“Selain itu, kamu juga lihat kan kalau Aiden sempat diculik orang-orang itu. Entah apa yang akan terjadi sama kakakmu kalau sampai nggak ada Olivia yang membantu,” lanjut Yenny. Yenny sangat terkejut ketika melihat Shella berlutut di hadapan Olivia ketika Olivia berhasil menemukan putranya yang sempat diculik. Seorang ibu memang bisa melakukan apa pun demi anaknya. Kemudian Roni berkata, “Memangnya kamu nggak lihat berapa banyak pengawal yang dibawa sama Stefan? Selain itu, Pak Aksa juga membawa para pengawalnya untuk melindungi Russel. Dengan begitu, aku sebagai ayahnya nggak memiliki kesempatan sama sekali untuk merasa khawatir dengan keadaan putraku.”Yenny hanya bisa terdiam. “Aiden ketakutan, begitu juga kakakku. Semua orang yang menghadapi peristiwa itu pastinya ketakutan.”Hubungan Roni dan saudara perempuannya kurang baik akhir-akhir ini. Roni pastinya tidak akan mengajak Shella dan keluarganya untuk pergi ke kebun binatang kalau bukan karena ibu mereka yang mengajak Shella.
"Orang tuamu besarin kamu nggak gampang, terus orang tuaku besarin aku gampang gitu?" desahnya dengan kesal. "Kamu maksa aku untuk nerima mereka, tapi apa dasarnya? Mama kamu ‘kan nggak pernah membesarkan aku, malah selalu nyeleneh sama aku. Dia suka ngebandingin aku sama Odelina, terus ngomong kalau aku kalah dari Odelina. Terus dia nggak bolehin aku kesel gitu?""Waktu pertama kali aku datang ke rumahmu, ibumu itu baik banget sama aku, kakakmu juga ramah. Aku pikir, mungkin masalahnya ada di Odelina yang nggak bisa baik-baik sama mertua, jadi dia sering dikomplain sama kakak dan ibumu. Tapi sekarang aku sadar, ternyata mereka cuma pintar pura-pura saja. Aku ketipu."Malah Yenny-lah yang datang dengan inisiatif sendiri."Tadinya aku pikir aku beda dari yang lain, ternyata ..."Perlakuan sebagai istri dan sebagai kekasih, benar-benar beda."Terus, kamu dulu perhatian banget sama aku, sekarang gimana?"Roni mencoba meredam emosi Yenny, "Sekarang aku tetap perhatian banget sama kamu, kok
Yenny sudah berusaha sangat keras untuk merebut Ronny dari Odelina. Dia akan terus melanjutkan perjalanannya dengan Roni meskipun jalannya terasa sulit. Jika tidak, dia akan jadi bahan tertawaani Odelina. Odelina pasti akan berkata bahwa itu semua karma!"Yuk, tidur saja. Jangan terus berguling-guling seperti ini. Aiden bukan anakmu, kok. Kakakku saja belum tentu nggak bisa tidur kayak kamu. Kamu yang malah susah tidur. Padahal cuma tantenya," canda Roni sambil memeluk Yenny, lalu menguap lagi. "Aku beneran ngantuk banget."Tapi dalam hati, Yenny menggerutu. Dia tidak bisa tidur bukan karena Aiden.Aiden hanya seorang bocah nakal yang suka merusak skincare dan kosmetiknya. Yenny sangat membenci anak itu. Ketika Aiden dibawa pergi, Yenny hanya terkejut. Dia sama sekali tidak khawatir. Yenny bahkan merasa lega.Menurut Yenny, Olivia dan kakaknya-lah yang terlalu baik hati dengan rela mengirimkan bantuan untuk menyelamatkan Aiden.Yenny berpikir, jika saja dia yang berada dalam situasi se
Nenek menggerutu sebentar, tidak melanjutkan topik itu lebih jauh."Sayang, mobil yang kamu kasih buat aku pas Hari Valentine, suruh Bi Lesti bawa kemari juga saja. Nggak ada mobil aku repot kemana-mananya," kata Olivia."Oke," Stefan dengan senang hati menyetujuinya.Setidaknya, hadiah untuk sang istri dalam rangka Hari Valentine akhirnya berhasil diserahkan.Nenek berkata kepada Olivia, "Oliv, begitulah memang harusnya. Suamimu bekerja keras untuk kamu, jadi manfaatkan uangnya dengan sebaik-baiknya. Semakin banyak uang yang kamu habiskan, dia akan semakin bahagia dan termotivasi untuk bekerja lebih keras. Kalau kamu nggak belanjain, uang yang dia hasilkan ya cuma jadi angka-angka belaka. Nggak ada artinya buat dia, ‘kan?"Olivia tersenyum, "Nenek, aku nggak kurang uang, kok."Toh, Stefan juga sering mengirim uang ke rekening keluarga. Simpanan pribadinya sudah banyak. Olivia tidak tahu bagaimana lagi dia harus menghabiskan uang yang diberikan Stefan. Olivia bukan tipe orang yang bor
"Sayang, kamu cari cara lah selamatin Giselle. Dia nggak pernah mengalami hal kayak gini sebelumnya," kata Sinta, yang lebih khawatir tentang putri kecilnya.Sinta malah tidak terlalu khawatir kepada putranya yang masih duduk di bangku SMA. Putranya tinggal di asrama karena hendak menghadapi ujian tingkat akhir. Biasanya dia hanya bisa pulang sekali sebulan. Yang perlu Sinta lakukan hanya mengisi uang ke kartu makan putranya. Sang putra jauh lebih mandiri daripada Giselle. Satu-satunya hal yang membuat Sinta tidak senang adalah putranya itu sangat melindungi Rosalina, kakak perempuannya.Setiap kali putranya berada di rumah, Sinta harus bersikap lebih lembut pada Rosalina. Jika tidak, dia akan bertengkar dengan sang putra."Giselle ‘kan cuma ditahan lima belas hari, setelah itu dia akan dibebaskan. Yang harus kita khawatirkan adalah bagaimana jika Olivia menggugatnya," desah Johan."Kita bukannya nggak pernah minta maaf. Aku bahkan sudah nyuruh Rosa ke toko Odelina buat mohon ampun, t
Wajah Rosalina menghadap ke arah mobil, dia berusaha keras untuk melihat siapa yang sedang parkir, tetapi sayangnya pandangan matanya gelap. Hanya ada sedikit cahaya yang tidak cukup untuk bisa membuatnya melihat dengan jelas.Rosalina merasa ada cahaya yang berada di depan matanya, tetapi bagaimanapun dia mencoba, Rosalina masih belum bisa meraih cahaya itu."Setiap hari kamu jalan kaki ke toko?" sebuah suara berat terdengar.Rosalina mengenali suaranya. Itu adalah suara Calvin.Calvin pernah dikerjai oleh kakak iparnya untuk mengantarkan Rosalina kembali ke toko bunga. Ketika Rosalina berterima kasih dan menanyakan namanya, Calvin tidak menyembunyikan identitas. Dia dengan jujur mengatakan bahwa dirinya adalah Calvin, putra kedua keluarga Adhitama."Pak Calvin," Rosalina tahu itu adalah Calvin. Dia tersenyum lembut."Keluarga Siahaan nggak punya sopir?" tanya Calvin."Keluarga Siahaan punya sopir, aku yang nggak punya sopir," jawab Rosalina. Calon istri yang dicarikan Nenek untuk Ca
Calvin memutar kepalanya dan bertanya, "Kamu ‘kan nggak bisa lihat, kalau busnya datang, kamu juga nggak bisa nyetop busnya, ‘kan?”Rosalina menjawab, "Pak Security di sana perhatian banget. Setiap hari mereka biasanya bantu saya nyetopin bus. Mereka ngeliatin saya sampai saya benar-benar naik."Calvin diam. Mereka berdua memang belum begitu mengenal satu sama lain.Awalnya, Calvin tidak berniat untuk bertindak begitu cepat, tetapi setelah dipermainkan oleh kakak iparnya, dia pun secara pasif memulai upaya mendekati Rosalina agar tidak diejek oleh kakak iparnya. Saat ini, Calvin memiliki informasi yang sangat terbatas tentang Rosalina. Nenek hanya memberikan informasi dasar, yang lainnya, Calvin sama sekali tidak tahu. Tanpa informasi yang cukup, mereka tidak punya topik untuk diperbincangkan.Di sepanjang perjalanan, satu orang fokus mengemudi sementara yang lainnya mendengarkan musik.Ketika mobil berhenti di Spring Blossom, Calvin menyampingkan kepala dan berkata pada Rosalina, "Bu
"Bu Rosa nggak kayak orang yang nggak bisa lihat pas lagi begini," ujar Calvin. Rosalina meletakkan tongkat kayunya sambil menanggapi, "Keahlian datang dari latihan ‘kan, Pak. Saya sudah buka toko bunga ini selama beberapa tahun. Hal-hal seperti ini sudah saya kerjakan setiap hari. Sudah terbiasa.”Setelah membuka pintu, Rosalina meletakkan tongkatnya dan mulai dengan cekatan mengeluarkan pot bunga yang menghalangi pintu toko."Pak Calvin mau beli apa hari ini? Silakan lihat-lihat dulu,” kata Rosalina sembari memindahkan pot-pot bunganya. Setelah beberapa pot dipindahkan, Calvin akhirnya membantu Rosaina mengangkut semua pot bunga yang harus ditempatkan di depan toko.Setiap pot bunga memiliki nama, tetapi namanya bukan ditulis di kertas, melainkan pada sebuah papan kayu kecil yang diukir. Dengan cara seperti itu, Rosalina bisa tahu bunga apa yang diinginkan oleh para pelanggan dengan meraba huruf yang terukir di papan kayu itu."Kamu ‘kan nggak bisa lihat. Jualan kayak gini nggak ga
Di mata ibu mertuanya, Kellin mungkin terkenal suka menggigit orang dan yang paling sering digigitnya adalah anak kecil. Siapa suruh kulit bayi begitu halus dan lembut? Melihatnya saja sudah membuat orang ingin menggigit, dan kalau sudah tidak bisa menahan diri, ya benar-benar menggigit. Kellin pun mengikuti ibu mertuanya masuk ke dalam rumah. "Ma, kapan guruku dan yang lainnya sampai?" "Mereka sudah datang. Yose dan adiknya keluar untuk menjemput mereka," jawab Wanita itu. Kellin mengangguk, lalu merasa lega saat melihat anaknya sudah berhenti menangis. Dia takut anaknya masih menangis saat gurunya masuk ke dalam rumah nanti. "Lain kali jangan sering-sering menggigit Tiano," ujar mertuanya."Kalau memang nggak bisa menahan diri, setidaknya jangan gigit terlalu keras. Kulit bayi masih lembut, meskipun hanya digigit pelan, tetap akan memerah cukup lama. Lagi pula, dia anakmu sendiri, apa kamu nggak kasihan sama dia? Sering menggigit seperti ini, seperti harimau saja." "Waktu hamil
Kellin tertawa kecil sambil mencubit lembut pipi anaknya, "Maunya selalu digendong. Siapa yang punya waktu untuk terus menggendongmu? Semua gara-gara papamu yang terlalu memanjakanmu, waktu di masa nifas selalu menggendongmu." Saat pertama kali menjadi ayah, setiap kali anaknya menangis, Jhon langsung menggendongnya. Akibatnya, Tiano jadi terbiasa digendong, sehingga begitu lepas dari pelukan orang dewasa, ia mudah terkejut dan menangis. "Belum lagi kakekmu juga sangat memanjakanmu. Dia yang paling menyayangimu." Tiano tersenyum pada ibunya. Melihat senyum anaknya, hati Kellin menjadi luluh. Dia pun mencium pipi anaknya yang halus. Merasa kulit anaknya begitu lembut, dia tidak tahan untuk menggigitnya sedikit. Menurutnya, dia menggigit dengan sangat pelan. Namun, sesaat kemudian, anaknya cemberut lalu menangis keras. "Dasar bocah, Mama cuma menggigitmu sedikit saja. Siapa suruh kulitmu begitu halus dan lembut? Mama jadi nggak bisa menahan diri. Lagipula Mama nggak menggigitmu denga
Kellin mengambil putranya yang terus menangis dari pelukan pengasuh dan bertanya, "Apa dia buang air?" "Nggak, baru saja diganti popoknya." "Dia juga baru saja makan, lalu kenapa menangis lagi? Ribut sekali, siang menangis, malam pun menangis. Nggak bisakah dia sedikit tenang?" Kellin menggendong putranya sambil menenangkannya, lalu bertanya kepada pengasuh, "Papanya di mana?" "Pak Jhon mungkin ada di tempat Pak Yose."Karena Dokter Panca dan beberapa tamu termasuk Olivia hari ini datang, maka Yose dan saudaranya tidak pergi ke kantor dan tetap di vila untuk menunggu para tetua. Kellin pun berkata kepada pengasuh, "Baiklah, aku akan membawanya bermain dengan kakak-kakaknya." Meskipun kakak-kakak Tiano juga masih anak-anak, mereka sering berkumpul dan saling menatap. Terkadang juga menangis bersama, tetapi lebih sering bermain bersama.Namun, karena Tiano lebih kecil beberapa bulan dari mereka, dia belum bisa duduk dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Bocah itu tidak bisa
"Benar, Kakek Setya, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak masalah. Bagaimana kalau kami menemani Kakek jalan-jalan?" Aldi ikut menimpali perkataan ibunya. Bahkan Elang juga berkata, "Kakek, Tante Yuna benar. Sudah menunggu selama puluhan tahun, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak ada bedanya. Yang terpenting adalah kesehatanmu. Kellin mungkin akan tiba malam ini." "Sejak melahirkan, dia selalu ingin pergi ke luar. Katanya anaknya suka menangis dan rewel." Elang tertawa, "Tiano mirip sekali dengan Kellin saat kecil, suka menangis dan rewel." "Tapi kenapa aku ingat waktu Kellin kecil sangat mudah diurus?" Kenangan Setya tentang Kellin saat kecil berhenti pada usia dua atau tiga tahun. Pada usia itu, Kellin tidak banyak menangis dan sangat penurut. Ingatannya juga luar biasa, dia bisa mengingat segala sesuatu yang diajarkan kepadanya meskipun belum bisa menguasainya sepenuhnya. Setelah mengingatnya, dia akan mencerna dan memahaminya sendiri perlahan-lahan. Elang yang
Olivia merupakan menantu paling tua di keluarga Adhitama. Ibu kandung Olivia, Reni, adalah putri kedua dari kepala keluarga Gatara yang sebelumnya. Kelak, Odelina akan menjadi menantu keempat keluarga Lumanto. Perempuan itu memiliki status dan kedudukan yang sama dengan Olivia. Keluarga Sanjaya juga memiliki hubungan dengan keluarga Gatara karena Yuna, adalah putri sulung dari kepala keluarga Gatara sebelumnya. Oleh karena itu, keluarga Adhitama, keluarga Sanjaya, dan keluarga Lumanto adalah tiga keluarga yang bersedia dijaga hubungannya oleh Organisasi Lima Kaisar dalam jangka panjang. Semua ini berkat pengaruh Setya. Elang sebelumnya tidak memiliki hubungan dengan ketiga keluarga ini. Namun, setelah gurunya datang ke Mambera, dia telah menyelidiki semua keluarga besar di sana dan mengetahui bahwa empat keluarga tersebut menguasai Mambera. Umumnya, tidak ada yang berani menyinggung mereka. Para pemimpin dari empat keluarga besar itu juga mampu mengendalikan anggota keluarganya, me
“Dokter Panca bilang, dia akan mengatur agar Dokter Dharma datang dan menemani kita pergi ke Cianter,” kata Yuna. “Dengan adanya Dokter Dharma bersama kita, setidaknya kita bisa lebih tenang,” lanjutnya. Setya sudah sangat tua. Perjalanan jauh membuat semua orang khawatir dan takut jika sewaktu-waktu napasnya tersendat, dia akan langsung pergi begitu saja. Dengan kehadiran Dokter Dharma atau Dokter Panca, mereka bisa merasa lebih lega. “Dokter Dharma sering bepergian untuk mengobati orang. Kalau dia pergi selama beberapa hari, Olivia juga nggak akan curiga,” lanjut Yuna. “Kalau saja Olivia nggak sedang hamil, kami juga nggak perlu menyembunyikan ini darinya.” “Bayinya lebih penting, lebih baik kita merahasiakannya,” kata Setya, yang juga setuju untuk menyembunyikan ini dari Olivia. Apalagi setelah mengetahui bahwa Olivia baru bisa hamil setelah satu tahun menikah. Kehamilan ini tidak mudah baginya, ditambah lagi dengan tekanan besar yang dia hadapi. Jika perempuan itu tahu bahwa s
Yang menemani Aldi pulang bersama adalah salah satu murid terkuat Rubah Perak yang dijuluki Elang. Usianya masih cukup muda, kira-kira tak jauh berbeda dengan Daniel. Dia adalah orang yang sangat serius, tatapannya tajam, dan siapa pun yang ditatap olehnya akan langsung bergidik ketakutan.“Ma, ini bukti-bukti yang dikumpulkan sama Pak Setya. Aku temui ini di tempatnya.”Aldi lantas memberikan bukti-bukti yang dia temukan kepada ibunya. Yuna tidak langsung melihatnya ketika dia mengambil itu dari Aldi, tetapi menyerahkannya kepada Setya.Bukti-bukti yang Setya kumpulkan itu dijaga dengan sangat baik. Meski sudah lewat belasan tahun sekalipun, tulisannya masih bisa dilihat dengan jelas.“Setya, coba lihat apa ini,” kata Yuna dengan lembut.Setya pun mengeluarkan kacamatanya dan mengambilnya dari tangan Yuna. Dia membuka kotaknya dan melihat satu per satu, lalu berkata, “Ya, ini bukti yang aku kumpulkan. Nggak banyak, tapi semuanya mengarah ke Patricia.”Setya kemudian menyerahkan kembal
“Kalau cara kamu ngejar dia cuma begini saja, apa bisa terkejar? Kalau kamu nggak berhasil, mending kejar si Katarina lagi saja sesuai yang Nenek sudah atur. Nenek pilihin kamu Katarina berarti memang dia yang paling cocok sama kamu. Kamu ngejar Katarina juga baru dua tiga bulan saja. Perasaannya masih belum terjalin. Aku dan Kak Stefan juga nggak langsung suka pada pandangan pertama. Tetap harus dijalani dulu sampai lama baru muncul rasa tertarik. Kayak waktu aku ngejar Rosalina, memangnya aku langsung jatuh cinta sama dia pada pandangan pertama? Nggak. Tapi aku penasaran kenapa Nenek jodohin aku sama Rosalina, jadi aku coba dekati dia untuk melihat apa yang bikin Nenek tertarik sama dia. Aku mau tahu sisi apa dari dia yang cocok denganku. Terdorong rasa penasaran itu, aku terus mengamati dia dan perlahan menyadari sisi positifnya, sejak itu tanpa sadar aku jatuh hati sama dia. Ricky juga sama sepertiku, cuma Kak Stefan saja yang pelan-pelan baru tertarik sama Olivia setelah menikah d
Samuel hanya melihat tumpukan berkas itu sekilas. Dia tidak segera memberikan cap, tetapi malah dengan santai menutupnya. Sekarang dia punya masalah lain yang mau dia katakan. Dia tidak mau fokusnya terpecah agar tidak lengah dan berakhir diceramahi oleh Calvin.“Kak, jadi begini. Aku nggak sengaja menemukan kalau Nana dan Rubah-ku ini gerak-geriknya agak mirip,” kata Samuel langsung ke inti masalah. Dia datang tidak lain adalah untuk membahas si Rubah. Hanya si Rubah seorang yang bisa membuat Samuel memberanikan diri untuk datang menemui kakaknya meski sudah dipandang sebelah mata.Rubah juga sudah menghilang entah bersembunyi di mana. Samuel sudah mencari satu Mambera, tetapi dia tidak berhasil mendapatkan petunjuk sekecil apa pun tentang keberadaan Rubah. Selama hampir 30 tahun hidup, Samuel tidak pernah merasa sefrustrasi ini.“Terus? Kamu curiga kalau Nana itu sebenarnya Rubah kamu? Ngomong-ngomong, si Rubah ini cewek yang waktu itu datang ke kantor, bukan?”Calvin masih ingat sep