Ketiga kakak lelaki Daniel tidak berani menjawab. Mereka khawatir jika membantu adiknya lagi, maka ibunya akan menyalahkan mereka yang telah terlalu memanjakan Daniel.Daniel menemani Cherly keluar dari rumah, keduanya berjalan santai di jalanan sekitar taman rumah. Akan tetapi langkah kaki lelaki itu sangat cepat sekali. Cherly yang mengenakan sepatu hak sedikit kewalahan mengikuti langkah lelaki itu.“Kak Daniel,” panggilnya sambil menarik tangan Daniel.“Kenapa?”Sikap Daniel pada Cherly tidak buruk dan tidak juga baik. Dia tidak benci dengan perempuan itu, tetapi hanya tidak ada perasaan lebih dengan Cherly. Dia juga tidak suka kekasih yang dipilih dan diatur langsung oleh keluarganya.“Kak Daniel lagi lomba lari sama aku?”Daniel menatapnya sambil berkata, “Bukannya bilang mau jalan? Kalau mau lomba lari juga nggak boleh dalam keadaan setelah makan begini. Nanti sakit perut.”“Kak Daniel, jangan pura-pura bodoh. Di sana ada kursi, kita duduk sambil ngobrol sebentar.”Daniel ingin
Cherly setuju dan berkata, “Aku juga orang yang seperti itu. Bisa membedakan waktu kerja dan waktu istirahat. Kak Daniel, aku boleh tanya beberapa pertanyaan?”“Tanya saja,” sahut Daniel. “Kedua orang tua kita mau menjodohkan kita berdua. Aku pribadi cukup senang dengan Kak Daniel, bisa dibilang aku menyukai Kakak. Kalau masalah cinta, sepertinya masih terlalu cepat sekali untuk menentukan, tapi aku percaya lambat laun aku akan jatuh cinta dengan Kak Daniel.”Bagi Cherly, sosok Daniel merupakan sosok impiannya. Dia suka dan juga kagum dengan lelaki itu.“Tapi Kak Daniel selalu menghindar, apa karena aku kurang baik? Atau Kak Daniel sudah ada orang yang disukai?” Daniel tidak menyangka bahwa perempuan ini sangat terus terang sekali.Cherly tidak basa-basi dan langsung bertanya pada inti masalahnya. Sifat seperti itu cukup cocok dijadikan sebagai temannya. Daniel menatap Cherly dan untuk pertamanya dia melihat perempuan itu dalam jarak yang cukup dekat.Harus diakui bahwa perempuan itu
Daniel memang tidak ingin ibunya ikut campur hubungannya, tetapi dia harus mengakui kalau apa yang dikatakan Cherly memang benar.“Setelah aku berbincang dengan Kak Daniel, aku merasa pandangan kita berdua nggak beda jauh. Kak Daniel juga merasa aku pintar, jadi kita bisa coba menjalaninya, kan? Setelah kita bersama dan Kak Daniel merasa kita nggak bisa bersatu, aku nggak akan mengganggu Kak Daniel lagi.”Daniel hanya diam saja dan tidak menjawab.“Apakah Kak Daniel sudah ada orang yang disukai?”“Nggak ada.”Daniel tidak mengakui bahwa dirinya menyukai seseorang. Dalam pikirannya tanpa sadar memikirkan sosok perempuan yang dulunya gemuk dan telah mengurus secara perlahan. Bukannya dia sudah menepis kenyataan dia menyukai Odelina di hadapan Stefan dan yang lainnya? Kenapa sekarang justru memikirkan perempuan itu?Dia menyukai Russel, bukan ibunya Russel.Daniel tersadar dan bergegas membuang sosok Odelina dari pikirannya tanpa berani memikirkan perempuan itu lagi. Cherly hanya tertawa
Odelina mengatakan bahwa dia tidak akan bisa berbaur dan tidak akan memaksa dirinya sendiri. Jika dia bisa bergabung dalam lingkup sosialita, maka tidak perlu dipaksakan juga akan berjalan dengan sebagaimana mestinya.Stefan cukup kagum dengan sifat kakak iparnya itu. Odelina merupakan perempuan yang tahu batasan dan juga mengerti dengan keadaan. Hal itu juga tidak membuatnya berkecil hati.“Pakai gaun ini? Aku merasa nggak begitu bagus.”Olivia menerima gaun yang dipilihkan oleh Stefan untuknya sambil melihat-lihat. Entah kenapa dia merasa ada yang salah, tetapi dia tidak tahu keanehannya ada di bagian mana.”“Bagus, bagus sekali. Tubuhmu bagus dan auranya juga keluar, jadi pakai baju apa pun akan menjadi sangat bagus.”“Aku coba pilih dulu yang lain,” ujar Olivia.Semua baju di dalam ruang pakaian tersebut memang Stefan yang menyiapkannya. Ada banyak gaun yang berbagai jenis hingga cukup untuk membuka sebuah butik. Ketika Olivia memilih gaun, dia hanya memilih yang bagus dan tidak sa
“Sayang, aku dandanin kamu.”Tanpa berpikir panjang Olivia langsung menolak permintaan lelaki itu.“Aku masih mau ketemu orang-orang!”Satu penolakan Olivia membuat Stefan tidak bisa berkata apa pun lagi. Respons lelaki itu membuat Olivia terbahak dan bertanya, “Memangnya kamu bisa? Jangan-jangan kamu malah buat aku seperti badut. Dengan begitu nggak akan ada orang yang mau melihatku.”“Aku memang belum pernah mendandani perempuan, tapi aku juga nggak akan dandanin kamu jadi badut buat ditertawakan orang-orang.”“Nggak apa-ap, aku nggak percaya denganmu. Biar aku sendiri saja dan kamu siap-siap.”Stefan tidak ingin pergi dan menjawab, “Nggak ada yang perlu aku persiapkan. Aku hanya perlu ganti jas, pasang sepatu dan kamu pasangin dasi. Selesai!”Lelaki itu tidak perlu mengenakan bedak karena sudah terlahir tampan. Seorang Stefan tidak akan mungkin dandan dan mengenakan bedak.“Kita nggak perlu buru-buru, nggak perlu tepat waktu. Yang penting hadir saja.”Selama ini, Stefan selalu tela
Olivia tidak tahan lelaki itu yang terus berceramah di sampingnya.“Sayang, kamu galak sama aku. Kamu nggak suka sama aku lagi.”Olivia ingin sekali menendang lelaki itu .“Kalau kamu masih nggak keluar, malam ini aku tidur di ruang tamu.”Stefan bergegas berbalik pergi sambil bergumam, “Istriku nggak mau sama aku. Dia sudah nggak mau sama aku lagi.”Olivia dibuat tidak tahu harus berkata apa karena lelaki itu. Semua miliknya sudah diserahkan pada lelaki itu. Apa yang harus Stefan khawatirkan?Dua menit kemudian, Stefan sudah duduk di hadapan kedua orang tuanya. Dia melihat ayahnya yang mengenakan setelan jas putih sambil berkata, “Pa, Papa sudah tua, kenapa masih pakai jas putih? Mau menyaingi anak Papa ini?”“Kenapa aroma persaingan begitu kuat? Memangnya Papa sudah tua sekali? Papa merawat diri Papa dengan sangat baik. Mama kamu bilang kalau kita bersebelahan akan terlihat seperti saudara, bukan ayah dan anak. Mama kamu bilang Papa ganteng kalau pakai jas putih, mirip pangeran di ne
“Iya, istriku memang hebat.”Handi membuka mulutnya tanpa tahu harus berkata apa. Saat keduanya saling bertatapan penuh permusuhan. Dua orang perempuan yang paling dikagumi seantero Mambera tampak menuruni tangga.Olivia mengenakan kalung berlian yang langsung dikenali oleh Stefan bahwa bukan pemberian lelaki itu. Tanpa bertanya dia langsung tahu kalau kalung tersebut pemberian ibunya. Dewi naik dan melihat menantunya tengah berdandan karena ingin memberikan kalung yang dia simpan dalam tas untuk Olivia.Dewi berkata jika perhiasan tersebut terlalu berlebihan dan tidak pantas untuk usianya. Lebih cocok jika digunakan oleh Olivia. Dewi terlahir dari keluarga kaya dan sejak kecil sudah menerima banyak sekali perhiasan mahal. Setelah menikah dengan Handi, dia disayang oleh lelaki itu dan menerima lebih banyak perhiasan mahal dari suami.Ditambah lagi saat dia melahirkan Stefan, mertuanya memberikan perhiasan dengan harga selangit sebagai hadiah. Dewi tidak memiliki anak perempuan, sehingg
Mambera Hotel tidak membuka untuk umum di siang hari. Ruangan di dalam hotel sudah didekor dengan indah. Saat langit sudah gelap, beberapa pebisnis senior sudah hadir di sana. Beberapa dari mereka menganggap dengan datang lebih awal maka akan ada kesempatan untuk berbincang dengan keluarga Kusuma lebih lama. Alangkah baiknya lagi jika bisa bertemu dengan Chandra.Jika datang terlambat, terlalu banyak orang dan akan ada banyak pebisnis penting. Pebisnis kecil seperti mereka akan tersingkirkan.Dari pengalaman yang lalu, Stefan pasti akan datang paling akhir. Jika ada lelaki itu, maka Aksa akan absen. Malam ini banyak yang menebak apakah kedua CEO terhebat di Mambera tersebut bisa hadir secara bersama?Apakah Olivia akan datang bersama dengan Stefan? Akhir-akhir ini Olivia kerap berseliweran di kalangan sosialita. Akan tetapi yang membawanya adalah Yuna. Oleh karena itu, ada banyak sekali gosip miring yang mengira hubungan Olivia dan Dewi tidak harmonis. Mereka tidak pernah datang ke seb
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela