“Sebentar lagi waktunya makan, kan? Kamu pastinya nggak bisa masak di rumahmu. Kalau begitu, kamu makan di rumahku saja, ya,” ajak Amelia.Jonas sudah cukup sering makan bersama di kediaman keluarga Sanjaya dan tidak lagi merasa sungkan. “Dapurku masih dalam proses renovasi, jadi aku belum bisa masak di sana. Kayaknya restoran juga penuh banget ya kalau aku pergi makan ke sana sekarang. Nanti aku pasti nggak bisa makan dengan tenang di sana. Karena kamu sudah menawarkanku untuk makan di rumahmu, maka aku pun nggak sungkan lagi untuk menerimanya,” ujar Jonas sambil tersenyum.Amelia mempersilakan Jonas masuk ke dalam rumah sambil tersenyum. Dia bahkan sampai lupa untuk berbicara dengan Stefan dan Olivia.Olivia menatap Jonas dan Amelia dari belakang sambil berdiri di samping Stefan. “Mereka serasi banget, ya,” ujar Olivia. Stefan sama sekali tidak memperhatikan Amelia dan Jonas. Dia hanya fokus memperhatikan Olivia yang ada di sisinya. Namun, dia langsung menoleh ke arah dua orang it
Stefan langsung berencana kembali ke kantornya setelah selesai makan siang bersama di kediaman keluarga Sanjaya. Jonas juga kembali ke rumahnya karena dia merasa tidak enak untuk terus berada di kediaman keluarga Sanjaya terlalu lama. Aksa sempat beberapa kali memelototi Jonas dengan penuh amarah ketika mereka semua sedang makan. Namun, Jonas hanya membalas Aksa dengan senyuman yang membuatnya terlihat elegan. “Pak Jonas, kita pergi sama-sama saja, ya?” tanya Stefan. Jonas tersenyum lalu berkata, “Oke, kebetulan ada yang mau aku bicarakan sama Pak Stefan.”Olivia menemani Stefan sampai keluar rumah, tapi dia tidak ikut pergi dengan Stefan. Dia memilih untuk berada di kediaman keluarga Sanjaya untuk menghabiskan waktu lebih lama dengan Yuna. Stefan sempat berhenti ketika Olivia mengantarnya sampai di pintu masuk rumah lalu berkata, “Olivia, kamu nggak usah mengantarku. Aku mau jalan sama Jonas. Kamu nanti kembali ke toko saja setelah selesai istirahat siang ini.”Junia tidak akan ke
Jonas menatap Stefan seakan dia ingin mengetahui isi pikiran Stefan hanya dengan melihat raut wajah Stefan. “Pak Jonas nggak perlu menatapku begitu. Aku nggak pernah punya perasaan apa pun sama Amelia. Sekarang ataupun selamanya, aku nggak akan pernah menyukainya. Dia itu bukan tipeku,” ujar Stefan langsung mengetahui apa yang diinginkan Jonas ketika dia terus menatap wajah Stefan.Stefan mengatakan yang sebenarnya. Mungkin orang-orang sempat berpikir kalau alasan Stefan tidak menerima cinta Amelia adalah karena konflik di antara dirinya dan Aksa. Hanya Stefan yang tahu kalau dia memang sangat tidak menyukai Amelia. Bahkan sekalipun sifat Amelia tidak seburuk apa yang dikatakan orang-orang, Stefan tetap saja tidak menyukainya. Amelia adalah sosok perempuan yang dipenuhi dengan emosi yang terus bergejolak di dalam dirinya. Sekali Stefan bilang tidak menyukai Amelia, maka dia tidak akan bisa menyukainya. “Pak Jonas bisa mengejar Amelia dengan bebas kalau memang menyukai Amelia. Semua
“Kalau membutuhkan bantuan kami, Bapak tinggal bilang saja. Kami pasti akan membantumu kalau bisa.”Stefan berkata, “Aku dan istriku ingin Amelia bahagia.”Yang menyukai Amelia adalah Jonas. Stefan yakin apabila Amelia menikah dengan Jonas, wanita itu akan bahagia.Keluarga Junaidi membawa kesan yang sangat positif.Di Kota Aldimo, ada banyak sekali wanita yang ingin menikah dengan Jonas.Pria itu adalah putra kelima dari keluarga Junaidi, adik kandung dari Yose, kepala keluarga besar mereka sekarang. Dibandingkan dengan saudaranya yang lain, dia lebih populer di antara wanita.Kalau dia tidak bertugas untuk mengurusi urusan bisnis keluarganya di Mambera dan harus menetap lama di Mambera, hidupnya pasti tidak akan tenang seperti sekarang.Di Mambera juga ada banyak wanita karier yang menginginkan Jonas.Hanya saja, meskipun Jonas terlihat lembut dan kalem, dia adalah pria yang tidak mudah dikejar. Dia sangat baik terhadap semua orang dan selalu tersenyum, jadi rasanya tidak mudah mau m
Cabang Ferda Group di Mambera juga sedang bersiap untuk berubah menjadi perusahaan grup.Bisnisnya terlalu besar.Jonas, penanggung jawabnya, akan semakin sibuk dan harus sering menetap di sini.Dulu, Jonas pasti akan pulang ke Vila Ferda selama seminggu setiap bulannya. Kalau sudah pulang ke rumah, dia pasti tidak ingin datang lagi. Namun, sekarang, dia rasanya ingin menetap di Mambera setiap hari.Kakak iparnya akan segera melahirkan.Jonas mengira kalau kakak iparnya melahirkan, kalau anaknya perempuan, dia akan pulang. Kalau anak yang dilahirkan sama seperti kakak ipar keduanya, laki-laki lagi, maka dia akan pulang ketika keponakan laki-lakinya itu berumur satu bulan saja.“Kamu harus membuat keluarga Sanjaya percaya padamu akan hal itu. Kamu harus membuat mereka tahu, meskipun Amelia menikah denganmu, Amelia akan tetap tinggal di Mambera, dan rumahnya juga akan sangat dekat dengan rumah orang tuanya. Setiap hari bisa pulang ke rumah orang tuanya dan makan di sana, hanya perlu berj
“Dari dulu, kamu sudah sering menemani Junia menghadiri banyak pesta yang diselenggarkan orang-orang kalangan atas. Sebenarnya, kamu nggak minder bertemu dengan mereka. Tutur kata dan sikapmu juga baik-baik saja. Hanya saja, kamu yang dulu nggak ingin menarik perhatian orang.”Yuna sangat paham mengenai masa laku kedua keponakannya.Olivia tersenyum dan berkata, “Junia dan aku selalu ikut dengan Tante Desy ke pesta karena kami ingin memakan makanan lezat yang ada di sana.”Setiap kali Junia memintanya untuk menemaninya, mereka berdua pasti akan mencari dua kursi di sudut ruangan, kemudian menikmati makanan lezat di pesta itu dengan senang hati.Mereka kan suka makan, jadi yang mereka incar pasti makanannya.Setelah makan dan minum dengan puas, mereka akan mengagumi pria tampan dan wanita cantik yang hadir di pesta tersebut, mengomentari orang-orang itu dengan suara pelan.Karena itulah, meskipun mereka berdua sering menghadiri pesta orang-orang kalangan atas, tidak ada yang mengingat n
“Oliv, apa ada kabar baik darimu?” Yuna tiba-tiba bertanya pada Olivia.Olivia yang sedang menonton video bersama Amelia. Dia mengangkat kepalanya dengan bingung saat mendengar pertanyaan bibinya itu, lalu bertanya, “Tante, maksudnya apa?”Amelia berhenti menonton video itu, juga menoleh ke arah ibunya.“Ma, maksudnya investasi yang aku lakukan bersama Olivia, ya? Kontraknya sudah ditandatangani dan pembangunan sudah dimulai. Aku sedang merekrut petani sayuran yang baik. Setelah sayurannya ditanam, Oliv dan aku harus mulai mencari klien.”Amelia juga sudah mulai menjalankan bisnis sendiri sekarang. Hanya saja, lahan tempat mereka akan menanam sayurannya masih dalam tahap pembangunan sekarang. Sayurannya belum ditanam, sehingga mereka juga belum menerima pesanan.Olivia menggumam mengiyakan. “Besok malam adalah kesempatan yang bagus.”Pesta yang diselenggarakan oleh Pak Chandra besok malam sebenarnya adalah pesta bisnis.Yuna terlihat bingung mendengar jawaban mereka.Melihat wajah ibun
Olivia berpikir sejenak dan berkata, “Aku juga nggak merasa tertekan. Keluarga Stefan juga nggak mendesak kami untuk punya anak. Nenek hanya terkadang bilang ingin menggendong cicit. Stefan bilang, dia akan membawaku jalan-jalan ke Kota Aldimo nanti. Dia juga ingin mengunjungi Yose Junaidi.”Stefan merasa teman Olivia terlalu sedikit. Dia ingin Olivia bisa berteman baik dengan istrinya Yose, Mulan.Olivia pikir, Jonas adalah anak kelima dari keluarga Junaidi. Pria itu juga menyukai Amelia. Kalau dia bisa berteman baik dengan Mulan, dia bisa membantu Amelia mencari tahu tentang keluarga Junaidi. Apa keluarga itu memang sebaik yang dikatakan orang-orang.Menurutnya, Amelia dan Jonas bisa berhubungan dengan baik. Keduanya juga sangat serasi. Kalau keluarga Junaidi memang sebaik itu, dan Amelia juga suka pada Jonas. Dia pasti akan mendukung Amelia dan membantu meyakinkan bibinya.Jonas memang berasal dari Kota Aldimo, tapi dia membeli rumah di sebelah rumah keluarga Sanjaya. Dia juga berta
“Nenek yang pilih dia sebagai calon istriku. Lagi pula aku nggak seperti Kak Samuel, ada perempuan lain yang dia sukai. Yohanna pasti akan jadi istriku. Tentu saja aku akan lindungi dia. Nenek pilihkan istri yang pandai makan untukku karena aku suka masak. Istriku suka makan, jadi sangat cocok, kan? Kalau nggak ada yang bisa bantu cari kekurangan dari masakanku, gimana aku bisa maju?” kata Ronny.Stefan tertawa pelan. “Masuk akal juga. Nenek mungkin juga berpikir seperti itu. Makanya dia carikan perempuan yang sangat pilih-pilih makanan untukmu. Dia dinas ke luar kota tapi bawa kamu. Itu artinya dia cukup percaya padamu. Jaga dia baik-baik. Biar dia lihat kebaikanmu. Nanti kamu bisa dekati dia dengan lebih mulus.”“Aku hanya urus makanannya tiga kali sehari. Yang lain nggak perlu aku urus. Nggak perlu buru-buru. Baru kenal beberapa hari. Aku bahkan belum merasakan apa-apa.”Ronny tidak jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Yohanna. Dia hanya tahu kalau neneknya telah memilih Yohann
Ronny kembali ke kamar yang dia tempati, dua pengawal pria sedang satu mandi, satu lagi sedang menonton TV. Ronny hanya menyapa mereka, kemudian masuk ke kamarnya sendiri. Setibanya di Doha, dia tidak perlu lagi berada di sisi Yohanna, jadi kamarnya sudah selesai dibereskan. Lelaki itu hanya perlu menunggu untuk mandi. Melihat waktu sudah tengah malam, Ronny mengirim pesan di grup keluarga, "Saudara-saudara, ada yang belum tidur? Temani aku mengobrol sebentar." Tidak lama kemudian, kakaknya, Stefan, merespon di grup, "Kalau mau ngobrol, personal saja, jangan di grup, nanti mengganggu istirahat para orang tua dan kakak iparmu." Olivia biasanya tidur sekitar jam 10 malam. Ronny pun mengirim pesan pribadi kepada kakaknya. Dia mengirim pesan suara, karena tahu kakaknya tidak suka mengetik, dia merasa mengetik terlalu lama. "Kakak, masih belum tidur? Masih ada pertemuan sampai semalam ini?" Ronny bertanya dengan perhatian. "Kamu juga belum tidur? Menunggu untuk masak buat majikanm
Meskipun hanya makanan ringan yang sederhana, tampilannya saja sudah cukup menggugah selera. Yohanna belum makan malam, hanya memakan beberapa camilan sebagai pengganjal perut, jadi saat ini dia sudah merasa lapar."Apakah kamu sudah makan?" Yohanna bertanya kepada Ronny sambil makan.Meskipun Ronny adalah kokinya, karena dia tahu lelaki itu ada usaha sendiri juga, sehingga Yohanna sedikit menghargai Ronny. Dia merasa lelaki itu sudah cukup sukses dalam kariernya, dan masih terus belajar. Demi masakan, dia bahkan rela menurunkan jabatannya sebagai bos dan datang jauh-jauh untuk menjadi kokinya. Selain itu, dia juga bisa cepat beradaptasi dengan peran koki, dan selalu sopan terhadap dirinya. Yohanna bisa mengatakan bahwa Ronny pasti akan lebih sukses di masa depan. Potensi pria ini tidak terduga. Itulah sebabnya dia sering menggoda adiknya, bahwa jika adiknya benar-benar menyukai Ronny, dia akan senang untuk menjodohkan mereka. Ronny benar-benar sangat luar biasa dan tampan. Bersam
Orang-orang Rosalina belum tentu orang suruhannya keluarga Adhitama, tetapi jika mereka benar-benar menyentuh anak buah Rosalina, maka dugaan perempuan itu akan terbukti. Karena saat ini, Giselle tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi orang-orang yang diatur oleh Rosalina.Giselle berkata, "Baiklah, kalau begitu setelah kalian mengalihkan perhatian mereka, datanglah menjemputku."Dengan sangat terpaksa, perempuan itu berpura-pura lupa membawa dompet, lalu berbalik masuk ke dalam. Dia menunggu pemberitahuan dari pengawal bahwa dia bisa pergi, baru kemudian dia akan pergi.Dua mobil melaju memasuki tempat parkir Hotel Doha di malam hari. Tidak lama kemudian, sekelompok orang naik lift langsung ke lantai atas. Sampai di lantai atas, pintu lift terbuka, Yohanna keluar dari lift dikelilingi oleh para pengawal. Dua pengawal wanita mengikuti di belakangnya.Saat hampir sampai di depan pintu kamar, dua pengawal pria berhenti, sementara dua pengawal wanita menemani Yohanna hingga ke depan pi
Menurut Jordan, orang tua mereka sebenarnya paling menyayangi Giselle. Namun, mereka memindahkan semua harta keluarga atas namanya setelah dia menceritakan kebiasaan boros perempuan itu dan bagaimana kedua bibi mereka mengincar Giselle untuk dimanfaatkan. Orang tua mereka hanya ingin melindungi harta keluarga agar tidak habis sia-sia. “Kak Giselle sekarang hanya masih mau berhubungan denganmu sebagai adik. Kalau kamu terus menyebut-nyebut mereka di depanku, terus-menerus menguliahi aku, atau selalu bertengkar denganku, aku mungkin bahkan nggak akan mau berhubungan lagi denganmu. Aku sudah berada di posisi terburuk saat ini,” kata Giselle. Dia sekarang sudah menjalin hubungan dengan Lota dan punya banyak uang untuk dihabiskan. Selama dia melakukan pekerjaannya dengan baik untuk lelaki tua itu, meski suatu saat nanti Lota tidak lagi mendukungnya, dia sudah menyimpan cukup banyak uang. Keluarga seperti ini, kalau pun tidak ada hubungan lagi, dia tidak peduli. Jordan merasa Kakak
"Aku sudah kirim uang ke kamu, Kakak harus gunakan uang itu untuk beli makanan bergizi dan memulihkan tubuh," ujar Jordan, yang masih merasa kasihan pada Kakak Keduanya. Namun, dia tidak bisa memberikan terlalu banyak uang. Kakaknya ini terlalu boros, dan kurang bijak serta mudah dipengaruhi oleh kedua bibinya. Dia hanya bisa mengontrol pengeluaran kakaknya dengan tidak memberikan uang terlalu banyak, meskipun kakaknya memarahinya, dia tetap tidak akan memberikan lebih. Orang tua mereka juga sudah berpesan agar tidak memberikan terlalu banyak uang pada Kakak Kedua. Mereka lebih memahami sifat Kakak Kedua dibandingkan dirinya. "Aku tahu, aku ini juga sayang pada tubuhku sendiri," jawab Giselle dengan nada tidak sabar. "Kalau begitu, traktir aku makan enak." "Kakak mau makan di mana?" tanya Jordan. "Kamu ini adik ipar dari keluarga Adhitama. Ajak aku makan di Mambera Hotel, apa mereka akan membebaskan biaya untukmu?" Jordan menjawab, "Aku nggaj nay minta sama Kak Calvin. Ka
Mengatakan bahwa dia bukan orang baik, apakah mereka adalah orang baik? Kalau Rosalina orang baik, dia seharusnya berbesar hati, tidak mempermasalahkan masa lalu, dan memberikan semua warisan orang tua kepada dia. Barulah itu disebut orang baik. "Kak Giselle, aku nggak bermaksud seperti itu, aku nggak pernah berpikir begitu. Dalam hatiku, Kakak dan Kak Rosalina sama-sama saudaraku. Aku hanya merasa Kak Giselle sekarang harus belajar mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri, memahami situasi dan bertindak sesuai kondisi." "Kita nggak bisa terus hidup di bawah perlindungan orang tua. Sekarang Papa dan Mama nggak bisa membantu kita lagi, kita harus bergantung pada diri sendiri." "Kak Rosalina juga nggak seburuk yang Kakak pikirkan. Kalau dia benar-benar kejam, Kakak nggak akan bisa duduk di sini memakinya." "Kak Rosalina juga nggak merebut harta kita. Dia hanya mengambil kembali warisan yang ditinggalkan oleh Paman untuknya. Menurut hukum, harta yang atas nama Ibu juga harus dib
Giselle menepuk-nepuk wajahnya dan berkata, "Aku bahkan nggak pakai riasan, oh, sekarang aku bahkan nggak punya uang untuk beli kosmetik." Dia masih dalam masa pemulihan setelah melahirkan dan meskipun pengasuh bulanan membuatkan makanan bergizi setiap hari, tubuhnya belum sepenuhnya pulih dalam waktu beberapa hari ini. Jordan memandangi kakaknya beberapa saat, lalu berkata, "Kak Giselle masih muda, baru berusia dua puluhan. Meski tanpa kosmetik, Kakak sudah cantik alami." Adiknya ini sepertinya memang tipikal laki-laki polos. Sebagus apa pun dia masih muda, dia tetap butuh kosmetik dan produk perawatan kulit. Dulu, saat orang tua mereka masih ada, semua produk perawatan kulit yang dia gunakan adalah merek paling mahal. Jika sehari saja tidak memakainya, dia merasa tidak nyaman. "Kak Giselle, sudah makan belum?" tanya Jordan. "Belum. Aku mana punya uang untuk makan? Lebih baik aku mati kelaparan saja, aku sudah nggak lagi dimanjakan oleh Papa dan Mama, dan adikku juga lebih m
Ketika liburan musim panas tahun depan tiba, Jordan berencana mengikuti ujian SIM. Saat ini, setiap kali dia keluar rumah, dia hanya bisa naik taksi atau meminta sopir keluarga untuk mengantarnya. Rosalina mengatur agar sopir keluarga mengantar adiknya menemui Giselle. Setelah sopir membawa Jordan pergi, Rosalina juga diam-diam mengirim orang untuk mengikuti adiknya. Tujuannya adalah untuk mencari tahu di mana sebenarnya Giselle tinggal sekarang.Dia tidak percaya begitu saja saat Giselle mengatakan bahwa dia tidak memiliki tempat tinggal tetap. Jika keadaannya benar-benar separah itu, Giselle pasti sudah datang untuk membuat keributan. Bahkan jika Giselle tidak berada di Mambera, dengan temperamennya, dia pasti sudah datang ke Vila Permai untuk membuat masalah. Tidak mungkin dia diam saja seperti sekarang. Sekitar setengah jam kemudian, Jordan sudah tiba di kafe tempat Jordan dan Giselle berjanjian. Saat turun dari mobil, Jordan berkata kepada sopir, "Nanti aku akan pulang send