Share

72. Ajakan Liburan

Penulis: Evie Edha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-18 23:53:15

"Kamu yakin mau ke toko hari ini?" tanya Noval.

"Iya," jawab Mika yang kini sedang berada di boncengan Noval. Padahal, mereka sudah ada di atas motor untuk ke toko, tetapi Noval masih saja merasa ragu kalau Mika mau ke toko atau tidak.

Pasalnya, sejak beberapa hari lalu ketika dia memutuskan untuk mendatangi kediaman keluarga mendiang ayahnya, berakhir Mika yang merasa malu melihat keluarga itu bukan keluarga sembarangan, Mika mengalami demam dan membuat perempuan itu harus beristirahat di rumah.

Alhasil, berakhir dia yang mendapat ceramah dan olokan dari Bu Tuti. Katanya, "Ya gitu kalau orang nggak punya duit sok-soan mau jalan-jalan. Demam, kan kepikiran berapa uang yang udah dikeluarkan." Beruntung Mika tak mau menanggapinya.

"Aku sudah enakan ini. Kamu nggak usah khawatir," ujar Mika kemudian.

"Iya. Ingat yang aku katakan tadi." Sebelum berangkat, Noval mengatakan kalau Mika boleh ke toko asal dia tidak melakukan pekerjaan berat.

"Iya aku ingat." Mika menjawab paruh. Daripada Nova
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Marwa Guseg
bab selanjutnya kapan
goodnovel comment avatar
Ann Purwayani
kenapa ceritanya gantung?
goodnovel comment avatar
Nathalie Simatupang
ini lagi Hiatus kah?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Permintaan Gila Adikku   73. Olip Mau Bulan Madu

    Noval terkejut mendengar pertanyaan Mika. Biasanya, dia akan selalu menemukan jawaban atau pun balasan dari setiap perkataan Mika. Namun, kali ini kalimat yang diucapkan oleh istrinya itu membuat dirinya tidak bisa berpikir untuk beberapa detik Dia sempat mengedarkan pandangan. Beberapa saat kemudian dia berdehem. "Bukan. Aku hanya ingin membantumu untuk menjernihkan pikiran saja. Aku takut kalau kamu dibiarkan seperti ini lama-lama akan menjadi gila. Bisa-bisa aku yang dituduh tidak bisa mengurus istri," ujarnya dengan kalimat yang cukup panjang. Setelah mengatakan itu, Noval langsung mengambil handuk dan keluar dari kamar. Dia akan membersihkan diri dan membebaskan diri dari suasana awkward. Sedangkan Mika sendiri langsung menatap Noval dengan bola matanya yang melotot juga bibir yang menganga lebar. "Astaga!" Detik kemudian dia mengubah ekspresinya. Kedua tangan Mika terkepal kuat dan diarahkan pada kepergian Noval. "Dasar suami kejam. Suami es. Patung, kaku, batu, nggak bis

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Permintaan Gila Adikku   74. Kejadian

    Mika langsung berlari ketika mendapati pasir putih di hadapannya. Noval mengajak Mika untuk berlibur ke pantai. Terlihat perempuan itu yang kini tampak berputar-putar di bawah terik matahari dengan kaki telanjang."Wuh!" Bahkan Mika tidak sungkan untuk berteriak."Wah. Sinta pasti iri nih sama aku. Foto dulu ah dan kirim sama dia," ujarnya terkikik geli. Perempuan itu meraih ponsel dari saku celana lalu mulai mengarahkan kamera ke arahnya.Mika mengambil beberapa gambar dirinya dengan latar belakang laut. "Cukup," ujarnya. Perempuan itu tampak mengotak-atik ponselnya karena dia harus mengirimkan gambar itu pada sang sahabat."Sip. Tinggal nunggu respon dia." Setelahnya dia pun meletakkan kembali benda pipih itu ke dalam saku celananya.Noval yang berada di belakang Mika hanya menggeleng pelan. Pria itu menarik garis bibirnya. "Dasar." Noval membungkuk, meraih sendal sang istri yang tadi dibuang Mika karena terlalu senang.Noval mendekati sang istri. "Pak sendal kamu. Ada barang tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Permintaan Gila Adikku   75. Suamiku Tampan

    Mika berjalan mondar-mandir di kamar penginapan yang dipesan oleh Noval untuk mereka berlibur. Setelah kakinya diobati oleh sang suami lalu Noval pergi, perempuan itu merasa tidak tenang. Dia seakan lupa kalau kakinya sedang sakit saat ini. Terus berjalan sembari menggigit jarinya."Aduh, Mika. Bagaimana bisa kamu melakukan itu?" tanya Mika sembari memukul keningnya beberapa kali.Setelah beberapa kali bolak-balik, kini dia berhenti dengan menghadap lautan lepas di mana dirinya hanya terpisah kaca. Satu tangan berkacak pinggang dan satu tangannya lagi memegang bibirnya.Dia meraba pelan. "Kamu bodoh Mika," ujarnya memaki diri sendiri.Mika tengah merasa malu. Dia membayangkan kejadian beberapa waktu lalu ketika Noval belum mengobati kakinya. Bagaimana mereka larut dalam suasana yang belum pernah mereka rasakan.Akhirnya. Tanpa diduga, mereka sama-sama menyatukan bibir. Tak ada lumatan atau pergerakan yang berarti karena Mika langsung mendorong dada Noval ketika berhasil menguasai diri

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Permintaan Gila Adikku   76. Satu Set Perhiasan

    "Aku mau ini dong," ujar Mika memperlihatkan sebuah kalung yang terbuat dari rangkaian kecil kerang. Kini, dia dan Noval sedang berada di pasar terdekat di area pantai di mana kebanyakan dari mereka semua menjual aneka pernak-pernik yang terbuat dari laut.Noval menatap benda yang ada di tangan isrinya. Dia mengerutkan kening melihat benda itu. "Kenapa mesti membeli itu? Kenapa tidak membeli perhiasan saja?" tanyanya kemudian.Mika langsung mendelik ke arah Noval. "Kamu ih. Kita sekarang lagi ada di pasar souvenir. Bukan di toko emas. Kok malah bilang gitu?""Toko emas juga ada kok di ujung sana." Penjual yang mendengar pembicaraan Noval dan Mika pun memberitahu keduanya sembari menunjuk ke arah di mana toko emas itu berada.Mika merasa tidak enak dengan penjual itu. Dia kembali menatap ke arah Noval. "Kamu ih. Ada orangnya juga," ujar Mika kemudian."Bukannya apa. Kamu beli itu, aku yakin juga tidak akan kepakai," ujar Noval sembari menunjuk ke arah kalung yang ada di tangan Mika."K

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Permintaan Gila Adikku   77. Interogasi yang Gagal

    Setelah lelah memutari pasar, Mika dan Noval pun akhirnya kembali ke penginapan. Perempuan itu meletakkan beberapa bungkusan di atas meja dan langsung pergi ke kamar mandi karena ingin membuang air kecil.Noval menggeleng melihat kelakuan istrinya. "Ada-ada aja." Dia pun memilih untuk ke bagian belakang penginapan dan bersantai di sana.Ketika Mika keluar dari kamar kecil, dia tak mendapati keberadaan suaminya. Mika pun mencarinya dan menemukan Noval di bagian belakang penginapan sembari menikmati deburan pantai.Mika tersenyum. "Sambil makan rujak enak nih," ujarnya kemudian. Mika pun segera membuka bungkusan yang dia bawa dari pasar dan menuangkan rujak buah pada sebuah piring lalu membawanya ke tempat Noval berada.Mika melihat Noval yang tengah asyik berbaring di ayunan yang tersedia di sna dengan satu lengan sebagai bantalan kepala. "Noval. Sini kita makan rujak," ujar Mika yang langsung duduk lesehan di mana lantai penginapan memang terbuat dari kayu.Mika menyuapkan satu buah m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Permintaan Gila Adikku   78. Cacian Ibu Mertua

    "Aku mau bulan madu," ujar Olip. Dia menatap Ridwan dengan tatapan penuh keinginan. Tahu sendiri kalau Olip meminta sesuatu dia tidak mau ditolak."Kamu bilang apa?" Bukan Ridwan yang beertanya tetapi Bu Lestari yang bertanya. Ekspresi perempuan itu terlihat terkejut.Olip tampak menggeram kesal. Dia mengepalkan kedua tangannya. "Aku bilang, aku mau bulan madu. Liburan setelah pernikahan. Kalau perlu ke luar negri sekalian," ujarnya penuh penekanan dengan tangan yang menunjuk ke arah luar rumah menggambarkan dia benar-benar ingin pergi ke mana.Bu Lestari dan Ridwan saling tatap satu sama lain lalu kembali menatap ke arah Olip. "Gila kamu," ujar Bu Lestari kemudian."Minta kok aneh-aneh." Bu Lestari melanjutkan.Olip tidak suka dengan perkataan mertuanya. "Kok aneh sih, Bu? Ya nggak aneh lah. Itu hal wajar untuk pasangan yang baru menikah. Pergi berlibur berdua." Dia mengangkat dua jariya.Ridwan yang mendengar hal itu mengembuskan napas kasar. "Lip. Itu untuk pasangan yang memiliki u

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Permintaan Gila Adikku   79. Aduan Olip

    Noval membuka mata. Dia mendengar debur air dan suara burung yang berkicau. Rupanya hari sudah pagi. Dia menoleh ke arah samping tempat tidurnya. Kening Noval mengerut kala dia tak mendapati keberadaan Mika.Ya. Mika dan Noval tidur dalam satu ranjang yang sama. Mereka tidak melakukan apa pun. Toh mereka sudah terbiasa."Dia ke mana?" tanya Noval kemudian.Pria itu mengedarkan pandangan beberapa saat lalu memutuskan untuk bangun. Dia membasuh wajahnya terlebih dahulu sebelum mencari keberadaan Mika.Noval melipat tangan di depan dada ketika sampai di bagian depan penginapan. Dia melihat Mika yang ternyata sedang duduk santai di pasir putih. "Sedang apa dia pagi-pagi seperti ini di sana?" tanyanya pada diri sendiri.Menggeleng pelan, Noval pun memutuskan untuk mendekati Mika dan ikut duduk di sampingnya. "Sedang apa?" tanya Noval.Kehadiran Noval yang secara tiba-tiba tentu saja mengejutkan Mika. Dia menoleh. "Kamu. Ngagetin aja."Dia menggeleng kemudian. "Nggak ngapa-ngapain. Hanya du

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Permintaan Gila Adikku   80. Bu Tuti Melabrak Besannya

    Turun dari motor milik anaknya, Bu Tuti langsung berjalan cepat menuju kediaman Ridwan. Perempuan itu semakin meradang melihat besannya sedang asyik menonton televisi di ruang tamu. Tanpa permisi dan tanpa salam, Bu Tuti pun lansung memasuki rumah Pak Eko."Heh besan!" Belum sampai dia di depan besannya, dia sudah berteriak sangat keras sehingga membuat Bu Lestari terkejut dan langsung menoleh."Kamu, ya. Keterlaluan. Setelah menghina anak saya, kamu malah enak-enakan nonton tivi di sini." Bu Tuti menatap besannya itu dengan berkacak pinggang dan tajam.Bu Leestari yang diperlakukan seperti itu pun langsung membalas tatapan tajam besannya. Dia ikut berkacak pinggang. "Heh! Datang ke rumah orang bukannya salam malah marah-marah. Apa maksud besan?" tanyanya kesal."Apa maksud kamu menghina anak saya?" Bu Tuti kembali bertanya.Bu Lestari mengangguk paha. "Oh. Si Olip ngadu sama besan? Iya? Ngomong apa dia? Ngomong apa anak manja yang nggak bisa apa-apa itu?" tanyanya kemudian. Dia menga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28

Bab terbaru

  • Permintaan Gila Adikku   135. Olip Pengen Makan Enak

    Setelah menutup panggilan telepon dari ibunya beberapa menit lalu, itu membuat Olip termenung. Perempuan itu berpikir cukup lama dengan acara syukuran di rumah baru Mika."Datang nggak ya?" tanyanya pada diri sendri. Tentu kita tahu apa yang dikatakan oleh Olip pada ibunya tadi di telepon kalau dia tidak mau datang ke acara itu.Ya. Kita tahu kalau Olip semakin merasa kesal dengan apa yang dicapai oleh kakanya, apalagi kelakuan Ridwan akhir-akhir ini yang memperlihatkan seperti dirinya tida ada artinya lagi untuk Ridwan.Olip menggigit bibir bawahnya dengan ekspresi gelisah. Dia menunduk melihat perutnya yang rata. Dia mengelusnya pelan dengan ekspresi sedih."Pasti di sana sekarang banyak makanan. Pasti banyak yang enak-enak juga." Olip membayangkan makanan yang kini ada di rumah Mika. Ayam, daging, sayur, buah dan juga jajanan. Belum lagi kue-kuenya."Apa aku ke sana saja, ya? Sudah lama banget nggak makan enak. Udah berapa hari ini makanya cuma emi," ujarnya sekali lagi. Dia masih

  • Permintaan Gila Adikku   134. Praduga

    Keluarga Noval dan juga neneknya Mika saling mengobrol bersama di sebuah ruangan yang terpisah dengan tempat acara syukuran berjalan. Kedua keluarga berkenan dan bercerita mengenai kilas balik.Mika dan Noval memasuki ruangan. "Maaf, ya. Kami baru bisa menemani," ujar Mika merasa bersalah."Tidak apa. Namanya juga lagi punya hajatan. Pasti sibuk ngurusin para tamu." Nenek Saseka berujar dengan senyuman.Nyonya Maysa tersenyum. Dia menepuk punggung tangan Mika. "Semoga di rumah baru ini hubungan kalian semakin erat," ujarnya mendoakan yang terbaik."Dan yang pasti, semoga kalian segera mendapat momongan," lanjutnya dengan senyuman mengembang.Noval yang mendengar itu langsung menatap papanya di mana sang papa hanya memberikan senyum miring di sana."Benar tidak Nyonya Saseka?" tanya Nyonya Maysa pada nenek Mika."Betul itu. Saya juga pengen segera dapat cicit dari Mika. Saya sudah tua. Harus cepet. Takutnya keburu diambil sama yang maha kuasa." Nyonya Saseka berujar.Mika yang mendenga

  • Permintaan Gila Adikku   133.

    Bu Tuti yang kepikiran mengenai Olip setelah mendapat pertanyaan dari beberapa tetangganya tadi gegas menuju tempat paling belakang agar tida diketahui orang. Tidak. Dia bukannya ingin berbuat curang. Dia hanya ingin mencoba menghubungi Olip karena merasa heran putrinya itu bum datang juga. Padahal, dia sudah memberitahu mengenai acara ini."Jangan-jangan dia beneran tidak mau datang lagi. Kemarin, kan dia bilang gitu." Bu Tuti mulai berkutat dengan ponsel miliknya, mencari nomor milik Olip dan mencoba untuk menghubunginya.Panggilan pertama tidak mendapat jawaban meski dia tahu kalau nomor Olip aktif. Hingga percobaan ketempat, dia pun akhirnya bisa mendengar suata Olip. Bu Tuti terlihat lega akan hal itu."Olip. Kamu ini ke man aja sih? Dihubungi dari tadi coba," ujar Bu Tuti yang langsung mengomel. Padahal beberapa saat lalu dia terlihat khawatir."Maaf, Bu. Tadi Olip dari kamar mandi. Ibu tahu sendiri kalau kamar mandi di kontrakan ini harus antre." Olip berujar dari seberang sana

  • Permintaan Gila Adikku   132. Bisik-bisik Tetangga

    Acara syukuran rumah Mika berlangsung. Jika siang ini diperuntukan untuk para ibu-ibu, naka di acara malam nanti akan diperuntukan untuk para bapak-bapak. Biar tidak tercampur begitu. Terlihat Bu Tuti yang tampak sibuk dan juga kerepotan karena perempuan itu memang diserahi tugas untuk mengatur makanan oleh Mika. Bukan karena semangat, tetapi diahanya tidak ingin kalau acara ini apan memiliki masalah pada makanannya karena itu akan menjadi hal yang tidak baik nantinya. Para tamu sudah datang. Mereka mulai pengajian dengan seseorang yang memimpin. Namun, kita tahu kalau seperti ini pasti ada saja beberapa orang yang tidak fokus. "Bu Tuti tumben giat gitu bantuin Mika." Ya. Beberapa ibu-ibu malah salfok sama keberadaan Bu Tuti yang terlihat sangat sibuk mengatur menu yang ada di acara syukuran ini. "Iya. Dia seperti paling sibuk ngatur menu sejak tadi." 'Tumben. Kan ini acaranya Mika." "Memang kenapa kalau acaranya Mika?" tanya salah satu ibu-ibu yang sejak tadi mendengar pembicar

  • Permintaan Gila Adikku   131. Ancaman Ridwan

    Olip meringkuk ketakutan. Dia menunduk sembari menangis, sesekali melirik ke arah keberadaan suaminya dengan tubuh bergetar. Bagamana tidak? Ridwan yang biasanya akan selalu menurutmu kemauannya, selalu mengalah kikadia marah, kini berubah seratus delapan pukul derajat. Bahkan kini Olip sangat ketakutan melihat suaminya itu. "Enak?" tanya Ridwan dengan senyum miring. Pria itu pun bangkit lalu mengenakan pakaianya secara cepat semampu melirik sinis ke arah Olip. Terlihat ekspresi penuh kepuasan di wajah pria itu. Setelah mengenakan pakaiannya dengan lengkap, dia pun mendekati Olip. Hal itu membuat Olip kembali merasakan takut. Dia menarik tubuhnya untuk semakin merapat ke dinding yang ada di belakangnya. Sedikit gerakan saja dia sudah berdesis. Olip merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya karena mendapat penyiksaan dari Ridwan. Yang paling parah adalah bagian intinya karena Ridwan sudah menggangg*hinya secara brutal dan kasar. "Jangan," bisik Olip. Ridwan pun hanya terkekeh. Tak

  • Permintaan Gila Adikku   131. Hukuman Untuk Olip

    Ridwan merasa marah dan kesal dengan insiden yang terjadi padanya di warung kopi tadi. Niat hati bertemu teman lama yang dulunya sama-sama bekerja mejadi guru, dia malah dipermalukan oleh ibu mertuanya. "Sial*n! Kurang ajar sekali orang tua itu. Berani-beraninya dia mempermalukan aku di tempat umum," ujar Ridwan yang terus menggerutu sepanjang perjalanan tadi. "Mana pukulannya sakit semua lagi?" Dia masih di atas motor menuju kontrakannya. Sesekali Ridwan melihat lengannya yang tadi juga terkena pukulan dari Bu Tuti. Terlihat beberapa ruam di sana akibat cubitan juga. Tiba-tiba pandangannya menajam lurus ke arah depan. Giginya bergemerut satu sama lain menandakan amarah pria itu. "Olip" Dia mengucapkan nama istrinya dengan suara menggeram. Kilat emosi terpancar di sorot matanya. Entah seberapa marah pria itu saat ini. "Awas saja kau Olip. Kau sudah membuat aku dipermalukan oleh ibumu di tempat umum. Tungu saja pembalasanku," ujarnya kemudian. Meski sejak dipukuli tadi dia terus

  • Permintaan Gila Adikku   130. Peringatan Untuk Bu Tuti

    Tepat ketika mobil sampai di rumahnya Bu Tuti langsung turun dan berjalan cepat memasuki rumahnya."Ada apa, Bu?" tanya Pak Purnomo yang melihat istrinya baru datang. Namun, ekspresinya membuat dia bertanya-tanya.Bu Tuti hanya menoleh sekilas pada suaminya lalu kembali membuang muka dan melanjutkan langkah untuk memasuki rumah. Dia kembali merasa kesal pada sang suami kala mengingat kalau suaminy itu duku tidk mau membela Olip ketika mendapat perlakuan tidak baik dari Ridwan.Pak Purnomo semakin merasa bingung dengan keadaan istrinya. "Ada apa sih? Ditanya bukannya jawab malah nyelonong aja." Dia menggeleng pelan sembari berkacak pinggang.Pak Purnomo berniat duduk kembali ketika pandangannya menangkap keberadaan Bu Ane yang sedang menurunkan belanjaan dibantu sopir Mika.Dia pun mengurungkan niatnya untuk duduk dan memilih untuk membantu Bu Ane. "Banyak sekali belanjaannya, Bu?" tanya Oak Purnomo uang terkejut melihat isi bagasi mobil itu.Bu Ane mengangguk. "Iya, Pak. Ini saja belu

  • Permintaan Gila Adikku   129. Ngamuk

    "Dasar laki-laki tidak tahu diri. Tidak berguna. Bisanya hanya menyusahkan saja. Laki-laki macam apa kamu. Tidak bertanggung jawab. Pria macam apa kamu? Sukanya main tangan. Kurang ajar!" Bu Tuti terus menyerocos tiada henti untuk meluapkan kekesalannya. Tak lupa tangannya yang terus bergerak memukuli Ridwan."Berani-beraninya kamu, ya. Berani-beraninya kamu menampar putriku. Kurang ajar kamu. Laki-laki kurang ajar kamu," ujar Bu Tuti dengan terus memukuli pundak Ridwan."Apa sih, Bu?" tanya Ridwan yang mencoba menghindari pukulan Bu Tuti. Namun, ibu mertuanya itu terus saja memukulinya."Apa sih, Bu. Apa sih, Bu. Jangan pura-pura kamu. Laki-laki tidak tahu malu. Beraninya main tangan sama perempuan. Kamu laki-laki apa banc*?" Bu Tuti terus memberikan pukulan pada Ridwan.Ridwan yang terkejut akan kedatangan Bu Tuti dan segala tingkah lakunya kini mulai merasa kesal. Dia pun segera menepis tangan ibu mertuanya itu."Apa-apaan sih, Bu? Bikin malu aja," ujar Ridwan. Dia menatap ke seki

  • Permintaan Gila Adikku   128. Bu Lestari Semakin Menyesal

    "Ke mana sih si Ridwan ini? Udah beberapa hari kok nggak datang. Biasanya datang cari makanan?" tanya Bu Lestari yang merasa bingung karena tidak melihat Ridwan datang beberapa hari ini."Kan mau ada yang aku tanyakan," ujarnya sekali lagi. Dia bahkan mondar-mandir di ruang tamu sembari menggigit jarinya.Suara motor terdengar mendekat. Bu Lestari tahu itu suara motor siapa. "Itu suara motor Ridwan," ujarnya semangat.Bu Lestari pun dengan bersemangat langsung keluar dari rumah. Dia tersenyum melihat putranya memarkirkan motornya."Kamu ini ke mana aja sih, Wan? Kok dua hari ini nggak ke sini?" tanya Bu Lestari.Ridwan yang mendengar perkataan ibunya pun mengerutkan keningnya, merasa heran dengan ibunya. "Ada apa memang, Bu?" tanyanya kemudian."Ada yang mau ibu tanyain," ujar Bu Lestari. Dia langsung meraih tangan Ridwan dan menariknya memasuki rumah dan mengajaknya duduk."Ibu mau tanya," ujar Bu Lestari kemudian.Ridwan berdecak. "Nanti aja deh, Bu. Ridwan laper nih. Pengen makan,"

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status