Mereka berdua baru saja kembali setelah berbelanja bersama. Cherly terlihat sedang membawa beberapa tas belanjaan di satu tangannya dan satu tangan lainnya sedang memegang lengan Yanti.“Daniel, kamu mau pergi, ya?” tanya Yanti ketika melihat putranya. “Mama dan Cherly,” sapa Daniel. “Ma, aku ada urusan urgent di luar, jadi harus segera ke sana. Kalian mau nunggu di kantorku atau mau langsung pulang saja?” tanya Daniel buru-buru setelah menyapa kedua wanita itu. “Urusan apa sih sampai kamu buru-buru begitu?” tanya Yanti lagi dengan wajah sedikit cemas. “Pokoknya urgent deh, Ma,” jawab Daniel cepat.Daniel pastinya tidak akan memberitahu ibunya kalau dia pergi meninggalkan semua pekerjaannya karena dia merasa khawatir dengan keadaan Russel. Dia takut ibunya akan salah paham dengan dirinya dan Odelina. Banyak orang yang mengira kalau dirinya menyukai Odelina dan menggunakan Russel sebagai alat untuk mendekati ibunya agar dirinya bisa menjadi ayah tiri Russel. Padahal Daniel pernah me
“Saya sedang sibuk mengurus pernikahan saya. Sebentar lagi, saya juga akan mengambil cuti menikah. Pak Daniel membutuhkan orang untuk selalu menemaninya mengurus pekerjaan. Oleh karena itu, dia memperkerjakan pegawai lain untuk membantunya,” ujar si Sekretaris sopan. Cherly langsung terdiam setelah mendengar penjelasan si sekretaris. Daniel pastinya tidak pernah menyangka kalau ibunya dan Cherly akan mengajukan banyak pertanyaan kepada sekretarisnya. Namun, untung saja sekretarisnya bisa mengurus hal ini dengan sempurna dan membuat Yanti maupun Cherly tidak merasa curiga dengan semua jawabannya. Lagi pula, Yanti dan Cherly pastinya tidak akan memperhatikan berita mengenai kejadian di kebun binatang. Karena semua itu tidak ada hubungannya dengan mereka maupun Daniel. Daniel bergegas pergi menuju Lotus Residence setelah mengetahui kalau Russel juga berada di sana. Stefan dan Aksa sudah pergi dari Lotus Residence ketika Daniel tiba di sana. Sekarang hanya ada para wanita dan Russel di
“Ehem ....” Nenek terbatuk untuk memberikan isyarat kepada Daniel.Kemudian Nenek berkata ketika Daniel menoleh ke arahnya, “Daniel, Russel lebih takut sama kamu dari pada sama preman. Kamu lihat dong dari tadi dia sudah minta turun.”“Om Daniel, turunin aku,” ujar Russel lagi.Wajah kecil Russel terlihat kesal. Russel tidak bisa melepaskan diri dari pelukan Om Daniel karena pelukannya sangatlah kuat. Daniel bergegas menurunkan Russel dari gendongannya. Kemudian Daniel langsung berjongkok lalu menepuk pundak Russel seraya berkata, “Syukurlah, kamu nggak apa-apa.”Russel terlihat sedang menatap Daniel dengan matanya yang besar. Daniel sebenarnya sangat baik kepada Russel. Russel juga bisa merasakan ketulusan yang ditunjukkan oleh Daniel. Daniel bukan hanya senang menggoda Russel, tapi dia memang benar-benar menyukai Russel. Russel mengangkat tangan kecilnya lalu menyentuh luka di wajah Daniel dengan lembut. Kemudian dia buru-buru menarik tangannya lagi seakan takut dengan luka itu. Na
Kemudian Daniel duduk di sofa dan mulai bertanya tentang kejadian di kebun binatang.“Kayaknya tujuan mereka memang mau menculik Russel,” ujar Daniel mengutarakan intuisinya yang sama seperti Olivia dan Stefan.“Odelina, kamu masih ingat nggak gimana wajah orang itu. Aku bisa meminta orang untuk mencari tahu kalau kamu masih mengingatnya,” ujar Daniel.Walaupun dia sudah meninggalkan dunia itu, Daniel masih menjadi legenda di sana. Orang-orang dunia itu akan langsung membantunya kalau Daniel sedang membutuhkan bantuan mereka. “Mereka semua pakai masker dan kacamata hitam. Aku nggak bisa melihat wajah mereka. Tapi yang jelas perawakan mereka tuh tinggi dan kuat. Mereka lebih keliatan kayak pengawal daripada gangster,” ujar Odelina.Odelina sudah terbiasa melihat pengawal Stefan yang berlalu lalang di sekitarnya. Mereka semua memiliki perawakan tinggi dan perkasa. Jadi, Odelina langsung teringat akan pengawal ketika melihat perawakan para penculik itu. Raut wajah Daniel tiba-tiba berub
“Kamu bilang mau pulang dan makan malam di rumah. Tapi sudah malam begini kamu masih saja belum pulang. Kamu lihat sana, sudah jam berapa sekarang?”“Cepat pulang sekarang juga! Cherly sudah masak banyak makanan untukmu. Mama sudah mencobanya dan rasanya enak banget kayak masakan restoran mahal,” desak Yanti kepada putranya. “Ma, aku nggak akan pulang malam ini. Mama sama Cherly makan saja duluan. Urusanku masih belum selesai. Lagi pula, Cherly kan tamu di rumah kita. Kenapa Mama malah nyuruh dia masak? Itu kan nggak sopan, Ma. Mama harus lebih bisa menghargai tamu, dong,” ujar Daniel.Yanti langsung mengerutkan keningnya lalu berkata, “Masalahmu masih belum selesai juga? Tapi bagaimanapun kamu kan harus tetap makan. Sekarang sudah malam, loh. Sekarang lebih baik kamu pulang saja dulu. Nanti, kamu lanjutin kerjanya setelah selesai makan.”“Ma, aku sudah makan kok di luar,” jawab Daniel acuh tak acuh. “Tapi, Cherly sudah masak banyak banget ini,” ujar Yanti tidak lagi bisa berkata-kat
Bagaimanapun juga, status keluarga menantunya harus setara dengan keluarga Lumanto.“Pokoknya Cherly adalah calon yang paling cocok untuk Daniel. Aku yakin dia akan menyukai Cherly kalau saja dia mau sedikit meluangkan waktu untuk mengenal Cherly. Kalau begitu, aku mau pergi ke Adhitama Group besok,” ujar Yanti. “Kamu mau ngapain di sana?” tanya Darius bingung.“Stefan, Reiki dan Daniel kan terkenal sebagai tiga sekawan. Hubungan mereka sangat dekat satu sama lain. Selain itu, Reiki dan Daniel juga sudah punya pasangan masing-masing, jadi mereka pasti sudah pernah merasakan indahnya cinta. Aku mau minta tolong sama mereka untuk membujuk Daniel agar dia mau mencoba untuk lebih dekat sama Cherly,” jawab Yanti. “Dia pasti lebih senang mendengarkan perkataan temannya daripada orang tuanya sendiri. Lagi pula, Daniel juga masih sering tinggal di rumah Stefan. Sayang, kamu cariin nomor telepon Stefan, ya. Setelah itu, aku akan langsung menelepon Stefan dan nggak akan menunggu sampai besok,”
Olivia kembali ke atas kasur kemudian memejamkan matanya untuk beristirahat. Dia akan menunggu Stefan untuk memberitahunya perihal penyelidikannya, Aksa dan Reiki tentang kejadian di kebun binatang. Selain itu, masih ada Daniel yang juga ikut melakukan penyelidikan. Daniel pasti langsung menemui Stefan setelah dia pergi dari Lotus Residence. Tidak lama kemudian, Olivia membuka matanya karena dia mendengar suara langkah kaki dari arah kamar mandi. Stefan keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan atasan piamanya serta rambut yang masih basah. Olivia langsung duduk di atas kasur. Kemudian dia buru-buru mengambil handuk dan menyuruh suaminya yang tidak bisa mengeringkan rambutnya sendiri untuk duduk di depan meja rias. “Kamu itu tengah malam begini masih saja keramas. Sudah keramas malam-malam, keluar kamar mandi juga masih saja basah. Apa laki-laki nggak tahu ya caranya ngeringin rambut? Masa rambut pendek gini masih saja basah setelah keluar kamar mandi. Padahal kamu cuma perlu menyeka
Keadaan di kebun binatang sangat ramai, jadi mudah bagi mereka untuk menimbulkan keributan dan mengambil kesempatan untuk menculik anak-anak, sedangkan di tengah kota kemungkinan besar mereka sulit untuk menculik anak-anak. Karena di tengah kota ada banyak kamera pengawas yang mengawasi gerak-gerik semua penduduk kota. Stefan menebak kemungkinan besar beberapa bulan lagi barulah orang-orang itu akan melancarkan serangan berikutnya. “Apa yang kamu bilang cukup masuk akal, sih. Kalau begitu, aku akan menganggap kejadian di kebun binatang sebagai sebuah kecelakaan. Aku akan melakukan aktivitasku seperti biasa. Dengan begitu, mungkin mereka akan terpancing keluar,” ujar Olivia setelah sempat terdiam sejenak. Stefan langsung mencium kening istrinya seraya berkata, “Istriku ini semakin pintar saja.”“Memang sebelumnya aku bodoh?” tanya Olivia sambil mengerutkan keningnya.“Nggak, kok. Kamu kan selalu pintar. Aku sayang banget sama istriku yang pintar ini,” jawab Stefan dengan mode bertaha