Almira pulang kantor lebih cepat, sebenarnya Almira malu pulang kantor lebih cepat tapi memang akhir-akhir ini dia tidak bisa mengalahkan emosinya, dia ingin segera bertemu dengan suami tampannya yang masih belum masuk kantor hingga minggu depan. Anak-anak masih tidur siang setelah sempat bermain dengan daddy-nya hingga kelelahan, kemudian terlelap di ruang keluarga, mereka bertiga tertidur di atas karpet.Almira melihat pemandangan itu, anak-anak yang tidur dengan bantal yang tidak teratur, pasti suaminya yang meletakkan saat mereka sudah tertidur, Binta tidur sendiri, Saras satu bantal dengan daddynya, hati Almira membuncah dengan kebahagiaan.Pemandangan yang dulu tidak pernah diimpikannya, dia tidak menyangka ada pria yang mau menerimanya dengan tambahan beban dua orang anak yang bukan berasal dari benihnya.Tapi Bastian bukan hanya memporak porandakan perkiraannya tapi juga melipat gandakannya begitu rupa, Bastian tidak hanya menerima mereka tapi mencintai mereka dengan sep
Makan malam berlangsung ramai seperti biasa, karena dua bidadari yang nggak bisa diem.Kemudian saat makan malam hampir selesai, Almira bertanya kepada Binta."Kakak Binta, tadi pagi ada anak yang lari tabrak Kakak ya?" tanya Almira.Bastian melihat dengan cermat, apa tanggapan Binta, dia sangat khawatir jika Binta sampai trauma, karena ulah si gendut gila 2 kali hampir menjambak rambut Binta dan juga ulah anaknya yang menabrak Binta.Binta mengangguk dengan wajah biasa saja, tidak tampak raut kecemasan di wajah mungil itu."Binta kena tabrak?" Kembali Almira bertanya.Binta termenung, kemudian mengangguk lagi."Sakit?" Almira bertanya dengan sedikit lega, karena melihat wajah Binta bukan wajah anak trauma, tidak ada bekas ketakutan jika itu pernah ada."Ndak Mommy," jawab Binta pelan."Binta nggak takut ke sekolah lagi?"Kembali Binta menggeleng."Kalau ketemu om gendut lagi?"Binta melihat wajah Bastian, kemudian tersenyum seolah mereka berdua memiliki sebuah rahasia."Binta nd
Rutinitas beberapa hari terakhir, setelah mengantar anak-anak maka Bastian akan menelepon Samuel, kemudian mereka akan mulai mendiskusikan beberapa hal yang sangat mendesak, kemudian kurang mendesak dan yang terakhir dibahas adalah masalah yang tidak mendesak sama sekali.Tapi hari ini beda! Bastian terhubung dengan Aydan, dia mulai serius mencari pria yang berniat memperkosa Almira, dan untuk membahas orang bertato yang dilihatnya saat mereka honeymoon. 'mungkinkah mereka orang yang sama?'"Jadi gimana pencarianmu?" Bastian langsung bertanya begitu tersambung dengan Aydan."Berdasarkan cctv hotel dan investigasi di lapangan mulai ada titik terang, kami sudah menghubungi penyewa dan mendapatkan beberapa nama, Sir." "Oke, segera tuntaskan dan aku tidak ingin istriku tahu!""Siap, Sir.""Pencarian tentang pria bertatoo?" "Belum ada kemajuan.""Belum ada yang menemukan siapa pria itu?""Ada beberapa tatoo perempuan yang menjadi lambang geng tertentu, tapi kalau tatoo perempuan ya
Setelah pulang ke rumah lama, mereka bertiga segera mandi dan menonton televisi, hari ini tidak ada jadwal les, jadi anak-anak lebih bersantai.Sesaat kemudian keduanya mulai terlihat kecapekkan sehingga tidak lagi berkicau seperti biasanya.Saat Almira pulang kantor, seperti biasa Almira mendapati anak-anak sedang bergelung dengan Daddy-nya di ruang keluarga."Dag Daddy sayang, Binta sayang, Saras sayang." Seru Almira sambil berdiri di tempat , melihat mereka bertiga."Dah, Sayang," kata Bastian sambil memandang mesra jantung hatinya."Dag Mommy," kata Binta."Dah Mommy Salas." Kata Saras.Almira tersenyum melihat mereka semua, kemudian Almira berjalan menuju kamarnya, dia akan mandi dan bergabung lagi dengan mereka bertiga kemudian.Biasa setelah Almira dan Bastian pulang kantor, dan mandi maka mereka akan makan malam bersama.Sejak sebelum dia menikah dengan Bastian, anak-anak sudah terbiasa dengan kehadiran Bastian dan tidak mau makan jika Bastian belum ada bersama dengan mereka.
Bastian menatap istrinya dan perlahan mengaku,"aku membeli rumah di belakang kita, Ra."Bastian melihat perubahan pada raut wajah istrinya."Beli rumah di belakang rumah kita?""Iya, Ra.""Beli sebuah rumah, Dad? Rumah?" Almira mengulang-ulangnya, seolah-olah ingin berkata KENAPA NGGAK NGOMONG SAMA AKU, ISTRIMU?Almira hanya diam memandang suaminya."Ra, aku....ini tidak seperti kelihatannya, Ra." Bastian masih berusaha menerangkan duduk perkaranya.Almira tetap diam dan kini Bastian mendapati ada duka di matanya, oh tidak!!"Ra, tadi aku bilang bahwa ini bukan... maksudku harusnya kejadiannya tidak begini, hanya saja aku...." Bastian sangat resah sampai dia bingung harus bagaimana menerangkan kepada istrinya.Mungkin kalau dia melihat Almira marah atau berteriak akan lebih mudah baginya untuk bersikap tapi karena yang dilihatnya Almira yang bersedih membuat Bastian bingung dan sangat gelisah.Saking gelisahnya sampai Bastian tidak bisa menerangkan dengan runtut.Bastian melihat w
Setelah mengalami berbagai peristiwa, Almira dan Bastian merasa ikatan di antara mereka semakin kuat, walau banyak terjadi hal-hal yang cukup mengguncang tapi mereka dapat menyelesaikannya tanpa harus saling menyakiti dan meninggalkan luka di hati pasangan mereka.Almira bersyukur dia bertemu dengan pria yang begitu memahami dirinya dan anak-anak, dan menerima mereka semua dengan segala kekurangan dan kelebihan mereka.Menurut Almira sangat amat mungkin bagi Bastian untuk mendapatkan wanita lajang tanpa beban dua anak dan lebih segala-galanya dari Almira, tapi ternyata Bastian bertahan dengan segala kerumitan yang dibawa oleh Almira dan kedua anaknya, sungguh luar biasa!Kemarin, saat akhirnya Almira tahu bahwa itu sebenarnya untuk surprise hari ulang tahunnya akhirnya mereka berdamai.Bastian ingin menunjukkan sertifikatnya saat itu juga tapi Almira menolak. Almira percaya suaminya tidak akan mengada-ada hanya karena ingin menyelamatkan diri, pasti rencananya memang ingin membe
Sesampai di kantor, Bastian menurunkan Almira, ada beberapa pasang mata yang mengikuti gerakan ibu jelita pejabat bank ternama itu.Tanpa berani berciuman mereka berpisah.Almira melangkah masuk ke gedung bank terbesar se-Asia itu."Selamat pagi Bu Almira." Sapa Sheila, sekretaris cekatan yang sudah bersamanya selama hampir dua tahun."Selamat pagi, sebenarnya sudah agak siangan ya, saya kesiangan, kan!""Ehm, bu tadi ada Pak Jack datang, terus setelah saya sampaikan Ibu belum datang beliau bilang mau naik dulu ke ruang Solitaire nanti kalau Ibu sudah datang saya disuruh menghubungi beliau lagi..gimana, Bu?" Sekretarisnya sangat mengerti keengganan dari atasannya untuk menemui Pak Jack yang sudah mengejar-ngejar atasannya sejak lama."Apa aja jadwalku mulai pagi hingga makan siang nanti? Kalau ada janji yang bisa dimajukan, kamu majukan saja dan nanti hubungi Pak Jack bilang saya tidak ada waktu kosong hari ini!" Dulu saja Almira sangat malas harus berhadapan dengan konglomera
Sepeninggal Miranda, Almira merasa energinya sudah merosot jauh.Dimulai dengan konglomerat playboy mati rasa dan ditambah kedatangan Miranda yang selalu mencari-cari hal yang nggak penting hanya untuk berbicara dengannya.Hadeuhh...Almira menelungkupkan kepalanya di meja, rasanya dia pengen pulang. Membayangkan wajah suaminya yang tampan, tenang dan sungguh memabukkan membuat Almira semakin malas melanjutkan harinya. Seandainya pagi tadi dia tidak terlambat pasti sekarang dia langsung pulang menemui kekasih hatinya, agar dapat mengobati kekesalan hatinya.'Oh ya ampun... sampai parfum Bastian pun bisa dibayangkannya dengan tepat, aromanya seperti nyata di hidungnya.Sangat nyata!' seru Almira dalam hati."Apa yang dilakukannya, Ra?" Almira terkejut setengah mati mendengar suara Bastian.Almira menengadahkan kepalanya dan bersandar di kursi sambil menatap wajah Bastian, kemudian berdiri dan menghampiri Bastian sambil bergumam,"Tuhan sayang padaku, Dia tahu aku butuh asupan gizi t