Odelina juga tidak menyesali perceraiannya.“Lalu kenapa dia terus mendatangimu? Aku ingin sekali menghajarnya ketika dia memperlakukanmu seenaknya waktu itu. Aku mau membantumu melampiaskan semua amarahmu padanya,” ujar Daniel kesal.“Dia mau memperbaiki hubungan kami dengan menggunakan Russel sebagai perantaranya,” jawab Odelina tenang. “Pasti alasannya agar Stefan melepaskan mereka. Lebih baik jangan lepasin mereka, deh. Biarkan saja mereka hidup menganggur sampai mereka kehabisan tabungan. Setelah itu, kita lihat apa mungkin mereka masih akan saling mencintai satu sama lain?” ujar Daniel setelah sempat merenung selama beberapa saat. “Sekarang kamu nggak usah memindahkan tokomu ini. Biarkan mereka melihat bagaimana pertumbuhan bisnismu. Aku yakin, mereka pasti akan marah kalau sampai bisnis kamu berkembang pesat dan kamu menjadi kaya raya karena usahamu sendiri,” ujar Daniel lagi. “Aku memang mau jadi seorang pemilik hotel besar dengan omset milyaran. Tapi sekarang lebih baik aku
Daniel juga tahu kalau Odelina tidak membutuhkan bantuannya karena ada keluarga Sanjaya dan Adhitama di belakangnya. “Kalau begitu, aku pulang dulu, ya. Jangan sampai nanti ibuku menelepon menyuruhku untuk cepat pulang,” ujar Daniel setelah sempat terdiam beberapa saat.“Oke, hati-hati di jalan ya, Pak Daniel,” balas Odelina sambil mengantar Daniel sampai ke luar toko.“Itu mobil mantanmu? Soalnya aku lihat dia keluar dari mobil itu. Kayaknya itu mobil barunya, ya,” ujar Daniel ketika melihat mobil Roni yang terparkir di depan toko Odelina. Roni sudah mengganti istri dan mobilnya dengan yang baru. Roni pasti akan hidup bahagia setelah memiliki mobil baru, istri baru dan uang yang melimpah kalau saja Stefan tidak mengganggu hidupnya. Daniel ingin sekali menusuk ban mobil Roni sampai bocor. Namun, Roni pasti akan menghabiskan waktu lebih lama bersama Odelina di dalam toko kalau sampai ban mobilnya bocor. Akhirnya Daniel buru-buru mengurungkan niatnya. “Kantorku kan dekat dari sini. K
“Kamu juga harus bantu Cherly kalau dia butuh bantuanmu untuk mengurus pekerjaannya. Walaupun Mama sama mamanya Cherly sudah belasan tahun nggak ketemu, kami tetap berhubungan dan nggak pernah hilang kontak, loh,” ujar Yanti ingin menjodohkan Daniel dengan Cherly.Cherly sama sekali tidak terlihat takut ketika melihat bekas luka di wajah Daniel. Walaupun menurutnya bekas luka itu cukup menyeramkan, semua itu bisa hilang kalau Daniel mau menjalani operasi. Dengan begitu, Daniel akan kembali tampan seperti sedia kala.Lagi pula, semua orang pastinya pernah melakukan kesalahan pada tubuh mereka di masa muda. Cherly saja dulu pernah memiliki tato di tubuhnya. “Ma, aku lagi sibuk banget,” ujar Daniel acuh tak acuh.“Aku bisa membantu Cherly kalau memang dia membutuhkanku. Tapi aku nggak punya waktu untuk mengajaknya berkeliling kota. Mama juga pasti bosan kan kalau di rumah setiap hari, jadi lebih baik Mama saja yang membawa Cherly jalan-jalan keliling kota,” ujar Daniel lagi.Kemudian dia
“Apa mungkin aku bisa bertemu sama istrinya Stefan?” tanya Cherly antusias. Cherly pernah mendengar tentang Stefan, tapi dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Stefan secara langsung. Oleh karena itu, dia berpikir perempuan yang bisa menaklukkan Stefan pastinya adalah seorang perempuan istimewa yang memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Dia ingin sekali belajar menaklukkan laki-laki dari istri Stefan. Cherly saat ini berusia dua puluh delapan tahun dan masih berstatus lajang. Dia pernah menjalin hubungan dengan seorang laki-laki di usianya yang masih sembilan belas tahun. Namun, sayang hubungan itu tidak berhasil. Setelah itu, Cherly disibukkan dengan bisnis keluarganya, sehingga dia tidak sempat untuk memikirkan soal asmara. Yanti berniat untuk menjodohkan Daniel dan Cherly. Kedua orang tua dari kedua belah pihak sudah menyetujuinya. Cherly juga tidak merasa keberatan untuk menikah dengan Daniel setelah mengetahui masa lalunya. Dia merasa kalau
“Kapan aku bilang mau adain barbeque di vilaku?” tanya Stefan kesal.Kenapa Daniel harus makan barbeque di vila Stefan?“Jangan lupa juga cumi, udang dan daging kambing. Aku suka semua makanan yang kamu panggang,” ujar Daniel tanpa memedulikan perkataan Stefan. Stefan langsung saja menutup teleponnya setelah mendengar perkataan Daniel. Namun, tiba-tiba sebuah ide muncul di benak Stefan. Bagaimana kalau dia melaksanakan barbeque di vilanya seperti apa yang dikatakan Daniel padanya di telepon tadi. Lagi pula, besok adalah hari Minggu, jadi Stefan dan yang lainnya tidak perlu pergi bekerja ke kantor. Dia selama ini juga belum pernah lagi mengajak Olivia ke vilanya yang memiliki area khusus barbeque. Stefan sepertinya juga akan mengundang beberapa orang teman untuk berkumpul dan menikmati barbeque bersama. Dia ingin membawa Olivia ke vila selama beberapa hari untuk membuat Olivia lebih relaks dan menikmati pemandangan indah di sana. Stefan dengan cepat langsung mengirimkan pesan kepada
Olivia baru mengetahui kalau rumah yang sempat ditinggalinya ketika tahun baru adalah rumah tua milik keluarga Adhitama yang sudah lama tidak ditempati. Mereka merenovasi dan mengganti semua perabot di rumah itu lalu kembali tinggal di sana hanya untuk menipu Olivia. Sungguh usaha yang sangat luar biasa untuk menipu orang lain. “Oke, aku akan menuruti semua perkataanmu. Lagi pula, rumah itu juga rumah kita. Jadi, kamu bisa datang dan pergi kapan pun kamu mau. Kamu juga bisa tinggal di sana selama yang kamu inginkan,” ujar Stefan penuh perhatian. Olivia hendak melepas celemek yang Stefan kenakan lalu berkata, “Biar aku saja yang masak.”“Nggak perlu, tinggal dua masakan lagi, kok. Kamu duduk saja di sini dengan tenang. Biar aku yang masak,” ujar Stefan berusaha mencegah Olivia masuk ke dapur. Olivia berinisiatif mencium pipi Stefan lalu berkata, “Sayang.”Stefan sangat senang dicium pipinya dan dipanggil dengan sebutan sayang. Dia langsung kembali ke dapur dengan perasaan senang. Ke
“Papa main di taman sama Russel,” ujar Russel lagi.“Russel, Papa sudah pulang belum?” tanya Olivia lagi. “Papa sudah pulang. Papa bilang mau ajak Russel main lagi besok. Dia mau ajak Russel ke kebun binatang. Tante, mau ikut Russel ke kebun binatang besok?” tanya Russel polos.Russel sangat senang diajak bermain oleh Roni ke taman. Sekarang dia terus membicarakan tentang ayahnya tanpa henti. Olivia tersenyum lalu berkata, “Besok Tante mau pergi sama teman-teman Tante. Mama Russel juga ikut, loh. Kita semua mau pesta barbeque. Russel mau ikut nggak?”“Aku mau pergi sama Tante dan Mama. Besok aku nggak jadi ke kebun binatang sama Papa,” jawab Russel tanpa banyak berpikir. Russel dan Olivia terus saling berbicara dengan riang gembira. Kemudian Olivia menelepon Junia dan Amelia setelah menutup teleponnya dengan Russel. Olivia ingin mengundang Junia dan Amelia untuk pergi ke Vila Permai bersama dengannya. Semua orang tentu saja tidak akan menolak jika diundang ke Vila Permai yang terke
Stefan hanya bisa menatap kedua perempuan ini dengan tatapan pasrah.“Sayang, ini supnya dimakan dulu,” ujar Stefan setelah Olivia selesai tertawa.“Untung saja, aku nggak lagi minum sup tadi. Kalau nggak, pasti aku sudah menyemburkannya,” ujar Olivia gembira. “Sudah, ayo makan dulu,” ujar Nenek sambil tersenyum.Kemudian dia mengambil beberapa hidangan dan langsung melahapnya. “Olivia, makanan ini bukan kamu yang masak, ya? Rasanya agak kurang,” ujar Nenek sambil mengerutkan keningnya. “Nggak enak ya, Nek?” tanya Stefan cemas.“Kalau memang nggak enak, aku akan telepon Ricky dan memintanya untuk membawa Nenek ke restoran sekarang juga. Mungkin Nenek nggak cocok sama makanan di sini,” ujar Stefan. “Agresif sekali cara bicaramu. Pastinya makanan ini masakanmu kan, Stefan?” tanya Nenek. Kemudian Nenek melanjutkan makannya seraya berkata, “Olivia, kemampuan masak Stefan masih belum cukup baik. Kamu harus membiarkannya latihan memasak lebih sering. Setiap akhir pekan, biarkan saja dia