Hari ini kembali Bastian mengantar anak-anak seperti biasa, tetapi kali ini mereka tidak bertengkar, mulai berangkat sudah rukun dan ceria.Setelah makan, mandi dan bersiap, mereka mencium mommy-nya lalu menggandeng tangan Daddy-nya kemudian mengajak berangkat."Ayokk Daddy belangkat!" Terdengar suara si bungsu yang luar biasa hebat kalau memerintah. "Iya Daddy, kata bu gulu halus belangkat pagi bial nggak telambat." Giliran Binta yang menerangkan.Karena mereka berdua sudah menggandeng tangannya, akhirnya Bastian sudah tidak bisa lagi mencium istrinya, Bastian hanya membuat gerakan mencium dari jauh dengan bibirnya, kemudian mereka berdua tersenyum.Almira mengantar sampai mereka naik mobil, Almira membelai satu persatu kepala anak-anaknya sebelum dia menutup pintu. "Dah sayang, belajar yang pinter ya, bikin Daddy bangga!""Bye bye see you Mommy," keduanya melambaikan tangan."Bye bye see you, Sayang," balas Almira.Mobilpun meluncur meninggalkan rumah.Sepanjang perjalanan Basti
Bastian melajukan mobilnya sambil berpikir bagaimana menjelaskan hal ini dengan cara yang paling sederhana kepada istrinya.Seharusnya Bastian mengantar mereka dan tetap berada di mobil, tidak turun...TIDAK TERLIHAT! Itu kesepakatan mereka, dia hanya mengawasi hingga mereka masuk ke area sekolah, tapi karena feeling, karena merasa sesuatu akan terjadi sehingga dia melanggar kesepakatan mereka, masalahnya makin bertambah pelik karena dia menghantam wajah si gendut! Almira yang sangat lemah lembut pasti tidak menyetujui kekerasan, apapun alasannya.Tapi tidak mungkin Bastian tinggal diam melihat putri yang begitu dicintainya diganggu oleh si gendut gila itu.Sampai di rumah, baru masuk ke garasi ponsel Bastian berbunyi, Aydan!Bastian mengangkat dan segera berkata tanpa pendahuluan apapun."Nanti kita bahas setelah istriku berangkat ke kantor, aku akan selesaikan urusanku dulu!"Bastian menutup ponsel dan mengembalikan ke saku celananya.Keluar dari mobil Bastian segera bergegas m
Sesampainya di area parkir Basement 2, khusus pejabat, Bastian menurunkan istrinya sebelum terlebih dahulu mencium sambil menangkup dada istri tercintanya."Ingat ini, sampai nanti kita bertemu!" Bastian mencium dengan ganas sambil tangannya meremas dengan gemas dada istrinya yang diklaimnya sebagai miliknya, tapi semuanya hanya boleh berlangsung dalam hitungan detik karena ini area parkir, walaupun area khusus pimpinan, tetap aja area parkir.Dengan enggan Almira turun, Bastian menunggu hingga Almira masuk ke dalam lift barulah Bastian berlalu.Bastian melajukan mobilnya pulang dan berniat mengurus bisnisnya dimulai dengan menelepon Samuel.Sesampai di rumah, Bastian langsung menelepon Samuel.Mereka membicarakan banyak hal dengan serius, terutama urusan pekerjaan, setelah semua dibahas, Samuel beralih ke urusan pengamanan pribadi bos dan keluarganya, khususnya kejadian tadi pagi."Bastian, aku tahu kamu sering tidak setuju dengan pendapatku, tapi aku mohon menyangkut satu hal in
Almira pulang kantor lebih cepat, sebenarnya Almira malu pulang kantor lebih cepat tapi memang akhir-akhir ini dia tidak bisa mengalahkan emosinya, dia ingin segera bertemu dengan suami tampannya yang masih belum masuk kantor hingga minggu depan. Anak-anak masih tidur siang setelah sempat bermain dengan daddy-nya hingga kelelahan, kemudian terlelap di ruang keluarga, mereka bertiga tertidur di atas karpet.Almira melihat pemandangan itu, anak-anak yang tidur dengan bantal yang tidak teratur, pasti suaminya yang meletakkan saat mereka sudah tertidur, Binta tidur sendiri, Saras satu bantal dengan daddynya, hati Almira membuncah dengan kebahagiaan.Pemandangan yang dulu tidak pernah diimpikannya, dia tidak menyangka ada pria yang mau menerimanya dengan tambahan beban dua orang anak yang bukan berasal dari benihnya.Tapi Bastian bukan hanya memporak porandakan perkiraannya tapi juga melipat gandakannya begitu rupa, Bastian tidak hanya menerima mereka tapi mencintai mereka dengan sep
Makan malam berlangsung ramai seperti biasa, karena dua bidadari yang nggak bisa diem.Kemudian saat makan malam hampir selesai, Almira bertanya kepada Binta."Kakak Binta, tadi pagi ada anak yang lari tabrak Kakak ya?" tanya Almira.Bastian melihat dengan cermat, apa tanggapan Binta, dia sangat khawatir jika Binta sampai trauma, karena ulah si gendut gila 2 kali hampir menjambak rambut Binta dan juga ulah anaknya yang menabrak Binta.Binta mengangguk dengan wajah biasa saja, tidak tampak raut kecemasan di wajah mungil itu."Binta kena tabrak?" Kembali Almira bertanya.Binta termenung, kemudian mengangguk lagi."Sakit?" Almira bertanya dengan sedikit lega, karena melihat wajah Binta bukan wajah anak trauma, tidak ada bekas ketakutan jika itu pernah ada."Ndak Mommy," jawab Binta pelan."Binta nggak takut ke sekolah lagi?"Kembali Binta menggeleng."Kalau ketemu om gendut lagi?"Binta melihat wajah Bastian, kemudian tersenyum seolah mereka berdua memiliki sebuah rahasia."Binta nd
Rutinitas beberapa hari terakhir, setelah mengantar anak-anak maka Bastian akan menelepon Samuel, kemudian mereka akan mulai mendiskusikan beberapa hal yang sangat mendesak, kemudian kurang mendesak dan yang terakhir dibahas adalah masalah yang tidak mendesak sama sekali.Tapi hari ini beda! Bastian terhubung dengan Aydan, dia mulai serius mencari pria yang berniat memperkosa Almira, dan untuk membahas orang bertato yang dilihatnya saat mereka honeymoon. 'mungkinkah mereka orang yang sama?'"Jadi gimana pencarianmu?" Bastian langsung bertanya begitu tersambung dengan Aydan."Berdasarkan cctv hotel dan investigasi di lapangan mulai ada titik terang, kami sudah menghubungi penyewa dan mendapatkan beberapa nama, Sir." "Oke, segera tuntaskan dan aku tidak ingin istriku tahu!""Siap, Sir.""Pencarian tentang pria bertatoo?" "Belum ada kemajuan.""Belum ada yang menemukan siapa pria itu?""Ada beberapa tatoo perempuan yang menjadi lambang geng tertentu, tapi kalau tatoo perempuan ya
Setelah pulang ke rumah lama, mereka bertiga segera mandi dan menonton televisi, hari ini tidak ada jadwal les, jadi anak-anak lebih bersantai.Sesaat kemudian keduanya mulai terlihat kecapekkan sehingga tidak lagi berkicau seperti biasanya.Saat Almira pulang kantor, seperti biasa Almira mendapati anak-anak sedang bergelung dengan Daddy-nya di ruang keluarga."Dag Daddy sayang, Binta sayang, Saras sayang." Seru Almira sambil berdiri di tempat , melihat mereka bertiga."Dah, Sayang," kata Bastian sambil memandang mesra jantung hatinya."Dag Mommy," kata Binta."Dah Mommy Salas." Kata Saras.Almira tersenyum melihat mereka semua, kemudian Almira berjalan menuju kamarnya, dia akan mandi dan bergabung lagi dengan mereka bertiga kemudian.Biasa setelah Almira dan Bastian pulang kantor, dan mandi maka mereka akan makan malam bersama.Sejak sebelum dia menikah dengan Bastian, anak-anak sudah terbiasa dengan kehadiran Bastian dan tidak mau makan jika Bastian belum ada bersama dengan mereka.
Bastian menatap istrinya dan perlahan mengaku,"aku membeli rumah di belakang kita, Ra."Bastian melihat perubahan pada raut wajah istrinya."Beli rumah di belakang rumah kita?""Iya, Ra.""Beli sebuah rumah, Dad? Rumah?" Almira mengulang-ulangnya, seolah-olah ingin berkata KENAPA NGGAK NGOMONG SAMA AKU, ISTRIMU?Almira hanya diam memandang suaminya."Ra, aku....ini tidak seperti kelihatannya, Ra." Bastian masih berusaha menerangkan duduk perkaranya.Almira tetap diam dan kini Bastian mendapati ada duka di matanya, oh tidak!!"Ra, tadi aku bilang bahwa ini bukan... maksudku harusnya kejadiannya tidak begini, hanya saja aku...." Bastian sangat resah sampai dia bingung harus bagaimana menerangkan kepada istrinya.Mungkin kalau dia melihat Almira marah atau berteriak akan lebih mudah baginya untuk bersikap tapi karena yang dilihatnya Almira yang bersedih membuat Bastian bingung dan sangat gelisah.Saking gelisahnya sampai Bastian tidak bisa menerangkan dengan runtut.Bastian melihat w