“Pak Jonas duduk di gazebo ini dulu, ya,” ujar si pelayan setelah mengajak Jonas masuk dan meminta maaf karena menyuruhnya menunggu di gazebo. “Nggak apa-apa, kok. Kamu kembali saja lakukan pekerjaanmu,” balas Jonas sambil tersenyum lalu duduk di depan sebuah meja batu yang berada di bawah gazebo.Kemudian dia meletakkan makanan kesukaan Amelia yang dibawanya di atas meja batu yang ada di depannya. Jonas sama sekali tidak bertanya ada masalah apa di dalam kediaman keluarga Sanjaya. Dia sering berkunjung dengan berbagai alasan setelah membeli rumah di sebelah kediaman keluarga Sanjaya. Pelayan di rumah ini juga sudah mengenalnya dan memperlakukannya dengan sangat sopan. Mereka akan membawa Jonas masuk ke dalam rumah dengan sangat sopan dan hormat. Namun, kedatangannya kali ini sedikit berbeda dari biasanya. Si pelayan tidak langsung mempersilakan Jonas untuk masuk ke dalam rumah. Pelayan itu justru menyuruh Jonas untuk menunggu di dalam gazebo yang berada di halaman. Kemungkinan besar
Andai saja Tiara tidak perlu menderita dan kesakitan karena kehamilan dan proses melahirkan untuk mendapatkan anak bersama Aksa. Dia pasti akan senang menyambut kehamilan dan kelahiran anaknya. Aksa juga rela menanggung semua kesakitan itu kalau saja laki-laki juga bisa mengandung dan melahirkan. Tidak lama kemudian, seorang pelayan datang dan membisikkan sesuatu di telinga Amelia. Amelia langsung memberikan beberapa perintah kepada pelayan itu dengan berbisik. Lalu si pelayan pergi lagi setelah selesai mendapat instruksi dari Amelia. “Kak Tiara, Kakak nggak usah marah sama Kak Aksa. Dia lagi kesurupan, biar Mama saja yang marahin dia,” ujar Amelia setelah si pelayan itu pergi. Tiara benar-benar naik pitam. Dia sudah menikah selama bertahun-tahun dengan Aksa dan selama itu juga Tiara selalu melakukan tindakan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Semua itu dia lakukan karena sikap Aksa yang terlalu mendominasi dan selalu ingin memonopoli Tiara. Banyak orang di luar sana yang mengat
“Odelina, apa ada cara untuk bisa menghentikan Tiara muntah?” tanya Aksa bingung.Aksa sangat mencintai istrinya. Dia merasa sedih ketika melihat istrinya muntah terus-menerus. Bahkan dia sampai berpikir untuk menggugurkan kandungan Tiara. Sekarang dia juga tidak tega untuk menyuruh Tiara menggugurkan kandungannya setelah mendengar penjelasan ibunya kalau aborsi jauh lebih berbahaya daripada melahirkan. “Aku nggak tahu gimana caranya untuk menghentikan muntah-muntahnya Kak Tiara. Tapi kalian bisa pergi ke dokter kalau memang muntahnya sudah sangat parah. Karena aku nggak terlalu sering muntah ketika hamil Russel,” jawab Odelina jujur. Odelina sempat mendengar orang-orang berbicara betapa parahnya muntah mereka di pagi hari ketika Odelina memeriksakan kandungannya ke bidan. Bahkan ada juga yang terus muntah sampai mereka melahirkan. Saat itu, Odelina sangat bersyukur karena bayinya sangat pengertian dan tidak menyusahkannya. “Kami sudah pergi ke dokter, tapi nggak terlalu membantu,”
Kemudian Olivia berkata, “Tante, aku harus kembali ke toko buku. Kalian bisa nggak temani Kak Odelina ke toko 4S? Dia mau membeli mobil di sana. Aku merasa nggak aman kalau melihat dia membawa Russel ke mana-mana pakai sepeda listrik terus. Aku sudah bilang sama dia untuk beli mobil saja. Lagi pula, Stefan juga mau memberikannya sebuah mobil. Tapi Kak Odelina malah menolaknya.”“Aku bisa kok beli mobil sendiri. Aku nggak butuh Stefan untuk membelikanku mobil. Aku nggak mau dianggap kakak ipar yang memanfaatkan adik iparnya yang kaya raya,” ujar Olivia. Walaupun dia tidak kaya, dia juga tidak ingin orang-orang berpikir kalau dirinya sudah memanfaatkan keluarga adik iparnya yang kaya raya. Olivia tersentuh lalu berkata, “Kak, Stefan dan keluarganya nggak mungkin berpikir begitu.”Dia tahu kalau kakaknya pasti akan selalu berpikir seperti itu. Kemudian Odelina kembali berakta, “Kakak tahu kalau Stefan dan keluarganya nggak akan berpikir begitu. Tapi belum tentu orang lain memiliki cara
Yuna dan semua anggota keluarga Sanjaya lainnya berharap Amelia akan menikahi pebisnis muda yang tinggal di Mambera. Jadi, mereka masih bisa sering bertemu satu sama lain.Mereka bisa tahu bagaimana keadaan Amelia dan apa mungkin dia menerima perlakuan jahat dari mertuanya kalau Amelia tinggal di Mambera. Namun, mereka tidak akan tahu bagaimana kehidupan rumah tangga Amelia kalau Amelia tinggal jauh dari mereka. Walaupun keluarga Junaidi memiliki sifat baik layaknya keluarga Adhitama. Namun, Yuna dan Rudy masih enggan untuk menikahkan Amelia dengan laki-laki yang berasal dari kota lain. Sampai sekarang mereka masih belum mengatakan apa pun kepada Jonas karena Jonas juga belum menyatakan perasaannya kepada Amelia. Stefan melihat Jonas sedang duduk santai di gazebo ketika dia turun dari mobil.Jonas langsung berdiri dan tersenyum ke arah Stefan.“Kenapa Pak Jonas duduk di luar sendirian?” tanya Stefan ketika melihat klien utama perusahaannya sedang duduk di gazebo sendirian. “Aku dat
“Sebentar lagi waktunya makan, kan? Kamu pastinya nggak bisa masak di rumahmu. Kalau begitu, kamu makan di rumahku saja, ya,” ajak Amelia.Jonas sudah cukup sering makan bersama di kediaman keluarga Sanjaya dan tidak lagi merasa sungkan. “Dapurku masih dalam proses renovasi, jadi aku belum bisa masak di sana. Kayaknya restoran juga penuh banget ya kalau aku pergi makan ke sana sekarang. Nanti aku pasti nggak bisa makan dengan tenang di sana. Karena kamu sudah menawarkanku untuk makan di rumahmu, maka aku pun nggak sungkan lagi untuk menerimanya,” ujar Jonas sambil tersenyum.Amelia mempersilakan Jonas masuk ke dalam rumah sambil tersenyum. Dia bahkan sampai lupa untuk berbicara dengan Stefan dan Olivia.Olivia menatap Jonas dan Amelia dari belakang sambil berdiri di samping Stefan. “Mereka serasi banget, ya,” ujar Olivia. Stefan sama sekali tidak memperhatikan Amelia dan Jonas. Dia hanya fokus memperhatikan Olivia yang ada di sisinya. Namun, dia langsung menoleh ke arah dua orang it
Stefan langsung berencana kembali ke kantornya setelah selesai makan siang bersama di kediaman keluarga Sanjaya. Jonas juga kembali ke rumahnya karena dia merasa tidak enak untuk terus berada di kediaman keluarga Sanjaya terlalu lama. Aksa sempat beberapa kali memelototi Jonas dengan penuh amarah ketika mereka semua sedang makan. Namun, Jonas hanya membalas Aksa dengan senyuman yang membuatnya terlihat elegan. “Pak Jonas, kita pergi sama-sama saja, ya?” tanya Stefan. Jonas tersenyum lalu berkata, “Oke, kebetulan ada yang mau aku bicarakan sama Pak Stefan.”Olivia menemani Stefan sampai keluar rumah, tapi dia tidak ikut pergi dengan Stefan. Dia memilih untuk berada di kediaman keluarga Sanjaya untuk menghabiskan waktu lebih lama dengan Yuna. Stefan sempat berhenti ketika Olivia mengantarnya sampai di pintu masuk rumah lalu berkata, “Olivia, kamu nggak usah mengantarku. Aku mau jalan sama Jonas. Kamu nanti kembali ke toko saja setelah selesai istirahat siang ini.”Junia tidak akan ke
Jonas menatap Stefan seakan dia ingin mengetahui isi pikiran Stefan hanya dengan melihat raut wajah Stefan. “Pak Jonas nggak perlu menatapku begitu. Aku nggak pernah punya perasaan apa pun sama Amelia. Sekarang ataupun selamanya, aku nggak akan pernah menyukainya. Dia itu bukan tipeku,” ujar Stefan langsung mengetahui apa yang diinginkan Jonas ketika dia terus menatap wajah Stefan.Stefan mengatakan yang sebenarnya. Mungkin orang-orang sempat berpikir kalau alasan Stefan tidak menerima cinta Amelia adalah karena konflik di antara dirinya dan Aksa. Hanya Stefan yang tahu kalau dia memang sangat tidak menyukai Amelia. Bahkan sekalipun sifat Amelia tidak seburuk apa yang dikatakan orang-orang, Stefan tetap saja tidak menyukainya. Amelia adalah sosok perempuan yang dipenuhi dengan emosi yang terus bergejolak di dalam dirinya. Sekali Stefan bilang tidak menyukai Amelia, maka dia tidak akan bisa menyukainya. “Pak Jonas bisa mengejar Amelia dengan bebas kalau memang menyukai Amelia. Semua
“Nenek yang pilih dia sebagai calon istriku. Lagi pula aku nggak seperti Kak Samuel, ada perempuan lain yang dia sukai. Yohanna pasti akan jadi istriku. Tentu saja aku akan lindungi dia. Nenek pilihkan istri yang pandai makan untukku karena aku suka masak. Istriku suka makan, jadi sangat cocok, kan? Kalau nggak ada yang bisa bantu cari kekurangan dari masakanku, gimana aku bisa maju?” kata Ronny.Stefan tertawa pelan. “Masuk akal juga. Nenek mungkin juga berpikir seperti itu. Makanya dia carikan perempuan yang sangat pilih-pilih makanan untukmu. Dia dinas ke luar kota tapi bawa kamu. Itu artinya dia cukup percaya padamu. Jaga dia baik-baik. Biar dia lihat kebaikanmu. Nanti kamu bisa dekati dia dengan lebih mulus.”“Aku hanya urus makanannya tiga kali sehari. Yang lain nggak perlu aku urus. Nggak perlu buru-buru. Baru kenal beberapa hari. Aku bahkan belum merasakan apa-apa.”Ronny tidak jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Yohanna. Dia hanya tahu kalau neneknya telah memilih Yohann
Ronny kembali ke kamar yang dia tempati, dua pengawal pria sedang satu mandi, satu lagi sedang menonton TV. Ronny hanya menyapa mereka, kemudian masuk ke kamarnya sendiri. Setibanya di Doha, dia tidak perlu lagi berada di sisi Yohanna, jadi kamarnya sudah selesai dibereskan. Lelaki itu hanya perlu menunggu untuk mandi. Melihat waktu sudah tengah malam, Ronny mengirim pesan di grup keluarga, "Saudara-saudara, ada yang belum tidur? Temani aku mengobrol sebentar." Tidak lama kemudian, kakaknya, Stefan, merespon di grup, "Kalau mau ngobrol, personal saja, jangan di grup, nanti mengganggu istirahat para orang tua dan kakak iparmu." Olivia biasanya tidur sekitar jam 10 malam. Ronny pun mengirim pesan pribadi kepada kakaknya. Dia mengirim pesan suara, karena tahu kakaknya tidak suka mengetik, dia merasa mengetik terlalu lama. "Kakak, masih belum tidur? Masih ada pertemuan sampai semalam ini?" Ronny bertanya dengan perhatian. "Kamu juga belum tidur? Menunggu untuk masak buat majikanm
Meskipun hanya makanan ringan yang sederhana, tampilannya saja sudah cukup menggugah selera. Yohanna belum makan malam, hanya memakan beberapa camilan sebagai pengganjal perut, jadi saat ini dia sudah merasa lapar."Apakah kamu sudah makan?" Yohanna bertanya kepada Ronny sambil makan.Meskipun Ronny adalah kokinya, karena dia tahu lelaki itu ada usaha sendiri juga, sehingga Yohanna sedikit menghargai Ronny. Dia merasa lelaki itu sudah cukup sukses dalam kariernya, dan masih terus belajar. Demi masakan, dia bahkan rela menurunkan jabatannya sebagai bos dan datang jauh-jauh untuk menjadi kokinya. Selain itu, dia juga bisa cepat beradaptasi dengan peran koki, dan selalu sopan terhadap dirinya. Yohanna bisa mengatakan bahwa Ronny pasti akan lebih sukses di masa depan. Potensi pria ini tidak terduga. Itulah sebabnya dia sering menggoda adiknya, bahwa jika adiknya benar-benar menyukai Ronny, dia akan senang untuk menjodohkan mereka. Ronny benar-benar sangat luar biasa dan tampan. Bersam
Orang-orang Rosalina belum tentu orang suruhannya keluarga Adhitama, tetapi jika mereka benar-benar menyentuh anak buah Rosalina, maka dugaan perempuan itu akan terbukti. Karena saat ini, Giselle tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi orang-orang yang diatur oleh Rosalina.Giselle berkata, "Baiklah, kalau begitu setelah kalian mengalihkan perhatian mereka, datanglah menjemputku."Dengan sangat terpaksa, perempuan itu berpura-pura lupa membawa dompet, lalu berbalik masuk ke dalam. Dia menunggu pemberitahuan dari pengawal bahwa dia bisa pergi, baru kemudian dia akan pergi.Dua mobil melaju memasuki tempat parkir Hotel Doha di malam hari. Tidak lama kemudian, sekelompok orang naik lift langsung ke lantai atas. Sampai di lantai atas, pintu lift terbuka, Yohanna keluar dari lift dikelilingi oleh para pengawal. Dua pengawal wanita mengikuti di belakangnya.Saat hampir sampai di depan pintu kamar, dua pengawal pria berhenti, sementara dua pengawal wanita menemani Yohanna hingga ke depan pi
Menurut Jordan, orang tua mereka sebenarnya paling menyayangi Giselle. Namun, mereka memindahkan semua harta keluarga atas namanya setelah dia menceritakan kebiasaan boros perempuan itu dan bagaimana kedua bibi mereka mengincar Giselle untuk dimanfaatkan. Orang tua mereka hanya ingin melindungi harta keluarga agar tidak habis sia-sia. “Kak Giselle sekarang hanya masih mau berhubungan denganmu sebagai adik. Kalau kamu terus menyebut-nyebut mereka di depanku, terus-menerus menguliahi aku, atau selalu bertengkar denganku, aku mungkin bahkan nggak akan mau berhubungan lagi denganmu. Aku sudah berada di posisi terburuk saat ini,” kata Giselle. Dia sekarang sudah menjalin hubungan dengan Lota dan punya banyak uang untuk dihabiskan. Selama dia melakukan pekerjaannya dengan baik untuk lelaki tua itu, meski suatu saat nanti Lota tidak lagi mendukungnya, dia sudah menyimpan cukup banyak uang. Keluarga seperti ini, kalau pun tidak ada hubungan lagi, dia tidak peduli. Jordan merasa Kakak
"Aku sudah kirim uang ke kamu, Kakak harus gunakan uang itu untuk beli makanan bergizi dan memulihkan tubuh," ujar Jordan, yang masih merasa kasihan pada Kakak Keduanya. Namun, dia tidak bisa memberikan terlalu banyak uang. Kakaknya ini terlalu boros, dan kurang bijak serta mudah dipengaruhi oleh kedua bibinya. Dia hanya bisa mengontrol pengeluaran kakaknya dengan tidak memberikan uang terlalu banyak, meskipun kakaknya memarahinya, dia tetap tidak akan memberikan lebih. Orang tua mereka juga sudah berpesan agar tidak memberikan terlalu banyak uang pada Kakak Kedua. Mereka lebih memahami sifat Kakak Kedua dibandingkan dirinya. "Aku tahu, aku ini juga sayang pada tubuhku sendiri," jawab Giselle dengan nada tidak sabar. "Kalau begitu, traktir aku makan enak." "Kakak mau makan di mana?" tanya Jordan. "Kamu ini adik ipar dari keluarga Adhitama. Ajak aku makan di Mambera Hotel, apa mereka akan membebaskan biaya untukmu?" Jordan menjawab, "Aku nggaj nay minta sama Kak Calvin. Ka
Mengatakan bahwa dia bukan orang baik, apakah mereka adalah orang baik? Kalau Rosalina orang baik, dia seharusnya berbesar hati, tidak mempermasalahkan masa lalu, dan memberikan semua warisan orang tua kepada dia. Barulah itu disebut orang baik. "Kak Giselle, aku nggak bermaksud seperti itu, aku nggak pernah berpikir begitu. Dalam hatiku, Kakak dan Kak Rosalina sama-sama saudaraku. Aku hanya merasa Kak Giselle sekarang harus belajar mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri, memahami situasi dan bertindak sesuai kondisi." "Kita nggak bisa terus hidup di bawah perlindungan orang tua. Sekarang Papa dan Mama nggak bisa membantu kita lagi, kita harus bergantung pada diri sendiri." "Kak Rosalina juga nggak seburuk yang Kakak pikirkan. Kalau dia benar-benar kejam, Kakak nggak akan bisa duduk di sini memakinya." "Kak Rosalina juga nggak merebut harta kita. Dia hanya mengambil kembali warisan yang ditinggalkan oleh Paman untuknya. Menurut hukum, harta yang atas nama Ibu juga harus dib
Giselle menepuk-nepuk wajahnya dan berkata, "Aku bahkan nggak pakai riasan, oh, sekarang aku bahkan nggak punya uang untuk beli kosmetik." Dia masih dalam masa pemulihan setelah melahirkan dan meskipun pengasuh bulanan membuatkan makanan bergizi setiap hari, tubuhnya belum sepenuhnya pulih dalam waktu beberapa hari ini. Jordan memandangi kakaknya beberapa saat, lalu berkata, "Kak Giselle masih muda, baru berusia dua puluhan. Meski tanpa kosmetik, Kakak sudah cantik alami." Adiknya ini sepertinya memang tipikal laki-laki polos. Sebagus apa pun dia masih muda, dia tetap butuh kosmetik dan produk perawatan kulit. Dulu, saat orang tua mereka masih ada, semua produk perawatan kulit yang dia gunakan adalah merek paling mahal. Jika sehari saja tidak memakainya, dia merasa tidak nyaman. "Kak Giselle, sudah makan belum?" tanya Jordan. "Belum. Aku mana punya uang untuk makan? Lebih baik aku mati kelaparan saja, aku sudah nggak lagi dimanjakan oleh Papa dan Mama, dan adikku juga lebih m
Ketika liburan musim panas tahun depan tiba, Jordan berencana mengikuti ujian SIM. Saat ini, setiap kali dia keluar rumah, dia hanya bisa naik taksi atau meminta sopir keluarga untuk mengantarnya. Rosalina mengatur agar sopir keluarga mengantar adiknya menemui Giselle. Setelah sopir membawa Jordan pergi, Rosalina juga diam-diam mengirim orang untuk mengikuti adiknya. Tujuannya adalah untuk mencari tahu di mana sebenarnya Giselle tinggal sekarang.Dia tidak percaya begitu saja saat Giselle mengatakan bahwa dia tidak memiliki tempat tinggal tetap. Jika keadaannya benar-benar separah itu, Giselle pasti sudah datang untuk membuat keributan. Bahkan jika Giselle tidak berada di Mambera, dengan temperamennya, dia pasti sudah datang ke Vila Permai untuk membuat masalah. Tidak mungkin dia diam saja seperti sekarang. Sekitar setengah jam kemudian, Jordan sudah tiba di kafe tempat Jordan dan Giselle berjanjian. Saat turun dari mobil, Jordan berkata kepada sopir, "Nanti aku akan pulang send