Share

Bab 4

Aku dan Edrick terikat pernikahan bisnis, tetapi aku jatuh cinta padanya pada pandangan pertama.

Tidak ada alasan lain selain karena kami pernah bertemu sekali saat SMA.

Saat itu, aku baru pindah ke sekolah unggulan nomor satu di kota dan menjadi target yang akan diganggu oleh murid lain.

Meskipun aku sudah melawan mati-matian, tetap saja sulit untuk mengalahkan mereka dengan dua kepalan tanganku ini.

Tepat saat aku tengah putus asa, dia muncul.

Dia menyelamatkanku.

Jadi, ketika aku tahu bahwa dialah pasangan yang akan dinikahkan denganku, aku merasa sangat senang hingga tidak bisa tidur sepanjang malam.

Namun, yang tidak aku ketahui adalah dia menikahiku hanya karena rantai keuangan perusahaan keluarganya bangkrut dan sangat membutuhkan dukungan keuangan dari keluargaku.

Bahkan dia menolongku saat itu karena Cindy adalah orang yang memulai perundungan terhadapku dan dia takut Cindy akan dilaporkan ke pihak sekolah.

Namun dalam beberapa tahun terakhir setelah aku menikah dengannya, aku memperlakukannya dengan sepenuh hati.

Aku khawatir dia tidak makan dengan benar di luar sana, jadi membuatkan makanan untuknya setiap hari.

Dia juga berubah sedikit demi sedikit, mulai dari membawakanku hadiah dan memberi kejutan.

Aku benar-benar berpikir bahwa kami akan bahagia seperti ini selama sisa hidup kami.

Pada hari di mana aku tahu kalau aku hamil, aku sangat bersemangat untuk memberitahukan kabar itu kepadanya.

Namun, hanya karena perkataan Cindy, dia menganggap kalau bayi itu bukan anaknya.

"Kamu hamil? Cindy pernah melihatmu pergi dengan pria lain, apa bayi ini anak dari hasil perselingkuhanmu itu?"

Aku ingin menjelaskan, tetapi dia langsung memecahkan vas bunga di atas meja.

Dia memarahiku habis-habisan karena aku tidak bisa menjaga kehormatanku sebagai wanita ....

Jiwaku bisa dikatakan tidak bisa merasakan sakit, tetapi entah kenapa aku seakan kembali ke dalam kolam renang.

Di sekelilingku, aku tercekik dan tidak bisa bernapas.

Melihat aku yang tidak kunjung datang, wajah Edrick menjadi makin muram.

"Sudah setengah jam, tapi dia masih belum datang! Apa dia masih belum sadar akan kesalahannya?"

"Jenita, sebaiknya kamu bisa memberikan alasan yang masuk akal."

Aku hanya memperhatikannya. Aku melihat tangannya yang makin panik saat memeluk Cindy, melihat tangannya yang hampir kehilangan genggamannya pada segelas air yang dia pegang.

Dia pun angkat bicara.

"Cindy, tunggu di sini sebentar, aku akan memeriksanya. Jangan khawatir, aku akan menyeretnya ke mari untuk minta maaf kepadamu."

Ketika kata-kata itu terlontar, Edrick beranjak dengan tergesa-gesa dan berjalan menuju tempat di mana aku disekap. Hanya saja ketika sampai di depan pintu, tanpa sadar dia menahan nafas.

"Kenapa baunya sangat busuk?"

Kemal berdiri di sampingku, meringis sambil memeluk tempat sampah dan muntah-muntah.

"Pak Edrick, lihat saja sendiri."

Aku mungkin akan melihat mayatku sendiri, entah kenapa aku malah jadi sedikit bersemangat.

Aku ingin tahu bagaimana reaksi Edrick saat melihat mayatku, apakah dia akan sama takutnya denganku saat itu?

Edrick mendorong pintu hingga terbuka dan penutup kolam renang telah dibuka, disingkirkan ke samping.

Kain hitam yang menutupi kolam juga telah disingkirkan, tetapi air di dalam kolam terlihat keruh.

Alis Edrick berkerut dan dia berbicara menghadap kolam dengan suara dingin.

"Jenita, kenapa masih belum naik? Apa kamu mau tinggal di dalam kolam ini seumur hidupmu!"

Aku melayang di dekatnya, bergumam sendiri.

"Apa kamu nggak tahu? Aku juga sangat ingin keluar. Aku memukul penutupnya dengan sangat keras sampai saat terakhir sebelum aku mati, mencoba menyelamatkan diriku sendiri."

"Tapi aku gagal, karena itulah aku mati."

Namun, Edrick masih belum sadar dan berteriak dengan keras.

"Apa yang kamu lakukan! Kalau kamu nggak bikin Cindy tersedak, mana mungkin kamu akan terkunci di sana! Cepat keluar dan jangan bersikap nggak tahu malu!"

Dia berjalan ke sisi kolam, bau busuk yang menyengat membuatnya ingin muntah. Namun, dia tetap berjalan ke sisi kolam, mengambil sapu di sampingnya dan menghantam sosok di dalam kolam renang.

"Menjijikkan! Cepat naik dan pergi mandi!"

Kekuatan yang dia gunakan cukup lumayan. Tubuh di kolam renang sudah terendam selama berhari-hari dan membesar. Karena pukulannya, tubuh itu muncul ke permukaan dalam posisi yang sangat mengerikan.

Edrick langsung panik dan mundur dua langkah ke belakang, tongkat di tangannya langsung jatuh ke lantai.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status