Calvin mengeluarkan ponselnya dan melihat sepertinya di toko itu tidak bisa melakukan pembayaran menggunakan QR. Dia bertanya pada Rosalina, “Di tokomu nggak bisa bayar pakai scan QR?”Rosalina berkata dengan jujur, “Aku nggak bisa melihat, jadi aku nggak pakai yang gituan, karena aku nggak punya GoPay, atau OVO.”Dia mengeluarkan ponselnya dan menunjukkannya kepada Calvin. Ponselnya masih ponsel kuno yang masih ada tombol angkanya, yang hanya bisa melakukan panggilan dan mengirim pesan.Rosalina tidak bisa melihat. Dia hanya bisa menggunakan ponsel model lama ini untuk melakukan panggilan dengan menyentuh tombol-tombol angka dengan tangannya. Dia tidak bisa menggunakan smartphone.“Aku juga sudah memasang papan pemberitahuan di pintu masuk toko, memberi tahu semua orang bahwa toko ini hanya menerima uang tunai. Kalau Bapak benar-benar nggak membawa uang tunai dan kedua karyawanku pas lagi ada di sini, Bapak bisa membayar ke GoPay atau Ovo mereka, lalu mereka akan memberiku uang tunai.
Stefan bergumam menyahuti, melihat adiknya memegang pot kaktus, dan bertanya padanya, “Kamu beli?”“Iya, aku pergi ke Spring Blossom sebelum pergi kerja.”“Spring blossom?” Stefan merasa nama toko itu agak familiar, sepertinya dia pernah mendengarnya dari istri tercintanya.Calvin tidak menyembunyikan apa pun dan berkata dengan jujur, “Itu toko bunganya Rosalina. Nama tokonya sama sekali nggak bagus.”Stefan berkata dengan acuh tak acuh, “Pas, ‘kan? Banyak bunga yang blossom di Spring?”Calvin diam saja.“Kalau memang sudah ke sana, kenapa kamu nggak banyak sedikit?”Calvin mengerutkan bibirnya dan berkata, “Aku nggak berniat membeli bunga. Aku saja terpaksa membeli satu pot kaktus ini.”Dia tidak mungkin tidak membeli satu bunga pun setelah membuat wanita itu tertusuk duri kaktus, ‘kan?“Bukannya lebih bagus taruh kaktus bola di meja kerja? Kalau kaktus yang panjang-panjang gitu, hati-hati gampang tertusuk durinya,” ujar Stefan dengan datar, lalu masuk ke gedung kantor, melirik adikny
Rosalina sangat terkejut mendengarnya.Ternyata seseorang dari Adhitama Group.Karyawan Adhitama Group atau anggota keluarga Adhitama?Rosalina tidak bisa menebaknya.Dia pikir, besok-besok kalau Olivia datang ke tokonya lagi untuk membeli bunga, dia bisa bertanya pada wanita itu, nomor itu digunakan oleh siapa.Olivia tidak tahu Calvin sudah mulai mendekati Rosalina. Setelah diantar Stefan ke toko, dia mengobrol dengan Junia sebentar, dan tak berapa lama kemudian, teman-temannya dari kelas kerajinan tangan yang dia minta datang untuk membantu datang. Olivia meminta mereka untuk membuat satu kerajinan tangan yang kecil berdasarkan keinginan mereka sendiri.Setelah yakin bahwa teman-temannya itu memang memiliki kemampuan yang cukup, dia mengambil banyak bahan kerajinan tangan dari gudang kecilnya dan memberikannya pada mereka semua untuk dibawa pulang.Setelah mengantar teman-temannya ke pintu, Olivia berbalik badan dan ingin masuk kembali ke toko. Kebetulan, Amelia menyetir dan baru sa
Tidak peduli keluarga Hermanus atau tetangganya yang lain di kampung, masa mudanya akan bekerja di luar. Yang tinggal di kampung hanya orang lanjut usia yang sudah menjadi kakek dan nenek. Tidak banyak yang bisa mereka kerjakan. Jika ada bos besar yang ingin pesan, mereka tidak akan menolak kesempatan menerima uang.Mendengar itu membuat Olivia dan Junia juga ikut merasa bahagia. Setelah Amelia menyampaikan perkembangan proyek investasinya, tatapannya mendarat pada sosok Olivia. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, “Kabar gembiranya sudah selesai, aku kasih tahu berita yang buat emosi. Olivia, aku juga minta orang yang membahas kontrak tanah itu untuk menanyakan keadaan keluargamu.”“Apa yang mereka lakukan pasti buat orang lain emosi. Amelia, katakan saja. Apa pun yang mereka lakukan, aku pasti akan sanggup menahannya. Palingan batu pasirnya diambil sama mereka dan dijual.”“Bahan material yang siapkan untuk membangun rumah itu masih ada di sana dan nggak dijual atau dipindahkan.”“
“Cara apa pun yang mereka gunakan, yang pasti harus lewat jalur hukum. Apa yang seharusnya menjadi milik kami berdua, kami nggak boleh mengalah sedikit pun! Kalau bukan milik kami, tentu saja kami nggak akan ambil sedikit pun.”Ucapan Olivia sangat yakin. Dia bukan orang yang berhati kejam. Akan tetapi, dia bisa melakukan hal yang sangat kejam jika pada keluarganya yang antik itu. Luka masa kecilnya memerlukan waktu seumur hidupnya untuk mendapatkan balasannya kembali.“Tentu saja, terserah mereka mau ngomong apa. Aku tetap jalankan semuanya sesuai rencana dan prosedurku. Aku nggak akan mengambil keuntungan dari mereka dan juga nggak akan membiarkan mereka mengambil keuntungan dari aku.”Amelia berkata, “Mereka orang paling nggak tahu malu yang pernah aku temui. Tapi, papa kamu memang anak kandung mereka?”“Menurutku kandung, kalau nggak kandung maka papaku dan kakek tua itu nggak mungkin bisa mirip. Mereka pilih kasih. Memang ada beberapa orang tua yang seperti itu. Mereka sayang yang
Olivia tertawa dan berkata, “Benar benar, aku sangat bahagia. Aku harusnya bersyukur dan aku akan bersyukur.”Keluarga dan teman-temannya dengan mudah dihasut oleh Stefan dan akan membela lelaki itu. Selain itu, Stefan memang bersikap sangat baik dengan dirinya.“Aku saja nggak tahu harus balas dia dengan hadiah apa,” ujar Olivia dengan wajah bingung.Kedua temannya merasa Olivia sedang pamer kemesraan pada mereka. Junia tidak masalah karena Reiki juga baik padanya. Akan tetapi Amelia masih sendiri dan tidak ada pasangan. Tentu saja dia hanya bisa menyimpan rasa iri pada kedua temannya.“Stefan memang nggak kurang apa pun, dia hanya kurang istri. Begitu kami menikah dengannya, dia sudah nggak kurang istri lagi. hanya kurang sepasang anak saja. Lebih baik kamu cepat kasih dia sepasang anak kembar sekalian!”Amelia teringat akan Russel yang lucu dan berkata, “Kalau lucu dan pintar seperti Russel, nggak masalah juga kalau lahir yang lebih banyak. Stefan juga sanggup menghidupi mereka.”“O
Olivia terkejut ketika mendengar itu. Kalau seperti itu, dia tidak perlu kerja lagi dan hanya bertugas melahirkan anak saja. Melahirkan anak bisa membuatnya menjadi kaya raya. Junia juga terkejut ketika mendengar kalimat tersebut.Melahirkan anak saja bisa mendapatkan uang begitu banyak sebagai hadiah. Itu hanya hadiah dari Sarah saja, belum termasuk hadiah dari orang lain.“Olivia, kalau begitu kamu lahir lebih banyak anak saja. Kamu akan menjadi orang kaya!” kata Junia sambil tertawa.Amelia menarik tangan Junia dan mengelus gelang pemberian Gloria padanya sambil berkata, “Junia, kamu juga nggak perlu iri dengan Olivia. Calon mertua kamu saja sudah kasih barang berharga keluarganya pdamu. Aku pikir aku salah lihat, ternyata setelah semakin lama dilihat dan dipegang, ini memang barang turun temurun keluarga Ardaba.”Junia terdiam dan tidak berkata apa pun.“Ini barang turun temurun keluarga Reiki? Kenapa kamu bisa tahu?” tanya Junia yang tidak menyangka ternyata ibunya Reiki langsung
Tidak disangka ternyata lelaki itu adalah suaminya sendiri.“Olivia, itu semua sudah berlalu. Sewaktu Stefan panggil aku dengan sebutan ‘Kakak’, semua perasaanku sama dia sudah sirna. Terlalu banyak yang bisa Stefan lakukan demi kamu, dan dia nggak pernah melakukan apa pun demi aku. Bahkan dulu dia juga nggak sudi bicara denganku.”Amelia bisa melupakan perasaannya pada Stefan bukan hanya demi Olivia, tetapi dia melihat dengan jelas perbedaan dari seseorang yang memiliki rasa dan tidak.“Sepertinya cerita sahabatku dan kamu sedikit mirip. Hanya saja posisinya tukaran dengan Stefan. Temanku menutupi identitas aslinya dan berpacaran dengan kekasihnya. Hingga pada akhirnya kekasihnya malah pergi melepaskan dia demi perempuan kaya lain. Katanya dia bisa nggak perlu susah payah selama 30 tahun!”“Seharusnya dia merasa beruntung karena bisa melihat sifat asli kekasihnya sebelum sempat menikah.”“Aku juga menghiburnya dengan ucapan seperti itu.”Amelia mengambil kunci mobilnya dan berkata, “O