Share

Menguping

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2025-03-15 12:59:46

[Cepatlah, Amiga. Aku sudah menunggumu sejak tadi.]

Pesan sarat ekspresi tidak sabar dari Juan terus mendesak Moreau saat dia sedang menyiapkan kebutuhan tersisa. Ponsel, tas dan botol minum. Ketiga hal tersebut tidak boleh dilupakan. Juan akan mengatakan segala sesuatu lebih panjang ketika pria itu mendapati ketidaksengajaan yang lantas bermula di antara mereka. Pada akhirnya, mereka harus mengakui bahwa Anitta tidak memberi izin libur, tidak peduli sebenarnya Juan telah mengatakan Moreau mengalami masalah kesehatan—seperti yang malam itu pria tersebut katakan.

Semua selesai dalam waktu singkat. Selebihanya, dia hanya perlu dengan cepat mengambil langkah meninggalkan kamar.

Harusnya tidak sulit menuju ambang pintu, tetapi keberadaan seseorang di belakang, secara tidak langsung membuat tubuh Moreau terdorong mundur. Dia terkejut. Lantas mengangkat wajah—nyaris tak begitu siap mendapati Abihirt menjulang tinggi diliputi tatapan tajam. Seperti ada kemarahan di dalam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Tidak Bisa Melarang

    “Kau tidak bisa mengatakan apa pun, itu artinya kau memang menguping. Sekarang biarkan aku pergi. Juan sudah menunggu di luar.” Moreau bergeser ke samping demi mencari sisa ruang untuk melewati tubuh ayah sambungnya. Namun, telah dipastikan bahwa Abihirt tidak akan melepaskannya begitu saja. “Aku kebetulan melewati dapur dan tidak sengaja melihatmu dan ibumu,” pria itu menambahkan jawaban. Sesuatu yang membuat Moreau merasa tertarik. Paling tidak, bersedia bertahan sesaat. “Lalu kau berhenti dan mendengarkan semuanya, begitu?” dia bertanya. Tidak ada kata – kata terungkap dari mulut Abihirt. Seolah diam ... telah cukup sekadar menegaskan informasi di antara mereka. “Lupakan. Tidak penting juga. Aku sudah terlambat latihan. Jangan melarangku pergi.” Moreau benar – benar tidak berusaha menaruh perhatian apa pun. Dia sungguh akan melanjutkan langkah tertunda, meski secara garis besar Abihirt langsung mengambil tindakan untuk mencegahnya pergi. “Mengapa ka

    Last Updated : 2025-03-16
  • Perjanjian Terlarang   Rumah Baru

    “Aku memang mengizinkanmu untuk tinggal sendiri dan belajar menjadi mandiri di sini, tapi tidak berarti kau memiliki kebebasan pergi bersama temanmu.” Tidak tahu harus berapa kali Moreau mendengar kata – kata ibunya yang mengandung makna serupa. Mungkin wanita itu tidak akan pernah benar – benar selesai sebelum mengapai kepuasan menuju proses kesimpulan yang menyenangkan. Seluruh bagian dari tempat ini. Dari sudut mana pun—memang adalah pilihan sempurna. Tidak sulit bagi Barbara menemukan rumah layak tinggal dengan kenyaman fasilitas sebagai prospek utama. Rumah barunya. Ya. Moreau menyukai tempat ini. Rasanya, dia tak bisa membayangkan ketenangan seperti apa yang akan dia usahakan. Sekarang dan hari berikutnya dia akan terbebas dari Abihirt maupun drama pernikahan pria itu bersama ibunya; atau yang tidak bisa Moreau lupakan ... mengenai masalah mereka yang tak pernah menuju ujung kesepakatan. Paling tidak, dia bisa mencoba—perlahan – lahan untuk mer

    Last Updated : 2025-03-16
  • Perjanjian Terlarang   Lapar

    Berulang kali kelopak mata Moreau mengerjap oleh sulur – sulur suara yang merambat semakin jelas saat dia akhirnya menatap ke sekeliling ruangan. Tidak ada perubahan signifikan. Hanya beberapa bagian, setidaknya, terlihat sedikit lebih rapi setelah dia melakukan penataan ulang. Moreau meregangkan otot – otot yang terasa kaku. Dia tidak ingat kapan terakhir memutuskan untuk tidur dan ketika terbangun, langit terlihat cukup gelap di luar sana. Sial, dia tertidur cukup lama—dengan suara perut lantang menyaring ke udara. “Kau lapar, Baby?” Sambil memegangi bagian tubuhnya yang masih terlihat rata, Moreau tersenyum—tidak terbiasa bicara seperti ini, tetapi ini mungkin akan menjadi rutinitas krusial. Dia perlu memasak sebelum bisa mencicip sesuatu yang bisa membuatnya kenyang. Barbara telah menyiapkan bahan mentah—mungkin Moreau tidak akan memilih menu berat atau yang akan membutuhkan waktu lebih lama menuju matang. Dia sudah merasa bisa memakan kuda, jika tidak secepatn

    Last Updated : 2025-03-17
  • Perjanjian Terlarang   Jebakan

    “Tidak sulit mencari tahu di mana kau akan tinggal.” Pernyataan tersebut terdengar ambigu. Moreau mengangkat sebelah alis tanpa sadar, sembari memperhatikan cara ayah sambungnya meletakkan perangkat masak yang kotor ke atas westafel. Tidak dimungkiri bahwa penampilan Abihirt natural. Sempurna alami, dengan kemeja polos sewarna biru muda, yang bagian tangan digulung sebatas siku dan memperlihatkan betapa kedua lengan itu indah diliputi urat yang tampak menjalar, kemudian menghilang di balik bahan kain lembut di sana. “Apa ibuku yang memberitahumu?” Setelah mengerjap, Moreau mengembalikan kesadaran dengan kembali bertanya. Memang, begitu banyak cara mengetahui di mana dia akan tinggal, tetapi dugaan tentang Barbara terdengar sebagai kemungkinan paling dekat. Tidak dimungkiri apabila ibunya tiba – tiba bersedia bicara kepada suami wanita itu. “Tidak.” Singkat. Namun, itulah yang ntah bagaimana dengan mudah menarik perhatian Moreau supaya melangkah l

    Last Updated : 2025-03-17
  • Perjanjian Terlarang   Masakan

    Sial. Apakah ini suatu jebakan? Moreau terpaku lurus menatap wajah ayah sambungnya. Ekspresi tenang Abihirt tidak menunjukkan sesuatu yang spesifik. Lupakan. Dia segera menaruh perhatian pada Pollo Al Ajillo. Kepulan asap dari makanan baru matang meninggalkan tuntutan agar dia menunggu. Bahkan, Moreau perlu meniup dengan hati - hati. “Aku memaafkanmu. Hanya tidak ingin kita bertemu,” ucapnya, masih diliputi tindakan serupa. Mata kelabu Abihirt tidak pernah lepas dari tindakan apa pun yang dia lakukan. Sedikit membuat Moreau bertanya – tanya apakah mungkin dia akan meninggalkan jejak berlebihan atau akankah Abihirt menduga – duga sesuatu yang tidak biasa tentangnya? “Aku tidak bisa jika tidak bertemu denganmu.” Tiba – tiba pria itu mengatakan sesuatu yang terdengar sangat mustahil. Nyaris tidak pernah ada pengakuan seperti demikian. Dia secara naluriah membeku. Menganggap pernyataan Abihirt adalah lelucon, meski juga menyadari bahwa akan menyerupai kesa

    Last Updated : 2025-03-18
  • Perjanjian Terlarang   Satu Pengakuan

    “Apa yang membuatmu sangat marah kepadanya?” dia bertanya, kali ini cukup hati – hati. Ada keinginan supaya tidak melihat bagaimana Abihirt sedang menggali sesuatu dari masa lalu. Pria itu bahkan menghindari kontak mata, seolah menatap ke permukaan meja bar jauh lebih menarik daripada dia yang sedang menunggu dengan harapan besar. “Tidak semua masalah harus menjadi konsumsi publik, bukan begitu?” Hanya ketika itu, ketika Abihirt mengajukan pertanyaan, Moreau dengan reaksi murni segera menahan napas. Ya, memang terkadang tidak semua orang dapat dilibatkan ke dalam urusan tidak seharusnya ... yang melibatkan keluarga, tetapi bukankah mereka .... “Kau menganggapku orang asing?” dia langsung bertanya, nyaris tidak melihat seperti apa reaksi Abihirt tepat setelah pria itu memutuskan untuk menegakkan tubuh di hadapannya. “Aku putri sambungmu,” Moreau menambahkan persis mendeteksi ada sesuatu yang coba Abihirt sembunyikan. “Aku tidak pernah berharap kau menjad

    Last Updated : 2025-03-18
  • Perjanjian Terlarang   Nonton Bersama

    Tidak tahu apa yang benar – benar bisa dia pikirkan. Pada akhirnya, Moreau membawa Abihirt untuk sama – sama terdampar di ruang menonton. Mereka memilih film secara acak, meski masih dengan genre yang ditentukan. Dia yang menentukan, karena ayah sambungnya sama sekali tidak memiliki minat terhadap romansa—sedang tayang di depan layar, diliputi lampu ruangan sengaja dimatikan. Keberadaan pria itu hanya sekadar menemani. Malah, sesekali Moreau mendapati Abihirt menguap. Sudah cukup malam. Ayah sambungnya mengantuk, sementara dia ... yang baru terbangun dari tidur ... masih merasa luar biasa segar. Namun, Moreau tidak mengatakan apa – apa. Tidak meminta Abihirt terjaga atau setidaknya mempersilakan pria itu mengambil jeda untuk terlelap di sini. Sedikit ingin melihat sejauh mana Abihirt akan bertahan. Merasa bahwa ayah sambungnya akan berusaha tetap di sini, bersamanya. “Apa kau tidak takut ibuku mencarimu?” Sejak tadi, tidak ada percakapan penting. Hanya suara tel

    Last Updated : 2025-03-19
  • Perjanjian Terlarang   Menginginkan Dirinya

    Secara tentatif Moreau beranjak bangun. Tidak ingin gerakan yang dilakukan dengan sadar malah membuat Abihirt terbangun. Dia mengedarkan pandangan ke pelbagai arah, kemudian merenggut bantal sofa untuk diposisikan di bagian pinggir. Mengerti jika tidur diliputi keadaan duduk akan membuat pria itu tidak nyaman ketika terbangun. Semoga saja tidak akan terlalu sulit saat Moreau mencoba memindahkan tubuh ayah sambungnya. Perlahan, dia melanjutkan tindakan tertunda sarat respons hati – hati. Ya, terlampau penuh antisipasi, meski nyaris saja membuat Abihirt terdampar langsung ke permukaan sofa. Moreau mengembuskan napas pelan—untungnya tidak. Butuh usaha keras sekadar memindahkan kedua kaki pria itu ke atas. Dia bersyukur bahwa tadi—mereka duduk agak di tengah, sehingga tidak terlalu sulit menyelesaikan sisanya. Sekarang hanya perlu selimut tebal untuk membalut tubuh jangkung ayah sambungnya. Moreau melirik sesaat pada ujung kaki yang kelebihan itu, lalu berjalan ke arah k

    Last Updated : 2025-03-19

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Merah Membakar

    Sekarang ... ntah cambukan kali ke berapa. Barbara tidak bisa menghitung. Semua bentuk pemikiran di benaknya hancur berantakan. Krisis ketidakpercayaan terhadap sikap Abihirt sungguh memberi pengaruh besar. Dia merasa benar – benar telah memborong kebodohan, hingga yang tersisa adalah hasrat supaya tidak terjebak pada kondisi seperti ini. “Sakit, Abi,” Barbara mengeluh sarat nada begitu getir. Sebatas harapan agar Abihirt bersedia memberi ampun. Jika pria itu berpikir ini merupakan hukuman setimpal, hal tersebut sama sekali bukan keadilan. Dia berharap Moreau yang ada di sini. Menggantikan posisinya. Namun, apakah hal tersebut terdengar masuk akal? Abihirt terlihat mabuk kepayang kepada gadis itu. Dia tidak yakin. Barangkali telah melewatkan banyak hal. Bertanya – tanya ... mungkinkah? “Daripada menyiksaku di sini, mengapa kau tidak seret saja Moreau dan biarkan dia merasakan yang sama seperti yang kualami hari ini?” Tidak ingin diliputi pelbagai hal menggan

  • Perjanjian Terlarang   Ruang Merah II

    “Kau yakin ini akan berjalan baik – baik saja?” Masih sedikit usaha untuk meyakinkan diri. Barbara akhirnya hanya menghela napas ketika Abihirt mengangguk samar. Pria itu tidak akan mengatakan lebih banyak. Semua pilihan ada di tangannya; apakah dia masih ingin melakukan seks atau membiarkan hubungan mereka kembali regang. “Baiklah.” Barbara memutuskan untuk membuka blazer yang dia kenakan. Satu persatu pakaian telah dilucuti. Bukan masalah besar bertelanjang penuh di hadapan suaminya. Dia kemudian memberi Abihirt tatapan penuh bertanya. Menunggu apa yang akan pria itu lakukan. Tidak ada kata terucap. Sebaliknya, Abihirt merenggut dasi yang mengikat kerah kemeja pria itu. Langkah lebar suaminya tidak pernah luput dari perhatian Barbara. Dia menelan ludah kasar persis ketika Abihirt sudah menjulang tinggi di belakang. Semua menjadi gelap kali pertama Abihirt merekatkan bagian dasi untuk menutup di matanya. “Haruskah dengan pandangan tertutup, Ab

  • Perjanjian Terlarang   Ketakutan Barbara

    Kali pertama mendengar pernyataan Abihirt, kelopak mata Barbara mengerjap cepat. Hampir tidak menyangka tentang hal yang telah mereka lewatkan. Dia tahu suaminya jauh lebih sering menghabiskan waktu bersama Moreau—dan itu sungguh meninggalkan banyak kecemburuan tidak tertahankan. Cukup puas bahwa dia bisa melewati saat – saat di mana mengendalikan diri dari kebutuhan melampiaskan amarah. Sungguh, sampai mati pun, Barbara tidak akan menyerahkan Abihirt kepada Moreau. Dia tidak akan pernah mengalah. Kemenangan harus selalu berada di tangan. Persetan dengan mengorbankan yang lainnya. “Baiklah. Ke mana kau akan membawaku?” tanya Barbara sembari mengikuti langkah Abihirt menuju mobil. Mereka datang terpisah. Miliknya sendiri sedang terparkir di sisi halaman lain, tetapi mereka bisa mengatur situasi. Bukan masalah besar meminta Gabriel menyelesaikan tugas tertunda. Abihirt tidak mengatakan apa – apa sepanjang perjalanan, tetapi Barbara mengenali setiap detil tempat yang

  • Perjanjian Terlarang   Melupakannya

    “Pelacur kecil itu sudah tidak mau denganmu. Apa yang kau harapkan lagi darinya?” Sejak awal, tujuan Barbara adalah menghancurkan kehidupan Moreau dan membuat hubungan gadis itu bersama suaminya retak. Dia mengambil langkah yang tepat setelah meyakinkan Moreau bahwa Abihirt terlibat dalam keputusan ini. Tadi, betapa tatapan itu penuh luka. Moreau telah meninggalkan mereka. Sekarang konflik terhadap hubungan yang seharusnya baik – baik saja terus beterbangan. Paling tidak, Barbara cukup puas, walau segala sesuatu yang dia rencanakan tidak sepenuhnya lancar. Ada hasrat untuk membuat Moreau benar – benar mendapat pelajaran berharga. Dia ingin orang – orang melempari gadis itu dengan apa pun sebagai kemungkinan terburuk—anggap saja suatu penghinaan hebat. Sungguh, kemunculan Abihirt sangat tidak tepat. Mereka sedang dihadapkan badai tensi yang meningkat. Barbara tahu cepat atau lambat Abihirt akan menjadikannya target utama. Sial. Dia sama sekali tidak tahu kal

  • Perjanjian Terlarang   Menggantung

    Barbara bertanggung jawab atas situasi yang sedang mereka hadapi, tetapi yang tidak Moreau mengerti; mengapa? Bukankah Abihirt juga terlibat? Apa lagi yang diinginkan sehingga pria itu bersikap seakan sedang didesak kebutuhan menuntut Barbara. Mungkin ibunya berusaha menjebak suami sendiri karena seharusnya mutahil bagi Abihirt bersedia membuka aib perselingkuhan ini? Yang juga akan mempengaruhi reputasi di masa mendatang. “Aku tahu kau datang untuk menghadiri program ulang tahun mendiang ibumu. Tapi, nanti. Setelah aku menyelesaikan pelacur kecil ini. Bukankah kau sendiri juga sudah setuju?” Sesuatu yang keras seperti berusaha mencecoki tenggorokan Moreau. Dia mengira masih ada sedikit harapan, tetapi reaksi Abihirt yang tampak tidak akan langsung menyangkal, seakan memberinya banyak petunjuk. Pria itu hanya ... melirik ke arah Gabriel, kemudian berkata, “Bubarkan tamu undangan.” Sudah cukup. Moreau merasa muak jika harus mempertahankan kepercayaan dalam dirinya k

  • Perjanjian Terlarang   Runyam

    “Jika ayahmu masih di sini, Moreau. Kurasa, dia akan mendapat serangan jantung mendadak karena menerima informasi seperti ini, bahwa putri kesayangannya, putri kecil yang selalu dimanjakan olehnya, sanggup menjual diri demi seorang pria beristri. Kurasa, arwahnya pun tidak akan tenang selama menyaksikan apa yang kau lakukan di muka bumi ini.” Sial. Belum ada satu pun hal sanggup Moreau katakan, tetapi kesalahan Barbara sangat tidak bisa dimengerti kali ketika wanita itu melibatkan ayahnya. “Jika ayahku masih ada di sini. Kau tidak akan mungkin menikahi lagi, Mom. Atau kau mungkin ingin bermain api di belakangnya, sama seperti yang kau lakukan di belakang Abi?” “Tutup mulut sialanmu!” Tamparan keras lainnya, membuat wajah Moreau benar – benar berpaling dengan kasar. Saraf – saraf di sekitar pipi terasa kebas. Dia membeku di tempat. Namun, semua yang dia katakan memang benar. Perselingkuhan ini tidak akan terjadi, andai wanita itu juga bisa menjaga diri dari h

  • Perjanjian Terlarang   Bukti

    Barbara tidak akan berhenti. Itu masalahnya. Betapa wanita itu tampak dilingkupi pelbagai antusiasme meluap – luap, seolah masih begitu banyak hal tidak terungkapkan, sementara Moreau merasa dia tidak akan bisa menerima peristiwa seperti ini lebih lama. Semua akan berakhir jauh lebih kacau, tetapi bagaimana dia bisa menghentikan ibunya terhadap kebutuhan untuk mengungkapkan kebenaran di hadapan banyak orang? Sikap konfrontasi dalam dirinya seketika menjadi tumpul. Tidak ada suara penyangkalan yang bisa digunakan sekadar tidak menjebak kondisi sendiri menjadi lebih rumit. Tidak dimungkiri, Moreau cukup takut menyaksikan begitu banyak tatapan kemarahan nyaris di seluruh penjuru gedung. “Kalian semua mungkin tidak percaya terhadap apa yang kukatakan di sini.” Lagi. Suara Barbara kembali mencuak ke permukaan. Senyum wanita itu tampak begitu puas; seperti telah memastikan kalau – kalau kemenangan sudah berada di tangan. “Aku punya bukti.” Kembali meneruskan. Waj

  • Perjanjian Terlarang   Dimulai Dari Sini

    Moreau dapat merasakan bagaimana Juan memegangi kakinya dengan erat, sementara dia berada pada posisi cukup tinggi di udara. Kedua lengan lentik Moreau bergerak diikuti irama musik. Semua berjalan seperti yang mereka rencanakan. Seharusnya .... Seharusnya tidak lama lagi menuju tari penutupan, tetapi tiba – tiba bayangan tubuh Barbara naik ke atas panggung membingungkan siapa pun yang menyadarinya. Wanita itu membersihkan tenggorokan di depan mic, seperti memang sengaja, kemudian lagu berhenti berputar. Demikian pula, gerakan Moreau dan Juan kompak berhenti di tempat. Sedikit yang dia tahu, proses acara Abihirt tidak berjalan seperti ini. Tidak ada riwayat agenda di mana Barbara tampil di atas panggung diliputi kebutuhan bicara di sana, seolah ada hal yang telah wanita itu rencanakan dan mereka sama sekali tidak mendapat petunjuk tentang apa pun itu. “Aku tahu kalian semua pasti bingung dengan keberadaanku di sini, terutama karena aku baru saja menghentikan para atli

  • Perjanjian Terlarang   Program Acara

    Ini waktu – waktu yang ditunggu. Moreau berulang kali mengendalikan ketegangan dalam dirinya. Sedikit tidak menyangka jika Abihirt akan membuat program acara yang terlihat luar biasa penuh persiapan. Mungkin—memang, keberadaan dia dan Juan di sini tergolong bukan kali pertama. Di saat – saat terakhir latihan, mereka lebih sering menghabiskan waktu di lapangan secara langsung; melakukan gladi bersih dan kotor. Semua selalu dalam pengawasan Anitta. Pun ... terkadang Abihirt melibatkan diri ketika pria itu memiliki waktu luang. Ya, tidak dimungkiri mereka jarang terlibat dalam pertemuan langsung. Sepertinya Abihirt terlalu sibuk, sehingga mereka cenderung melakukan kontak lewat sambungan telepon. Moreau juga tidak terlalu memikirkan karena dia benar – benar serius dengan beberapa urusan penting; ujian masuk perguruan tinggi masih menjadi desakan krusial yang dilakukan Barbara. Namun, juga tak menyangkal ada keganjilan spesifik dari sikap ibunya. Ntahlah. Barangkali dia m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status