Share

Bab 1001

Penulis: Anggur
Olivia terus menatap perempuan bernama Giselle itu. Perempuan itu tidak memberikan minuman yang telah dimasukkan obat itu kepada orang lain. Dia sendiri juga tidak meminumnya. Hal itu membuat Olivia merasa penasaran. Untuk apa dia melakukan hal itu?

Tidak lama kemudian, Olivia pun menemukan jawabannya. Minuman itu bukannya tidak diberikan kepada orang lain, melainkan orang yang akan meminumnya baru saja tiba.

Sebuah sepeda motor masuk ke halaman vila keluarga Darmawan. Dengan latar belakang mobil-mobil mewah di seluruh halaman, sepeda motor itu terlihat sangat mencolok.

Orang yang memakai motor adalah seorang perempuan berusia dua puluhan. Namun, yang menarik perhatian bukan dia. Akan tetapi, perempuan yang duduk di belakangnya. Perempuan itu membawa sebuket bunga. Setelah turun dari motor, dia memegang tongkat dengan satu tangan. Dia menggunakan tongkat untuk memeriksa jalan di depannya. Kemudian, dia berjalan pelan-pelan ke depan.

Perempuan itu buta. Olivia langsung meletakkan gelasn
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1002

    Sinta sendiri sedang mengobrol dengan ibu-ibu lainnya di tempat yang tidak jauh dari sana. Dia juga tahu apa yang sedang kedua anaknya lakukan. Namun, dia tidak melakukan apa-apa. Dia tetap mengobrol dengan tenang.Rosalina terdiam lama. Kemudian, dia baru mengambil gelas yang diberikan adiknya sambil bertanya, “Kalau aku sudah minum, kamu akan bayar uang buket bunga?”“Di sini ada banyak orang yang jadi saksi. Selama kamu habiskan minuman ini, aku akan kasih kamu uang dua juta ini.”“Oke.”Rosalina mengangkat gelas di tangannya ke dekat bibirnya, lalu hendak meminum isi di dalam gelas. Tiba-tiba sebuah tangan menyambar gelas itu darinya.“Jangan diminum.”Sebuah suara yang tidak dikenal. Rosalina menentukan posisi orang melalui suara orang itu. Dia menoleh untuk menghadap orang itu dengan ekspresi kebingungan.Orang yang mengambil gelas dari Rosalina tidak lain adalah Olivia. Semua orang sedang menikmati pertunjukan. Akan tetapi, Olivia sudah tidak tahan. Alasan utamanya karena dia ta

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1003

    Giselle sengaja memprovokasi Amelia dan Olivia. Kedua orang itu bisa membantu Rosalina sekarang. Apakah mereka bisa selalu membantu Rosalina? Selama Giselle mau, dia bisa menghancurkan toko bunga Rosalina kapan saja. Rosalina tidak berani cari masalah dengannya.Rosalina tidak bodoh. Setelah Amelia bilang di dalam minuman ada obat, dia tidak akan meminumnya. Dia pun berkata dengan tenang, “Ambil saja buket bunga ini, anggap saja aku yang kasih. Nggak usah bayar.”Usai berkata, Rosalina menghadap Amelia dan Olivia lagi. Dia pun berterima kasih kepada mereka dengan suara datar yang kini ada sedikit rasa syukur.“Rosalina, kamu jangan dikasih enak malah nggak mau!”Giselle merasa dia tidak bisa mundur. Begitu melihat Rosalina hendak pergi, dia langsung mengulurkan tangannya untuk menahan Rosalina. Setelah itu, dia berjalan ke depan Rosalina, lalu memegang dagu Rosalina dengan satu tangan. Dia menggenggam dagu kakak tirinya dengan keras, benar-benar ingin mencekoki Rosalina dengan minuman

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1004

    Pada saat ini, Yuna, Nia dan yang lainnya mendengar suara ribut di luar. Mereka pun bergegas keluar.Sinta tidak berani melawan Yuna. Ditambah lagi putri kesayangannya jadi begitu akibat ulahnya sendiri. Oleh karena itu, dia hanya meminta maaf pada Nia. Kemudian dia menyeret Gisselle dan membawanya pergi dari rumah keluarga Darmawan.Setelah suasana kembali tenang, Rosalina pun mengucapkan terima kasih kepada Olivia dan Amelia. Sebenarnya dia tidak mengerti mengapa kedua orang itu mau membantunya.Pada saat mendengar teriakan ibunya tadi, Rosalina baru tahu salah satu orang yang membantunya adalah istri tuan muda keluarga Adhitama. Baru-baru ini Olivia menjadi orang paling populer di Kota Mambera.Rosalina tidak menyangka Olivia begitu baik dan mau membantunya. Sebenarnya dia masih punya cara lain untuk keluar dari masalah meski tidak ada yang membantunya. Dia hidup bersama ayah tiri dan ibu kandung yang kejam seperti ibu tiri. Belum lagi, dia harus mengumpulkan bukti sedikit demi sedi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1005

    “Kamu nggak tanya kenapa aku menyinggung orang?”Stefan menoleh dan menatap Olivia, lalu berkata, “Nggak usah tanya. Nggak peduli kenapa kamu menyinggung orang, aku akan selalu berpihak padamu.”Di mata Stefan, istrinya selalu benar.“Stefan, kamu begitu percaya padaku dan manjakan aku. Aku akan dibuat jadi manja sama kamu.”“Aku memang mau manjakan kamu, sampai hanya aku yang bisa menolerir kamu. Dengan begitu, kamu akan selalu jadi milikku. Nggak akan ada orang lain yang rebut istriku dariku.”Olivia tertawa lepas, “Selama orang itu tahu aku istrimu, siapa yang berani dekati aku?”Albert menyukai Olivia secara diam-diam selama beberapa tahun. Meski jelas-jelas dia tahu Olivia sudah menikah, dia tetap tidak menyerah. Dia bahkan berharap begitu pernikahan Olivia dan Stefan berakhir, Olivia mau menikah dengannya. Namun, begitu sang ibu memberi tahu Albert kalau suami Olivia adalah Stefan, tuan muda keluarga Adhitama, Albert pun menyerah sepenuhnya.Terakhir kali Albert mengambil kesempa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1006

    “Kalau Tante Yuna dengar kata-katamu itu, dia pasti akan pelototi kamu.”Stefan tertawa, “Tantemu selalu jadi orang yang tegas. Sejak dia pensiun, dia baru jadi lebih lembut. Kamu minta dia ajari kamu, latih kamu, kamu pasti akan tersiksa. Tapi, dia tantemu. Dia tegas demi kebaikanmu sendiri. Kalau kamu bisa atasi kesulitan dan pelajari banyak hal darinya, itu sudah cukup untuk kamu gunakan seumur hidup.”Olivia berjalan ke sofa dan duduk di sana. Stefan mengikuti istrinya. Dia berjongkok dan mengangkat kaki Olivia, lalu mulai memijatnya.Olivia ingin menghentikan Stefan dan berkata, “Kamu ini Tuan Muda Adhitama, CEO Adhitama Group.”“Di depanmu, aku hanya lakimu, suamimu. Istriku sudah siksa kakinya sepanjang malam pakai sepatu hak tinggi yang nggak disukainya demi aku. Aku mau kasih perhatian pada istriku. Kenapa nggak boleh?”Setelah mendengar kata-kata Stefan yang mendominasi sekaligus romantis, Olivia pun tidak menghentikan Stefan memijat kakinya.“Tadi aku ketemu Rosalina.”Stef

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1007

    Stefan terdiam sejenak, lalu menjawab, “Aku sudah tahu. Tapi aku lebih percaya dengan mata dan perasaanku sendiri. Jadi itu alasan kenapa aku sembunyikan identitas aku dulu agar tahu orang seperti apa kamu.”“Dengan kepribadianmu, kamu nggak akan setuju menikah denganku kalau kamu nggak informasi tentang aku sampai detail. Setelah menikah, kamu masih curiga kalau aku perempuan matre yang ingin incar uangmu?”“Aku takut ada kesalahan dalam penyelidikan.”Olivia langsung kehilangan kata-kata.“Pernikahan hanya sekali seumur hidup. Perempuan takut menikah dengan pria yang salah. Kami para pria juga takut mendapatkan istri yang salah. Aku harus menghabiskan waktu bersamamu baru tahu orang seperti apa kamu. Kalau hasil penyelidikan hanya beberapa baris kesimpulan saja.”“Pernikahan hanya sekali seumur hidup. Sepertinya kita berdua terlalu tergesa-gesa,” kata Olivia. Dia menghela napas, lalu berkata lagi dengan nada bersyukur, “Untung saja, kita saling mencintai.”Jika waktu bisa diulang, Ol

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1008

    “Banyak hal yang tersembunyi di dalam keluarga kaya. Mereka bisa melakukan apa saja demi keuntungan mereka sendiri. Hanya saja, orang luar nggak tahu. Tapi Oliv, kamu nggak perlu khawatir. Keluarga kami nggak seperti itu. Biar kasih uang banyak ke adik-adikku juga nggak akan ada yang mau ambil posisiku ini.”Olivia percaya dengan kata-kata Stefan. Dia telah bertemu beberapa kali dengan keluarga Stefan. Tidak peduli generasi yang lebih tua, atau adik-adiknya Stefan, mereka semua sangat baik. Satu-satunya orang yang sedikit berprasangka padanya dan tidak terlalu senang dengannya adalah ibu mertuanya. Namun, ibu mertuanya tidak pernah melakukan apa pun yang menyakiti Olivia.Pada saat Olivia marah pada Stefan, ibu mertuanya juga menemani sang nenek untuk meminta maaf pada Olivia. Ibu mertuanya itu tidak mengambil kesempatan untuk menyuruh Stefan menceraikan Olivia.Mungkin bagi ibu mertuanya, meski latar belakang menantu itu penting, perasaan dan kebahagiaan putranya jauh lebih penting.“

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1009

    “Ke kamar ganti baju dulu, ya.”Usai berkata, Stefan hendak menggendong Olivia. Namun, Olivia menghentikannya.“Aku bukannya nggak bisa jalan sendiri.”Olivia berdiri dari sofa. Setelah dipijat Stefan, kakinya terasa jauh lebih enak.“Oliv, kamu nggak pernah beri aku kesempatan. Aku juga ingin latih kekuatan lengan. Aku jalan sambil gendong kamu, sekalian latih kekuatan lengan.”Olivia mencubit wajah Stefan dengan ringan, “Kamu sudah olahraga setiap hari, masih perlu gendong aku untuk latih kekuatan lengan? Ayo, siap-siap tidur.”“Aku siapkan air mandi untukmu.”Stefan tidak menggendong Olivia kembali ke kamar. Dia pun berjalan lebih dulu ke dalam kamar. Kemudian, dia menyiapkan air hangat untuk Olivia mandi. Selain itu, dia juga mengambil baju tidur untuk Olivia. Dia membiarkan Olivia mandi air hangat sehingga bisa tidur nyenyak.Setelah keluar dari kamar mandi, Olivia naik ke tempat tidur dan berbaring di samping Stefan. Kemudian, dia teringat sesuatu. Dia pun mengangkat kepalanya da

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3524

    Terlalu banyak cucu juga bukan hal yang baik.“Nggak, kok. Nenek nggak bilang apa-apa tentang kamu. Jangan selalu berpikiran buruk tentang Nenek, ya,” ujar Rosalina dengan maksud bercanda.Mendengar itu, Nene Sarah dengan sengaja meninggikan suaranya, “Rosalina, aku kasih tahu, nih. Calvin waktu kecil suka ngompol. Waktu umur dia lima tahun saja kadang-kadang masih suka ngompol. Dia selalu ngaku cari kamar mandi di mimpinya. Pas lagi nyari, begitu ketemu langsung pipis.”“Nenek!” sahut Calvin di telepon.Ya, baiklah. Di antara kakak beradik itu, memang Calvin yang paling sering mengompol. Yang lain pada umumnya sudah tidak mengompol lagi di usia mereka sudah bisa berbicara. Begitu mereka ke kamar mandi sebelum tidur, mereka akan tertidur lelap sampai hari mulai terang. Berbeda dengan Calvin,dia justru banyak minum menjelang tidur dan tidak ke kamar mandi. Makanya, dia sering terbangun di tengah malam untuk pipis. Namun bagaimanapun juga, Calvin baru berusia 5-6 tahun dan masih dianggap

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3523

    Nenek Sarah tersenyum, lalu dia berkata, “Aku nggak peduli apa kata mereka. Toh cucuku ya milikku. Aku yang membesarkan mereka dari kecil, aku dan suamiku yang bersusah payah mendidik mereka dengan sepenuh hati. Aku yang paling tahu seperti apa sifat mereka, dan wanita seperti apa yang cocok dengan mereka. Aku cuma mau cucuku bahagia dan memberikan mereka istri yang pantas. Apa itu salah? Orang-orang bilang Olivia nggak pantas untuk Stefan. Mereka sering kali bertanya memangnya sudah berapa lama Olivia masuk ke keluarga Adhitama? Atau bertanya dengan kemampuan yang Olivia miliki, apa dia pantas untuk Stefan?”Sarah dari dulu memang lebih menyayangi Olivia. Dia melanjutkan, “Aku justru sangat berterima kasih sama Olivia karena dia mau menikah sama Stefan. Dengan sifat Stefan yang temperamental itu, bisa jadi dia nggak akan dapat pasangan seumur hidup. Bahkan para ahli juga pada bilang kalau Stefan dan Olivia itu memang ditakdirkan untuk jadi suami istri seumur hidup. Mereka mendapatkan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3522

    Tante Rida pernah berpesan kepada Rosalina. Andaikan Rosalina sungguh mencintai Calvin, maka terimalah cintanya. Jangan sampai Rosalina melewatkan kesempatan ini atau dialah yang akan menyesal nantinya.Setiap anak lelaki yang terlahir di keluarga Adhitama, entah di urutan yang keberapa pun, mereka sama-sama mendapatkan pendidikan yang setara. Cara mereka menyikapi hubungan asmara juga sama, yaitu fokus dengan pasangan masing-masing bahkan sampai ke tahap buta asmara. Mereka tidak akan jatuh cinta dengan mudah, tetapi sekali jatuh cinta, maka itu akan menjadi komitmen seumur hidup.“Aku bisa mengerti. Memang ini sudah risiko menjadi bagian dari keluarga yang dikenal banyak orang,” ujar Sarah, seraya menepuk punggung tangan Rosalina dengan kasih sayang.Rosalina tersenyum dan berkata, “Nek, yang aku bilang itu dulu. Sekarang aku sudah nggak merasa tertekan atau merasa minder lagi. Dulu aku merasa beruntung karena Calvin sudah memilih aku. Sekarang aku merasa aku pasti punya suatu kelebi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3521

    “Duduk dulu di sana, kita bicarakan pelan-pelan,” kata Nenek Sarah seraya menunjuk ke sebuah gazebo yang terletak tidak jauh dari mereka.”Rosalina dengan lembut menanggapi ajakan itu dan menuntun Sarah menuju ke gazebo yang dimaksud. Setelah mereka sampai di sana dan duduk, Sarah memegang tangan Rosalina dan berkata kepadanya, “Rosalina, tekanan menjadi menantu di keluarga Adhitama pasti berat, ya. Nggak peduli apa pun yang kalian lakukan, pasti akan selalu ada mata yang terus mengawasi setiap pergerakan kalian kalaupun kalian melakukannya dengan baik, nggak banyak orang yang kasih pujian ke kalian, dan kalau mereka merasa kalian kurang baik, pasti banyak yang menghujat. Kalau privasi kalian nggak terjaga dengan baik, pasti akan dengan mudah tersebar ke luar dan menimbulkan rumor yang jadi hiburan untuk orang lain. Ini akan bikin kalian sangat frustrasi dan kerepotan.”Namun ketika mendengar itu, Rosalina hanya mengatupkan bibirnya dan menjawab, “Nek, aku baik-baik saja, kok. Awalnya

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3520

    Sarah hanya ingin mencari topik pembicaraan dengan cucu menantunya itu, makanya dia pura-pura tertarik.“Aku rasa mereka orang yang sama. Mereka sampai cari satu pengganti untuk menyamar jadi Giselle. Habis itu, Lisa juga muncul di depanku. Dia ingin buat aku nggak curiga. Target mereka sepertinya Olivia. Tapi karena aku paling kenal Giselle, jadi mereka mau nggak mau harus libatkan aku juga.”Hanya dengan membuat Rosalina tidak curiga, Olivia baru akan berhenti curiga. Karena Rosalina kakaknya Giselle.“Aku hanya ingin beritahu Olivia, biar bisa analisis bersama. Rasanya mereka sedang main catur besar di belakang. Nggak perlu terburu-buru. Mereka nggak buru-buru, kita juga nggak buru-buru. Makanya aku pagi ini baru datang ke sini, tapi ternyata Olivia sudah pergi.”Rosalina merasa iri pada Olivia. “Aku juga ingin libur, bawa anak-anak pergi main. Tapi sayangnya aku nggak punya keponakan.”Rosalina memiliki adik perempuan, tapi Giselle juga belum menikah. Jadi dia belum memiliki kepona

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3519

    “Iya, Mama sudah tua, nggak usah keliaran ke mana-mana dan buat anak-anak khawatir,” kata Dewi.Sarah sengaja melotot ke arah menantunya. “Kenapa kamu ikut-ikutan juga? Aku nggak keliaran. Sekarang aku diam saja di rumah, kan? Aku nggak ikut Oliv pergi gendong Audrey.”Dewi langsung mengungkap kebohongan ibu mertuanya. “Bukannya karena Mama selalu mau culik anak orang setiap kali pergi ke sana jadi sekarang mereka nggak mau terima kunjungan Mama?”Wajah Sarah memerah. Rosalina spontan tertawa cekikikan.“Rosalina, temani Nenek jalan-jalan. Suasana hati Nenek jadi nggak bagus karena tantemu. Dia nggak kasih aku cucu perempuan. Aku suka cucu orang lain, dia malah salahkan aku.”“Mama juga nggak punya anak perempuan, masih saja mau salahkan aku. Memangnya kami yang nggak mau punya anak perempuan? Ada masalah dengan feng shui keluarga Adhitama. Aku curiga rumah dan makam leluhur kita ada di tanah milik seorang biksu,” kata Dewi sambil menutup mulut untuk menahan tawa.Keluarga Adhitama han

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3518

    Sarah pun tidak marah. Dia justru berkata, “Sekarang transportasi sudah mudah. Ada pesawat terbang, kereta cepat, mau ke mana-mana gampang. Pagi di Kota Mambera, siang sudah di luar negeri. Takut apa jauh? Yang penting orangnya baik, cocok untuk anak-anak. Kalian harusnya senang, malah bilang orang yang aku pilihkan kejauhan. Kalau suruh kalian yang urus, rambut kalian pasti akan semakin cepat beruban. Mana bisa santai seperti sekarang.”Sarah menyentuh rambut putihnya dan berkata lagi, “Rambutku putih semua karena mengkhawatirkan pernikahan mereka.”Dewi melihat rambut putih ibu mertuanya dan bercanda, “Mama bisa saja cat rambut Mama jadi hitam. Mama rawat diri dengan baik, kelihatan seperti baru usia awal enam puluhan. Kalau rambut Mama dicat hitam, pasti kelihatan lebih muda.”“Nggak mau. Harus berani hadapi kenyataan kalau aku sudah tua.”Orang yang datang adalah Rosalina. Baru saja masuk ke ruangan, dia mendengar percakapan santai antara ibu mertua dan menantunya.“Nenek, Tante.”

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3517

    Setelah Olivia dan yang lainnya pergi, Dewi baru menelepon Yuna. Yuna pun segera mengangkat telepon.“Oliv sudah berangkat?” tanya Yuna.“Baru saja berangkat. Aku lihat dia dan Russel naik ke helikopter, sampai helikopternya terbang jauh, aku baru berani telepon kamu. Dia nggak akan bisa dengar percakapan kita, kecuali dia punya pendengaran super.”“Oke, terima kasih sudah kasih kabar.”“Sama saudara sendiri nggak perlu sungkan-sungkan. Toh, tujuan kita sama,” kata Dewi.“Kamu juga sungkan sama aku. Setelah semuanya selesai, ayo kita makan bareng. Aku yang traktir.”Keduanya adalah perempuan paling terhormat di Kota Mambera, tapi mereka tidak pernah makan bersama di luar. Karena Olivia menjadi menantu keluarga Adhitama, keduanya baru menjadi sadara. Namun, keduanya belum pernah membuat janji makan bersama.Mereka juga tidak sedekat Dewi dengan ibunya Bram dan ibunya Daniel. Namun, keluarga Ardaba dan keluarga Lumanto memang sangat dekat dengan keluarga Adhitama. Wajar saja Dewi dekat d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3516

    “Aku dan Tante akan pulang sebelum Tahun Baru. Om Stefan bilang habis dari luar kota, dia akan pergi ke sana jemput aku dan Tante.”Dewi tersenyum. “Kalau begitu kita nggak akan bisa bertemu selama belasan hari.”Dewi menarik Russel ke dekatnya lagi dan memeluknya sebentar. Kemudian, dia mencium pipi Russel dan berkata, “Selamat bersenang-senang di sana. Nanti ceritkan pada Nenek kamu dan Liam main apa saja, pergi ke mana, makan apa, terus bawa oleh-oleh dari sana buat kami.”Seandainya bukan karena khawatir Olivia akan mengetahui bahwa semua orang menyembunyikan situasi di Kota Cianter darinya, Dewi pasti tidak akan membiarkan Russel pergi ke Vila Ferda secepat ini.Di hari biasa, Russel harus masuk sekolah. Akhir pekan belum tentu anak itu datang. Hanya sesekali, itu pun untuk satu atau dua hari saja. Semua orang merindukan anak itu. Sekarang Russel sedang libur panjang, tapi dia malah merengek ingin pergi bertemu teman sepermainannya.“Oliv, karena kalian pergi main, bersenang-senan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status