Share

Bab 5. Kepergian Aulya

Penulis: Desti Angraeni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-03 21:01:37

"Aul tidak ada!" Aisyah mengatakan hal ini dengan panik pada Ibrahim dan Alvan. Wanita ini juga menjelaskan kepergian menantunya yang tiba-tiba dan tidak terlihat di mana pun walau dia sudah menyusuri daerah ini, termasuk membuat penguman di speaker masjid hingga banyak warga membantu mencari karena semua orang di daerah ini tahu jika konsidi si gadis masih hilang ingatan.

Maka, Alvan dan Ibrahim segera mencari Aulya hingga tanpa terasa waktu cepat sekali berlalu, tetapi gadis itu belum ditemukan. Alvan mencari hingga malam hari. “Sayang, kamu di mana?” rintihan membatinnya tanpa siapapun yang tahu.

Dua hari berlalu. Alvan, Ibrahim dan Aisyah masih mencari. Satu keluarga mengabaikan rutinitas mereka demi menemukan Aulya. Lalu, di saat sendiri handphone Alvan berdering. Nomor tidak diketahui adalah pemanggilanya. “Halo, assalamualaikum!” Grasah-grusuh laki-laki ini saat menerima panggilan.

“Alvan, ini saya.” Suara Aulya sangat nyata hingga membuat Alvan melonjak kegirangan.

“Sayang, kamu di mana. Saya, Umi sama Abi mencari kamu setiap hari. Kamu di mana, Sayang?”

“Saya ....” Suara Aulya terdengar santai, tentu saja sangat berbeda dengan Alvan yang sangat excited.

“Sayang, katakan saja, saya akan menjemput kamu sekarang juga!”

“Saya bukan Aulya, saya Venus!” Kalimat Aulya ini membuat kedua mata Alvan membelalak.

“A-apa?”

“Saya sudah ingat semuanya. Saya Venus!” Volume suara Aulya ditambah supaya Alvan mendengarkan kenyataan ini dengan saksama.

Rasa bahagia menyelimuti Alvan sebelum dirinya mengetahui akibat dari kembalinya ingatan Aulya. “Kamu sudah ingat semuanya, Sayang?” 

“Iya, saya sudah ingat. Sekarang saya sudah di rumah, sudah bertemu Mama sama Papa dan semua keluarga, termasuk Zayden.”

“Apa, Zayden!” Dahi Alvan berkerut heran, “Zayden mana Sayang, teman basket saya? Sepertinya bukan, ya?” Alvan tidak habis pikir jika orang yang dimaksud istrinya adalah kawannya sendiri.

“Iya, Zayden yang itu, dia ... tunangan saya,” ragu saat Aulya mengatakannya, tetapi kenyataan ini harus didengar oleh Alvan.

“Sa, Sayang.” Seketika Alvan lemas dibuatnya. Selama beberapa detik percakapan ini hanya diisi oleh kesunyian, “kamu jangan menjahili saya.” Alvan mencoba menampik kenyataan ini.

“Ini benar. Zayden tunangan saya.”

Tiba-tiba saja suara Zayden hinggap dalam ruang dengar Alvan. “Ini saya, Zayden. Sorry Al, saya tidak mengatakan apapun tentang Venus.”

Hati Alvan hancur, dirinya tidak dapat berkata apapun, dadanya dipegangi sangat membatin. “Kalian di mana?” Lelaki ini tersedu hanya saja mencoba disembunyikan supaya tidak sampai pada Aulya dan Zayden.

“Kamu tidak perlu kesini ...,” larangan lembut Aulya.

“Harus, kamu istri saya. Saya harus tahu di mana kamu dan kabar kamu.” Alvan tetap memperlakukan Aulya sebagaimana pasangan hidupnya.

“Tidak usah, karena ....”

“Kenapa, Sayang?” Wajah sendu Alvan sangat kontras andai Aulya mengetahuinya.

“Karena Mama sama Papa mau kita bercerai dan ..., jujur saja saya juga tidak bisa meneruskan pernikahan kita.”

Jantung Alvan seakan ditikam petir yang sangat besar hingga dirinya down begitu saja, suasana kembali hening hingga Aulya kembali berkata, “Saya ingin kembali pada Zayden.”

“Sayang, kita bisa bicarakan dulu baik-baik.” Suara Alvan mulai terdengar lirih karena sekarang dirinya tidak dapat menyembunyikan sendunya.

Selama beberapa saat Aulya tidak memberikan jawaban apapun. “Kamu bisa kesini, tapi cuma buat memutus hubungan kita saja.”

Alvan mengangkat wajahnya hingga tengadah ke atas langit, mencoba menahan air matanya. “Saya mencintai kamu.”

“Saya tahu, tapi kita tetap tidak bisa bersama, saya mencintai Zayden.” Tatapan Venus mengarah langsung pada tunangannya.

Alvan kembali ke rumah setelah obrolan dengan Aulya berakhir. Dia menceritakan tentang Aulya yang sebenarnya gadis bernama Venus.

Ibrahim dan Aisyah sama terpukulnya seperti Alvan, tetapi tidak dapat melakukan apapun. Pria ini segera membuat keputusan. “Kita harus menemui Aul, bicara baik-baik pada orangtuanya.” Kemudian menasihati putranya, “jangan larut dalam kesedihan, takdir manusia sudah diatur. Kamu akan baik-baik saja, Nak.” Kalimat ini hanyalah lewat mulut saja karena sebenarnya dia merasakan penderitaan yang sama dengan Alvan, hanya saja tetap mencoba ikhlas walau tidak seinstan itu.

Maka esoknya keluarga Alvan menemui Venus di rumah si gadis, mereka berbicara formal bersama Heru dan Niana sekaligus menjelaskan alasan dari pernikahan Alvan dan Aulya. Kali ini orangtua si gadis sangat mengerti, tetapi harus bagaimana lagi karena keputusan ada di tangan Venus.

“Maaf Umi, Abi, Al ..., saya tidak bisa melanjutkan pernikahan ini.” Ini adalah ucapan Aulya yang sudah kembali menjadi Venus. Bukan hanya tatapan datar saja, tetapi penampilannya sudah kembali menjadi jati dirinya. Kaos oblong dan rok mini adalah kepribadian Venus.

“Boleh saya bicara empat mata sama kamu.” Alvan masih berusaha memperbaiki hubungan mereka karena dirinya tulus mencintai Aulya. Jadi, kini keduanya berada di halaman belakang. “Saya tidak peduli siapa kamu dan bagaimana kamu di masa lalu. Bagi saya, kamu tetap Aulya-istri saya.”

“Saya tahu kamu tulus, tapi saya Venus, saya mencintai Zayden.”

“Memang apa bedanya Venus sama Aulya. Apakah cuma Aulya yang mencinta saya?”

“Aulya mencintai kamu, tapi ... setelah Venus bangun, Aulya tahu kalau dia lebih mencintai Zayden.”

Bersambung ....

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 6. Saya Akan Memperjuangkan Kamu!

    Alvan memandang dalam ke arah si gadis yang selalu bernama Aulya di matanya. “Saya sangat mencintai dan menyayangi kamu, tapi jika memang tidak ada cara untuk kita melanjutkan hubungan ini, insya’allah saya ikhlas, tapi kamu harus berjanji hidup bahagia sama Zayden, saya tidak mau melihat kamu terluka.”Hingga detik ini, Alvan masih menunjukan ketulusannya. Bahkan melepaskan Aulya adalah salah satu bukti ketulusannya karena dia ingin melihat gadis itu bahagia walaupun di atas lukanya. “Zayden tidak akan melukai saya.”Alvan mengulurkan tangannya ke arah Venus, membelai sebelah pipinya, bagaimanapun juga gadis itu masih istrinya, maka dirinya masih leluasa menyentuh dan memeluk si gadis sangat sayang. Tidak ada kalimat yang keluar, hanya tenggelam dalam pelukan terakhir ini.Kini, Alvan dan keluarganya kembali ke kota mereka setelah keputusan pertama dibuat, yaitu pisah ranjang untuk sementara, tetapi Alvan berharap keputusan ini akan membuat kehidupan pernikahannya dengan Aulya kembal

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 7. Bagaimana Kelanjutan Pernikahan Alvan dan Aulya?

    Keputusan Alvan membawanya pada ruang operasi setelah serangkaian tes fisik dan beberapa prosedur sebagai persyaratan.“Bismillah ...,” gumam Alvan hingga akhirnya tidak sadarkan diri.Di luar ruang operasi, Aisyah tidak berhenti berdoa seiring menunggu kedatangan Aulya. Tetapi Ibrahim kurang setuju pada keputusan istrinya. “Sudah Abi katakan, tidak perlu menghubungi Aulya karena mungkin menantu kita tidak akan datang.”“Umi masih berharap, semoga saja Aul mau menemani masa-masa sulit Alvan walaupun hanya sekejap ....”Ibrahim hanya bisa menghela napas seiring lantunan doa terbaik untuk Alvan dan juga untuk hubungan Alvan dan Aulya ke depannya.Satu hari sebelum operasi, Aisyah meminta izin Alvan untuk menghubungi Aulya, tetapi putranya menolak, “Tidak usah Umi, takutnya malah akan mengganggu Aul ....”Namun, justru keikhlasan Alvan membuat Aisyah ingin membantu putranya memperjuangkan Aulya hingga wanita ini memberi kabar operasi tanpa sepengetahuan Alvan.Akhirnya jam-jam menegangka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 8. Keputusan Ada pada Alvan

    Ibrahim berbicara pada putranya setelah pertemuan keluarga berakhir, “Abi sudah mendengar dari Umi tentang pendapat kamu tentang pernikahan kalian. Abi meminta maaf dan mewakilkan seluruh keluarga.”Alvan tersenyum santun sebagaimana caranya berbicara. “Dulu Al sama Aul tidak pernah berpikir akan menikah kalau keluarga tidak menikahkan kita. Tapi itu bukan masalah, jadi Abi tidak perlu meminta maaf.”“Bagaimanapun, Abi merasa bersalah ....” Pria ini mendesah.“Al tidak pernah menganggap pernikahan dengan Aul sebuah kesalahan. Jadi Abi tidak perlu merasa bersalah. Hanya saja, tadi Al sedang tidak ingin membicarakan pernikahan Al dan Aul, jadi Al malas ikut berkumpul dalam pertemuan, Al minta maaf ....”Tatapan Ibrahim masih menyimpan penyesalan. “Tidak apa, Nak. Abi mengerti. Hal ini sangat berat untuk kamu.”“Iya, Abi. Al merasa selalu dicampakan oleh Aul. Dan Al juga tidak suka saat paman dan Kakek ikut campur dalam rumah tangga Al dan Aul walau sudah sewajarnya sesepuh keluarga ikut

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 9. Kembalinya Aulya

    Alvan menggandeng tangan Aulya saat mereka baru saja keluar dari mobil. Maka, senyuman Ibrahim dan Aisyah adalah penyambutnya.Aisyah tidak segan memeluk Aulya. “Umi sama Abi sangat merindukan kamu. Apalagi Alvan ....” Tatapannya tidak berubah, tetap tulus seperti biasanya.Aulya berkata gugup karena merasa malu. Dia sudah mengecewakan keluarga ini, tetapi dia masih diterima sangat baik. “Umi sama Abi sehat?”Aisyah balik bertanya dengan nada lembut, “Alhamdulillah ... bagaimana kabar Aul dan keluarga Aul?”“Alhamdulillah. Sehat, Umi ....” Saat ini Aulya sedikit menunduk karena tidak sanggup menatap mata Aisyah dan Ibrahim.Ucapan Ibrahim tidak kalah hangat dari Aisyah, “Mari masuk. Pasti kalian lelah.”Selama beberapa saat mereka berkumpul di ruang keluarga, lalu Aulya dan Alvan masuk ke dalam kamar, tetapi gadis ini hanya berdiri di depan pintu saat suaminya sudah merebahkan tubuhnya di sofa.“Jangan canggung,” ucap lembut Alvan.Aulya mengumpat kecil seiring melangkah, “Wajar. Saya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 10. Apa Kamu Sangat Mencintai Zayden?

    Wajah Alvan berubah kecut, dia juga segera meninggalkan tempat tidur dan berbaring di sofa, sedangkan Aulya membelalakan matanya saat membaca chat dari Zayden.Segera, Aulya menjelaskan dengan gugup, “Maaf. Bukan maksud saya menyakiti kamu ....”Alvan membuang wajahnya seiring menutup mata. “Kamu tidak perlu minta maaf!” Hatinya berisik karena menahan amarah. ‘Saya harus mempertahankan pernikahan dengan Aul, tapi saya juga tidak lupa kalau kamu tunangannya Zayden. Dan kamu sangat mencintai Zayden. Saya tidak ingin menjadi orang bodoh karena mempertahankan pernikahan ini, tetapi pernikahan bukan permainan. Bagaimanapun juga saya harus berusaha memperjuangkan pernikahan ini. Dan saya sangat tulus mencintai kamu bagaimanapun kamu dan bagaimanapun masa lalu kamu!’Aulya mengabaikan chat dari Zayden demi menghampiri Alvan. “Maaf kalau saya menjadi seorang istri yang menyakiti suaminya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 11. Saya Tidak Mau Mempermalukan Abi dan Umi

    Aulya berkata sedikit ketus untuk menunjukan perasaan tidak nyaman, “Saya sudah bilang, jangan dibahas!”Alvan ingin membahas hal ini sampai ke akar, tetapi kunci dari masalah ini justru tidak ingin bicara. Tapi dia tidak ingin membuat Aulya merasa tertekan, maka Alvan memilih mengalah setidaknya untuk sementara.Siang ini Aulya mengikuti pengajian bersama Aisyah walaupun awalnya menolak, tapi gadis ini terlalu risau jika Alvan kembali membahas tentang Zayden.Aulya mendapatkan banyak sapaan sekaligus pertanyaan dari ibu-ibu pengajian tentang kabarnya sekarang. Jadi, gadis ini menjawab apa adanya, “Aul sudah berhasil bertemu keluarga Aul ....”Aisyah melanjutkan, “Alhamdulillah, Tuhan sudah menunjukan jalan terbaik.”Namun, penasaran ibu-ibu masih berlanjut, “Tapi kenapa keluarga Neng Aul belum silaturahmi?”Aisyah yang menjawab karena Aulya kebingungan, “Kami yang silaturahmi ke keluarga Neng Aul.”“Sesekali silaturahmi kesini, kami juga ingin mengenal keluarga Neng Aul,” kekeh ibu-ib

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 12. Ikut Saya atau Tetap di Sini!

    Alvan masuk ke dalam rumah, maka Aulya segera meluncurkan pertanyaan, “Apa yang kamu bicarakan sama Zayden?”Dengan tenang, Alvan menjelaskan, “Saya bilang kamu istri saya jadi Zayden harus tahu batasan.”Aulya berkata kesal, “Kenapa kamu harus berkata jahat sama Zayden. Dia tunangan saya. Sebelum saya menikah sama kamu, saya sudah tunangan sama Zayden!”Alvan terdiam dan hanya memandangi Aulya. Tapi diamnya Alvan membuat gadis itu merasa bersalah. “Saya minta maaf kalau kamu tersakiti. Saya tidak bermaksud menyakiti kamu. Tapi situasinya seperti ini ....”Alvan mengusap puncak kepala Aulya dengan lembut dan senyuman tulus. “Saya tahu kamu ada di antara dua pilihan. Tapi saya yakin kamu tahu mana yang harus kamu pilih.”Kini, Aulya yang tidak bicara dan hanya menunjukan gelisah serta raut wajah bingung, “Saya merasa harus balas budi sama kebaikan kamu dan keluarga kamu. Itu alasan saya tetap di sini.”Alvan mengangguk kecil dengan senyuman senada. “Jalani saja dan jangan dibikin pusin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 13. Keikhlasan Aulya

    Aisyah mendengar semua percakapan Aulya dan Zayden karena dengan sengaja wanita ini menguping. Lalu mengusap dadanya yang perih.Saat ini Zayden pergi tanpa Aulya, tetapi hati Aisyah tetap teriris dan dia akan merahasiakan pertemuan mereka pada Alvan. “Umi tidak ingin membuat kamu semakin terluka ....”Aisyah kembali ke dalam kamar untuk memeluk perih seorang diri. Lalu, beberapa menit kemudian Aulya menghampiri bersama air mata. “Umi, Aul minta maaf ... Aul tidak tahu kalau Zayden akan datang kesini. Aul minta maaf kalau Aul membuat Umi tidak nyaman. Aul juga malu pada Umi ....”Pipi Aulya basah karena air matanya berderai. “Umi dan semua keluarga Al baik sama Aul ..., Aul minta maaf karena Aul mengecewakan ....”Aisyah memang sedang menelan perih, tetapi dia tetap merangkul Aulya dengan tulus. “Tidak apa-apa, bukan salah Aul kok.”“Tapi Aul merasa bersalah. Aul merasa mengecewakan Umi dan semua keluarga Al ....”“Sudah ....” Aisyah tersenyum hangat sekalian menyeka air mata di pipi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 43. Kita Harus Bicara Tanpa Alvan!

    Malam ini Aulya mendapatkan chat dari Niana. [Sayang, besok Mama akan menelepon, tapi jangan sampai Alvan tahu!]Dahi Aulya berkerut heran setelah membaca isi chat yang menurutnya aneh.Alvan baru saja masuk ke dalam kamar setelah menyaksikan pertandingan bola di lapangan bersama Fauzan. “Kok belum tidur?” Wajah teduhnya akan membuat siapapun yang melihat merasa nyaman, termasuk Aulya.Senyuman manis menghiasi wajah Aulya. “Belum ngantuk. Katanya akan pulang jam sepuluhan, tapi ini masih jam sembilan.”“Saya tidak mau meninggalkan istri saya lama-lama.” Alvan hendak naik ke atas ranjang. Maka Aulya segera menonaktifkan handphone untuk menjaga kerahasiaan chat dari ibunya.“Padahal tidak apa, kok.” Aulya tersenyum kecil kepada Alvan yang sudah duduk di sampingnya.Pun, Alvan membalas senyuman Aulya. “Tidak mau.”Malam ini Alvan segera menyentuh tubuh Aulya yang selalu wangi dan terlihat segar berkat kulit halus dan sehat yang dimiliki si gadis.Pun, Aulya tidak mungkin menolak karena t

  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 43. Saya Tidak Menggantung Zayden

    Aulya berhasil melihat ibunya, tetapi tidak memiliki kesempatan bicara karena Niana selalu bersama Aisyah.Jadi, akhirnya Aulya menemui ibunya di waktu tidur. Tentu saja Niana menganggap perbuatan putrinya salah karena seharusnya Aulya menemani Alvan.“Jangan tinggalkan suami kamu ...,” nasihat Niana diambang pintu sebelum mempersilakan Aulya masuk.“Venus mau bicara sebentar.”Dari raut wajah Aulya, Niana sudah bisa menebak. Jadi, mau tidak mau wanita ini mempersilakan putrinya masuk dibandingkan harus berbicara di luar kamar karena mungkin seseorang akan mendengar obrolan mereka.Aulya duduk di samping ibunya dan langsung mengungkapkan maksudnya, “Tadi Mama ketemu mamanya Zayden di rumah sakit?”“Iya, tadi Mama menjenguk Zayden.”“Mama ngobrol apa sama mamanya Zayden?”Niana mendesah kecil karena dugaannya benar. “Jadi ini tujuan kamu sampai meninggalkan suami kamu.” Niana menyisir rambut Aulya menggunakan jemarinya.“Iya, Venus penasaran karena Mama sama mamanya Zayden sering ketem

  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 42. Maaf Tante, Zayden Masih Mencintai Venus

    Niana menemui Maria, tetapi wanita ini lebih banyak berbicara dengan Zayden. “Zayden minta maaf kalau Zayden lancang sama Tante. Tapi Zayden sudah tidak bisa memendam lagi, Zayden masih suka sama Venus!”Terkejut, itu yang dirasakan Niana walaupun dia sudah mendengar perasaan Zayden dari Maria. Wanita ini menjawab bersama perasaan tidak enak hati, “Tante berterimakasih karena kamu masih tulus menyukai Venus, tapi sekarang Venus sudah menikah dengan Alvan. Jadi Tante harap, kamu bisa berusaha melupakan Venus ....”“Justru itu, Zayden tidak bisa ....” Raut wajahnya sangat memprihatinkan. Lalu, Zayden menambahkan, tetapi ini hanya bualan, “Sebenarnya, alasan Zayden kecelakaan karena terlalu banyak memikirkan Venus, jadi Zayden tidak bisa fokus.”“Ya ampun ....” Tentu saja Niana semakin merasa tidak enak hati walaupun sebenarnya kesalahan murni ada pada Zayden karena dirinya maupun Venus tidak pernah menyuruh lelaki ini memikirkan hubungan yang telah kandas.“Begitulah. Zayden terlalu dal

  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 41. Apa yang Mama Bicarakan sama mamanya Zayden?

    Alvan kembali malam hari, tetapi tidak segera ke rumah karena menemui Fauzan. “Anggota geng Zayden lagi ngincar kamu!”“Tahu dari mana?”Mereka sedang duduk di tepian lapangan di daerah rumah.“Teman saya di mana-mana. Saya juga aktif di kampus sama di karang taruna. Banyak info yang saya dengar. Apalagi pas kamu sakit!”“Biarkan saja!” Alvan tidak peduli pada ancaman yang didapatkannya dari Zayden.“Saya khawatir.” Fauzan menggendikan bahunya. “Mendingan kamu sama Aul jangan pergi berdua. Emang lebih bagus sama sopir.”“Itu emang keseharian saya, tapi sekarang saya sudah bisa bawa mobil. Cuma Umi selalu khawatir.”“Mendingan jangan deh. Kalau sama sopir, anggota geng Zayden tidak akan berani menyakiti kamu!”Alvan mendesah geram. “Saya tidak takut, tapi saya harus melindungi Aul dan menjaga keselamatan saya demi Aul ....”“Bener. Bayangin sesedih apa Aul kalau kamu disakiti geng Zayden!”Alvan kembali mendesah, tetapi hanya berkata di dalam hatinya. ‘Dulu saat saya kecelakaan, Aul me

  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 40. Mama Minta Maaf

    Alvan adalah satu-satunya tujuan Aulya. Nomor suaminya dihubungi, dan Alvan yang memang sangat tulus mencintai istrinya tidak pernah mengabaikan panggilan si gadis hingga akhirnya dia tiba di depan pintu.“Aul?” Suara Alvan dipenuhi rasa cemas.Aulya menjawab cemas sekalian tenang dengan keberadaan suaminya. “Al, saya di dalam, tapi pintunya dikunci dari luar!”“Tunggu sebentar.” Alvan berusaha merusak lubang kunci karena jika didobrak mungkin akan merusak properti kampus. Lagipula saat ini Aulya tidak sedang berada di tangan Zayden, jadi rasa cemasnya tidak sebesar sebelumnya.Hanya sekitar satu menit akhirnya Alvan berhasil merusak lubang kunci dan Aulya segera masuk ke dalam pelukannya. “Saya takut ....” Gadis ini sedikit merengek.Alvan mengusap punggung Aulya sangat sayang. “Kenapa kamu bisa di sini?”Aulya tengadah ke arah suaminya tanpa merengek, justru mengungkapkan kesalnya, “Tadi ada tiga gadis yang mengunci saya. Mereka benci saya karena menganggap kecelakaan Zayden gara-g

  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 39. Zayden Selalu Menjaga Hatinya

    Tanpa sengaja, Alvan mendengar ucapan Aulya. Jadi, dia segera berusaha menyembuhkan dirinya sendiri. “Wajar saja kalau Mamanya Aul lebih suka Aul sama Zayden karena tadinya mereka sudah tunangan. Mungkin hari ini saya masih belum diterima di kelurga Aul karena kemunculan saya terlalu mendadak.”Alvan mengurungkan niatnya masuk ke dalam kamar, lalu sepuluh menit kemudian Aulya menemuinya yang sedang berada di halaman belakang. “Ini kan udah malem, kenapa diem di sini?”“Tidak apa-apa. Cuma cari angin.” Alvan tetap tersenyum hangat.Aulya duduk di sisi suaminya. “Mama akan menginap selama dua malam karena katanya capek kalau bulak-balik luar kota.”“Alhamdulillah.” Alvan bersyukur karena sudah pasti Aulya bahagia jika tinggal bersama ibunya.Aulya tetap merahasiakan kenyataan tentang ibunya, tapi dia tidak tahu jika baru saja Alvan mengetahuinya.Makan malam tetap berjalan sangat hangat, bahkan lebih hangat dari biasanya karena kehadiran Niana.Malam ini Alvan tetap tidur dengan damai w

  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 38. Aulya Tidak Cemburu?

    Maria terusik oleh suara Aulya karena gadis itu membahas tentang hal yang dibencinya. ‘Zayden bilang masih suka Venus dan minta pengaruhi mamanya Venus agar mereka bercerai. Tapi kenapa sekarang berubah!’Sementara, Zayden menjawab santai saat berbicara dengan Aulya, “Saya tidak dekat sama gadis mana pun.”“Tapi ....” Aulya menyodorkan amplop berwarna peach pada Zayden. “Dia sampai menitipkan ini. Mungkin isinya ungkapan sukanya ke kamu.”Zayden menerima, lalu tanpa sungkan membuka dan membaca isi amplop tanpa bicara. Terakhir, senyumannya menyungging dingin.Tanpa diduga, Zayden meremas secarik kertas kecil itu lalu melemparnya ke tempat sampah hingga membuat Aulya kaget.Zayden berkata lembut pada Aulya saat si gadis belum habis dari rasa kaget, “Dia bilang suka saya, tapi saya tidak bisa membalas perasaannya.” Terakhir, senyumannya menjadi hambar karena tidak terlihat sedikit pun rasa cemburu di wajah Aulya padahal sudah jelas seorang gadis sedang mencoba mengungkapkan perasaan pad

  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 37. Zayden Dekat dengan Gadis Lain

    Aulya tidak berhenti menatap amplop di tangannya seiring mendesah saat meyakini jika di dalamnya berisi surat pernyataan cinta. “Dari kapan Zayden deket sama cewek tadi, padahal baru kemarin-kemarin Zayden tahan-tahan saya karena pilih Alvan ....”Persaan Aulya tidak karuan, sakit, tapi dia juga menyakiti. Kini, Aulya sedikit meraung karena merasa telah kehilangan hati dan raga Zayden yang tadinya hanya miliknya.Namun, di sisi lain perasaannya mengatakan jika Zayden mengambil langkah yang benar karena saat ini mereka tidak memiliki hubungan khusus, dan Aulya sudah menentukan pilihannya yaitu Alvan. Jadi, alasan apa yang membuat Zayden harus tetap menyimpan hati padanya?Satu butir air mata jatuh ke atas kertas yang digenggam Aulya hingga menambah rasa sakit. “Saya harus sampaikan ungkapan perasaan seorang cewek pada Zayden yang masih saya sukai ....”Saat ini Niana menghubungi putrinya. “Sayang, sore ini Mama akan menjenguk Zayden. Kamu mau ikut?”Aulya mengerjap excited, tetapi terh

  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 36. Saya Sedang Dekat Sama Zayden

    Hari ini Alvan dan Aulya menghabiskan waktu bersama, lalu pulang esok paginya. Tentu saja Aisyah dan Ibrahim menyambut dengan gembira karena ikut ke dalam kebahagiaan anak dan menantunya.Namun, tidak lupa membahas kabar Zayden. “Umi belum mendengar kabar Zayden dari mamanya Aul.”Segera, Aulya merasa canggung karena keberadaan Alvan, tapi tetap memberikan jawaban pada Aisyah, “Zayden terluka cukup parah.”Ibrahim dan Aisyah beristigfar. Lalu wanita ini bertanya lebih lanjut, “Apa yang terjadi sama Zayden?”“Katanya kecelakaan.” Suara Aulya tetap terdengar canggung walaupun Alvan bersikap biasa saja seolah tidak terbebani apapun.“Doakan Zayden supaya cepat sembuh dan bersabar menghadapi musibah yang sedang menimpanya.”Ibrahim dan Alvan mengaminkan secara bersamaan, lalu disusul Aulya dengan kata ‘Amin’ yang sangat tulus.Ibrahim baru saja bersuara. “Sekarang apa kegiatan kalian?”Alvan menjawab lebih dulu. “Al mau ke kampus karena masih ada tugas kelompok.”Aulya menyusul dengan suar

DMCA.com Protection Status