Share

Bab 115

Author: Anggur
“Tapi bukan berarti semua cowok kayak Roni. Jun, jangan sampai kamu takut menikah gara-gara dengar ceritaku, ya,” ucap Odelina.

“Aku paham nggak cowok nggak cewek pasti ada yang begitu. Menikah atau nggak itu tinggal lihat ketemu orang yang cocok dan mau berjuang bersama seumur hidup. Aku nggak bakal terpengaruh sama cerita Kak Odelina barusan, tapi kalau mau menikah nanti, aku pasti bakal mempertimbangkan sifat pasanganku nanti,” jawab Junia.

Ibunya Junia sering bilang bahwa menikah itu bukan hanya berkomitmen terhadap satu orang, tapi juga keluarganya. Jadi, setiap orang juga harus bisa bergaul dengan anggota keluarga pasangan.

Junia sungguh salut kepada kedua temannya ini. Kehidupan rumah tangga Odelina jelas tidak baik. Dia hanya punya Russel, jadi tentu Odelina tidak bisa gegabah jika ingin bercerai. Dia harus mempersiapkan dengan baik jalan keluarnya agar taraf kehidupannya membaik dan bisa bersaing dengan Roni dengan penuh percaya diri. Berbeda dengan Olivia yang menikah kilat d
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
eka prastio
min, tolonglah ceritanya dibanyak in, tak sesuai koin yg habis dan cerita yg sangat sedikit, tambah alur yg sangat bertele2, lama2 nnti jera baca nya dan pindah ke cerita yg lain
goodnovel comment avatar
eunwo
iya nih perbab nya singkat amat, mana koinnya mahal...
goodnovel comment avatar
Pinky Galani
baru ini baca novel yg bab nya seuprit tp beli koin
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 116

    “Dari kejadian ini seharusnya mereka nggak bakal berani lagi,” kata Stefan.“Biasanya siang kamu makan di mana?”“Di luar. Mau traktir aku?”“Aku mau traktir kalau kamu memang ada waktu. Kamu sudah ngebantu aku banyak banget. Yang bisa aku lakukan sebagai ucapan terima kasih cuma dengan traktir makan. Tapi kamu jangan pilih restoran yang terlalu mahal, takutnya aku nggak sanggup.”Stefan ingin tertawa mendengarnya. Katanya ingin traktir makan sebagai ucapan terima kasih, tapi takut tidak sanggup kalau pergi ke restoran yang terlalu mahal. Jadi sebenarnya dia tulus atau tidak?“Waktu istirahat siang nggak banyak, jam pulang kerja juga terlalu ramai. Kalau kamu beneran mau traktir aku makan, pulang lebih cepat terus buatin aku makanan yang enak. Porsinya nggak usah terlalu banyak. Yang penting cukup untuk berdua saja.”Stefan tidak akan membawakan makanan buatan Olivia untuk Calvin lagi. Lagi pula untuk apa juga dia membawakannya? Kalau Calvin ingin memakan masakan rumah, biar dari cari

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 117

    Olivia memasukkan ponselnya ke saku celana dan ketika hendak kembali ke tokonya, dia melihat Odelina baru saja keluar.“Kakak mau ke mana?”“Aku mau beli bahan makanan buat kalian. Nanti siang nggak usah pesan, terlalu sering pesan makanan di luar nggak bagus. Liv, tolong jagain Russel, ya.”Tidak lupa Olivia mengingatkan kakaknya untuk berhati-hati di jalan. Dia lebih memilih menggunakan sepeda listriknya untuk berangkat kerja daripada mobil baru karena sepeda listrik lebih cepat dan praktis. Dia khawatir akan terjebak macet di jam sibuk jika menggunakan mobil.“Kak, uangnya aku transfer, ya.”Karena tidak ingin sang kakak menggunakan uang dari Roni untuk membeli bahan makanan, Olivia mentransfer sejumlah uang kepada kakaknya.Olivia masuk ke tokonya setelah mengantar kepergian kakaknya. Ini bukan pertama kalinya Russel datang kemari. Dia sudah cukup dekat dengan Junia, jadi ketika ibunya sedang tidak ada, dia tidak akan menangis atau merengek. Russel sudah biasa jalan ke sana kemari

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 118

    Sarah cukup tertarik ketika mendengar Olivia menanyakan apa yang disukai oleh cucunya. Dia pun dengan senang hati memberi tahu apa yang Stefan sukai kepadanya, termasuk rahasia seperti apa warna celana dalam favoritnya. Semua pakaian Stefan dibuat khusus untuknya dan dikirim langsung ke rumah begitu selesai dibuat. Sarah bisa tahu warna celana dalamnya Stefan karena pernah melihatnya langsung.“Liv, barang yang Stefan suka nggak banyak, jadi kamu nggak usah terlalu pikirin. Beliin dia baju mana saja nggak masalah. Biar Nenek kasih tahu ukuran bajunya.”“Tapi gimana kalau yang aku beli ternyata dia nggak suka?”“Yang penting maksud kamu sudah tersampaikan. Dia pakai atau nggak itu urusan dia. Tapi, Nenek rasa dia pati bakal pakai.”Walau dari luar terlihat seolah dia tidak menyukai baju pemberian sang istri, sebenarnya dia akan tetap memakainya ke kantor. Sarah memang sudah tidak terlibat dengan urusan di kantor, tapi dia tetap tahu apa yang terjadi di sana terkait cucu sulungnya. Stefa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 119

    “Kan Kak Roni sendiri yang mau pakai sistem patungan. Sekarang kakakku nggak kerja, jadi dia fokus jagain Russel. Kalau Kak Roni bilang begitu, buat Kak Odelina, apa bedanya punya atau nggak punya suami? Kak Roni selalu bilang Kakak nggak ngapa-ngapain? Kakak sudah ngerjain setengahnya. Dia sudah beli bahan makanan, beras juga sudah dicuci. Kak Roni tinggal masak doang.”Roni ingin membalas perkataan Olivia, tapi Olivia tidak memberikan kesempatan untunya dan terus berbicara, “Kak Roni pikir keluarga kalian sudah benar? Russel kan masih kecil, pas lagi main, wajar kalau mainannya berantakan di lantai. Dia masih belum bisa beresin mainannya sendiri. Kak Roni pikir mainannya punya kaki bisa beresin diri sendiri? Bahkan baju yang Kak Roni pakai setiap hari juga Kakak yang cuci, ‘kan? Kak Roni setiap hari makan tiga kali bukan Kak Odelina yang masak? Kak Roni selalu bilang Kakak nggak punya pendapatan. Kalau Kak Odelina nggak ngurus pekerjaan rumah, apa Kak Roni masih bisa fokus kerja?”“

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 120

    Rasanya aneh sekali! Kenapa bisa manis?! Apa jangan-jangan Roni salah memasukkan gula yang dia kira adalah garam? Dia langsung kembali ke dapur dan melihat bumbu yang tadi dia gunakan. Gula, garam dan vetsin diletakkan di satu kotak yang sama. Pasti tadi Roni mengira kalau gula yang dia tuangkan ke masakannya adalah garam.Biasanya selalu ada sang ibu yang memasak untuk Roni sebelum dia menikah. Setelah menikah, ada Odelina dan Olivia yang memasak untuknya, jadi dia tidak pernah sekali pun memasak. Gula dan garam saja bisa tertukar, hasil masakan yang dibuat juga tentu saja aneh. Berbeda dengan nasi yang masih bisa dimakan karena sudah ditakar oleh Odelina. Namun tanpa ada lauk-pauk yang menemani, tidak mungkin Roni hanya makan nasi putih saja.Amarah Roni meluap ketika tidak ada makanan di rumah setelah bekerja setengah hari di kantor. Kemarahannya semakin menjadi ketika dia mendapati Odelina sedang duduk santai sambil bermain dengan ponselnya di ranjang.Roni melempar ponselnyadan me

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 121

    Odelina mengejar pria itu sambil memegang pisau dapur di tangannya.Roni sama sekali tidak menyangka bahwa istrinya bisa sehebat ini.Setelah menikah, Odelina selalu terlihat lembut dan penuh perhatian. Sekalipun beberapa waktu terakhir ini, Roni sering memaharinya, istrinya itu biasa akan selalu bersabar. Hanya kalau suaminya ini marah terlalu berlebihan, barulah perempuan itu menanggapi dan ribut dengan Roni.Kali ini, tidak cukup hanya ribut saja, istrinya ini bahkan sampai turun tangan seperti orang gila. Tidak hanya memukulnya, sekarang pisau dapur juga ikut turun.Roni buru-buru berlari keluar dari rumah.Odelina juga tidak berhenti, perempuan itu tetap mengejar Roni dengan pisau dapur di tangannya.Kedua suami istri itu terus saling kejar-kejaran hingga turun ke lantai satu.Keributan yang dibuat oleh sepasang suami istri ini telah membuat para tetangga sekitar mereka merasa terganggu.Odelina terus mengejar Roni dengan pisau dapur di tangannya hingga melewati lima blok perumah

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 122

    Odelina tertawa dengan dingin, “Bukannya dia selalu menuntut kesamaan? Aku hanya melakukan seperti yang sudah dilakukannya, kalau dia marah bisa melampiaskan sesuka hatinya kepadaku. Kalian melihat dia seperti itu, kalian merasa kasihan, lantas aku yang sudah seperti ini apa kalian nggak kasihan?”“Anak kalian dibesarkan oleh kedua orangtuanya, apa kalian pikir aku nggak punya orang tua yang membesarkan aku? Benar, orang tuaku memang sudah nggak ada, tapi bukan berarti kalian bisa menyiksaku sesuka hati kalian!”“Kalian mau satu persatu atau datang sekaligus? Kalau nggak terima, cepat tuntaskan di sini, aku bukanlah perempuan yang mudah ditindas! Kalau kalian berani memukul dan memojokkan aku lagi, sekalipun aku harus mati di sini, aku pasti akan membawa kalian mati bersama!”“Roni, aku dari dulu sudah pernah bilang, kalau kamu berani memukulku lagi, kecuali kamu memukulku sampai mati, jangan harap kamu bisa tidur dengan tenang! Aku pasti akan menguliti kamu dan memotong daging mu menj

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 123

    Roni melihat keluarganya sudah mengetahui hal ini, tapi tidak ada menyalahkannya sedikit pun, pria itu pun kembali bercerita. “Semenjak Odelina melahirkan, badannya semakin lama semakin gendut, aku semakin lama semakin nggak suka dengannya. Sebaliknya Yenny sangat perhatian dan lembut, dia juga masih muda dan cantik. Aku rasa perempuan yang sebenarnya aku cintai adalah Yenny.”Ibu Roni langsung menjawab anaknya dengan ketus, “Orang melihat kamu hanya karena jabatan dan juga pendapatan kamu! Coba kalau kamu hanya seorang pegawai biasa seperti kemarin, siapa yang mau melihat kamu?”“Walaupun Odelina memang sedikit kejam dan memukul kamu hingga seperti ini, dia adalah perempuan yang sudah kamu nikahi selama bertahun-tahun, menjaga kamu dan keluarga kamu dengan sangat baik. Dia adalah perempuan yang sudah merasakan pahitnya kehidupan, sudah tahu bagaimana harus menjalani kehidupan dan menjaga rumahnya. Nggak seperti perempuan yang kamu bilang itu, Odelina jauh lebih baik daripadanya.”Wala

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3524

    Terlalu banyak cucu juga bukan hal yang baik.“Nggak, kok. Nenek nggak bilang apa-apa tentang kamu. Jangan selalu berpikiran buruk tentang Nenek, ya,” ujar Rosalina dengan maksud bercanda.Mendengar itu, Nene Sarah dengan sengaja meninggikan suaranya, “Rosalina, aku kasih tahu, nih. Calvin waktu kecil suka ngompol. Waktu umur dia lima tahun saja kadang-kadang masih suka ngompol. Dia selalu ngaku cari kamar mandi di mimpinya. Pas lagi nyari, begitu ketemu langsung pipis.”“Nenek!” sahut Calvin di telepon.Ya, baiklah. Di antara kakak beradik itu, memang Calvin yang paling sering mengompol. Yang lain pada umumnya sudah tidak mengompol lagi di usia mereka sudah bisa berbicara. Begitu mereka ke kamar mandi sebelum tidur, mereka akan tertidur lelap sampai hari mulai terang. Berbeda dengan Calvin,dia justru banyak minum menjelang tidur dan tidak ke kamar mandi. Makanya, dia sering terbangun di tengah malam untuk pipis. Namun bagaimanapun juga, Calvin baru berusia 5-6 tahun dan masih dianggap

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3523

    Nenek Sarah tersenyum, lalu dia berkata, “Aku nggak peduli apa kata mereka. Toh cucuku ya milikku. Aku yang membesarkan mereka dari kecil, aku dan suamiku yang bersusah payah mendidik mereka dengan sepenuh hati. Aku yang paling tahu seperti apa sifat mereka, dan wanita seperti apa yang cocok dengan mereka. Aku cuma mau cucuku bahagia dan memberikan mereka istri yang pantas. Apa itu salah? Orang-orang bilang Olivia nggak pantas untuk Stefan. Mereka sering kali bertanya memangnya sudah berapa lama Olivia masuk ke keluarga Adhitama? Atau bertanya dengan kemampuan yang Olivia miliki, apa dia pantas untuk Stefan?”Sarah dari dulu memang lebih menyayangi Olivia. Dia melanjutkan, “Aku justru sangat berterima kasih sama Olivia karena dia mau menikah sama Stefan. Dengan sifat Stefan yang temperamental itu, bisa jadi dia nggak akan dapat pasangan seumur hidup. Bahkan para ahli juga pada bilang kalau Stefan dan Olivia itu memang ditakdirkan untuk jadi suami istri seumur hidup. Mereka mendapatkan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3522

    Tante Rida pernah berpesan kepada Rosalina. Andaikan Rosalina sungguh mencintai Calvin, maka terimalah cintanya. Jangan sampai Rosalina melewatkan kesempatan ini atau dialah yang akan menyesal nantinya.Setiap anak lelaki yang terlahir di keluarga Adhitama, entah di urutan yang keberapa pun, mereka sama-sama mendapatkan pendidikan yang setara. Cara mereka menyikapi hubungan asmara juga sama, yaitu fokus dengan pasangan masing-masing bahkan sampai ke tahap buta asmara. Mereka tidak akan jatuh cinta dengan mudah, tetapi sekali jatuh cinta, maka itu akan menjadi komitmen seumur hidup.“Aku bisa mengerti. Memang ini sudah risiko menjadi bagian dari keluarga yang dikenal banyak orang,” ujar Sarah, seraya menepuk punggung tangan Rosalina dengan kasih sayang.Rosalina tersenyum dan berkata, “Nek, yang aku bilang itu dulu. Sekarang aku sudah nggak merasa tertekan atau merasa minder lagi. Dulu aku merasa beruntung karena Calvin sudah memilih aku. Sekarang aku merasa aku pasti punya suatu kelebi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3521

    “Duduk dulu di sana, kita bicarakan pelan-pelan,” kata Nenek Sarah seraya menunjuk ke sebuah gazebo yang terletak tidak jauh dari mereka.”Rosalina dengan lembut menanggapi ajakan itu dan menuntun Sarah menuju ke gazebo yang dimaksud. Setelah mereka sampai di sana dan duduk, Sarah memegang tangan Rosalina dan berkata kepadanya, “Rosalina, tekanan menjadi menantu di keluarga Adhitama pasti berat, ya. Nggak peduli apa pun yang kalian lakukan, pasti akan selalu ada mata yang terus mengawasi setiap pergerakan kalian kalaupun kalian melakukannya dengan baik, nggak banyak orang yang kasih pujian ke kalian, dan kalau mereka merasa kalian kurang baik, pasti banyak yang menghujat. Kalau privasi kalian nggak terjaga dengan baik, pasti akan dengan mudah tersebar ke luar dan menimbulkan rumor yang jadi hiburan untuk orang lain. Ini akan bikin kalian sangat frustrasi dan kerepotan.”Namun ketika mendengar itu, Rosalina hanya mengatupkan bibirnya dan menjawab, “Nek, aku baik-baik saja, kok. Awalnya

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3520

    Sarah hanya ingin mencari topik pembicaraan dengan cucu menantunya itu, makanya dia pura-pura tertarik.“Aku rasa mereka orang yang sama. Mereka sampai cari satu pengganti untuk menyamar jadi Giselle. Habis itu, Lisa juga muncul di depanku. Dia ingin buat aku nggak curiga. Target mereka sepertinya Olivia. Tapi karena aku paling kenal Giselle, jadi mereka mau nggak mau harus libatkan aku juga.”Hanya dengan membuat Rosalina tidak curiga, Olivia baru akan berhenti curiga. Karena Rosalina kakaknya Giselle.“Aku hanya ingin beritahu Olivia, biar bisa analisis bersama. Rasanya mereka sedang main catur besar di belakang. Nggak perlu terburu-buru. Mereka nggak buru-buru, kita juga nggak buru-buru. Makanya aku pagi ini baru datang ke sini, tapi ternyata Olivia sudah pergi.”Rosalina merasa iri pada Olivia. “Aku juga ingin libur, bawa anak-anak pergi main. Tapi sayangnya aku nggak punya keponakan.”Rosalina memiliki adik perempuan, tapi Giselle juga belum menikah. Jadi dia belum memiliki kepona

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3519

    “Iya, Mama sudah tua, nggak usah keliaran ke mana-mana dan buat anak-anak khawatir,” kata Dewi.Sarah sengaja melotot ke arah menantunya. “Kenapa kamu ikut-ikutan juga? Aku nggak keliaran. Sekarang aku diam saja di rumah, kan? Aku nggak ikut Oliv pergi gendong Audrey.”Dewi langsung mengungkap kebohongan ibu mertuanya. “Bukannya karena Mama selalu mau culik anak orang setiap kali pergi ke sana jadi sekarang mereka nggak mau terima kunjungan Mama?”Wajah Sarah memerah. Rosalina spontan tertawa cekikikan.“Rosalina, temani Nenek jalan-jalan. Suasana hati Nenek jadi nggak bagus karena tantemu. Dia nggak kasih aku cucu perempuan. Aku suka cucu orang lain, dia malah salahkan aku.”“Mama juga nggak punya anak perempuan, masih saja mau salahkan aku. Memangnya kami yang nggak mau punya anak perempuan? Ada masalah dengan feng shui keluarga Adhitama. Aku curiga rumah dan makam leluhur kita ada di tanah milik seorang biksu,” kata Dewi sambil menutup mulut untuk menahan tawa.Keluarga Adhitama han

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3518

    Sarah pun tidak marah. Dia justru berkata, “Sekarang transportasi sudah mudah. Ada pesawat terbang, kereta cepat, mau ke mana-mana gampang. Pagi di Kota Mambera, siang sudah di luar negeri. Takut apa jauh? Yang penting orangnya baik, cocok untuk anak-anak. Kalian harusnya senang, malah bilang orang yang aku pilihkan kejauhan. Kalau suruh kalian yang urus, rambut kalian pasti akan semakin cepat beruban. Mana bisa santai seperti sekarang.”Sarah menyentuh rambut putihnya dan berkata lagi, “Rambutku putih semua karena mengkhawatirkan pernikahan mereka.”Dewi melihat rambut putih ibu mertuanya dan bercanda, “Mama bisa saja cat rambut Mama jadi hitam. Mama rawat diri dengan baik, kelihatan seperti baru usia awal enam puluhan. Kalau rambut Mama dicat hitam, pasti kelihatan lebih muda.”“Nggak mau. Harus berani hadapi kenyataan kalau aku sudah tua.”Orang yang datang adalah Rosalina. Baru saja masuk ke ruangan, dia mendengar percakapan santai antara ibu mertua dan menantunya.“Nenek, Tante.”

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3517

    Setelah Olivia dan yang lainnya pergi, Dewi baru menelepon Yuna. Yuna pun segera mengangkat telepon.“Oliv sudah berangkat?” tanya Yuna.“Baru saja berangkat. Aku lihat dia dan Russel naik ke helikopter, sampai helikopternya terbang jauh, aku baru berani telepon kamu. Dia nggak akan bisa dengar percakapan kita, kecuali dia punya pendengaran super.”“Oke, terima kasih sudah kasih kabar.”“Sama saudara sendiri nggak perlu sungkan-sungkan. Toh, tujuan kita sama,” kata Dewi.“Kamu juga sungkan sama aku. Setelah semuanya selesai, ayo kita makan bareng. Aku yang traktir.”Keduanya adalah perempuan paling terhormat di Kota Mambera, tapi mereka tidak pernah makan bersama di luar. Karena Olivia menjadi menantu keluarga Adhitama, keduanya baru menjadi sadara. Namun, keduanya belum pernah membuat janji makan bersama.Mereka juga tidak sedekat Dewi dengan ibunya Bram dan ibunya Daniel. Namun, keluarga Ardaba dan keluarga Lumanto memang sangat dekat dengan keluarga Adhitama. Wajar saja Dewi dekat d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3516

    “Aku dan Tante akan pulang sebelum Tahun Baru. Om Stefan bilang habis dari luar kota, dia akan pergi ke sana jemput aku dan Tante.”Dewi tersenyum. “Kalau begitu kita nggak akan bisa bertemu selama belasan hari.”Dewi menarik Russel ke dekatnya lagi dan memeluknya sebentar. Kemudian, dia mencium pipi Russel dan berkata, “Selamat bersenang-senang di sana. Nanti ceritkan pada Nenek kamu dan Liam main apa saja, pergi ke mana, makan apa, terus bawa oleh-oleh dari sana buat kami.”Seandainya bukan karena khawatir Olivia akan mengetahui bahwa semua orang menyembunyikan situasi di Kota Cianter darinya, Dewi pasti tidak akan membiarkan Russel pergi ke Vila Ferda secepat ini.Di hari biasa, Russel harus masuk sekolah. Akhir pekan belum tentu anak itu datang. Hanya sesekali, itu pun untuk satu atau dua hari saja. Semua orang merindukan anak itu. Sekarang Russel sedang libur panjang, tapi dia malah merengek ingin pergi bertemu teman sepermainannya.“Oliv, karena kalian pergi main, bersenang-senan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status