Share

30. Mencari Tahu

Penulis: Evie Edha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-20 22:15:58
Meskipun Noval sudah memperingatinya, Mika tetap merasa tidak tenang. Bagaimana kalau kedua orang tuanya benar-benar penipu? Mika merasa kesal karena otaknya ini tidak bisa berpikir yang baik-baik saja.

"Hei." Sinta menepuk pundak Mika karena sejak tadi dia memanggil temannya itu tidak ada tanggapan sama sekali.

Mika terkejut dan gelagapan. "Maaf-maaf."

"Kamu kenapa sih?" tanya Sinta yang sejak tadi melihat Mika melamun.

Mika menatap Sinta lalu menggeleng pelan. "Tidak. Tidak apa," ujarnya kemudian.

"Jangan bohong. Kentara sekali kamu memiliki masalah. Ada apa? Tidak lagi ada masalah sama Noval, kan?" tanya Sinta dengan tatapan menyelidik.

Mika menggeleng. "Tidak kok."

"Lalu? Masalah dengan adik kamu?" Sinta masih belum menyerah untuk mengetahui masalah temannya ini.

Mika kembali menggeleng. "Tidak kok."

"Lalu ada apa? Cerita sini." Kedua bahu Sinta menurun.

Mika terdiam beberapa saat. Dia tampak menimang apakah dia harus mengatakannya pada Sinta?

"Hei. Kita ini
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ana Khana
episode ini bukannya udah pernah ya di awal2 sebelum mika menikah? Apa dihapus ya sama author dan baru dimasukkan lagi ke episode 30? Pantesan aneh, kok episode tentang mika tahu tentang kedua ortu kandungnya tiba2 hilang dan diganti alur yang lain
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Permintaan Gila Adikku   31. Kenyataan yang Pahit

    Baru saja Mika merasa senang karena Bu Ane mau menceritakan kisah masa lalu kedua orang tuanya, tetapi sedetik kemudian dia dibuat patah hati kembali ketika mendapati kenyataan tentang mereka yang sudah tiada. Bola mata Mika memanas seketika. Tak lama, air bening jatuh dari kelopaknya dan membasahi pipi. Kenyataan yang baru dia dapat benar-benar menyakiti hati. Bu Ane yang melihat itu langsung merasa panik. Dia berpindah duduk di dekat Mika. "Mika. Mika kamu tidak papa, Nak?" tanyanya khawatir melihat Mika yang menangis. Tiba-tiba saja dia merasa bersalah. "Maaf, Mika. Ibu tidak bermaksud membuat kamu sedih." Dia mengelus pundak Mika. "Mungkin kita bisa lanjutkan ceritanya lain kali saja jika kamu sudah siap?" Bu Ane memberi saran. Namun, Mika segera menggeleng. Dia menolak saran itu karena sudah lama dia ingin tahu kebenarannya. Dia akan mendengarkannya sekarang juga meski akan terasa menyakitkan. "Tidak, Bu. Sekarang saja. Saya ingin tahu mengenai mereka sekarang saja." "Tap--

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Permintaan Gila Adikku   32. Mengusir Keluarga Pak Purnomo?

    Noval menghentikan motorya tepat di hadapan Mika yang berjalan menunduk. Pria itu sebelumnya tengah berada di perjalanan pulang ketika melihat istrinya yang berjalan tanpa melihat ke depan. Noval pun tahu kalau ada yang tidak beres dengan Mika.Tak lama, dia mendapat perhatian perempaun itu. "Apa yang kamu lakukan?" Suara Mika terdengar marah. Namun, ekspresi wajahnya menunjukkan kesedihan."Makanya. Kalau jalan lihat depan. Untung aku yang ada di sini. Kalau orang lain, mungkin kamu tinggal nama." Jangan harap Noval akan menghibur Mika meski tahu istrinya dalam keadaan bersedih."Cepat naik," ujar Noval dengan menunjuk ke arah jok belakang ketika melihat Mika akan menangis.Tanpa banyak kata, Mika pun menaiki motor milik Noval. Perempuan itu langsung memeluk suaminya erat dan meletakkan pipi di punggung Noval. Dia menangis tanpa suara di sana, tidak peduli kalau kaus pria di hadapannya ini akan basah.Sesampainya di rumah, bersyukur kalau tidak ada orang di depan. Entah mereka di man

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Permintaan Gila Adikku   33. Bayar DP WO Pernikahan Olip

    "Ya harus sombong dong kalau benar-benar punya," ujar Olip menimpali ucapan Sinta, teman kakaknya itu. Mika yang mendengar keributan dari arah luar pun memutuskan untuk keluar rumah. Dia melihat keberadaan Sinta dan juga Olip. Dia menduga kalau kedua orang itu pasti sedang berdebat. "Kalian kenapa sih?" tanya Mika kemudian. Dia menatap keduanya secara bergantian mencari jawaban. "Nggak papa." Olip menjawab dengan espresi mengejek. "Cuma mau ngasih tahu teman, Mbak ini aja. Kalau mau nikah itu ya harus cari orang yang mapan. Yang bisa kasih kita apa-apa. Contohnya kak Ridwan. Dia membangunkan aku rumah bahkan sebelum kita menikah. Itu namanya membangun masa depan. Bukannya nikah setelahnya tinggal sama orang tua," ujar Olip menatap sinis kakaknya. Mika yang tidak mengerti maksud Olip pun mengerutkkan kening. "Maksudnya?" Olip langsung mengibaskan tangan ke udara. "Halah. Kak Mika ini mana ngerti kalau nggak ditunjukin lansung. Tuh lihat." Dia menunjuk ke arah truk yang baru da

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Permintaan Gila Adikku   34. Pukulan Noval Untuk Ridwan

    "Heh! Mereka udah jadi suami istri. Ya wajar dong kalau saling menyukai. Kalau tidak kenapa bisa mereka menikah?" tanya Sinta dengan sinis.Perempuan ini sudah muak melihat wajah Ridwan.Ridwan menatap Sinta sebentar, dia mengabaikan perempuan itu dan kembali menatap Mika. Pria itu maju berusaha untuk meraih tangan Mika tetapi perempuan itu menepisnya dengan segera. "Mika. Tolong," ujar Ridwan kemudian."Tolong jangan kamu sampai suka sama Noval. Itu tidak benar." Dia menggeleng cepat.Sinta dan Mika yang melihat itu mendelik seketika. Mereka benar-benar merasa aneh dengan sikap Ridwan."Heh Pak guru. Calon PNS yang terhormat. Ada yang salah kalau Mika menyukai Noval? Dia suaminya. Kenapa Anda orang luar jadi melarang-larang?" Kali ini Sinta sudah berdiri dengan berkacak pinggang menatap Ridwan."Kamu tidak usah ikut campur!" teriak Ridwan kemudian yang semakin membuat Sinta melongo.Ridwan kembali menatap Mika. "Mika tidak. Jangan lakukan itu. Jangan sampai kamu menyukai Noval. Aku .

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Permintaan Gila Adikku   35. Merayu Noval

    Suasana perjalanan antara Noval dan Mika terasa tidak menyenangkan. Sejak insiden pemukulan Noval terhadap Ridwan beberapa saat lalu, pria itu mengajak Mika pergi tetapi tidak mengatakan satu kata pun.Mika merasa bingung saat ini. Duduk di belakang Noval dia terus memikirkan apa yang harus dilakukan agar suasana ini tidak lagi nanggung. "Noval," panggil Mika kemudian memutuskan untuk membuka percakapan di antara mereka.Entahlah Noval yang memang irit bicara sejak awal kali ini terasa berbeda. Auranya seperti lebih menyeramkan."Hem," jawab Noval tanpa satu kata punMika yang melihat itu mengerucutkan bibir. Dia merasa kesal dengan tanggapan suaminya itu. Pelan. Dia mengulurkan tangan lalu menepuk pundak suaminya. "Noval," panggilnya sekali lagi.Noval pun akhirnya menghentikan motornya. Dia menolehkan wajah lalu bertanya, "Apa?""Kamu jangan diam saja," ujar Mika kemudian."Rasanya sangat tidak menyenangkan," lanjutnya kemudian."Bukankah biasanya aku memang seperti ini? Tak banyak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Permintaan Gila Adikku   36. Mika. Bayar Dekorasi Olip!

    Sejak kejadian Noval menghina Olip beberapa hari lalu, Olip tampak semakin membenci Noval dan juga kakaknya Mika. Entahlah, padahal yang menghinanya hanya Noval tetapi rasa kebenciannya juga ikut diarahkan pada Mika. Hari ini, perempuan itu merasa bahagia karena WO sudah datang untuk pemasangan tenda dan segala dekorasi untuk pernikahannya.Senyum tak pernah luntur dari wajah Bu Tuti dan juga Olip. Beberapa tetangga yang lewat pun sering memuji keduanya karena melihat tenda yang akan dipakai dalam pernikahan nanti terlihat begitu mewah dan cantik. Meskipun belum terpasang seratus persen, "Wah. Dekorasinya kelihatannya bagus ya, Bu?" Dua ibu-ibu kebetuoan lewat lalu berhenti ketika melihat keberadaan Bu Tuti. "Tentu saja, Bu. Masak anak saya yang seorang bidan ini mau pernikahan yang biasa-biasa saja. Nggak mungkin dong," ujar Bu Tuti dengan penuh percaya diri. Perempuan itu selalu mengangkat dagunya sombong.Dua orang tetangga itu pun saling tatap dengan senyum penuh arti. "Iya deh,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Permintaan Gila Adikku   37. Mika Nggak Mau bayar. Mau Apa?

    "Ada apa sih teriak-teriak?" tanya Bu Tuti yang kini sudah mendekati Olip dan Mika. Ada keluarga Ridwan yang mengikutinya di belakang.Wajah sedih dan khawatir Olip terlihat jelas. "Ini, Bu. Kak Mika enggak mau bayar WOnya," ujar Olip dengan menunjuk ke arah Mika. Dia mengentakkan kakinya kesal dan suaranya yang serak terdengar jelas kalau perempuan itu hampir menangis.Bu Tuti yang mendengar itu pun melotot. Tidak. Bukan hanya Bu Tuti akan tetapi ibunya Ridwan juga. Bu Lestari mendelik ke arah mantan calon menantunya itu. Kini, pandangan keduanya sama-sama tajam ke arah Mika. "Mika!" panggil Bu Tuti dengan suara keras."Apa-apaan kamu ini? Cepat bayar WO itu!" Bu Tuti berujar dengan menunjuk ke arah pihak WO yang kini memerhatikan perdebatan keluarga ini.Mika masih menggeleng. "Tidak mau," jawabnya kemudian.Bu Tuti semakin melotot lebar, seperti hampir keluar saja. "Jangan main-main kamu!" bentak Bu Tuti kemudian"Aku nggak main-main kok, Bu. Aku memang nggak mau bayar WOnya," uja

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Permintaan Gila Adikku   38. Kemarahan Seorang Noval

    "Jangan berani kau sentuh Istriku!" Noval. Pria itu menatap tajam Ridwan yang masih tergelatak di tanah. Noval yang baru saja pulang dari kerjanya harus diperlihatkan adegan yang tidak mengenakan di mana istrinya itu akan dipukul oleh pria lain. Langsung saja, Noval berlari cepat dan menendang Ridwan dari belakang.Sekarang kita tahu bagaimana Ridwan bisa tersungkur mencium lantai. Mika yang sebelumnya menutupi wajah dengan lengannya langsung menoleh ketika mendengar suara Noval. Perempuan itu cukup terkejut mendapati keberadaan suaminya di sampingnya dan posisi Ridwan yang kini tengah tergeletak di lantai. Tidak perlu ditanya dia sudah tahu apa yang terjadi.Tentu saja kejadian itu membuat semua orang di sana langsung melotot lebar. Terutama Bu Tuti, Olip dan juga Bu Lestari."Noval!" teriak Bu Tuti marah tetapi Noval hanya menatap perempuan itu dengan sengit.Bu Lestari sendiri merasa panik. Dia langsung mendekati putranya dan melihat Ridwan yang mengalami memar pada bagian kening

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25

Bab terbaru

  • Permintaan Gila Adikku   135. Olip Pengen Makan Enak

    Setelah menutup panggilan telepon dari ibunya beberapa menit lalu, itu membuat Olip termenung. Perempuan itu berpikir cukup lama dengan acara syukuran di rumah baru Mika."Datang nggak ya?" tanyanya pada diri sendri. Tentu kita tahu apa yang dikatakan oleh Olip pada ibunya tadi di telepon kalau dia tidak mau datang ke acara itu.Ya. Kita tahu kalau Olip semakin merasa kesal dengan apa yang dicapai oleh kakanya, apalagi kelakuan Ridwan akhir-akhir ini yang memperlihatkan seperti dirinya tida ada artinya lagi untuk Ridwan.Olip menggigit bibir bawahnya dengan ekspresi gelisah. Dia menunduk melihat perutnya yang rata. Dia mengelusnya pelan dengan ekspresi sedih."Pasti di sana sekarang banyak makanan. Pasti banyak yang enak-enak juga." Olip membayangkan makanan yang kini ada di rumah Mika. Ayam, daging, sayur, buah dan juga jajanan. Belum lagi kue-kuenya."Apa aku ke sana saja, ya? Sudah lama banget nggak makan enak. Udah berapa hari ini makanya cuma emi," ujarnya sekali lagi. Dia masih

  • Permintaan Gila Adikku   134. Praduga

    Keluarga Noval dan juga neneknya Mika saling mengobrol bersama di sebuah ruangan yang terpisah dengan tempat acara syukuran berjalan. Kedua keluarga berkenan dan bercerita mengenai kilas balik.Mika dan Noval memasuki ruangan. "Maaf, ya. Kami baru bisa menemani," ujar Mika merasa bersalah."Tidak apa. Namanya juga lagi punya hajatan. Pasti sibuk ngurusin para tamu." Nenek Saseka berujar dengan senyuman.Nyonya Maysa tersenyum. Dia menepuk punggung tangan Mika. "Semoga di rumah baru ini hubungan kalian semakin erat," ujarnya mendoakan yang terbaik."Dan yang pasti, semoga kalian segera mendapat momongan," lanjutnya dengan senyuman mengembang.Noval yang mendengar itu langsung menatap papanya di mana sang papa hanya memberikan senyum miring di sana."Benar tidak Nyonya Saseka?" tanya Nyonya Maysa pada nenek Mika."Betul itu. Saya juga pengen segera dapat cicit dari Mika. Saya sudah tua. Harus cepet. Takutnya keburu diambil sama yang maha kuasa." Nyonya Saseka berujar.Mika yang mendenga

  • Permintaan Gila Adikku   133.

    Bu Tuti yang kepikiran mengenai Olip setelah mendapat pertanyaan dari beberapa tetangganya tadi gegas menuju tempat paling belakang agar tida diketahui orang. Tidak. Dia bukannya ingin berbuat curang. Dia hanya ingin mencoba menghubungi Olip karena merasa heran putrinya itu bum datang juga. Padahal, dia sudah memberitahu mengenai acara ini."Jangan-jangan dia beneran tidak mau datang lagi. Kemarin, kan dia bilang gitu." Bu Tuti mulai berkutat dengan ponsel miliknya, mencari nomor milik Olip dan mencoba untuk menghubunginya.Panggilan pertama tidak mendapat jawaban meski dia tahu kalau nomor Olip aktif. Hingga percobaan ketempat, dia pun akhirnya bisa mendengar suata Olip. Bu Tuti terlihat lega akan hal itu."Olip. Kamu ini ke man aja sih? Dihubungi dari tadi coba," ujar Bu Tuti yang langsung mengomel. Padahal beberapa saat lalu dia terlihat khawatir."Maaf, Bu. Tadi Olip dari kamar mandi. Ibu tahu sendiri kalau kamar mandi di kontrakan ini harus antre." Olip berujar dari seberang sana

  • Permintaan Gila Adikku   132. Bisik-bisik Tetangga

    Acara syukuran rumah Mika berlangsung. Jika siang ini diperuntukan untuk para ibu-ibu, naka di acara malam nanti akan diperuntukan untuk para bapak-bapak. Biar tidak tercampur begitu. Terlihat Bu Tuti yang tampak sibuk dan juga kerepotan karena perempuan itu memang diserahi tugas untuk mengatur makanan oleh Mika. Bukan karena semangat, tetapi diahanya tidak ingin kalau acara ini apan memiliki masalah pada makanannya karena itu akan menjadi hal yang tidak baik nantinya. Para tamu sudah datang. Mereka mulai pengajian dengan seseorang yang memimpin. Namun, kita tahu kalau seperti ini pasti ada saja beberapa orang yang tidak fokus. "Bu Tuti tumben giat gitu bantuin Mika." Ya. Beberapa ibu-ibu malah salfok sama keberadaan Bu Tuti yang terlihat sangat sibuk mengatur menu yang ada di acara syukuran ini. "Iya. Dia seperti paling sibuk ngatur menu sejak tadi." 'Tumben. Kan ini acaranya Mika." "Memang kenapa kalau acaranya Mika?" tanya salah satu ibu-ibu yang sejak tadi mendengar pembicar

  • Permintaan Gila Adikku   131. Ancaman Ridwan

    Olip meringkuk ketakutan. Dia menunduk sembari menangis, sesekali melirik ke arah keberadaan suaminya dengan tubuh bergetar. Bagamana tidak? Ridwan yang biasanya akan selalu menurutmu kemauannya, selalu mengalah kikadia marah, kini berubah seratus delapan pukul derajat. Bahkan kini Olip sangat ketakutan melihat suaminya itu. "Enak?" tanya Ridwan dengan senyum miring. Pria itu pun bangkit lalu mengenakan pakaianya secara cepat semampu melirik sinis ke arah Olip. Terlihat ekspresi penuh kepuasan di wajah pria itu. Setelah mengenakan pakaiannya dengan lengkap, dia pun mendekati Olip. Hal itu membuat Olip kembali merasakan takut. Dia menarik tubuhnya untuk semakin merapat ke dinding yang ada di belakangnya. Sedikit gerakan saja dia sudah berdesis. Olip merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya karena mendapat penyiksaan dari Ridwan. Yang paling parah adalah bagian intinya karena Ridwan sudah menggangg*hinya secara brutal dan kasar. "Jangan," bisik Olip. Ridwan pun hanya terkekeh. Tak

  • Permintaan Gila Adikku   131. Hukuman Untuk Olip

    Ridwan merasa marah dan kesal dengan insiden yang terjadi padanya di warung kopi tadi. Niat hati bertemu teman lama yang dulunya sama-sama bekerja mejadi guru, dia malah dipermalukan oleh ibu mertuanya. "Sial*n! Kurang ajar sekali orang tua itu. Berani-beraninya dia mempermalukan aku di tempat umum," ujar Ridwan yang terus menggerutu sepanjang perjalanan tadi. "Mana pukulannya sakit semua lagi?" Dia masih di atas motor menuju kontrakannya. Sesekali Ridwan melihat lengannya yang tadi juga terkena pukulan dari Bu Tuti. Terlihat beberapa ruam di sana akibat cubitan juga. Tiba-tiba pandangannya menajam lurus ke arah depan. Giginya bergemerut satu sama lain menandakan amarah pria itu. "Olip" Dia mengucapkan nama istrinya dengan suara menggeram. Kilat emosi terpancar di sorot matanya. Entah seberapa marah pria itu saat ini. "Awas saja kau Olip. Kau sudah membuat aku dipermalukan oleh ibumu di tempat umum. Tungu saja pembalasanku," ujarnya kemudian. Meski sejak dipukuli tadi dia terus

  • Permintaan Gila Adikku   130. Peringatan Untuk Bu Tuti

    Tepat ketika mobil sampai di rumahnya Bu Tuti langsung turun dan berjalan cepat memasuki rumahnya."Ada apa, Bu?" tanya Pak Purnomo yang melihat istrinya baru datang. Namun, ekspresinya membuat dia bertanya-tanya.Bu Tuti hanya menoleh sekilas pada suaminya lalu kembali membuang muka dan melanjutkan langkah untuk memasuki rumah. Dia kembali merasa kesal pada sang suami kala mengingat kalau suaminy itu duku tidk mau membela Olip ketika mendapat perlakuan tidak baik dari Ridwan.Pak Purnomo semakin merasa bingung dengan keadaan istrinya. "Ada apa sih? Ditanya bukannya jawab malah nyelonong aja." Dia menggeleng pelan sembari berkacak pinggang.Pak Purnomo berniat duduk kembali ketika pandangannya menangkap keberadaan Bu Ane yang sedang menurunkan belanjaan dibantu sopir Mika.Dia pun mengurungkan niatnya untuk duduk dan memilih untuk membantu Bu Ane. "Banyak sekali belanjaannya, Bu?" tanya Oak Purnomo uang terkejut melihat isi bagasi mobil itu.Bu Ane mengangguk. "Iya, Pak. Ini saja belu

  • Permintaan Gila Adikku   129. Ngamuk

    "Dasar laki-laki tidak tahu diri. Tidak berguna. Bisanya hanya menyusahkan saja. Laki-laki macam apa kamu. Tidak bertanggung jawab. Pria macam apa kamu? Sukanya main tangan. Kurang ajar!" Bu Tuti terus menyerocos tiada henti untuk meluapkan kekesalannya. Tak lupa tangannya yang terus bergerak memukuli Ridwan."Berani-beraninya kamu, ya. Berani-beraninya kamu menampar putriku. Kurang ajar kamu. Laki-laki kurang ajar kamu," ujar Bu Tuti dengan terus memukuli pundak Ridwan."Apa sih, Bu?" tanya Ridwan yang mencoba menghindari pukulan Bu Tuti. Namun, ibu mertuanya itu terus saja memukulinya."Apa sih, Bu. Apa sih, Bu. Jangan pura-pura kamu. Laki-laki tidak tahu malu. Beraninya main tangan sama perempuan. Kamu laki-laki apa banc*?" Bu Tuti terus memberikan pukulan pada Ridwan.Ridwan yang terkejut akan kedatangan Bu Tuti dan segala tingkah lakunya kini mulai merasa kesal. Dia pun segera menepis tangan ibu mertuanya itu."Apa-apaan sih, Bu? Bikin malu aja," ujar Ridwan. Dia menatap ke seki

  • Permintaan Gila Adikku   128. Bu Lestari Semakin Menyesal

    "Ke mana sih si Ridwan ini? Udah beberapa hari kok nggak datang. Biasanya datang cari makanan?" tanya Bu Lestari yang merasa bingung karena tidak melihat Ridwan datang beberapa hari ini."Kan mau ada yang aku tanyakan," ujarnya sekali lagi. Dia bahkan mondar-mandir di ruang tamu sembari menggigit jarinya.Suara motor terdengar mendekat. Bu Lestari tahu itu suara motor siapa. "Itu suara motor Ridwan," ujarnya semangat.Bu Lestari pun dengan bersemangat langsung keluar dari rumah. Dia tersenyum melihat putranya memarkirkan motornya."Kamu ini ke mana aja sih, Wan? Kok dua hari ini nggak ke sini?" tanya Bu Lestari.Ridwan yang mendengar perkataan ibunya pun mengerutkan keningnya, merasa heran dengan ibunya. "Ada apa memang, Bu?" tanyanya kemudian."Ada yang mau ibu tanyain," ujar Bu Lestari. Dia langsung meraih tangan Ridwan dan menariknya memasuki rumah dan mengajaknya duduk."Ibu mau tanya," ujar Bu Lestari kemudian.Ridwan berdecak. "Nanti aja deh, Bu. Ridwan laper nih. Pengen makan,"

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status