Share

Pilihan Mendadak

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-28 15:28:55

Beberapa orang sedang melakukan persiapan di ruang penuh tirai menjuntai. Sayup – sayup yang Moreau tahu; akan ada pemotretan hari ini. Model sedang dalam perjalanan, kemudian nanti, setelah proses selesai, mereka akan memulai.

Tidak dimungkiri bahwa dia sedikit tertarik untuk mengamati lebih banyak. Terkadang akan diam – diam mengintip di kejauhan. Bertanya, bagaimana rupa, dan sudahkah sang model sampai di tempat tujuan?

Moreau sedikit tidak sabar. Cukup penasaran. Mungkinkah akan menyenangkan menjadi seorang model pakaian? Barangkali seperti itu. Akan ada pelbagai ragam jahitan kain, apa pun, yang dia mau coba – coba kenakan, lalu berdiri di depan kamera untuk diabadikan di gambar digital, atau jika dicetak pada sampul majalah ... juga tidak terdengar terlalu buruk.

Moreau mendengkus samar. Dia menciptakan pemikiran yang terlalu melampaui, sementara naluri-nya mungkin akan berkata tidak. Sesuatu yang tak dimulai den
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Violetta
murka pasti emaknya kalau tau Moreau malah jadi model... lanjutkan Moreau jangan lupa goda bapak tirimu abis2an sampe mereka cere wkwkwk
goodnovel comment avatar
Kalea 123
ayo moreau ga pa2 jadi model biar terkenal,biar bisa mandiri dan lepas dr emak Nye si lampir sialan itu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Pemotretan

    Di luar perkiraan Moreau, semua yang mereka butuhkan telah dipersiapkan begitu matang. Beberapa perangkat kamera diposisikan ke pelbagai arah. Dia seharusnya tidak merasa terkejut, terutama saat menemukan siraman cahaya yang menjorok ke area pemotretan akan dilakukan. Sia perlahan menuntun Moreau berdiri di satu titik sambil sesekali memperbaiki rambut yang terurai ke depan supaya terlihat lebih natural. Dengan tampilan make-up tipis, dia sedikit merasa lega bahwa tidak disulap secara berlebihan. Tentang luka di bagian lutut. Sebenarnya Moreau sudah berkonsultasi kalau – kalau itu akan sedikit merusak hasil. Akan tetapi, Mrs Smift memberi solusi cermelang. Perkembangan teknologi dan editor siap mengurus sisanya. Walau demikian masih ada satu hal. Sampai sesi pertama akan dimulai; berpakaian dengan kain semi—cukup terbuka di beberapa bagian. Moreau tidak diberitahu kapan model pria itu akan tiba ke lokasi. Bagian ini mungkin memang bukan pot

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Perjanjian Terlarang   Bujukan

    “Moreau, kemarilah.” Wajah Moreau berpaling. Mrs. Smift sedang menunggunya. Dia memutuskan mengambil langkah, hati – hati, setelah Sia menyerahkan jubah panjang untuk menutup beberapa bagian tubuh yang terbuka. “Apa kau lihat ke mana Abi pergi?” Pertanyaan itu terlalu tiba – tiba. Moreau belum seutuhnya siap, hampir tergagap, kemudian menggeleng mantap. “Aku tidak melihatnya sejak tadi.” Dia bicara sambil melirik ke sekitar. Pria itu seperti hilang ditelan bumi. “Aku tadi melihatnya masuk ke area base camp. Mungkin dia masih di sana.” Mereka mendapat kemungkinan besar setelah salah satu fotografer menambahkan. Moreau nyaris tak bisa menoleh, karena justru dia terkejut menghadapi tindakan Mrs. Smift yang tiba – tiba menuntunnya pergi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Perjanjian Terlarang   Terpaksa

    “Bantuan apa yang kau butuhkan?” Suara serak dan dalam Abihirt seperti saung yang terobrak – abrik berlebih setelah jeda untuk beberapa saat. Moreau tidak mengira pria itu ternyata akan mengajukan pertanyaan terhadap ucapan Mrs. Smift. Bantuan seperti apa yang secara spesifik? Dia juga cukup masih abu – abu menanggapi. Berharap Mrs. Smift tidak benar – benar setuju atas saran dari salah seorang fotografer. “Aku ingin kau melepas arloji-mu, lalu pakai yang kami miliki sementara waktu, karena kau juga akan menjadi model pengganti seperti Moreau.” Mereka terkejut, tetapi Moreau lebih yakin bahwa ayah sambungnya harus menghadapi krisis dari pengetahuan yang murni ketika tiba – tiba menengadah menatap Mrs. Smift dengan kewaspadaan mening

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Perjanjian Terlarang   Pemotretan

    “Posisi tanganmu lebih dekat lagi, Abi. Kau tidak mungkin merasa canggung bersama putri sambungmu, bukan?” Mrs. Smift sudah berulang kali mengatakan hal serupa, tetapi Moreau tetap merasa ketegangan ayah sambungnya tidak akan berjarak di antara mereka. Ini memang batas toleransi yang telah pria itu selesaikan. Bukan sesuatu yang bagus berada di posisi intim di hadapan beberapa orang, meski permintaan Abihirt telah disetujui. Untuk pengambilan gambar tunggal, pria itu hanya memperlihatkan seperempat tubuh. Sementara, dalam pose berdua ... hubungan mereka dibuat sebegitu dekat, terutama Mrs. Smift harus memikirkan cara bagaimana agar meminimalisir kemungkinan wajah Abihirt tertangkap di layar. Sulit bernegosiasi bersama keputusan yang sudah begitu mutlak. Setidaknya ini berjalan hampir tanpa hambatan. Mrs. Smift seperti sengaja menambahkan permintaan baru. Lengan Abihirt dituntut me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Perjanjian Terlarang   Cara Berterima Kasih

    “Jadi bagaimana posisi kami?” Kali ini Moreau tidak bisa menahan diri bertanya. Rasanya cukup ganjil mengetahui pola keinginan Mrs. Smift, yang kemudian sepakat menyampaikan sesuatu dengan hasrat terpendam. “Kau berbaring di bawah. Telentang.” Kendati perasaan Moreau tertombak kemungkinan kecil. Berniat tak setuju pun bukanlah prospek terbaik. Malah itu akan menjadi tindakan nekat yang mendapat serangkaian ceramah panjang. Biarkan Mrs. Smift perlahan bersimpuh dengan kaki menekuk. Satu tangan wanita itu menahan beban tubuh, sedangkan sisanya mengatur rambut panjang Moreau yang terurai bersentuhan langsung terhadap kain licin. “Sekarang giliranmu, Sayangku ... Abi.” Moreau diam – diam meringis saat menyaksikan Mrs. Smift seperti mengatakan sesuatu dengan tempo suara lebih kecil, ny

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Perjanjian Terlarang   Ruang Merah (Lagi)

    Tubuh Moreau tersentak ke dinding ketika dia menghadapi lumatan bibir yang dahsyat. Cahaya samar - samar di satu ruang temaram, terasa begitu ingin merekam bayangan dari tubuh mereka yang saling bersentuhan. Ujung tangan Abihirt nyaris menyusuri seluruh bagian ... dari tulang rusuk, dan sekarang pria itu menyusupkan ruas jemari tangan untuk merekat di rambutnya, menekan Moreau lebih dekat, menikmati sensasi gerah dari gerakan bibir yang merampas. Panas seolah melilit gairah mereka sekadar saling menelanjangi satu sama lain. Moreau tidak cukup berani melakukan hal tersebut. Malah menggantung pada situasi putus asa saat dorongan untuk melucuti kain di tubuhnya membuat Abihirt terjebak; potongan pakaian mana yang akan pria itu singkirkan pertama kali, tetapi kemudian Moreau terkejut oleh lengan yang terangkat. Abihirt merenggut bagian atasan, lalu melempar ke sembarang tempat. Masih menyisakan bra maupun celana kain yang lembut

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Perjanjian Terlarang   Bolehkah Aku?

    Moreau menatap lurus ke depan mendeteksi Abihirt sedang berusaha melucuti kain tersisa. Dalamannya ikut tergoler jatuh dan mungkin sudah terdampar di atas lantai ruang merah. Sebuah pukulan tak terduga, menyengat, panas, membuat tubuh Moreau tersentak kaget. Dia menahan napas saat keheningan di sekitar mereka begitu sayup – sayup. Reaksi yang mencuak ke permukaan masih seperti di awal saat pukulan dengan tempo yang sama menyambar bokongnya. Moreau mengepalkan tangan, bersikeras menahan sekecil apa pun suara keluar dari bibir. Dia bahkan menunduk, menenggelamkan wajah. Membiarkan kedua tangan yang terikat, menekuk, timpah tindih di atas kasur. “Aku ingin kau mengerang, Moreau.” Suara serak dan dalam Abihirt telah berubah parau oleh gairah. Pria itu menawarkan tamparan di sisi yang sama dengan keras. Moreau nyaris terlonjak, saat demikianlah dia memalingkan wajah, menatap setengah kosong ke dinding. Ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Perjanjian Terlarang   Mendapat Izin

    Moreau ragu, takut, membayangkan kalau – kalau Abihirt akan langsung menolak permintaannya. Pria itu masih diam, menunggu beberapa saat seolah sedang mempelajari sisa bagian tertunda di antara mereka. Tidak ada lagi yang bisa dipertanyakan. Kebutuhan seks sudah terpenuhi. Secara gamang Moreau memang sudah memberi pelayanan, meski dia tidak tahu apakah ayah sambungnya merasa puas atau mungkin ... perlu perdebatan tertentu yang tidak dia temukan menjadi aliran penting. “Ini bukan tempat tidur yang nyaman, jika kau memang ingin tinggal semalam.” Separuh pengetahuan Moreau mengenai apa pun di kediaman Abihirt bukanlah prospek bagus. Dia bahkan tak mengerti bagian ‘tidak nyaman’ mana yang dimaksud, sementara ranjang yang mereka gunakan barusan sentuhannya terasa jauh lebih lembut dari kasur di kamar sendiri. Moreau tidak akan menyangkal apa pun, terlepas apakah dia terlalu berlebihan menanggapi atau tidak. Seharusnya itu be

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Setidaknya Barbara

    Moreau tidak memiliki banyak kesiapan ketika tiba – tiba dia harus mendapati ibunya membuka pintu kamar, kemudian langkah wanita itu terdengar kasar mendekati kaki ranjang. Makan malam baru selesai dan dia akui bahwa memang tuntutan untuk tidak terlibat merupakan kebutuhan terpenting pada saat – saat tertentu. Moreau sungguh tidak pernah menduga bahwa ibunya akan muncul sepaket dengan nampan tergenggam erat di tangan. Ekspresi wajah wanita itu datar usai meletakkan benda tersebut di atas nakas. Hanya mengambil beberapa langkah mundur ke belakang, kemudian Barbara melipat tangan di depan dada. “Caroline bilang kau tidak mau turun ikut makan bersama. Jadi, kubawakan makan malam untukmu.” Kali pertama bicara, suara wanita itu terdengar sinis. Moreau tidak tahu apa yang mempengaruhi suasana hati ibunya, sehingga dia merasakan dampak sebagai seseorang paling dekat untuk saat ini. Bertanya – tanya apakah ini berkaitan langsung tentang kecurigaan Barbara yang mungkin belum

  • Perjanjian Terlarang   Diakhiri

    Semua harus dilakukan dengan hati – hati. Barbara tidak ingin mengambil risiko. Dia akan mempertimbangkan andai Abihirt mau bekerja sama. “Sedang kupikirkan.” Tidak ada kepastian dari jawaban singkat suaminya. Barbara harap dia tidak mencelupkan diri ke dalam kesalahan besar ketika memutuskan untuk ... perlahan menarik napas kemudian mengembuskan secara kasar. “Itu punya Samuel,” ucapnya, cukup tak berani menatap ke wajah Abihirt. Ya, memalingkan wajah ke dinding kamar menjadi keputusan terbaik. Barbara akan menunggu. Beberapa saat lebih lama tidak apa – apa. Dia memejam sebentar. Mencoba menghitung dalam hati. Namun, sepertinya keterdiaman Abihirt sudah melampaui batas. Dia tidak akan pernah tahu apa pun, jika menempatkan dirinya pada ancaman berbahaya. Akhirnya ... setengah enggan, Barbara menjatuhkan perhatian di wajah pria itu. Tatapan dingin seperti akan membuatnya menjadi kepingan membeku. Apa yang sedang Abihirt pikirkan? Dia mungkin bisa menduga – duga te

  • Perjanjian Terlarang   Menghadapinya Lagi

    “Hanya berjalan keluar sebentar.” Abihirt tetap tenang saat sorot mata Barbara menyerupai kilatan menyambar. Wanita itu bahkan tidak tahu betapa ini akan lebih buruk dari perdebatan yang pernah mereka hadapi. Tidak perlu terburu – buru mengeksekusi satu bagian yang berada tepat di depan mata. Satu langkah mendekat, Abihirt benar – benar menyingkirkan sisa jarak membatas. Barbara terlihat menunjukkan sikap waspada. Kedua tangan wanita itu masih terikat di kepala ranjang. Samar sekali sudut bibir Abihirt berkedut. Membiarkan wajah mereka perlahan mendekat. Napas Barbara mulai memberat, semacam suatu petanda bahwa ini akan segera dimulai. Abihirt memberi kecupan samar di sudut bibir wanita itu. Keterkejutan bukan sesuatu yang sepenuhnya dapat digerakkan dengan baik. “Hanya untuk menunggumu benar – benar siap. Bukan karena ada sesuatu yang sedang kusembunyikan,” dia berbisik lambat sekadar memberi Barbara kepastian. Nyaris memberi wanita itu sentuhan bibir yang leb

  • Perjanjian Terlarang   Kembali Kepadanya

    Tidak terlalu lama sebenarnya, tetapi Barbara tidak menyukai saat – saat dia harus dibuat begitu penasaran terhadap sesuatu yang tidak berusaha Abihirt ungkapkan secara gamblang. Rasanya seperti membiarkan dirinya terpanggang di dalam oven, sementara pria itu pergi berkeliling ke suatu tempat untuk kemudian muncul kembali tanpa peringatan. Hanya suara ranjang berderak dan membuat Barbara berusaha menahan separuh kekesalan yang bertumpuk di benaknya. Dia tidak ingin lepas begitu saja. Mereka sudah cukup puas bertengkar semalam. Meski tidak dimungkiri bahwa cara Abihirt meninggalkannya dengan situasi seperti ini menyerahkan begitu banyak gambaran tidak masuk akal. Dorongan implusif seakan memberi tahu agar dia dapat berpikir lebih jernih untuk mencurigai suaminya. “Kau dari mana saja?” tanya Barbara setelah merasakan betapa jarak antara dia dan bagaimana Abihirt sudah begitu dekat, lalu membuka ikatan dasi di yang menutup di matanya. Aroma maskulin—khas dari tubuh pria it

  • Perjanjian Terlarang   Membawanya Pergi

    Moreau mendengar segala sesuatu di sana. Suara tautan bibir; perintah Abihirt; dan bagaimana Barbara kemudian bersuara. Semuanya merupakan prospek yang jelas memberi dia petunjuk tentang apa yang telah terjadi di atas kepalanya saat ini, di mana ranjang sesekali terdengar berderak dan .... Ya, cukup sakit membayangkan Abihirt saat ini sedang mencumbu Barbara; memberi wanita itu kepuasan—apa pun, yang berkaitan dengan kebutuhan meluapkan hasrat bersama. Sementara dia harus bersembunyi seperti seseorang yang baru saja memborong kebodohan. Hanya berharap tidak pernah ketahuan. Berharap dengan bersembunyi bisa menghindari masalah lebih besar. Mungkin terlalu naif jika dia masih mendambakan pertolongan secepatnya. Tidak ada yang tahan untuk berada di sini lebih lama; ditumbuk oleh pelbagai kenyataan paling getir bahwa betapa pun dia terjebak pada situasi yang tak dapat dikendalikan, itu masih tergolong ke dalam keputusan paling salah. Seharusnya tidak membiarkan Abihirt menye

  • Perjanjian Terlarang   Menguncinya

    “Apa yang ingin kau lakukan, Abi?” tanya Barbara dengan kewaspadaan merangkak cepat ke permukaan. Dia berusaha beringsut mundur saat mengetahui suaminya telah mencondongkan tubuh dan menepis sisa jarak di antara mereka. Wajah pria itu benar – benar mendekat. Sesuatu yang menyebarkan beberapa tanda tanya besar. Barbara harus menghadapi desakan tak terduga di mana Abihirt telah merampas bibirnya dengan begitu terburu. Dia masih cukup terkejut, tetapi segera mengendalikan diri untuk mengimbangi apa pun yang terasa masih sangat mendadak. Sedikit senyum di balik ciuman mereka—Barbara tidak akan bersikap terancam andai dia tahu inilah yang kemudian Abihirt lakukan. Paling tidak, bukan lagi tentang kemarahan, perdebatan semalam dan hal – hal yang terasa menjengkelkan. Hanya kemudian Barbara terkesiap ketika tangan Abihirt mendorongnya kasar supaya beringsut ke belakang. Pria tersebut ingin dia bersandar di kepala ranjang, maka itulah yang dia lakukan. “Kau benar – be

  • Perjanjian Terlarang   Menuntut Barbara

    Napas Barbara berembus kasar kali pertama mendapati suaminya sudah ada di kamar. Dia masih menyentuh gagang pintu dan segera menutup kamar dengan rapat. Posisi Abihirt persis begitu tenang duduk di pinggir ranjang. Kedua tangan pria itu berpangku pada kaki yang menapak di lantai, bentuk posisi yang tampak benar – benar tidak memberi banyak pengaruh, walau Barbara harus mengakui bahwa suaminya perlu sedikit membungkuk sembari melakukan kontak mata berdua. Rasanya sudah cukup—semalam mereka menghadapi pertengkaran hebat dan berakhir dengan Abihirt meninggalkan pelbagai ketakutan di benaknya. Barbara sudah begitu khawatir ketika pria itu tidak memberi kabar. Dia hampir tidak tidur semalam, tetapi tidak dimungkiri bahwa urusan kantor tidak bisa ditinggal hanya karena butuh terlelap lebih lama, meski kebutuhan tersebut seakan telah lenyap tak bersisa. Mungkin ini saatnya. Setiap detil bagian dari tindakan Abihirt tidak luput dari perhatian Barbara, termasuk saat dia harus

  • Perjanjian Terlarang   Barbara Datang

    “Kau lihat saja, aku akan memotong penismu jika sampai ibuku mengetahui bekas yang kau tinggalkan.” Moreau tidak benar – benar mengancam, tetapi dia yakin itu akan cukup menunjukkan betapa dia merasa kesal kepada ayah sambungnya. Kedutan samar di sudut bibir Abihirt memperlihatkan respons signifikan bahwa sebenarnya pria itu sedikit terhibur oleh sesuatu yang mungkin membuat ketegangan mereka selama beberapa hari meluap begitu saja. “Kau akan membawa pakaian kering ini ke kamarku?" Hanya kebetulan hening berusaha mengambil tempat dan tiba – tiba sayup suara Barbara menyelinap di sekitar udara. Dapat dipastikan wanita itu sedang berbicara kepada Caroline. Barangkali secara kebetulan mereka bertemu di lorong lantai dua, tetapi bagian tersebut adalah petunjuk bahwa Barbara akan segera menginjakkan kaki ke kamar; tidak perlu mengetuk sekadar beranjak masuk masuk; cukup dengan menekan gagang pintu andai Abihirt lupa mengunci dari dalam. Dia tak benar – benar mengamat

  • Perjanjian Terlarang   Menuntutnya

    “Kalau bukan apa – apa, kau tidak akan bersikap berlebih setelah mendengar penjelasanku.” Tidak ingin menyerah, Moreau mengatakan penyangkalan dalam dirinya begitu saja. Itu adalah reaksi murni yang sungguh tidak dia inginkan, jika pada akhirnya akan cukup mengerikan mendapati iris kelabu Abihirt secara mendadak menyerupai ujung pedang yang tajam. Sorot mata pria itu terlalu kelam. Dia hampir lupa bagaimana tetap berpegangan ketika hampir terhanyut dan terombang ambing di sana. “Aku benar, kan? Kau tidak biasanya bersikap seperti ini.” Sial. Bentuk pemberontakkan dalam diri Moreau terlalu murni. Dia tak bohong ternyata cukup kewalahan sekadar memisahkan mana bagian paling penting ketika perlu menjadi benar – benar berani dan tidak. Abihirt punya ruang penuh untuk menghukumnya dengan cara apa pun. Bahkan kenyataan sebenarnya mengatakan bahwa dia masih terjerembab dalam perangkap pria itu. Dia tak harus lupa jika borgol yang menjerat pada salah satu pergelangan tangan a

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status