Yanti tidak ke mana-mana hari ini, dia terus menunggu Cherly pulang di rumah. Dia ingin tahu apakah Daniel sudah makan sarapan yang Cherly antar. Begitu mendengar suara mobil, Yanti langsung keluar dari rumah.“Tante.”Setelah turun dari mobil, Cherly berjalan ke arah Yanti dengan membawa kotak bekal yang sudah kosong.Yanti menebak Daniel pasti sudah makan sarapan yang Cherly antar ketika melihat senyum lebar yang merekah di wajah perempuan itu. Mereka berdua kembali ke dalam rumah sambil berbincang. Cherly menyerahkan kotak bekal kepada pelayan, lalu dia menuntun Yanti ke sofa dan duduk di sana.“Kenapa nggak main di kantor Daniel lebih lama?”“Kak Daniel mau rapat, Tante. Aku nggak enak hati sita waktunya. Tante, Kak Daniel habiskan sarapan yang aku antarkan. Aku bilang Tante yang suruh aku antar, habis itu dia langsung makan. Dia bahkan tanya sama aku koki di rumah ganti, ya. Dia merasa keterampilan memasakku bagus.”Raut wajah Yanti seketika berseri-seri ketika mendengar cerita Ch
Cherly lanjut berkat, “Tante sendiri yang beri tahu aku. Olivia dan Odelina adalah saudara kandung. Olivia kehilangan orang tuanya ketika dia berusia sepuluh tahun. Sejak itu, dia dibesarkan oleh kakaknya. Jadi sifat Olivia terbentuk dari didikan kakaknya. Setelah tahu karakter Olivia dengan jelas, kita juga bisa lihat karakter Odelina dengan jelas.”“Aku percaya Odelina bukan perempuan orang seperti itu. Mungkin saja dia akan jadi sainganku, tapi bukan karena dia sengaja. Masalah hanya ada pada Kak Daniel.”Cherly bukan tipikal nona muda yang tinggal di rumah setiap hari. Dia adalah seorang eksekutif di perusahaan keluarganya. Boleh dibilang dia orang yang sering bepergian dan memiliki wawasan yang luas. Oleh karena itu, dia lebih bijaksana dalam menghadapi masalah daripada Yanti.“Tapi, karena aku sudah tahu hal-hal ini, ada baiknya aku ambil tindakan pencegahan lebih dulu.”Cherly berpikir sebelum ada apa-apa di antara Daniel dan Odelina, dia harus mendapatkan Daniel lebih dulu, aga
Adi dan istrinya masih harus bekerja sama dengan Odelina dan Olivia untuk menyelesaikan prosedur balik nama. Setelah semua prosedur sudah diselesaikan, di dalam sertifikat tanah tertera nama Odelina, mereka membayar lagi uang untuk membeli bagian warisan yang didapatkan kakek nenek mereka.Olivia ingin memberikan semua bagian yang dia dapat kepada kakaknya. Karena Odelina adalah putri sulung, dia ingin membiarkan kakaknya yang mewarisi rumah peninggalan orang tua mereka. Apalagi mengingat situasi sang kakak jauh lebih sulit daripada dirinya.Olivia belum memberi tahu Odelina tentang hal ini. Selesai mengurus semuanya, kepala desa berkata kepada kakak beradik itu, “Odelina, Olivia, kalian mau sewakan ladang kalian, nggak? Ada bos besar yang ingin sewa semua ladang di desa kita. Aku sudah adakan rapat dengan semua orang, nggak ada yang keberatan.”“Setelah mendapatkan uang sewa, nanti uang akan dibagikan sesuai dengan luas tanah yang kalian sewakan. Sistemnya terbuka, semua orang bisa ta
“Oke, kalau begitu sepakat, ya. Sebenarnya aku suka lihat kamu pas mabuk. Kalau sudah mabuk, kamu jadi sangat antusias.”Stefan mengucapkan kalimat terakhir dengan suara yang sangat pelan.Olivia, “....”Pria yang dulunya bagai gunung es ini benar-benar sudah banyak berubah. Dia bahkan bisa menggoda Olivia di telepon.“Semuanya lancar, kan? Mereka masih buat keributan lagi, nggak?”Stefan masih ingat penampilan nenek Olivia yang tidak tahu malu itu. Dia khawatir nenek itu akan bertindak kasar lagi. Namun, begitu teringat dia mengatur pengawal, pengacara dan yang lainnya untuk mengikuti Olivia, apalagi Olivia menguasai ilmu bela diri, Stefan pun tidak terlalu khawatir.“Sangat lancar, kakekku mungkin sudah kasih tahu nenekku tentang kata-kata yang anak cucunya ucapkan. Kali ini nenekku nggak buat keributan sama sekali, dia justru bekerja sama. Aku juga suruh orang jemput orang tua angkat mamaku ke sini. Mereka bilang mereka nggak mau warisan mamaku, semuanya kasih ke kami.”“Hmm.”Stefa
“Kak, aku ke kantor Stefan tunggu dia pulang kerja saja.”Olivia berkata kepada kakaknya sambil mengemudikan mobil. Dia juga menoleh untuk bertanya pada keponakannya, “Russel mau ikut Tante pergi jemput Om Stefan, nggak?”Russel belum menjawab, Odelina sudah berkata lebih dulu, “Kalau kamu bawa dia ke sana, Stefan akan merasa Russel jadi obat nyamuk yang mengganggu kalian.”Russel tiba-tiba teringat Stefan pernah bilang dia adalah obat nyamuk. Anak itu langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat dan berkata, “Tante, aku bukan obat nyamuk. Aku Russel.”“Iya, iya, kamu Russel, bukan obat nyamuk. Kamu jangan masukkan dalam hati kata-kata Om Stefan.”Odelina tertawa, “Kamu antarkan kami berdua ke depan rumah kontrakan saja. Aku bawa Russel pergi beli bahan-bahan yang aku butuhkan besok di toko.”“Baiklah.”Olivia tidak memaksa. Dia mengantarkan kakak dan keponakannya kembali ke rumah kontrakan. Setelah melihat mereka naik ke atas, dia baru pergi. Pada saat Olivia tiba di Adhitama Group,
Rosalina mendengarkan perkataan Olivia dengan tenang. Dia memiliki ingatan yang sangat baik. Olivia hanya mengatakannya sekali, dia sudah bisa mengingatnya.“Bu Rosalina ingat rute yang aku bilang tadi?” tanya Olivia dengan perhatian.Rosalina langsung menjawab dengan lembut, “Terima kasih, Bu Olivia. Aku sudah ingat.”“Jadi, aku pergi dulu, nih?”Olivia ingin pergi ke lantai paling atas untuk menemui Stefan. Lift yang mereka gunakan pun berbeda.“Oke, Bu Olivia pergi saja. Aku akan jalan pelan-pelan. Pak Calvin suruh aku pergi sendiri, nggak boleh diantar orang lain.”Olivia merasa adik iparnya itu sedang cari mati sendiri, bisa-bisanya dia menyulitkan Rosalina seperti ini. Rosalina juga berpikir demikian. Dia bahkan tidak tahu kapan dia pernah menyinggung perasaan Calvin.Calvin ingin menyulitkan Rosalina seperti ini, tapi pria itu juga membuang umpan untuk memancingnya. Bisnis toko bunganya begitu-begitu saja belakangan ini. Kecuali ada satu hari di mana seseorang datang ke toko dan
Mengapa Calvin meminta orang buta untuk mengantarkan bunga? Petugas resepsionis itu mengkritik di dalam hati, tapi dia tetap mempertahankan senyum di wajahnya dan berkata kepada Rosalina, “Bu Rosalina, ada yang bisa saya bantu?”“Tidak perlu, terima kasih.”Rosalina sudah hafal jarak ke pintu masuk lift, jadi dia tidak perlu merepotkan petugas resepsionis.“Kalau butuh bantuan, Ibu boleh panggil kami.” Petugas itu berkata sambil tersenyum. Dia melihat Rosalina memegang buket bunga dengan satu tangan, lalu tangannya yang lain memegang tongkat dan berjalan ke depan dengan pelan-pelan. Setelah Rosalina berjalan jauh, dia baru kembali ke tempat kerjanya.Kemudian, petugas tadi berkata kepada rekannya, “Kenapa Pak Calvin suruh orang buta antar bunga, ya?”“Jangan-jangan Pak Calvin tertarik sama dia? Kita sudah kerja di sini selama dua tahun, tapi belum pernah lihat Pak Calvin tertarik pada perempuan mana pun. Selain itu, nggak pernah ada perempuan datang ke sini cari Pak Calvin.”“Nggak mun
Sekretaris Calvin melihat buket yang dibawa Rosalina, lalu dia berkata dengan lembut, “Tunggu sebentar, aku telepon Pak Calvin dulu.”Sekretaris itu tidak mendapat kabar apa pun, jadi dia harus konfirmasi ke Calvin dulu sebelum membiarkan Rosalina pergi menemui Calvin.“Baik.”Rosalina berdiri di sana dengan tenang, menunggu sekretaris itu melakukan menelepon untuk meminta konfirmasi dari Calvin. Sesaat kemudian, sekretaris itu berjalan ke depan Rosalina lagi dan berkata, “Silakan ikuti aku.”“Terima kasih.”Rosalina mengucapkan terima kasih, lalu mengikuti sekretaris itu. Begitu sampai di depan pintu kantor Calvin, sekretaris itu membantu Rosalina mengetuk pintu. Kemudian, dia masuk lebih dulu dan memberi tahu Calvin kalau Rosalina datang.“Suruh dia masuk.”Calvin masih sibuk, dia menjawab sekretarisnya tanpa mengangkat wajahnya. Setelah mempersilakan Rosalina masuk ke ruangan, sekretaris Calvin langsung pergi.Pada saat sekretaris itu berbicara dengan Calvin, Rosalina mendengarkan d
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela