Tidak disangka ternyata lelaki itu adalah suaminya sendiri.“Olivia, itu semua sudah berlalu. Sewaktu Stefan panggil aku dengan sebutan ‘Kakak’, semua perasaanku sama dia sudah sirna. Terlalu banyak yang bisa Stefan lakukan demi kamu, dan dia nggak pernah melakukan apa pun demi aku. Bahkan dulu dia juga nggak sudi bicara denganku.”Amelia bisa melupakan perasaannya pada Stefan bukan hanya demi Olivia, tetapi dia melihat dengan jelas perbedaan dari seseorang yang memiliki rasa dan tidak.“Sepertinya cerita sahabatku dan kamu sedikit mirip. Hanya saja posisinya tukaran dengan Stefan. Temanku menutupi identitas aslinya dan berpacaran dengan kekasihnya. Hingga pada akhirnya kekasihnya malah pergi melepaskan dia demi perempuan kaya lain. Katanya dia bisa nggak perlu susah payah selama 30 tahun!”“Seharusnya dia merasa beruntung karena bisa melihat sifat asli kekasihnya sebelum sempat menikah.”“Aku juga menghiburnya dengan ucapan seperti itu.”Amelia mengambil kunci mobilnya dan berkata, “O
“Aku nggak apa-apa, bukannya aku duduk di sini dengan keadaan baik-baik? Mobilku saja yang rusak, makanya hari ini Stefan yang antar aku ke kantor.”Odelina bertanya dengan panik, “Siapa? Orang-orang itu lagi?”Dia pikir ulah keluarganya yang antik itu.“Bukan, ulah keluarga Siahaan. Aku pernah bantu adiknya Mutia dan ada dua kali berselisihan dengan dia. Dia minta preman buat serang aku.”“Benar-benar nggak masuk akal!” marah Odelina.“Sudah lapor polisi?”“Sudah.”Olivia menatap keponakan yang ada dalam pelukan kakaknya itu dan berkata, “Kak, aku nggak apa-apa. Stefan sudah aturkan dua orang anak buah untuk ikut denganku. Aku kasih tahu Kakak karena takut Kakak juga kena imbasnya.”“Kak, bagaimana kalau Kakak pindah dan tinggal bersama dengan kami? Jauh lebih aman kalau kita saling menjaga.”“Rumah kontrakan Kakak juga sangat aman. Kamu juga sudah lapor polisi dan mereka sudah kapok, nggak akan berani macam-macam lagi. Kita hidup di negara hukum.”Setelah berpikir sejenak, Odelina be
Sekarang baru pukul sembilan malam, dan masih ada waktu dua jam sebelum acara berakhir. Stefan sudah datang untuk menjemput istrinya pulang?!Andra hanya tersenyum dan berkata, “Pak Stefan jarang-jarang datang, kebetulan sekali hari ini adalah acara ulang tahun ke-80 dari ibu saya. Pak Stefan mau masuk dulu dan duduk di dalam?” Stefan tidak menjawab dan hanya berseru, “Dimas!”Dimas menurunkan barang yang sudah disiapkan oleh Stefan sebagai hadiah ulang tahun. Setelah itu dia berkata, “Sebelum datang mengganggu, saya sudah siapkan sebuah hadiah sederhana untuk beliau. Selamat ulang tahun dan panjang umur buat ibu dari Pak Andra.”Dia tidak masuk, tetapi sudah menyiapkan hadiah ulang tahun. Hal itu juga sama saja sebagai bentuk rasa hormat untuk ibunya Andra. Dimas menyerahkan hadiah tersebut pada Andra dan diterima oleh lelaki itu dengan ucapan terima kasih pada Stefan yang berulang kali.Stefan hanya berdiri diam di tempat dengan gagah dan tampan. Bunga yang ada di tangannya terliha
Yuna berdiri di depan pintu sambil menatap kepergian Rolls-Royce itu dengan para ibu-ibu yang lain.“Bu, Stefan baik sekali dengan keponakan kamu. Acara baru berjalan setengahnya, dia sudah jemput keponakan kamu untuk pulang.”Yuna tertawa dan berkata, “Dia memang sangat baik sekali dengan keponakanku. Saking sayangnya, saya juga dibuat sedikit iri dengan mereka.”Salah seorang tamu yang ada di sampingnya bertanya, “Dia dan keponakan kamu kapan merayakan resepsi? Kami tunggu acaranya.”Yuna tertawa dan berkata, “Dua hari yang lalu saya dan suami saya serta keponakan tertua pergi ke Vila Permai dan membahas perihal resepsi mereka berdua sekalian pilih tanggal. Kalian masih harus tunggu setengah tahun lagi. Tenang saja, kalian pasti diundang! Nanti siap hadiah yang besar saja ya.”Semua orang tertawa dan berkata, “Pasti!” Sudah cukup sebuah penghormatan bagi mereka karena keluarga Adhitama bersedia mengundang mereka. Siapa pun tidak akan yang menyia-nyiakan kesempatan itu.Sebenarnya b
Mendadak Stefan teringat dengan perkataan Bi Lesti padanya. Yang dicintai oleh Stefan adalah sosok Olivia yang seperti saat ini. Kalau sampai perempuan itu berubah, maka yang dicintai oleh lelaki itu bukan Olivia karena sifat perempuan itu memang seperti ini.“Aku nggak ada saingan yang kuat, kalau ada perempuan yang selalu melirikmu dan mencari kesempatan mendekatimu, aku pasti akan cemburu. Aku juga bisa khawatir kamu direbut karena aku kurang baik buat bersanding denganmu.”Kalimat itu dikatakan dengan sangat serius oleh Olivia. Dia memang tidak ada saingan yang merebut Stefan. Orang yang mengagumi Stefan memang banyak, tetapi perempuan itu tidak ada yang berani mengutarakan perasaannya. Olivia juga tidak bertemu dengan perempuan yang mengagumi Stefan. Sekarang perasaannya masih lancar dan menguasai semua perhatian lelaki itu.Semua kelembutan dan kesetiaan Stefan diberikan untuknya secara utuh. Pemikiran itu membuatnya merasa sangat bahagia sekali. Stefan memeluknya dengan sayang d
“Kita pulang ke mana?”Olivia menyadari kalau tujuan mereka bukan ke arah Lotus Residence.”“Ke Vila Puncak Bukit.”Olivia membulatkan mulutnya saja. Stefan melirik sekilas ke arah perempuan itu karena takut Olivia akan marah dan tidak suka. Kesan Olivia pada Vila Puncak Bukit mungkin tidak begitu baik karena Stefan mengurungnya di sana selama dua hari setelah identitasnya terbongkar. Karena orang-orang membujuknya, Stefan baru memutuskan untuk membiarkan Olivia pergi.Sejak dia pergi meninggalkan Vila Puncak Bukit, Olivia tidak pernah menginjak vila tersebut lagi.“Olivia, kalau kamu nggak suka ke sana, aku bisa minta sopir putar balik. Kita pulang ke Lotus Residence saja, ya?”Setelah diam sesaat, Stefan bergumam, “Nenek masih tinggal di Lotus Residence.”“Kita ke Vila Puncak Bukit saja, nggak perlu putar balik.”Lelaki ini pasti merasa dia tidak bisa bebas karena Nenek tinggal di Lotus Residence. Olivia juga tidak ingin mengganggu perempuan tua itu. Vila Puncak Bukit tidak meninggal
Sinta tidak bisa menjebak Nona Muda Adhitama karena latar belakang perempuan itu yang begitu kuat.“Nggak ada, Pak Johan mencarimu?”“Iya, dia minta maaf dan bawa barang juga, tapi aku nggak menemui dia dan minta Calvin yang temui.”Calvin harus sering berkomunikasi dengan keluarga Siahaan, anggap saja sebagai latihan awal.“Meski Sinta mencariku, aku juga nggak akan luluh dan melepaskan Giselle begitu saja. Kalau sampai aku luluh dengan musuh, berarti aku sudah jahat dengan diriku sendiri.”“Perselisihanku dengan Giselle semakin besar dan nggak akan bisa diurai.”Olivia berada di pihak Rosalina dan sasaran utama Giselle yang sebenarnya adalah Rosalina hanya karena keduanya memiliki posisi yang berbeda. Oleh karena itu, mereka ditakdirkan untuk saling bersaingan dan berselisih.“Nggak perlu damai dengan dia, sifat angkuh dia sudah tertanam dalam diri dia. Dia akan merasa semua orang harus mengagungkan dirinya. Semua orang harus bersikap baik dan membuat dia bahagia. Meski kamu memaafka
Stefan berpikir sejenak dan berkata, “Cara seperti itu juga boleh. Tes DNA merupakan cara paling cepat dan juga paling kuat. Besok aku atur orang untuk bawa dia kemari. Nanti kamu dan Hendra tes DNA saja. Bisa dijadikan bukti waktu gugatan nanti biar mereka nggak berkutik. Beda ceritanya kalau Hendra bukan cucu kandung mereka.”“Bagaimana kalau Hendra bukan cucu mereka?” tanya Olivia.Keduanya terdiam hingga akhirnya Stefan berkata, “Kalau gitu langsung DNA dengan kakeknya saja. Dia pasti nggak mau, tapi kita bisa memanfaatkan Hendra. Minta dia cabut sepuluh helai rambut kakekmu. Ingat harus cabut sampai ke akar baru ada hasilnya.”Tidak harus menggunakan darah untuk uji DNA. Hendra merupakan anak paling kecil di keluarganya dan trauma dengan Olivia. Cara paling baik adalah dengan memanfaatkan lelaki itu.Olivia merasa ide Stefan cukup bagus dan berkata, “Kalau begitu ikut saja dengan saran kamu. Kita minta Hendra ambil rambut Kakek dan tes DNA. Begitu hasilnya keluar, kita akan tahu
Ketika liburan musim panas tahun depan tiba, Jordan berencana mengikuti ujian SIM. Saat ini, setiap kali dia keluar rumah, dia hanya bisa naik taksi atau meminta sopir keluarga untuk mengantarnya. Rosalina mengatur agar sopir keluarga mengantar adiknya menemui Giselle. Setelah sopir membawa Jordan pergi, Rosalina juga diam-diam mengirim orang untuk mengikuti adiknya. Tujuannya adalah untuk mencari tahu di mana sebenarnya Giselle tinggal sekarang.Dia tidak percaya begitu saja saat Giselle mengatakan bahwa dia tidak memiliki tempat tinggal tetap. Jika keadaannya benar-benar separah itu, Giselle pasti sudah datang untuk membuat keributan. Bahkan jika Giselle tidak berada di Mambera, dengan temperamennya, dia pasti sudah datang ke Vila Permai untuk membuat masalah. Tidak mungkin dia diam saja seperti sekarang. Sekitar setengah jam kemudian, Jordan sudah tiba di kafe tempat Jordan dan Giselle berjanjian. Saat turun dari mobil, Jordan berkata kepada sopir, "Nanti aku akan pulang send
Rosalina tersenyum dan berkata, "Kamu mau makan apa? Aku minta dia buatkan untukmu." "Asalkan masakan Kak Calvin, aku pasti suka," jawab Jordan dengan cepat. "Kalau begitu sudah beres. Selama dia ada di rumah, dia yang selalu memasak. Koki di rumah kita setiap hari khawatir pekerjaannya akan direbut oleh kakak iparmu," kata Rosalina sambil tertawa. Jordan tertawa terbahak-bahak. "Kak, kamu benar-benar beruntung." Kalau bukan karena kakaknya menikah dengan putra keluarga Adhitama, Jordan tidak akan tahu bahwa Calvin begitu pandai memasak. "Aku juga merasa sangat beruntung," jawab Rosalina. Seandainya bisa punya anak lebih awal, itu akan lebih sempurna. Dokter Dharma juga bilang, dua tahun lagi dia bisa hamil secara normal. Selama dia masih memiliki kesempatan untuk menjadi seorang ibu, dia tidak khawatir. Selama ada takdir, bayi pasti akan datang mencarinya dan Calvin."Istriku, sudah bangun? Cuci tangan, ayo makan!" seru Calvin dari dapur. "Datang!" sahut Rosalina. Jor
Semua ini disebabkan oleh kedua orang tua Rosalina. Biar mereka menyalahkan saja diri mereka sendiri.Rosalina tersenyum dan berkata, "Makin buruk suasana hati mereka, makin bahagia hatiku. Baiklah, besok aku akan menemani Jordan menjenguk mereka di penjara. Bagaimanapun juga, salah satu dari mereka adalah om dan ibu kandungku sendiri. Secara emosional dan moral, aku harus melihat mereka." "Mereka makin nggak mau melihatku, aku justru makin ingin melihat mereka." Calvin berkata, "Kalau begitu, besok aku akan meminta izin sama Kak Stefan, lalu mengantar kalian ke sana. Aku juga mau ikut melihat." Mungkin Sinta akan marah besar. Putri yang paling dia sayangi tidak menikah dengan Calvin, tetapi putri yang paling dia benci justru menjadi permata hati lelaki itu. Mengingat bagaimana Rosalina pernah disakiti, Calvin tertawa dingin. Bahkan jika kedua orang itu sudah menerima hukuman mereka, dia tidak ingin mereka hidup nyaman. Biarkan saja kedua orang itu marah dan merasa tertekan sep
Rosalina berhenti sejenak, menoleh ke sekitar untuk memastikan tidak ada orang di dekatnya. Setelah yakin, dia merangkul leher Calvin dan langsung mencium bibirnya. Sejak pulang tadi, dia memang sudah ingin memberikan suaminya sebuah ciuman dalam. Namun, karena baru saja masuk rumah dan adiknya juga langsung ikut masuk, dia merasa tidak enak melakukannya. Calvin, yang lebih merindukan istrinya, langsung memeluknya kembali dan memperdalam ciuman itu. Setelah ciuman selesai, Calvin mendekatkan bibirnya ke telinga istrinya dan berbisik, “Sayang, aku belum puas. Ini baru seperti hidangan pembuka saja.” “Jordan ada di rumah... nanti malam saja,” Rosalina menjawab dengan suara pelan. “Dia memang ada di rumah, tapi dia nggak akan masuk ke kamar kita. Setelah kita kembali nanti, kalau dia ada di lantai bawah, kita langsung naik ke atas. Kalau dia di atas, kita kunci pintu kamar. Dia cukup tahu diri untuk nggak sembarangan mengetuk pintu.” “Aku tidak bisa menunggu sampai malam, aku su
“Setelah bertemu dengan dia dan memastikan dia baik-baik saja, aku akan mulai bekerja. Nanti saat liburan tahun baru, aku akan pulang. Kakak nggak perlu mengirim seseorang untuk menjemputku. Aku bisa pesan tiket lebih awal sendiri,” kata JordanPemuda itu merasa dirinya sudah dewasa dan bisa menjaga dirinya sendiri saat berada di luar rumah. Rosalina mengangguk. “Selain para eksekutif perusahaan yang tahu siapa kamu, para karyawan biasa nggak akan mengenalimu. Selama kamu nggak mengungkapkan identitasmu, nggak ada yang akan tahu. Bekerjalah dengan baik, bicara seperlunya, kerjakan tugasmu, dan perhatikan bagaimana orang lain bekerja. Belajar dan amati.” “Baik,” jawab Jordan. Dia pernah bertemu dengan para eksekutif perusahaan sebelumnya. Bagaimanapun, dia adalah satu-satunya putra orang tua mereka, dan semua sisa aset keluarga setelah mereka dihukum telah dialihkan atas namanya. Namun, karena dia masih bersekolah dan tidak terlibat langsung dalam urusan perusahaan, para karyawa
Rosalina berkata, “Lebih baik kamu bekerja di perusahaan keluarga kita saja. Perusahaan itu juga ada bagianmu. Gunakan liburan untuk bekerja, kumpulkan pengalaman kerja. Setelah lulus nanti, kalau tidak berniat melanjutkan pendidikan, kamu bisa mulai dari posisi dasar.” “Lebih baik kamu merasakan susahnya bekerja sejak dini.” Adhitama Group memiliki standar yang sangat tinggi. Bahkan para tuan muda keluarga Adhitama sendiri tidak bisa langsung bekerja di kantor pusat saat pertama kali terjun ke dunia kerja. Rosalina tidak ingin adiknya menggunakan status adik iparnya Calvin untuk masuk Adhitama Group. Hal itu bisa menimbulkan pembicaraan buruk dan dianggap tidak adil bagi banyak orang. Meskipun, memang di dunia ini keadilan tidak selalu ada. Namun, dia tetap memutuskan agar adiknya bekerja di Siahaan Group. Bagaimanapun, perusahaan itu juga ada bagian untuk Jordan. “Bukannya sebentar lagi tahun baru? Kalau tiket kereta cepat sulit didapat, bagaimana?” kata Calvin, menunjukkan
“Cepat sekali sudah libur musim dingin.” Rosalina memeriksa adiknya. Melihat adiknya tidak terlihat kurus, malah tampak lebih tegap dan sedikit lebih dewasa dibanding sebelumnya, dia merasa sangat puas dengan perubahan adiknya setelah masuk universitas. “Iya, begitu libur, aku langsung beres-beres barang dan naik kereta cepat untuk pulang. Begitu sampai di rumah dan melihat mobil Kakak ada di sini, aku tanya ke pengurus rumah. Katanya Kakak baru pulang dari kantor. Kakak, semuanya baik-baik saja, 'kan?” Bisnis keluarga Siahaan juga ada sebagian untuk Jordan, tetapi dia sangat percaya pada kakaknya sehingga pemuda tu hanya bertanya sekilas. Dalam hal bisnis, dia masih belum paham dan tidak punya pengalaman, jadi dia tidak banyak bertanya. “Semuanya berjalan lancar. Yang penting kamu sudah pulang. Cuci tangan dulu, kita makan bersama. Kakak juga baru saja sampai rumah.” Beberapa menit kemudian, setelah Calvin mengambilkan beberapa lauk untuk istrinya dengan sumpit khusus, dia be
Rosalina tersenyum kecil, “Kalau Papa dan Mama dengar ucapanmu, mereka pasti sedih dan bilang kalau kamu nggak punya hati.” “Kenapa Papa dan Mama nggak sayang kamu? Justru karena mereka sayang sama kamu, mereka jadi baik sekali padaku. Ini yang disebut 'karena cinta seseorang, maka mencintai hal-hal yang berkaitan dengannya’.” Memang benar, mertua sangat menyayanginya, tetapi itu juga karena dia adalah menantu mereka. Kedua mertuanya sangat menyayangi anak laki-lakinya, dan berharap keluarga kecilnya Bahagia. Oleh karena itu, mereka sangat baik pada Rosalina. Rosalina berpikir, Tuhan masih baik padanya. Setelah menderita lebih dari dua puluh tahun, akhirnya dia diberi kehangatan. Tuhan mengizinkannya menikah dengan Calvin dadn memiliki mertua yang menyayanginya seperti anak kandung. Di sisa hidupnya, dia tidak perlu khawatir lagi menghadapi badai kehidupan. Ada keluarga suaminya yang menjadi sandarannya serta melindunginya dari segala masalah. Perempuan itu sangat berterima ka
Calvin ingin menjemput Rosalina di bandara, tapi Rosalina tidak mengizinkannya pergi. Rosalina pulang bersama pengawalnya. Rosalina bilang dia sudah bisa melihat. Calvin tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya lagi. Biar dia bisa jadi lebih mandiri.Baiklah, Calvin hanya bisa menuruti apa kata istrinya. Kebetulan dia juga sangat sibuk. Rosalina perhatian padanya, tidak butuh Calvin jemput di bandara. Calvin pun segera menyelesaikan pekerjaannya dan pulang untuk menunggu Rosalina.Calvin sudah menyiapkan satu meja penuh dengan makanan favorit istrinya. Rosalina sudah makan di pesawat. Namun sesampainya di rumah, dia sudah lapar lagi. Jarak bandara dan rumahnya agak jauh.Entah kapan hujan yang menetes di luar berhenti. Akan tetapi, ada air di mana-mana. Langit masih mendung. Suhu lebih rendah dibandingkan tadi pagi.Begitu mendengar suara mobil, Calvin langsung keluar untuk menyambut Rosalina. Tepat saat Rosalina keluar dari mobil, Calvin pun segera menuruni tangga sambil tersenyum. “Sud