roni adalah pria yang dia Yenny rampas dari orang lain. Kalau Yenny semudah itu berpisah dengan Roni, bukankah nanti dia yang akan jadi bahan tertawaan orang lain? Dalam hati Yenny berkata kepada dirinya sendiri untuk tidak gentar ataupun terlihat lemah. Dia harus bisa menangani keluarganya Roni dengan baik agar tidak menjadi sama seperti Odelina!Odelina tidak tahu tentang konflik antara Roni dengan Yenny. Dia paling tidak suka dengan nada bicara Roni, maka itu dia langsung menutup telepon. Dia sudah memberi tahu ukuran bajunya Russel. Kalau memang Roni benar-benar berniat mem
“Daniel …?”Daniel tidak berkedip satu kali pun menatap Odelina, bahkan ketika dipanggil olehnya. Ketika Daniel tersadar, barulah dia menjawab sambil tersenyum malu, “Mungkin karena setiap hari kita ketemu, aku baru sadar kayaknya kamu sudah kurusan jauh, ya. Kamu jadi kelihatan lebih cantik jauh, nggak kalah sama Cherly.”Ketika sudah terlanjur mengucapkannya, Daniel baru sadar betapa bodohnya dia membandingkan Odelina dengan Cherly.“Kamu bisa saja. Mukaku biasa-biasa saja, Cherly jauh lebih cantik.”“Odelina, Cherly itu … dia anak teman baiknya mamaku. Dia lagi datang ke Mambera untuk keperluan bisnis. Dia sekarang tinggalnya di rumahku. Mamaku memperlakukan dia sudah kayak anaknya sendiri. Kamu tahu sendiri aku ini empat bersaudara cowok semua. Mamaku nggak pernah punya anak cewek, padahal dia senang banget kalau bisa punya anak cewek. Nenek Sarah mau banget gendong cucu cewek, kalau mamaku senang banget anak cewek. Mereka berdua memang sama saja. Cherly lebih kecil dariku sedikit.
“Kamu benar-benar ngerasa aku cocok sama Cherly? Apa kamu nggak merasa Cherly mendekat karena jabatanku?”“Keluarganya Cherly juga punya perusahaan, bahkan dia sendiri diangkat jadi wakil CEO. Intinya dia sudah punya apa pun yang kamu punya, jadi mustahil kalau dia mengincar jabatan kamu. Justru kalian berdua bisa jadi sekutu yang kuat kalau bersatu.”Odelina menatap Daniel bagaikan sedang melihat monster. Dia sungguh tidak mengira Daniel akan bertanya seperti itu kepadanya. Yanti adalah orang yang memiliki standar tinggi. Gadis mana pun yang bisa disukai olehnya sudah pasti adalah orang yang cerdas.“Bukan. Maksudku, di antara semua cowok yang Cherly kenal, bisa dibilang aku yang paling mapan. Mungkin saja dia mau sama aku bukan karena rasa suka. Lihat saja bekas luka yang ada di mukaku ini, masa dia nggak takut?”“Nanti kalau kamu sudah jatuh cinta sama Cherly, aku berani jamin, tanpa harus dia minta pun kamu pasti langsung lari pontang-panting ke bedah plastik untuk hilangin bekas l
Kebetulan saat itu mobil yang Stefan naiki baru saja memasuki area rumahnya. Sebelum Stefan turun dari mobil, dia sudah mendengar suara tangisan Russel. Begitu mobilnya berhenti, dia langsung turun dan berlari ke arah Olivia.Saat itu Olivia dan kakaknya sedang sibuk membujuk Russel agar tidak menangis lagi. Ketika melihat Stefan pulang, Olivia langsung berkata kepada Russel, “Russel, lihat tuh Om Stefan sudah pulang. Dia bisa betulin sepeda kamu.”“Russel, nggak usah sedih, biar Om saja yang betulin sepeda kamu,” ujar Daniel menyambung perkataan Olivia.Ketika Stefan berjalan mendekati mereka, Russel langsung menjulurkan tangannya meminta digendong oleh Stefan. Kemudian dia bertanya kepada Stefan sambil menangis, “Om Stefan, sepedaku rusak. Om bisa betulin, nggak?”Stefan meminta Olivia mengambilkannya selembar tisu. Olivia mengambil selembar tisu dan memberikannya kepada Stefan, lalu Stefan mengelap air mata Russel dan berkata, “Om Daniel sudah bantu kamu betulin sepedanya. Tenang sa
“Kalau Russel belajar bela diri, nanti kamu bisa jadi lebih jago naik sepeda, lho. Russel mau?”“Mau!”Lantas Stefan menggendong Russel menghampiri seorang pria berpakaian hitam yang berdiri tak jauh dari sana. “Russel, Om sudah cariin kamu guru untuk ngajarin kamu bela diri. Kamu belajarnya yang serius, ya.”Spontan semua orang langsung menoleh ke arah pria asing tersebut.“Stefan pernah bilang mau cariin guru bela diri biar Russel jadi lebih kuat dan bisa jagain dirinya sendiri,” kata Olivia kepada kakaknya.“Wah, makasih banget, ya.”Odelina sungguh tersentuh dengan kebaikan Stefan terhadap Russel. Setelah apa yang terjadi di kebun binatang tempo hari, Stefan memang pernah bilang ingin Russel belajar bela diri. Odelina pun sependapat, bahwa yang namanya anak laki-laki setidaknya harus bisa melindungi dirinya sendiri.“Padahal tinggal kasih tahu aku saja. Biar aku sendiri yang ngajarin Russel bela diri,” kata Daniel.“Kerjaan kamu kan sudah sibuk banget. Aku mana enak ngerepotin kamu
Odelina segera meminta Russel untuk menyapa gurunya.“Halo, Pak Yandra,” sapa Russel dengan suaranya yang menggemaskan, dan Yandra menyahutnya singkat. Bakat Russel dalam bela diri memang biasa saja, tapi Yandra cukup menyukainya karena tampangnya sangat menggemaskan.“Silakan masuk ke dalam, Pak Yandra.”Stefan dan Olivia sama-sama mempersilakan Yandra masuk ke dalam, sementara Odelina menuntun Russel berjalan bersama dengan Daniel.“Odelina, siang nanti kamu mau ambil mobil, ya?” tanya Daniel.“Iya,” jawab Odelina.Wajah Odelina langsung berseri-seri ketika membahas soal mobil. Meskipun mobil yang dia beli bukan mobil mahal, itu adalah mobil pertama yang dia beli sendiri.“Kebetulan, siang nanti aku juga kosong. Biar aku temani kamu.”“Nggak usah, Daniel. Cuma ambil mobil saja, kok, habis itu langsung pulang. Lagian sudah ada Olivia juga yang pergi bareng aku.”“Oh, aku kira kamu perginya sendiri. Kalau ada Olivia yang menemani, aku nggak ganggu, deh. Pertama kali bawa mobil kamu har
“Nenek yang pilih dia sebagai calon istriku. Lagi pula aku nggak seperti Kak Samuel, ada perempuan lain yang dia sukai. Yohanna pasti akan jadi istriku. Tentu saja aku akan lindungi dia. Nenek pilihkan istri yang pandai makan untukku karena aku suka masak. Istriku suka makan, jadi sangat cocok, kan? Kalau nggak ada yang bisa bantu cari kekurangan dari masakanku, gimana aku bisa maju?” kata Ronny.Stefan tertawa pelan. “Masuk akal juga. Nenek mungkin juga berpikir seperti itu. Makanya dia carikan perempuan yang sangat pilih-pilih makanan untukmu. Dia dinas ke luar kota tapi bawa kamu. Itu artinya dia cukup percaya padamu. Jaga dia baik-baik. Biar dia lihat kebaikanmu. Nanti kamu bisa dekati dia dengan lebih mulus.”“Aku hanya urus makanannya tiga kali sehari. Yang lain nggak perlu aku urus. Nggak perlu buru-buru. Baru kenal beberapa hari. Aku bahkan belum merasakan apa-apa.”Ronny tidak jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Yohanna. Dia hanya tahu kalau neneknya telah memilih Yohann
Ronny kembali ke kamar yang dia tempati, dua pengawal pria sedang satu mandi, satu lagi sedang menonton TV. Ronny hanya menyapa mereka, kemudian masuk ke kamarnya sendiri. Setibanya di Doha, dia tidak perlu lagi berada di sisi Yohanna, jadi kamarnya sudah selesai dibereskan. Lelaki itu hanya perlu menunggu untuk mandi. Melihat waktu sudah tengah malam, Ronny mengirim pesan di grup keluarga, "Saudara-saudara, ada yang belum tidur? Temani aku mengobrol sebentar." Tidak lama kemudian, kakaknya, Stefan, merespon di grup, "Kalau mau ngobrol, personal saja, jangan di grup, nanti mengganggu istirahat para orang tua dan kakak iparmu." Olivia biasanya tidur sekitar jam 10 malam. Ronny pun mengirim pesan pribadi kepada kakaknya. Dia mengirim pesan suara, karena tahu kakaknya tidak suka mengetik, dia merasa mengetik terlalu lama. "Kakak, masih belum tidur? Masih ada pertemuan sampai semalam ini?" Ronny bertanya dengan perhatian. "Kamu juga belum tidur? Menunggu untuk masak buat majikanm
Meskipun hanya makanan ringan yang sederhana, tampilannya saja sudah cukup menggugah selera. Yohanna belum makan malam, hanya memakan beberapa camilan sebagai pengganjal perut, jadi saat ini dia sudah merasa lapar."Apakah kamu sudah makan?" Yohanna bertanya kepada Ronny sambil makan.Meskipun Ronny adalah kokinya, karena dia tahu lelaki itu ada usaha sendiri juga, sehingga Yohanna sedikit menghargai Ronny. Dia merasa lelaki itu sudah cukup sukses dalam kariernya, dan masih terus belajar. Demi masakan, dia bahkan rela menurunkan jabatannya sebagai bos dan datang jauh-jauh untuk menjadi kokinya. Selain itu, dia juga bisa cepat beradaptasi dengan peran koki, dan selalu sopan terhadap dirinya. Yohanna bisa mengatakan bahwa Ronny pasti akan lebih sukses di masa depan. Potensi pria ini tidak terduga. Itulah sebabnya dia sering menggoda adiknya, bahwa jika adiknya benar-benar menyukai Ronny, dia akan senang untuk menjodohkan mereka. Ronny benar-benar sangat luar biasa dan tampan. Bersam
Orang-orang Rosalina belum tentu orang suruhannya keluarga Adhitama, tetapi jika mereka benar-benar menyentuh anak buah Rosalina, maka dugaan perempuan itu akan terbukti. Karena saat ini, Giselle tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi orang-orang yang diatur oleh Rosalina.Giselle berkata, "Baiklah, kalau begitu setelah kalian mengalihkan perhatian mereka, datanglah menjemputku."Dengan sangat terpaksa, perempuan itu berpura-pura lupa membawa dompet, lalu berbalik masuk ke dalam. Dia menunggu pemberitahuan dari pengawal bahwa dia bisa pergi, baru kemudian dia akan pergi.Dua mobil melaju memasuki tempat parkir Hotel Doha di malam hari. Tidak lama kemudian, sekelompok orang naik lift langsung ke lantai atas. Sampai di lantai atas, pintu lift terbuka, Yohanna keluar dari lift dikelilingi oleh para pengawal. Dua pengawal wanita mengikuti di belakangnya.Saat hampir sampai di depan pintu kamar, dua pengawal pria berhenti, sementara dua pengawal wanita menemani Yohanna hingga ke depan pi
Menurut Jordan, orang tua mereka sebenarnya paling menyayangi Giselle. Namun, mereka memindahkan semua harta keluarga atas namanya setelah dia menceritakan kebiasaan boros perempuan itu dan bagaimana kedua bibi mereka mengincar Giselle untuk dimanfaatkan. Orang tua mereka hanya ingin melindungi harta keluarga agar tidak habis sia-sia. “Kak Giselle sekarang hanya masih mau berhubungan denganmu sebagai adik. Kalau kamu terus menyebut-nyebut mereka di depanku, terus-menerus menguliahi aku, atau selalu bertengkar denganku, aku mungkin bahkan nggak akan mau berhubungan lagi denganmu. Aku sudah berada di posisi terburuk saat ini,” kata Giselle. Dia sekarang sudah menjalin hubungan dengan Lota dan punya banyak uang untuk dihabiskan. Selama dia melakukan pekerjaannya dengan baik untuk lelaki tua itu, meski suatu saat nanti Lota tidak lagi mendukungnya, dia sudah menyimpan cukup banyak uang. Keluarga seperti ini, kalau pun tidak ada hubungan lagi, dia tidak peduli. Jordan merasa Kakak
"Aku sudah kirim uang ke kamu, Kakak harus gunakan uang itu untuk beli makanan bergizi dan memulihkan tubuh," ujar Jordan, yang masih merasa kasihan pada Kakak Keduanya. Namun, dia tidak bisa memberikan terlalu banyak uang. Kakaknya ini terlalu boros, dan kurang bijak serta mudah dipengaruhi oleh kedua bibinya. Dia hanya bisa mengontrol pengeluaran kakaknya dengan tidak memberikan uang terlalu banyak, meskipun kakaknya memarahinya, dia tetap tidak akan memberikan lebih. Orang tua mereka juga sudah berpesan agar tidak memberikan terlalu banyak uang pada Kakak Kedua. Mereka lebih memahami sifat Kakak Kedua dibandingkan dirinya. "Aku tahu, aku ini juga sayang pada tubuhku sendiri," jawab Giselle dengan nada tidak sabar. "Kalau begitu, traktir aku makan enak." "Kakak mau makan di mana?" tanya Jordan. "Kamu ini adik ipar dari keluarga Adhitama. Ajak aku makan di Mambera Hotel, apa mereka akan membebaskan biaya untukmu?" Jordan menjawab, "Aku nggaj nay minta sama Kak Calvin. Ka
Mengatakan bahwa dia bukan orang baik, apakah mereka adalah orang baik? Kalau Rosalina orang baik, dia seharusnya berbesar hati, tidak mempermasalahkan masa lalu, dan memberikan semua warisan orang tua kepada dia. Barulah itu disebut orang baik. "Kak Giselle, aku nggak bermaksud seperti itu, aku nggak pernah berpikir begitu. Dalam hatiku, Kakak dan Kak Rosalina sama-sama saudaraku. Aku hanya merasa Kak Giselle sekarang harus belajar mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri, memahami situasi dan bertindak sesuai kondisi." "Kita nggak bisa terus hidup di bawah perlindungan orang tua. Sekarang Papa dan Mama nggak bisa membantu kita lagi, kita harus bergantung pada diri sendiri." "Kak Rosalina juga nggak seburuk yang Kakak pikirkan. Kalau dia benar-benar kejam, Kakak nggak akan bisa duduk di sini memakinya." "Kak Rosalina juga nggak merebut harta kita. Dia hanya mengambil kembali warisan yang ditinggalkan oleh Paman untuknya. Menurut hukum, harta yang atas nama Ibu juga harus dib
Giselle menepuk-nepuk wajahnya dan berkata, "Aku bahkan nggak pakai riasan, oh, sekarang aku bahkan nggak punya uang untuk beli kosmetik." Dia masih dalam masa pemulihan setelah melahirkan dan meskipun pengasuh bulanan membuatkan makanan bergizi setiap hari, tubuhnya belum sepenuhnya pulih dalam waktu beberapa hari ini. Jordan memandangi kakaknya beberapa saat, lalu berkata, "Kak Giselle masih muda, baru berusia dua puluhan. Meski tanpa kosmetik, Kakak sudah cantik alami." Adiknya ini sepertinya memang tipikal laki-laki polos. Sebagus apa pun dia masih muda, dia tetap butuh kosmetik dan produk perawatan kulit. Dulu, saat orang tua mereka masih ada, semua produk perawatan kulit yang dia gunakan adalah merek paling mahal. Jika sehari saja tidak memakainya, dia merasa tidak nyaman. "Kak Giselle, sudah makan belum?" tanya Jordan. "Belum. Aku mana punya uang untuk makan? Lebih baik aku mati kelaparan saja, aku sudah nggak lagi dimanjakan oleh Papa dan Mama, dan adikku juga lebih m
Ketika liburan musim panas tahun depan tiba, Jordan berencana mengikuti ujian SIM. Saat ini, setiap kali dia keluar rumah, dia hanya bisa naik taksi atau meminta sopir keluarga untuk mengantarnya. Rosalina mengatur agar sopir keluarga mengantar adiknya menemui Giselle. Setelah sopir membawa Jordan pergi, Rosalina juga diam-diam mengirim orang untuk mengikuti adiknya. Tujuannya adalah untuk mencari tahu di mana sebenarnya Giselle tinggal sekarang.Dia tidak percaya begitu saja saat Giselle mengatakan bahwa dia tidak memiliki tempat tinggal tetap. Jika keadaannya benar-benar separah itu, Giselle pasti sudah datang untuk membuat keributan. Bahkan jika Giselle tidak berada di Mambera, dengan temperamennya, dia pasti sudah datang ke Vila Permai untuk membuat masalah. Tidak mungkin dia diam saja seperti sekarang. Sekitar setengah jam kemudian, Jordan sudah tiba di kafe tempat Jordan dan Giselle berjanjian. Saat turun dari mobil, Jordan berkata kepada sopir, "Nanti aku akan pulang send