Share

Mengetahui

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-10-07 12:39:08

Kebutuhan paling nyata harus segera dia selesaikan hari ini adalah latihan. Tournamen sudah begitu dekat dan Anitta selalu mengingatkan supaya benar – benar serius. Semua tim ingin menang, demikian pula mereka, tetapi Moreau masih harus menunggu beberapa saat untuk meninggalkan kamar hotel. Satu atau dua—kurang dari jam tersebut barangkali. Dia masih menunggu kapan Abihirt akan menghentikan sambungan telepon, menatap lurus – lurus pada benda pipih di atas ranjang. Pada akhirnya ... tidak ada lagi getar, meski Moreau harus mendapati sebuah pesan muncul di layar.

[Aku ingin bicara.]

Moreau diam – diam menggeleng samar atas penolakan yang dia tahu Abihirt tak akan pernah melihatnya. Hanya karena pria itu tampan dan berperan sebagai seorang ayah sambung, bukan berarti hak istimewa dalam belenggu jiwa Moreau akan selalu patuh. Dia bukan gadis seperti itu. Tidak ingin berubah terhadap situasi tertentu.

[Urus saja istrimu yang cerewet.]

<
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Berdebat

    Ekspresi datar dan terkadang terlalu dingin sekadar dimengerti menjadi satu – satunya hal paling menarik saat ini. Sumbu yang terbakar di benak Barbara mendadak seperti padam, tertiup oleh perbudakan cinta yang terlalu besar. Tidak. Dia masih menyimpan segenap pertanyaan yang harus Abihirt jawab. Di sini akan menjadi momen yang tepat. Bebebrapa saat Barbara menunggu Abihirt akan mengatakan sesuatu, walau akhirnya dia harus memulai lebih dulu ketika seorang pelayan restoran datang menghampiri pria itu. “Kau sudah baca berita, Abi?" Kali pertama Barbara mengajukan pertanyaan tersebut setelah hanya tersisa mereka berdua. Alis yang tumbuh tebal dan rapi terangkat, semacam suatu itikad baik agar dia menyatakan lebih jelas. “Maksudku, mengapa kau tidak bilang kalau ternyata kau akan membawa Moreau menemui si Smift itu?” Api seperti membara di balik suara Barbara. Dia merasa gersang, seolah telah terlalap habis dan mencoba

    Last Updated : 2024-10-07
  • Perjanjian Terlarang   Berdebat

    “Tidak juga, tapi ya ... model pria-nya sangat mirip dengan bentuk tubuhmu.” Ada semacam respons istimewa yang Barbara dapati. Dia tidak tahu apakah Abihirt akan tersenyum sebagai seringai samar saat itu: sesuatu yang benar – benar tidak pernah terjadi, atau hanya sebuah reaksi murni bahwa seharusnya Barbara tidak terlalu yakin. Tak ada penyangkalan seolah tidak terungkap bagian spesifik tentang Abihirt akan merasa gugup, yang bahkan sebenarnya ... tidak sama sekali. “Aku tidak ingat kapan terakhir kali kau mau diajak foto bersama,” ucap Barbara sekadar mencari celah di antara mereka. Bersikap pura - pura, maka dia dapat menjebak sang suami ke dalam perangkap pengakuan untuk menebus rasa curiganya. “Bahkan foto pernikahan kita tidak banyak. Kalaupun ada, kau memintaku untuk tidak mempublikasikan.” Barbara menambahkan dengan sedikit pernyataan agresif. Mungkin memang bukan bersama suaminya dia bisa meninggikan ekspektasi. Sedang berusaha ti

    Last Updated : 2024-10-08
  • Perjanjian Terlarang   Kesimpulan

    Kurang lebih seperti itu, seperti yang Samuel katakan dan Barbara hampir tidak bisa membayangkan bagaimana dia saat ini menghadapi Abihirt yang tiba – tiba diam cukup lama dan mendelik ke arahnya seolah sedang menahan sesuatu. “Terlalu besar. Aku tidak bisa.” Napas Barbara tercekat dalam keputusasaan yang besar. Rasanya dia tak bisa terima mendapati Abihirt seakan ingin melanjutkan adegan makan setelah penolakan yang pria itu berikan. “Kau bisa membayar biaya sewa panda, tapi kenapa tidak mau berikan uang kepadaku?” “Sejauh yang kutahu, kau tidak berniat buka cabang. Tiga juta euro seperti tunjangan membayar hutang. Aku merasa kau berusaha membohongiku." Seketika ... perasaan Barbara berada pada lingkaran terburuk. Dia seperti terjebak, tetapi juga berusaha mencari jalan keluar. Mencoba membayangkan bahwa Abihirt hanya mengatakan hal tersebut secara asal. Suaminya begitu kontradi

    Last Updated : 2024-10-08
  • Perjanjian Terlarang   Boneka Panda

    Selangkah, dua langkah, Moreau melewati undakan tangga dengan terburu, lalu berbelok ketikungan yang berlawanan arah dari kamar ibu dan ayah sambungnya. Gagang tembaga terasa licin ketika telapak tangan Moreau perlahan berpegangan erat di sana. Dia mendorong pintu secara perlahan diliputi firasat tertentu ... berusaha menyergap di antara puncak kebisingan yang hening—dan berdentum di kepala. Tidak tahu petunjuk seperti apa itu, Moreau harap dia tak berpikir terlalu jauh sekadar meyakini akan dihadapkan sesuatu yang besar. Bibirnya menipis tanpa sadar memastikan peristiwa nyaris tergantung di udara itu, segera dilakukan. Ya .... Moreau segera melenggang masuk. Tiba – tiba keberadaan Barbara secara mengejutkan seperti membawanya pada terapi kejut listrik, tetapi tanpa reaksi memuaskan. Dia setengah waspada menelusuri apa yang dilakukan wanita tersebut, dengan pintu lemari pakaian yang terbuka, dan sebentuk boneka panda kecil sedang berada di genggaman tangan.

    Last Updated : 2024-10-08
  • Perjanjian Terlarang   Sidang Dadakan

    “Model pria yang bersamamu Abi, kan?” Tepat seperti itu. Pada akhirnya ketakutan Moreau terjadi. Dia tahu ibunya tak bodoh untuk tidak mengenali bentuk lengan Abihirt, tetapi antisipasi sudah berada dalam rancangan utuh. Moreau menyadari ternyata dia akan belajar cara menjadi seperti ini. “Abi? Suami-mu?” tanyanya nyaris sengaja bersikap takjub. Percikan istimewa di benak Barbara perlu diyakinkan. Moreau sedang mencoba. Berharap tidak tersisip perjalanan rumit dan sesuatu yang mungkin akan terbakar mengenaskan. “Kau mengenal ibu-mu sendiri, Moreau.” Moreau menarik napas dalam, kemudian mengembuskan secara perlahan. “Itu sebabnya aku sedikit tak mengerti, kenapa kau membawa nama Abi di sini? Dia suami-mu. Seharusnya kau lebih mengenalnya, Mom,” ucapnya lambat. Sadar atau tidak, Barbara membuka bibir nyaris begitu samar. Suatu tindakan naluriah, barangkali. Moreau tidak bisa menebak dengan tepat apa yang sedang wanita itu pikirkan

    Last Updated : 2024-10-09
  • Perjanjian Terlarang   Pencuri

    “Bisakah serahkan kembali boneka itu kepadaku, Mom?” tanya Moreau sedikit hati – hati. Butuh terapis murni supaya mengetahui niat Barbara yang lainnya. Suatu kebiasaan yang tak dapat diubah terkadang menjadi permasalahan terbesar. Moreau harap kali ini dia tak menebak dengan tepat. Tidak ketika dia merasa berat hati menyaksikan Barbara merekatkan bulu – bulu boneka panda yang lembut pada sebelah wajah, bahkan bergiliran menyalurkan perasaan gemas di sana. “Mom, aku ingin kau letakkan kembali bonekaku ke tempatnya.” Moreau menyatakan sebuah hak serius, berpikir Barbara akan memahaminya, tetapi tidak. Wanita itu malah meninggalkan senyum dengan kesan mengerikan, yang secara khusus melibatkan kesan membujuk instan. Boneka panda tersebut akan berpindah kepemilikan. Sudah begitu jelas .... Moreau menggeleng tidak setuju. Dia ingin langsung merenggut. Hampir ... ya, pada akhirnya Barbara lebih dulu menyingkir. “Ini akan menj

    Last Updated : 2024-10-09
  • Perjanjian Terlarang   Ingin Berdamai

    Tidak tersirat satu pun perhatian, awalnya, sehingga Barbara menduga keputusannya tidak akan mempan ... tanpa pernah tahu bahwa reaksi murni Abihirt sebenarnya sudah begitu dekat, tetapi pengedalian diri yang baik menenggelamkan ekspresi ganjil dengan cepat. Darinya ... kepada Moreau. Sesuatu yang sama persis. Boneka panda itu menegaskan satu peristiwa telah dilewatkan cukup jauh. Mata kelabu Abihirt mendelik wajah Barbara tajam. Hanya perlu pertanyaan sederhana, maka dia bisa menemukan secuil petunjuk. “Kau dapat itu dari mana?” Kemudian Barbara terlihat berpikir untuk beberapa saat, sebelum wanita itu menemukan jawaban asal, membuat kecurigaan Abihirt terjerumus ketepian. “Pulang dari restoran tadi, aku tidak sengaja melihat boneka ini ada di etalase toko. Kau suka?” Abihirt nyaris menggeleng samar. “Mengapa kau pikir aku akan menyukai boneka?”

    Last Updated : 2024-10-09
  • Perjanjian Terlarang   Insomnia

    Tidak bisa tidur .... Momen tak diinginkan seperti inilah yang akhirnya membawa Moreau untuk merenung skeptis di dapur. Pelbagai macam pemikiran di puncak kepala menginginkan supaya dia terus terbujuk dalam situasi paling hening. Memperkirakan sedang sendirian, walau itu tak benar – benar dapat disimpulkan. Ada kepulan asap ... samar sekali berhamburan ke sekitar udara. Meninggalkan kesan tertentu, sehingga yang Moreau tahu; dia perlu menunggu, mengaduk lelehan cokelat panas lebih lama agar rasanya tidak membakar, seperti saat – saat Barbara merampas hak kepemilikan tunggal. Rasanya tidak ada yang jauh luar biasa menarik perhatian Moreau selain memikirkan selebar mana ketertarikan Barbara terhadap sesuatu, kepunyaan orang lain, untuk dikategorikan ke dalam kebutuhan berbagi. Dia tak akan menyangkal bahwa telah mempelajari ironi dari sikap ibunya. Barbara melampaui batas jika menganggap segala hal dapat berperan serta, seolah tidak ada yang subtansial sehin

    Last Updated : 2024-10-10

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Menguping

    [Cepatlah, Amiga. Aku sudah menunggumu sejak tadi.] Pesan sarat ekspresi tidak sabar dari Juan terus mendesak Moreau saat dia sedang menyiapkan kebutuhan tersisa. Ponsel, tas dan botol minum. Ketiga hal tersebut tidak boleh dilupakan. Juan akan mengatakan segala sesuatu lebih panjang ketika pria itu mendapati ketidaksengajaan yang lantas bermula di antara mereka. Pada akhirnya, mereka harus mengakui bahwa Anitta tidak memberi izin libur, tidak peduli sebenarnya Juan telah mengatakan Moreau mengalami masalah kesehatan—seperti yang malam itu pria tersebut katakan. Semua selesai dalam waktu singkat. Selebihanya, dia hanya perlu dengan cepat mengambil langkah meninggalkan kamar. Harusnya tidak sulit menuju ambang pintu, tetapi keberadaan seseorang di belakang, secara tidak langsung membuat tubuh Moreau terdorong mundur. Dia terkejut. Lantas mengangkat wajah—nyaris tak begitu siap mendapati Abihirt menjulang tinggi diliputi tatapan tajam. Seperti ada kemarahan di dalam

  • Perjanjian Terlarang   Permohonan Kecil

    “Mom, ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu.” Setelah memikirkan pelbagai rencana yang akan dia ambil sepanjang malam. Moreau akhirnya sampai pada keputusan akhir. Keluar dari rumah ini adalah pilihan yang tepat. Mereka tidak akan menghadapi masalah lebih rumit. Tidak akan ada kecemburuan lebih buruk atau membayangkan bagaimana posisinya mengalami kemerosotan tidak adil. “Apa yang ingin kau bicarakan?” Pertanyaan sinis dari Barbara mencuak ke permukaan. Ibunya terdengar tidak dalam suasana hati yang bagus. Namun, bagaimanapun Moreau tidak bisa menunggu lebih lama. Ini desakan darurat dan kebetulan Abihirt tidak terlihat di mana pun di sekitar dapur. Barangkali pria itu sedang disibukkan oleh kegiatan sendiri. “Aku berencana tinggal sendiri.” “Maksudmu kau ingin mengangkat kakimu dari rumah ini?” “Ya.” “Mengapa begitu tiba – tiba?” “Tidak tiba – tiba. Aku merasa sudah cukup besar dan sudah saatnya aku membangun kehidupanku sendiri.”

  • Perjanjian Terlarang   Cara yang Berbeda

    “Kau tidak mencintaiku.” Hanya itu yang Moreau katakan sebagai bentuk antisipasi. Dia tidak ingin terlalu jatuh dan akhirnya terjerembab pada jurang tak bertepi. “Aku mencintamu.” Lagi. Ungkapan Abihirt merupakan bagian dari sikap ingin membantah. Moreau tidak percaya. Dia tak akan pernah bisa percaya setelah semua yang mereka hadapi. Semua terlalu mendadak membayangkan jika ternyata tiba – tiba pria itu akan mengatakan semuanya. “Tidak. Kau mencintai ibuku, Abi. Kau tidak bisa membohongi perasaanmu.” Supaya mereka tetap waras. Moreau mengingatkan ayah sambungnya. Melihat sejauh mana pria itu akan bereaksi. Hampir tidak ada apa pun, sesuatu yang mungkin dapat memberi pengaruh. Ketenangan Abihirt semacam luas samudra—tidak dapat dibelah, sebaliknya dia akan tenggelam tanpa pernah bisa mencapai dasar. “Aku justru membohongi perasaanku sendiri, jika tidak pernah mengatakan ini kepadamu. Kau sangat berarti, Moreau. Maaf, kalau apa pun yang telah kulakukan,

  • Perjanjian Terlarang   Pengakuan

    “Abi, keluarlah.” Moreu tidak ingin menunggu lebih lama. Sudah cukup rasa muak mengadili ketakutan di dalam dirinya. Seseorang berusaha tidak mendengar apa pun, sementara dia sendirian—mati – matian, mendambakan akan ada hasil dari sesuatu yang telah membentuk sebongkah reaksi lelah. Persetan! Moreau tidak peduli. Tindakan yang dia lakukan tidak lagi menyentuh pergelangan tangan Abihirt, tetapi beralih mendorong tubuh pria itu dari belakang. Perlu usaha sangat keras hingga ... setidaknya, ada prospek bagus di mana dia merasakan satu kaki ayah sambungnya mulai terangkat dan sulur – sulur pria tersebut menggeram tidak setuju. Itu bagus. Moreau kembali melakukan pelbagai usaha agar jarak mereka terduga lebih dekat dengan ambang pintu balkon. Dia terlalu memaksa. Barangkali menjadi alasan utama, mengapa sisi berbeda dari diri Abihirt segera mengambil andil. Tidak tahu kemarahan lainnya—yang berasal dari mana, yang akhirnya memenangkan pertempuran. Tubuh Moreau n

  • Perjanjian Terlarang   Tak Pernah Percaya

    “Kau sudah tahu?” Suara serak dan dalam pria itu terdengar lambat, seakan – akan ingin memastikan. “Kenapa? Kau berharap aku tidak pernah tahu. Jadi, kau bisa melakukan segala sesuatu tanpa perlu berpikir bahwa aku akan menolak? Aku bukan mainan-mu, kau tahu itu. Apa yang kau pikirkan, huh? Kau pikir aku masih bersedia menjadi submisif-mu setelah ini? Kau jahat, Abi ....” Nada bicara Moreau diakhiri proses yang mencekat. Dia mengembuskan napas, kemudian mengusap wajah dengan kasar. Abihirt tidak terlihat terpengaruh oleh apa pun. Apakah sungguh tidak terdapat sedikipun penyesalan setelah apa yang telah pria itu lakukan? Moreau merasa sangat bodoh kali ketika dia berharap ayah sambungnya, paling tidak, akan berusaha menawarkan kehangatan. “Aku lepas kendali.” Demikian yang pria itu katakan. Semacam menyiratkan kenyataan bahwa ‘lepas kendali' adalah sesuatu yang perlu dimaklumi. Saat dia masih begitu buta melihat kebenaran. Moreau mungkin akan menc

  • Perjanjian Terlarang   Pantang Menyerah

    “Aku tidak peduli ibuku sudah tidur atau tidak. Sekarang pergilah,” Moreau melanjutkan tanpa mencoba menatap wajah ayah sambungnya. Biarkan Abihirt mengerti. Pria itu akan segera mengerti saat merasakan sesuatu yang ganjil. Mereka telah diadili kenyataan menyakitkan. Sudah cukup membiarkan efek samping melewati ruang bercelah dan hampir menjadikannya tiada. “Suster mengatakan kau baik – baik saja. Bagaimana dengan sekarang?” Suara serak dan dalam Abihirt terdengar tak yakin. Tidak biasanya. Secara naluriah Moreau mendengkus. Dia tidak akan pernah mengerti terhadap apa pun yang berkaitan dengan pria itu. Terlalu membingungkan dan sejak kapan Abihirt akan bersikap ragu – ragu terhadap dirinya? Apa yang sebenarnya sedang pria itu takutkan? Seharusnya tidak ada. Semua tidak mudah dipahami. Bahkan gagasan paling sungkar dimengerti sekalipun, tidak akan memiliki peran terburuk untuk membuat seseorang terus terjebak pada situasi tidak memungkinkan. “Apanya yang bagaimana d

  • Perjanjian Terlarang   Tidak Menyerah

    Tidak ada perangkat apa pun yang dapat digunakan sebagai bahan penunjang. Barangkali karena lantai dua dan jalur dinding berlikuk dari desain dinding luar rumah menjadi petunjuk utuh? Itu cukup masuk akal. Tubuh tinggi Abihirt tidak akan sulit meraih celah kecil yang seharusnya membantu pria tersebut memanjat. Celakalah. Ini jelas sesuatu yang berbahaya. Moreau segera menyalakan lampu ruangan, tidak ingin kesan temaram membuat situasi terasa lebih mengerikan. Dia harus benar – benar waspada. Abihirt terlalu serius saat pria itu berharap dapat mengendalikan situasi; seperti saat mereka dituntut bicara, maka seharusnya mereka harus segera bicara. “Moreau, buka pintunya. Aku ingin tahu bagaimana kondisimu.” Dorongan dalam diri Moreau spontan membayangkan ungkapan tersebut sebagai kebohongan besar. Abihirt tidak pernah peduli kepadanya. Tidak pernah. Andai pria itu memiliki sedikit simpatisan, mungkin tidak akan pernah adegan penyiksaan yang bersembunyi di balik k

  • Perjanjian Terlarang   Mengedor

    “Buka pintunya, Moreau. Aku tahu kau ada di dalam.” Moreau merasakan sayatan begitu dahsyat di dadanya saat sulur – sulur bisikan Abihirt menyelinap dari luar kamar. Sudah larut malam. Dia tahu pria itu mencari waktu yang tepat untuk memulai aksi. Tidak. Moreau tidak akan membiarkan kesalahan kembali terulang ketika mereka bertemu. Rasa sakit telah bertumpuk dan menjadikan begitu banyak hal menyimpang di antara mereka. Dia akan lebih bersuka cita jika terdapat pengalihan serius dari sebuah cinta, lalu berakhir sebagai episode kebencian yang panjang. Barangkali itu akan terjadi saat mereka bertatap muka, membuat dia mengingat kembali setiap detil peristiwa paling buruk yang sengaja ayah sambungnya mulai. Moreau secara naluriah memejam, mencoba untuk melupakan perlakuan jahat tersebut. Dia sangat ingin meluapkan segala bentuk amarah kepada Abihirt. Ya, sangat. Hanya merasa belum cukup siap digulung oleh situasi mencekam di antara mereka. Sesuatu dalam dirinya bah

  • Perjanjian Terlarang   Informasi Mengejutkan—Rasa Sakit

    Senyum puas menjadi selimut tebal kali pertama Barbara mendapati kebingungan di wajahnya. Moreau mengerti, dia mungkin akan menerima sebuah ledakan dahsyat. Berharap sanggup menyiapkan kejutan di dalam dirinya, tetapi tidak pernah menyangka bahwa ternyata itu benar – benar begitu menyakitkan. “Kau akan menjadi seorang kakak.” Moreau mengerjap berulang kali. Tahu betapa konyol sikapnya di sini. Dia akan menjadi seorang kakak .... Salahkah jika sesuatu dalam dirinya berharap itu adalah gagasan sungkar dimengerti? Dia harap tidak pernah mengerti maksud dari menjadi seorang kakak. Ironi, kenyataan berkata sangat jahat. Moreau jelas sangat memahami maksud yang begitu terselubung di balik pernyataan ibunya. Wanita itu sedang mengandung, dan celaka ... dia juga dihinggapi bentuk kebenaran terburuk. Mereka mengandung bayi dari pria yang sama. Apa yang bisa dikatakan? Moreau berusaha menelan kenyataan pahit dengan tenang. Sekarang suasana menyedihkan semakin mantap membuj

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status