Roni baru saja datang ketika melihat toko belum dibuka. Dia sempat berbalik dan ingin pergi dari tempat itu ketika dia melihat Odelina datang bersama Russel dengan menggunakan kendaraan listrik. “Odelina!” seru Roni lantang. Sebenarnya, Odelina ingin memutar balikkan kendaraannya dan pergi menjauh ketika mendengar panggilan Roni. Roni dan keluarganya selalu saja menghantui dirinya dan Russel. Padahal Roni tidak pernah terlihat merindukan Odelina dan anaknya ketika mereka belum bercerai. Odelina akhirnya membatalkan niatnya untuk memutar balik setelah melihat wajah Russel yang bahagia bertemu dengan ayahnya. Lagi pula, Odelina bukanlah penjahat, jadi dirinya juga tidak perlu menghindar dari Roni. Roni berjalan menuruni tangga dan bergegas menghampiri Odelina yang sedang memarkirkan kendaraannya. “Russel!” panggil Roni sambil menurunkan Russel dari kendaraan listrik ibunya. “Russel, kangen sama Papa nggak?” tanya Roni sambil tersenyum. “Kangen, dong,” jawab Russel.Kemudian Roni
“Kamu pesan sekeranjang bunga untukku? Istrimu pasti marah banget sama aku kalau sampai dia tahu kamu kasih aku bunga. Dia pasti akan berpikir kalau aku sudah merayu suaminya. Konyol sekali, ya. Kenapa juga aku harus menggoda laki-laki kayak kamu? Lagi pula, ngapain aku godain mantan suami aku sendiri? Kayak nggak ada laki-laki lain yang lebih baik dari kamu,” ujar Odelina sinis.Roni merasa sangat malu setelah mendengar perkataan Odelina. Bagi Odelina, Roni adalah seorang laki-laki kurang ajar. Jadi, dia tidak akan mungkin akan kembali dengan Roni. Roni benar-benar tidak mengerti dengan cara berpikir ibu dan saudarinya. Dahulu, mereka memperlakukan Odelina seperti sampah. Lalu sekarang mereka justru ingin Roni menikah kembali dengan Odelina. Memangnya mereka anggap apa Odelina ini? Seseorang yang bisa dipanggil ketika mereka menginginkannya lalu mereka juga akan menendangnya ketika mereka tidak lagi membutuhkannya.“Odelina, aku akui kalau aku salah padamu. Tapi semua itu kan sudah b
Yenny dan Roni tidak ingin kembali ke desa dan bertani. Satu-satunya cara agar Stefan bisa melepaskannya adalah dengan memperbaiki hubungannya dengan Odelina. Roni pasti akan menunda perceraiannya dengan Odelina kalau saja dia tahu Odelina akan menjadi istri dari CEO Adhitama Group. Dengan begitu, Olivia tidak akan menyuruh Stefan untuk membuat hidup Roni dan Yenny menderita. Pada awalnya, Roni sudah menduga kalau Stefan adalah pewaris keluarga Adhitama. Namun, kehidupan Olivia juga tidak bergelimangan harta. Oleh karena itu, dia berusaha melupakan semua tebakannya. Namun, kenyataannya semua tebakan itu benar adanya. Stefan adalah pewaris keluarga Adhitama. Roni hanya bisa terdiam setelah mendengar perkataan yang keluar dari mulut Odelina. “Pak Roni, silakan kamu keluar dari sini kalau memang tidak ada hal lainnya yang mau kamu bicarakan denganku," ujar Odelina ketus. Roni masih memeluk Russel di pangkuannya lalu berkata, “Aku mau menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain sama
“Tapi keluarga Yenny tidak sebaik Olivia. Olivia bukan hanya membantu urusan rumah, tapi dia juga membantu membuat sarapan dan mengurus Russel. Sarapan setiap hari selalu tersedia dengan rapi di meja makan setiap aku mau berangkat kerja. Aku benar-benar tidak perlu memedulikan apa pun sebelum berangkat kerja.”“Tapi sekarang, Yenny sama sekali tidak mau bangun pagi dan menyiapkan sarapan untukku. Aku harus bangun pagi dan menyiapkan sarapanku sendiri. Keluarga Yenny hanya mau untungnya saja tapi nggak mau membantu sama sekali urusan apa pun,” ujar Roni dengan wajah sedih. Odelina sangat marah setelah mendengar perkataan Roni lalu dia pun berkata, “Kamu pikir adikku itu pembantu gratis, ya? Kamu ingat nggak, kenapa kita bertengkar tahun lalu? Kamu bilang kalau adikku tinggal di rumah ini secara gratis. Bahkan uang enam juta yang diberikannya setiap bulan sama sekali nggak ada gunanya.”“Lalu sekarang kamu bilang adikku baik karena nggak ada lagi yang mau menjadi pembantu gratis di ruma
Daniel melintas di depan toko Odelina setelah pulang kerja dan melihat Roni sedang menggendong Russel sambil berjalan keluar toko. Dia mengira kalau Roni sedang berusaha mengambil Russel dari Odelina. Daniel buru-buru menghentikan mobilnya di depan toko Odelina dan turun dari mobil. “Russel!” seru Daniel sambil bergegas menghampiri Roni dan Russel. Dia dengan cepat mengambil Russel dari pelukan Roni. Kemudian menendang Roni sampai akhirnya Roni terjatuh di atas tangga. Roni menatap Daniel dengan heran. Kenapa Daniel mengambil putranya dan menendangnya?“Pergi kamu dari sini! Jangan lagi kamu berani mengambil Russel dan menyerang Odelina. Kalau kamu masih berani mengganggunya, aku pasti akan memberikanmu pelajaran!” seru Daniel kesal. Roni masih terdiam sambil menatap Daniel bingung.“Papa!” seru Russel sambil berusaha turun dari gendongan Daniel. “Pak Daniel, kayaknya kamu salah paham. Aku di sini bukan mau merebut Russel ataupun menyerang Odelina. Aku ke sini karena ingin bermai
Russel menatap ayahnya lalu berkata, “Pa, itu kan Om Daniel. Om Daniel nggak pernah menyerang Mama, kok.”“Kamu suka ya sama Om Daniel?” tanya Roni lagi.“Aku sih nggak suka Om Daniel. Tapi Om Daniel bukan orang jahat,” jawab Russel. Om Daniel memang bukan orang jahat. Semua itu nggak ada hubungannya apakah Russel menyukai Om Daniel atau tidak. “Russel, Om Daniel nantinya akan mencuri Mama darimu. Kamu harus mencegahnya dengan nggak membiarkan mereka berduaan saja. Kamu harus menangis dan melarang Mama kalau mau kencan sama Om Daniel. Kamu ngerti kan kata-kata Papa?” ujar Roni berusaha mempengaruhi Russel.Kemudian Russel memasang wajah cemberut seperti yang biasa dilakukan Stefan lalu berkata, “Om Daniel sukanya sama Russel. Om Daniel itu merebut Russel dari Mama dan bukan merebut Mama dari Russel. Russel nggak suka sama muka Om Daniel yang menakutkan itu. Tapi Om Daniel bukan orang jahat.”“Om Daniel dan Mama nggak pernah keluar berduaan. Om Daniel juga selalu kasih Russel mainan k
Odelina juga tidak menyesali perceraiannya.“Lalu kenapa dia terus mendatangimu? Aku ingin sekali menghajarnya ketika dia memperlakukanmu seenaknya waktu itu. Aku mau membantumu melampiaskan semua amarahmu padanya,” ujar Daniel kesal.“Dia mau memperbaiki hubungan kami dengan menggunakan Russel sebagai perantaranya,” jawab Odelina tenang. “Pasti alasannya agar Stefan melepaskan mereka. Lebih baik jangan lepasin mereka, deh. Biarkan saja mereka hidup menganggur sampai mereka kehabisan tabungan. Setelah itu, kita lihat apa mungkin mereka masih akan saling mencintai satu sama lain?” ujar Daniel setelah sempat merenung selama beberapa saat. “Sekarang kamu nggak usah memindahkan tokomu ini. Biarkan mereka melihat bagaimana pertumbuhan bisnismu. Aku yakin, mereka pasti akan marah kalau sampai bisnis kamu berkembang pesat dan kamu menjadi kaya raya karena usahamu sendiri,” ujar Daniel lagi. “Aku memang mau jadi seorang pemilik hotel besar dengan omset milyaran. Tapi sekarang lebih baik aku
Daniel juga tahu kalau Odelina tidak membutuhkan bantuannya karena ada keluarga Sanjaya dan Adhitama di belakangnya. “Kalau begitu, aku pulang dulu, ya. Jangan sampai nanti ibuku menelepon menyuruhku untuk cepat pulang,” ujar Daniel setelah sempat terdiam beberapa saat.“Oke, hati-hati di jalan ya, Pak Daniel,” balas Odelina sambil mengantar Daniel sampai ke luar toko.“Itu mobil mantanmu? Soalnya aku lihat dia keluar dari mobil itu. Kayaknya itu mobil barunya, ya,” ujar Daniel ketika melihat mobil Roni yang terparkir di depan toko Odelina. Roni sudah mengganti istri dan mobilnya dengan yang baru. Roni pasti akan hidup bahagia setelah memiliki mobil baru, istri baru dan uang yang melimpah kalau saja Stefan tidak mengganggu hidupnya. Daniel ingin sekali menusuk ban mobil Roni sampai bocor. Namun, Roni pasti akan menghabiskan waktu lebih lama bersama Odelina di dalam toko kalau sampai ban mobilnya bocor. Akhirnya Daniel buru-buru mengurungkan niatnya. “Kantorku kan dekat dari sini. K