Di pintu masuk kebun binatang, dua orang pengawal yang ditugaskan oleh Olivia untuk menyelamatkan Aiden terlihat sedang menggendong Aiden sambil berjalan keluar kebun binatang. “Bu Olivia,” ujar salah seorang pengawal yang menggendong Aiden yang terus menangis memanggil ibunya. Kemudian si pengawal itu meletakkan Aiden di tanah seraya berkata, “Bu Olivia, tolong telepon orang tua anak ini agar mereka bisa menjemputnya. Anak ini sejak tadi menangis terus tanpa henti. Suaranya benar-benar berisik sampai membuat kepala pusing.”“Tante Olivia,” ujar Aiden sambil menangis ketakutan karena belum pernah melihat kedua pengawal keluarga Adhitama yang menyelamatkannya. Aiden tiba-tiba saja digendong dan dibawa lari orang seorang laki-laki asing ketika sedang menyaksikan pertunjukan di akuarium . Lalu dia juga diselamatkan oleh orang-orang asing yang tidak dikenalnya. Jadi, wajar saja kalau Aiden sangat ketakutan. Bagaimanapun juga dia hanyalah seorang anak kecil berusia empat tahun. Aiden la
“Kakakku memeluk Russel erat-erat. Aku juga menendang orang itu sampai dia lari terbirit-birit dan menyerah untuk mengambil Russel,” jawab Olivia cepat. Kemudian Olivia menoleh ke arah mobil Amelia seraya berkata, “Sekarang Russel ada di dalam mobil sama Kak Odelina.”Keluarga Pamungkas akhirnya tahu kalau ternyata Russel juga hampir diculik oleh orang-orang itu setelah mendengar percakapan Stefan dan Olivia. Rita ingin sekali bertemu dengan cucunya sambil terus menangis. Odelina akhirnya memberanikan diri untuk keluar dari mobilnya setelah merasa keadaan saat ini sudah lebih aman."Russel!" seru Rita sambil menghampiri Russel dan memeluknya.Kemudian Rita juga berkata, “Baguslah, kamu nggak apa-apa, ya.”“Nenek!” panggil Russel dengan wajah polosnya.Kemudian dia mengulurkan tangannya dan menyeka air mata di pipi neneknya setelah melihat air mata yang mengalir di wajah neneknya. Selama ini, Rita tidak pernah membawa cucu satu-satunya dari anak laki-lakinya itu ke mana pun. Namun,
Olivia juga memiliki pikiran yang sama dengan kedua orang itu. Dia berpikir kalau ada yang tidak beres dalam peristiwa ini. Namun, dia tidak ingin mengungkapkannya di depan orang-orang saat ini. “Oke,” jawab Russel riang.Russel merasa sangat gembira bermain di kebun binatang hari ini. Bahkan dia juga menganggap pertunjukan di akuarium sangatlah menarik. Namun, sayang sekali ibunya sudah menggendong dan membawanya pergi ketika pertunjukannya belum selesai. Stefan masuk ke dalam mobil Rolls Royce bersama Olivia sambil menggendong Russel. Mereka didampingi oleh para pengawal yang berbaris layaknya tentara di depan mobil milik Stefan. Odelina tidak mengikuti adiknya masuk ke mobil Stefan. Dia justru berinisiatif masuk ke dalam mobil pengawal. Amelia masuk ke dalam mobil khusus milik kakaknya, sedangkan mobilnya dikendarai oleh pengawal keluarga Sanjaya. Kedua CEO perusahaan besar itu meninggalkan kebun binatang Mambera di bawah penjagaan ketat para pengawal mereka. Yenny langsung bern
Sekarang semua orang di Mambera sudah tahu kalau Stefan sangat mencintai istrinya. Hidup Stefan akan hancur kalau sampai hal buruk terjadi kepada Olivia. “Apa mungkin Bu Sinta yang melakukannya?” tanya Olivia ragu. “Aku juga nggak yakin soal itu. Tapi aku sudah memerintahkan Reiki untuk menyuruh orang memata-matai keluarga Siahaan sejak konflik yang terjadi di antara kamu dan Giselle waktu itu. Tapi kayaknya nggak ada yang aneh sama mereka,” ujar Stefan. “Olivia, masalah ini membutuhkan penyelidikan agar kita bisa mengetahui siapa dalang di balik peristiwa ini. Sehingga nantinya kita juga tahu siapa target mereka sebenarnya, apakah aku atau kamu,” ujar Stefan lagi. Stefan meletakkan Russel di sisinya. Kemudian merentangkan tangannya dan memeluk Olivia seraya berkata, “Tenang saja, ada aku di sini. Aku nggak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu sedikit pun.”“Stefan kamu juga harus hati-hati. Mungkin saja mereka juga menargetkanmu,” ujar Olivia cemas. “Takdirku memang begitu. Aku
“Kalau orang biasa memang tidak perlu belajar ilmu bela diri. Tapi sekarang status Russel sudah berbeda. Lebih baik dia belajar ilmu bela diri agar bisa membela dirinya sendiri,” ujar Stefan. Stefan selalu menyukai Russel sebagai keponakannya. Dia juga berpikir kalau Russel memiliki bakat bela diri dan dia ingin mengajari Russel ketika nanti Russel sudah cukup besar. Sekarang, dia hanya ingin memperkenalkan Russel sedikit tentang ilmu bela diri. “Ya, lakukan saja seperti yang kamu katakan. Makasih ya, sayang,” ujar Olivia penuh rasa syukur.Olivia merasa berterima kasih kepada Stefan karena dia bersedia melatih keponakannya untuk mempelajari ilmu bela diri. Stefan memegang Russel dengan satu tangannya dan tangan lainnya menyentuh hidung Olivia seraya berkata, “Biasanya kamu memanggilku dengan sebutan Stefan. Tapi setelah aku bilang mau panggilin guru untuk Russel baru kamu panggil aku sayang. Apa Russel jauh lebih penting daripada aku?”“Sama pentingnya, kok. Eh, nggak deh ... kamu
Mereka berdua baru saja kembali setelah berbelanja bersama. Cherly terlihat sedang membawa beberapa tas belanjaan di satu tangannya dan satu tangan lainnya sedang memegang lengan Yanti.“Daniel, kamu mau pergi, ya?” tanya Yanti ketika melihat putranya. “Mama dan Cherly,” sapa Daniel. “Ma, aku ada urusan urgent di luar, jadi harus segera ke sana. Kalian mau nunggu di kantorku atau mau langsung pulang saja?” tanya Daniel buru-buru setelah menyapa kedua wanita itu. “Urusan apa sih sampai kamu buru-buru begitu?” tanya Yanti lagi dengan wajah sedikit cemas. “Pokoknya urgent deh, Ma,” jawab Daniel cepat.Daniel pastinya tidak akan memberitahu ibunya kalau dia pergi meninggalkan semua pekerjaannya karena dia merasa khawatir dengan keadaan Russel. Dia takut ibunya akan salah paham dengan dirinya dan Odelina. Banyak orang yang mengira kalau dirinya menyukai Odelina dan menggunakan Russel sebagai alat untuk mendekati ibunya agar dirinya bisa menjadi ayah tiri Russel. Padahal Daniel pernah me
“Saya sedang sibuk mengurus pernikahan saya. Sebentar lagi, saya juga akan mengambil cuti menikah. Pak Daniel membutuhkan orang untuk selalu menemaninya mengurus pekerjaan. Oleh karena itu, dia memperkerjakan pegawai lain untuk membantunya,” ujar si Sekretaris sopan. Cherly langsung terdiam setelah mendengar penjelasan si sekretaris. Daniel pastinya tidak pernah menyangka kalau ibunya dan Cherly akan mengajukan banyak pertanyaan kepada sekretarisnya. Namun, untung saja sekretarisnya bisa mengurus hal ini dengan sempurna dan membuat Yanti maupun Cherly tidak merasa curiga dengan semua jawabannya. Lagi pula, Yanti dan Cherly pastinya tidak akan memperhatikan berita mengenai kejadian di kebun binatang. Karena semua itu tidak ada hubungannya dengan mereka maupun Daniel. Daniel bergegas pergi menuju Lotus Residence setelah mengetahui kalau Russel juga berada di sana. Stefan dan Aksa sudah pergi dari Lotus Residence ketika Daniel tiba di sana. Sekarang hanya ada para wanita dan Russel di
“Ehem ....” Nenek terbatuk untuk memberikan isyarat kepada Daniel.Kemudian Nenek berkata ketika Daniel menoleh ke arahnya, “Daniel, Russel lebih takut sama kamu dari pada sama preman. Kamu lihat dong dari tadi dia sudah minta turun.”“Om Daniel, turunin aku,” ujar Russel lagi.Wajah kecil Russel terlihat kesal. Russel tidak bisa melepaskan diri dari pelukan Om Daniel karena pelukannya sangatlah kuat. Daniel bergegas menurunkan Russel dari gendongannya. Kemudian Daniel langsung berjongkok lalu menepuk pundak Russel seraya berkata, “Syukurlah, kamu nggak apa-apa.”Russel terlihat sedang menatap Daniel dengan matanya yang besar. Daniel sebenarnya sangat baik kepada Russel. Russel juga bisa merasakan ketulusan yang ditunjukkan oleh Daniel. Daniel bukan hanya senang menggoda Russel, tapi dia memang benar-benar menyukai Russel. Russel mengangkat tangan kecilnya lalu menyentuh luka di wajah Daniel dengan lembut. Kemudian dia buru-buru menarik tangannya lagi seakan takut dengan luka itu. Na
Menurut Jordan, orang tua mereka sebenarnya paling menyayangi Giselle. Namun, mereka memindahkan semua harta keluarga atas namanya setelah dia menceritakan kebiasaan boros perempuan itu dan bagaimana kedua bibi mereka mengincar Giselle untuk dimanfaatkan. Orang tua mereka hanya ingin melindungi harta keluarga agar tidak habis sia-sia. “Kak Giselle sekarang hanya masih mau berhubungan denganmu sebagai adik. Kalau kamu terus menyebut-nyebut mereka di depanku, terus-menerus menguliahi aku, atau selalu bertengkar denganku, aku mungkin bahkan nggak akan mau berhubungan lagi denganmu. Aku sudah berada di posisi terburuk saat ini,” kata Giselle. Dia sekarang sudah menjalin hubungan dengan Lota dan punya banyak uang untuk dihabiskan. Selama dia melakukan pekerjaannya dengan baik untuk lelaki tua itu, meski suatu saat nanti Lota tidak lagi mendukungnya, dia sudah menyimpan cukup banyak uang. Keluarga seperti ini, kalau pun tidak ada hubungan lagi, dia tidak peduli. Jordan merasa Kakak
"Aku sudah kirim uang ke kamu, Kakak harus gunakan uang itu untuk beli makanan bergizi dan memulihkan tubuh," ujar Jordan, yang masih merasa kasihan pada Kakak Keduanya. Namun, dia tidak bisa memberikan terlalu banyak uang. Kakaknya ini terlalu boros, dan kurang bijak serta mudah dipengaruhi oleh kedua bibinya. Dia hanya bisa mengontrol pengeluaran kakaknya dengan tidak memberikan uang terlalu banyak, meskipun kakaknya memarahinya, dia tetap tidak akan memberikan lebih. Orang tua mereka juga sudah berpesan agar tidak memberikan terlalu banyak uang pada Kakak Kedua. Mereka lebih memahami sifat Kakak Kedua dibandingkan dirinya. "Aku tahu, aku ini juga sayang pada tubuhku sendiri," jawab Giselle dengan nada tidak sabar. "Kalau begitu, traktir aku makan enak." "Kakak mau makan di mana?" tanya Jordan. "Kamu ini adik ipar dari keluarga Adhitama. Ajak aku makan di Mambera Hotel, apa mereka akan membebaskan biaya untukmu?" Jordan menjawab, "Aku nggaj nay minta sama Kak Calvin. Ka
Mengatakan bahwa dia bukan orang baik, apakah mereka adalah orang baik? Kalau Rosalina orang baik, dia seharusnya berbesar hati, tidak mempermasalahkan masa lalu, dan memberikan semua warisan orang tua kepada dia. Barulah itu disebut orang baik. "Kak Giselle, aku nggak bermaksud seperti itu, aku nggak pernah berpikir begitu. Dalam hatiku, Kakak dan Kak Rosalina sama-sama saudaraku. Aku hanya merasa Kak Giselle sekarang harus belajar mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri, memahami situasi dan bertindak sesuai kondisi." "Kita nggak bisa terus hidup di bawah perlindungan orang tua. Sekarang Papa dan Mama nggak bisa membantu kita lagi, kita harus bergantung pada diri sendiri." "Kak Rosalina juga nggak seburuk yang Kakak pikirkan. Kalau dia benar-benar kejam, Kakak nggak akan bisa duduk di sini memakinya." "Kak Rosalina juga nggak merebut harta kita. Dia hanya mengambil kembali warisan yang ditinggalkan oleh Paman untuknya. Menurut hukum, harta yang atas nama Ibu juga harus dib
Giselle menepuk-nepuk wajahnya dan berkata, "Aku bahkan nggak pakai riasan, oh, sekarang aku bahkan nggak punya uang untuk beli kosmetik." Dia masih dalam masa pemulihan setelah melahirkan dan meskipun pengasuh bulanan membuatkan makanan bergizi setiap hari, tubuhnya belum sepenuhnya pulih dalam waktu beberapa hari ini. Jordan memandangi kakaknya beberapa saat, lalu berkata, "Kak Giselle masih muda, baru berusia dua puluhan. Meski tanpa kosmetik, Kakak sudah cantik alami." Adiknya ini sepertinya memang tipikal laki-laki polos. Sebagus apa pun dia masih muda, dia tetap butuh kosmetik dan produk perawatan kulit. Dulu, saat orang tua mereka masih ada, semua produk perawatan kulit yang dia gunakan adalah merek paling mahal. Jika sehari saja tidak memakainya, dia merasa tidak nyaman. "Kak Giselle, sudah makan belum?" tanya Jordan. "Belum. Aku mana punya uang untuk makan? Lebih baik aku mati kelaparan saja, aku sudah nggak lagi dimanjakan oleh Papa dan Mama, dan adikku juga lebih m
Ketika liburan musim panas tahun depan tiba, Jordan berencana mengikuti ujian SIM. Saat ini, setiap kali dia keluar rumah, dia hanya bisa naik taksi atau meminta sopir keluarga untuk mengantarnya. Rosalina mengatur agar sopir keluarga mengantar adiknya menemui Giselle. Setelah sopir membawa Jordan pergi, Rosalina juga diam-diam mengirim orang untuk mengikuti adiknya. Tujuannya adalah untuk mencari tahu di mana sebenarnya Giselle tinggal sekarang.Dia tidak percaya begitu saja saat Giselle mengatakan bahwa dia tidak memiliki tempat tinggal tetap. Jika keadaannya benar-benar separah itu, Giselle pasti sudah datang untuk membuat keributan. Bahkan jika Giselle tidak berada di Mambera, dengan temperamennya, dia pasti sudah datang ke Vila Permai untuk membuat masalah. Tidak mungkin dia diam saja seperti sekarang. Sekitar setengah jam kemudian, Jordan sudah tiba di kafe tempat Jordan dan Giselle berjanjian. Saat turun dari mobil, Jordan berkata kepada sopir, "Nanti aku akan pulang send
Rosalina tersenyum dan berkata, "Kamu mau makan apa? Aku minta dia buatkan untukmu." "Asalkan masakan Kak Calvin, aku pasti suka," jawab Jordan dengan cepat. "Kalau begitu sudah beres. Selama dia ada di rumah, dia yang selalu memasak. Koki di rumah kita setiap hari khawatir pekerjaannya akan direbut oleh kakak iparmu," kata Rosalina sambil tertawa. Jordan tertawa terbahak-bahak. "Kak, kamu benar-benar beruntung." Kalau bukan karena kakaknya menikah dengan putra keluarga Adhitama, Jordan tidak akan tahu bahwa Calvin begitu pandai memasak. "Aku juga merasa sangat beruntung," jawab Rosalina. Seandainya bisa punya anak lebih awal, itu akan lebih sempurna. Dokter Dharma juga bilang, dua tahun lagi dia bisa hamil secara normal. Selama dia masih memiliki kesempatan untuk menjadi seorang ibu, dia tidak khawatir. Selama ada takdir, bayi pasti akan datang mencarinya dan Calvin."Istriku, sudah bangun? Cuci tangan, ayo makan!" seru Calvin dari dapur. "Datang!" sahut Rosalina. Jor
Semua ini disebabkan oleh kedua orang tua Rosalina. Biar mereka menyalahkan saja diri mereka sendiri.Rosalina tersenyum dan berkata, "Makin buruk suasana hati mereka, makin bahagia hatiku. Baiklah, besok aku akan menemani Jordan menjenguk mereka di penjara. Bagaimanapun juga, salah satu dari mereka adalah om dan ibu kandungku sendiri. Secara emosional dan moral, aku harus melihat mereka." "Mereka makin nggak mau melihatku, aku justru makin ingin melihat mereka." Calvin berkata, "Kalau begitu, besok aku akan meminta izin sama Kak Stefan, lalu mengantar kalian ke sana. Aku juga mau ikut melihat." Mungkin Sinta akan marah besar. Putri yang paling dia sayangi tidak menikah dengan Calvin, tetapi putri yang paling dia benci justru menjadi permata hati lelaki itu. Mengingat bagaimana Rosalina pernah disakiti, Calvin tertawa dingin. Bahkan jika kedua orang itu sudah menerima hukuman mereka, dia tidak ingin mereka hidup nyaman. Biarkan saja kedua orang itu marah dan merasa tertekan sep
Rosalina berhenti sejenak, menoleh ke sekitar untuk memastikan tidak ada orang di dekatnya. Setelah yakin, dia merangkul leher Calvin dan langsung mencium bibirnya. Sejak pulang tadi, dia memang sudah ingin memberikan suaminya sebuah ciuman dalam. Namun, karena baru saja masuk rumah dan adiknya juga langsung ikut masuk, dia merasa tidak enak melakukannya. Calvin, yang lebih merindukan istrinya, langsung memeluknya kembali dan memperdalam ciuman itu. Setelah ciuman selesai, Calvin mendekatkan bibirnya ke telinga istrinya dan berbisik, “Sayang, aku belum puas. Ini baru seperti hidangan pembuka saja.” “Jordan ada di rumah... nanti malam saja,” Rosalina menjawab dengan suara pelan. “Dia memang ada di rumah, tapi dia nggak akan masuk ke kamar kita. Setelah kita kembali nanti, kalau dia ada di lantai bawah, kita langsung naik ke atas. Kalau dia di atas, kita kunci pintu kamar. Dia cukup tahu diri untuk nggak sembarangan mengetuk pintu.” “Aku tidak bisa menunggu sampai malam, aku su
“Setelah bertemu dengan dia dan memastikan dia baik-baik saja, aku akan mulai bekerja. Nanti saat liburan tahun baru, aku akan pulang. Kakak nggak perlu mengirim seseorang untuk menjemputku. Aku bisa pesan tiket lebih awal sendiri,” kata JordanPemuda itu merasa dirinya sudah dewasa dan bisa menjaga dirinya sendiri saat berada di luar rumah. Rosalina mengangguk. “Selain para eksekutif perusahaan yang tahu siapa kamu, para karyawan biasa nggak akan mengenalimu. Selama kamu nggak mengungkapkan identitasmu, nggak ada yang akan tahu. Bekerjalah dengan baik, bicara seperlunya, kerjakan tugasmu, dan perhatikan bagaimana orang lain bekerja. Belajar dan amati.” “Baik,” jawab Jordan. Dia pernah bertemu dengan para eksekutif perusahaan sebelumnya. Bagaimanapun, dia adalah satu-satunya putra orang tua mereka, dan semua sisa aset keluarga setelah mereka dihukum telah dialihkan atas namanya. Namun, karena dia masih bersekolah dan tidak terlibat langsung dalam urusan perusahaan, para karyawa