Share

Memancing

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-26 12:31:18

Moreau sedang tertarik untuk menantang amarah seorang pria dewasa, atau barangkali—atas pengakuan khusus—bahwa dia menaruh minat pada gairah ayah sambungnya. Tahu jika Abihirt sedang berjuang keras menahan diri. Itu nyaris tak terungkap, seakan sebuah disiplin singkat telah diisyaratkan terhadap usaha menempelkan tinta hitam di antara keputusan mereka.

Mendadak, semua terasa tegang saat Moreau menyadari betapa tidak ada selera humor di balik bahu ayah sambungnya. Tidak sekarang ataupun nanti. Pria itu benar – benar menatap tajam. Mendetilkan sebuah gambaran tentang seorang yang sadis.

“Kau berada di bawah pengaruh aturan dan seharusnya mematuhi apa pun yang telah dibatasi.”

Bagian tersebut kembali diingatkan. Rasanya tidak adil jika semua tidak jelaskan secara gamblang, tetapi dia harus memahaminya. Moreau sendiri tidak tahu apakah dia diberi kesempatan sekadar menyatakan suatu batasan. Segala bentuk tersurat hanya akan membuatnya terus berharap, karena bagaimana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Segala Larangan

    “Bagaimana dengan Juan? Dia menyentuhku. Sering menyentuhku!" Biarkan pelbagai aturan di antara mereka diuraikan serunut yang Moreau inginkan. Dia belum benar – benar merasa jelas. Sengaja menambahkan penekanan di bagian akhir kalimat, ingin tahu bagaimana pria itu akan bereaksi meski pada akhirnya selalu suatu sikap tenang yang tak tergambarkan. “Dia pengecualian karena kalian punya urusan spesifik." Tidak ada yang ingin percaya mengenai hal itu. Moreau rasa dinding di sekitar mereka akan memiliki pendapat serupa. Dia menyipitkan mata sekadar mencari celah ayah sambungnya. Abihirt terlalu sempurna untuk terjerembab pada satu jurang. Sudah dipastikan tidak akan pernah walau perlu dijabarkan oleh kata ‘nyaris’. “Urusan spesifik ... maksudmu, karena dia pasangan skatting-ku?” “Kurang lebih seperti itu.” “Kau sungguh tidak marah saat dia menyentuh tubuhku? Juan sangat mahir saat menyentuhku. Kau pernah melihatnya sendiri.” Celakalah. Moreau su

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Perjanjian Terlarang   Diluapkan

    “Ya, aku tetap tidak mau menurut.” Butuh pengendalian diri yang baik, dan Moreau baru bisa menguasai hal tersebut setelah beberapa saat. Dia sedang berusaha membatasi jarak bersama Abihirt, meski mendadak itu terasa sulit dilakukan. “Kau akan dihukum kalau begitu." Ayah sambungnya menyampaikan dengan tenang, membuat Moreau sedikit tak mengerti sehingga merapatkan bibir sekadar mencari pembenaran yang salah di sana. Dia tidak pernah mengira akan ada hukuman. “Jadi itu yang kudapatkan selama menjadi submisif-mu?” tanyanya untuk benar – benar memastikan. Apakah tidak ada hal lain supaya tidak memberi perasaan getir? Moreau tak setuju andai Abihirt akan mengatur hukuman berat tanpa pernah berpikir bahwa dia tak sungguh bersalah dalam kasus seperti ini. “Apa yang kau dapatkan tergantung apa yang kau lihat.” Sebuah jawaban instan, di mana Moreau hampir tidak mengerti. Dia selalu menghadapi badai rasa bersalah. Selain itu, untuk mengklaim sebagian hak k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Perjanjian Terlarang   Hukuman

    “Aku hanya akan pergi setelah menghukum-mu.” Sekarang niat terselubung Abihirt tersampaikan secara lugas. Moreau nyaris tak habis pikir. Namun, dia sendiri tidak tahu bagaimana caranya menyingkir saat pria itu telah mengatur tubuhnya menghadap ke arah ranjang dengan kedua tangan menyangga kokoh di pinggir kasur. Abihirt sedang mengerjakan sesuatu, yang intim, membuat sebagian perasaan Moreau berontak hebat, meski tidak dimungkiri bahwa terungkap separuh keinginan menunggu satu tindakan ketika pria tersebut telah menyibak gaun tipis di tubuhnya ke atas. Tanpa dalaman sebagai lapisan antisipasi, itu menyajikan sebuah pemandangan yang begitu instan. Moreau menahan napas merasakan sentuhan dari telapak tangan yang kasar ... sedang mengusap lembut permukaan bokongnya. Terlalu sebentar bagi Abihirt sekadar menguji kapan ladang akan membasah. Pria itu cenderung tidak sabar, alih – alih memastikan Moreau bersedia menerima batang kejantanan yang telah kokoh, padat,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Perjanjian Terlarang   Froy Buka Mulut

    “Kalian harus percaya kepadaku. Aku melihat sendiri Paman Abi keluar dari kamar Moreau. Itu sudah hampir tengah malam saat aku selesai berenang.” Suara dari luar menarik Moreau untuk mengerjap beberapa kali, meski dia telah berusaha keras terbangun dari keinginan terus memejam. Froy .... Suara pria itu paling mendominasi, setidaknya butuh waktu beberapa saat bagi Moreau benar – benar memahami kilatan kekacauan yang sedang berhamburan di sana. Dia seketika tersentak, berharap ini adalah mimpi, tetapi percakapan di balik lapisan dinding kamar telah menunjukkan yang sebenarnya. Apa yang telah Froy lihat dan ketahui? Benak Moreau bertanya – tanya, begitu takut, jika semalam pria itu disirami suatu informasi tentang Abihirt yang memutuskan untuk mengambil tindakan menghukum; karena satu kesalahan di tengah batas toleransi normal. Ayah sambungnya hanya tidak ingin mengakui sebuah pembelaan diri yang percuma. Malahan, bersedia mengambi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Perjanjian Terlarang   Mengakui

    “Kenapa tidak kau katakan kepada kami kalau semalam Paman Abi ada di kamarmu, Moreau? Apa yang kalian lakukan? Ibuku dan Bibi Barbara sudah penasaran.” Lagi. Suara Froy yang paling pertama berhamburan, seperti sebuah silet berusaha merobek selembar kertas basah—telah lebih dulu merusaknya sebelum benar – benar sampai pada tahap ingin merekatkan bagian pipih dan tajam. Moreau belum menemukan jawaban. Tidak tahu apa yang perlu diungkapkan. Apakah perlu menuduh Froy, lalu semua pernyataan pria itu akan berbalik menjadi bumerang atau diam ... membiarkan ekspresi Barbara samar – samar berbubah berang. Dia yakin ibunya sedang menahan diri. Barangkali tak ingin percaya, tetapi kebekuan di antara mereka adalah sesuatu yang tak dapat ditorehkan serupa batas wajar. Ada hal – hal tidak biasa dan tak harus dipaksakan mengimbangi ambang yang terasa begitu dekat. “Kau diam berarti itu benar!” Froy masih dengan usaha yang sama. Meledakkan percikan perasaan tak terduga. Itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Perjanjian Terlarang   Pengakuan

    Ingin sekali marah, tetapi percuma. Moreau tak akan bisa melakukan sesuatu lebih serius ketika Barbara masih menunjukkan ekspresi nelangsa, meski wanita itu telah menandainya sebagai ajang sasaran empuk ... andai, mengetahui sesuatu lebih serius saat ini.“Apa yang kau lakukan di kamar Moreau?” Pertanyaan lain segera dirincikan. Moreau bahkan tak ingin menatap wajah Abihirt, ntah apakah pria itu sudah mengumpulkan jawaban instan atau sama sekali tidak memiliki ungkapan nyata untuk menghindari problema usang—masih menjadi carut marut yang mengerikan. “Mengembalikan gelangnya yang jatuh di halaman luar.” Semua terjadi begitu tiba – tiba. Moreau sedikit tersentak, kemudian secara naluriah menunduk menatap ke pergelangan tangannya. Sesuatu yang tak harus terlupakan. Itu Abihirt, yang memasangkan gelang rantai, tetapi pria tersebut menanam ambisi untuk tidak membangunkannya ketika sedang tertidur. Mungkin begitu ... apakah memang begitu? Moreau mencoba

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Perjanjian Terlarang   Membujuk

    Pelbagai bahan masakan mentah telah memenuhi seisi meja dapur. Ada yang terlewatkan dan dia masih belum menemukan petunjuk paling dekat. “Ada acara apa, Bibi?” Kali ini Moreau mengajukan pertanyaan, setidaknya untuk menyirami rasa ingin tahu yang tertahan di ambang batas. Tidak biasanya. Seperti terlalu mendadak dan dia harus menaruh perhatian pada apa pun yang terlihat di hadapan mereka. “Ibumu bilang dia ingin mengadakan pesta barbeku. Jadi, ini yang kami kerjakan. Nanti malam kita akan makan besar.” Itu terdengar menyenangkan. Moreau secara naluriah melebarkan senyum. Dengan sikap murni pula dia mencoba sekadar melihat ke dalam isi plastik belanjaan; apakah Barbara melupakan bagian kesukaannya atau tidak. Iga. Dia menyukai iga dan ternderloin. Tetapi bahkan semua melampaui lengkap. Sesuatu yang tidak Moreau pikirkan, turut menjadi pilihan untuk pesta bakar – bakar. “Aku tidak tahu kalau ibuku suka ikan dan ayam saat barbeku,” ucapnya, sembari menyin

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjanjian Terlarang   Barbeku

    “Kau sudah menunggunya sejak tadi. Ini punyamu, Gadis Manis.” Kerlingan Roger setidaknya membuat Moreau tidak dapat menahan diri dari ledakan tawa. Pria tersebut sejak tadi sibuk di hadapan alat pemanggang, berbau asap, menemani Abihirt yang tidak banyak bicara, tetapi itulah cara mereka berbaur; supaya tidak meninggalkan kesan mencurigakan, maka Barbara bisa dengan santai melakukan percakapan bersama Gloriya di teras rumah. Para wanita menyiapkan bumbu—sekarang waktu beristirahat. Seharusnya hal serupa Moreau lakukan. Namun, dia memutuskan untuk terlibat dengan kegiatan paling menyibukkan, seperti saat ini memegang nampan berisi tiga piring dengan beberapa potong daging yang telah matang, dan sisanya berdasarkan permintaan Gloriya dan Barbara. “Terima kasih, Chef Roger. Kau ramah sekali malam ini.” Dia menambahkan sambil menyiapkan langkah meninggalkan dua pria dewasa di sana. Tidak ada niat menyindir Abihirt. Kata – kata demikian terucap begitu saja dan juga tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Pelbagai Tuduhan

    “Mengejutkan sekali kau masih mengingat kapan aku berulang tahun. Kupikir kau tidak pernah peduli terhadap apa pun lagi, selain berkencan dengan putriku.” Itu yang Barbara katakan. Betapa dengan sengaja menyindir. Dapat dipastikan wanita tersebut tidak akan berhenti sampai mereka mengakui sesuatu yang masih coba Abihirt tutupi. Secara diam – diam Moreau mengatur posisi supaya bisa sedikit mengintip bagaimana kondisi ibunya saat ini. Tidak banyak. Hanya mengetahui wajah Barbara yang masih begitu masam dan bagaimana wanita itu melipat kedua lengan di depan dada; seolah radar menantang terlalu pekat untuk dihindari. “Mengapa kau diam, Abi? Apa Moreau yang memberitahumu hari ulang tahunku? Jadi, kalian bisa mencari alasan supaya aku tidak merasa curiga?” “Kau mengatur tanggal ulang tahunmu sebagai kode pengaman di ponselku. Bagaimana aku akan lupa?” Tidak tahu apa yang bisa Moreau katakan. Dia terkejut, sekaligus merasa butuh waktu lebih lama agar memahami

  • Perjanjian Terlarang   Pembelaan

    Moreau tidak berusaha membantah. Rasa sakit dari tamparan Barbara masih meninggalkan efek tertentu seperti tak ingin hilang, tetapi dia berusaha menghindari sorot mata wanita yang menatap nyalang dan tiba - tiba pula menepis sentuhan Abihirt di lengannya. Nyaris—bahu Moreau mendadak tegang saat Barbara terduga akan kembali menyerang. Dia telah membuat tameng perlindungan dengan lengan terangkat menutup wajah. Namun, Abihirt segera menegahi; menjadi tembok tinggi untuk melindunginya di belakang. Benar – benar membuat Barbara terdiam—sepertinya wanita itu tak menyangka jika pria yang dinikahi ternyata akan melakukan pembelaan besar. “Tidak bisakah kau duduk tenang dan dengarkan penjelasanku terlebih dahulu?” Sekarang suara serak dan dalam Abihirt mengambil tempat. Pria itu selalu terdengar tenang, walau Moreau tidak tahu apa yang ingin ayah sambungnya jelaskan. “Tidak. Pelacur kecil sepertinya pantas diberi pelajaran.” Barbara menyangga tidak pada atura

  • Perjanjian Terlarang   Angkara Murka

    Mereka sudah menghabiskan waktu hampir satu setengah jam untuk sarapan pagi dan melakukan sisa – sisa perjalanan lain, tetapi Moreau tidak memahami motivasi ayah sambungnya terhadap apa pun yang telah berlalu tadi. Abihirt tidak banyak bicara. Tidak dimungkiri bahwa mereka sempat berkeliling hanya untuk mencarikan sesuatu, membeli perlengkapan yang Moreau yakin adalah kegemaran ibunya. Ya, seharusnya beberapa bagian tersebut akan cukup jelas. Dia hanya merasa masih terlalu ambigu, apalagi ketika sampai pada agenda pulang, Abihirt tidak bersikap seakan ada prospek spesifik mengenai apa yang akan terjadi. Meminta supaya mereka tetap di sini, terjebak sesaat di tengah gemuruh keheningan, sementara waktu terus memburu dan beranjak terlalu jauh. Dia tidak menginginkan itu. “Sekarang kita akan masuk?” Moreau tidak bisa menahan diri sekadar diam. Terlalu lama di mobil tidak membuat situasi terasa lebih baik. Ada begitu banyak keabsahan. Mereka tidak bisa meninggalkan bagi

  • Perjanjian Terlarang   Pembicaraan

    Udara dari celah bibir Barbara berembus kasar. Dia menatap Samuel setengah enggan, tetapi merasa pria itu mungkin akan memberi solusi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Samuel biasanya cukup cakap. Ntah apa yang mungkin akan pria itu katakan. Hanya sedikit tidak siap jika ternyata muncul serentatan kalimat tak menyenangkan dan makin membuat dia didesak ketakutan. “Bukannya tadi kau dan suamimu baik – baik saja? Kenapa tiba – tiba kau ingin pulang dan mengatakan kalau Froy benar tentang hubungan rahasia suamimu bersama anak gadismu?” Bagaimanapun, Samuel menginginkan rangkaian cerita lebih runut. Membuat Barbara ntah harus kali ke berapa menekan segerombol perasaan tidak tenang. Dia masih sangat memikirkan pelbagai kemungkinan buruk. Ditambahkan sikap Abihirt yang dia tahu tidak akan mudah dipoles. Suaminya bahkan tidak menunjukkan itikad baik sekadar menjelaskan segala bentuk hal yang sedang menjadi permasalahan mereka. “Aku mendengar suara Moreau di telep

  • Perjanjian Terlarang   Segera

    [Abi, boleh aku pinjam ponselmu untuk mengirim foto – fotoku yang ada di padang pasir ....] Rasanya sekujur tubuh Barbara mendidih membayangkan apa yang sedang logikanya uraikan. Abihirt berkata jika pria itu masih Dubai; akan segera pulang, tetapi sangat mengejutkan mengetahui suara Moreau menyelinap masuk di tengah pembicaraan mereka. Ini tidak dapat disesali. Betapa pun Barbara mencoba sekadar menyangkal. Dia telah menyaring segala sesuatu yang terjadi di sana, dengan jelas ... dengan sangat jelas bahwa Moreau butuh foto – foto di padang pasir untuk dikirim ke ponsel gadis itu. Barangkali juga tidak diharapkan penjelasan lebih tentang apa yang sebenarnya terjadi. Sialnya, Barbara bahkan belum mengucapkan apa – apa dan menuntut Abihirt membicarakan semua yang telah suaminya sembunyikan, termasuk saat Abihirt mengaku tidak mengetahui keberadaan Moreau di kali terakhir dia menghubungi pria itu sambil membicarakan keberadaan putrinya yang tidak berkabar. Namun, pa

  • Perjanjian Terlarang   Ketahuan?

    Namun, untuk beberapa saat Moreau menoleh ke arah ayah sambungnya ketika menyentuh gagang pintu. Abihirt terduga merenggut ponsel pria itu di atas nakas. Mungkin ada kesibukan penting, yang secara tidak langsung mengingatkan Moreau bahwa ada satu hal—lupa dia katakan kepada ayah sambungnya. Ini tidak akan lama. Dia hanya akan membasuh wajah dengan percikan air, kemudian kembali kepada pria itu. Memang tidak lama. Ketika Moreau menatap pantulan wajah di depan cermin, tindakan kali pertama dilakukan adalah menarik napas dalam – dalam. Semua perangkat di sini hanya milik Abihirt. Dia akan menggosok gigi, nanti, di rumah. Sekarang sebaiknya menghampiri pria itu di atas ranjang. Mendadak ledakan dalam diri Moreau menjadi antusias. Dia memang tidak sabar ingin mengirim foto – foto di padang pasir hari itu, setelah mulai mengoperasikan ponsel baru pemberian ayah sambungnya. Berharap Abihirt tidak keberatan saat dia mengatakan tujuan yang sedang berkecamuk liar. Mo

  • Perjanjian Terlarang   Terbangun

    Walau ternyata tidak .... Moreau merasakan sesuatu yang berat menindih di sekitar tubuhnya. Dia mengerjap beberapa kali untuk menyadari bahwa biasan cahaya dari jendela berusaha menembus masuk melalui tirai yang menjuntai. Sudah pagi. Sepertinya permintaan tidur semalam membuat dia terlelap nyenyak. Moreau tidak akan berkomentar apa – apa tentang hal tersebut. Semua sudah berlalu dan tidak perlu mengingat kembali sesuatu yang pada akhirnya selalu berujung tidak pasti. Sambil mencoba bergeser, dia menghirup udara sebanyak mungkin, sedikit ingin meregangkan tulang – tulang yang terasa kaku, tetapi segera menyadari jika hampir tidak ada ruang sekadar bergerak. Seseorang seperti membuatnya terperangkap; menghirup aroma maskulin yang menyerbu deras, hingga tanpa sengaja Moreau menyentuh helai rambut—terasa halus, dan dia tetap menyapukan telapak tangan dengan lembut di sana. Ini seperti meninggalkan sensasi tertentu, tidak tahu mengapa secara naluriah sudut bibi

  • Perjanjian Terlarang   Professional

    “Kenapa kau terus menghimpitku seperti ini?” Butuh keberanian penuh tekad dan Moreau akhirnya mengajukan pertanyaan diliputi suara nyaris setengah berbisik. Ingin menoleh ke belakang, tetapi jelas keberadaan wajah Abihirt justru membuat pipi mereka bersentuhan. Pria itu dapat dipastikan tidak akan mengatakan apa – apa. Moreau secara naluriah mengembuskan napas kasar; membiarkan Abihirt mengatur posisi lebih baik dan sekarang wajah pria itu nyaris terperangkap di ceruk lehernya. Abihirt tidak tidur. Demikian yang setidaknya dapat Moreau rasakan. Mungkin juga tidak akan secepatnya terlelap, walau pria itu mengakui sendiri untuk tidak melakukan apa pun setelah mereka melakukan perjalanan jauh. Lagi pula, ada sisa hal di antara mereka yang tidak coba Moreau ungkap begitu saja. Masih tentang Froy dan dia akan mencoba mencari petunjuk. “Aku memikirkan sesuatu.” Mula – mula memulai dengan rasa waspada meningkat deras di benaknya. Ketika Abihirt masuk ke dala

  • Perjanjian Terlarang   Berbeda

    Menyenangkan menggoda Abihirt. Demikian yang Moreau rasakan. Kali ini dia benar – benar berani. Benar – benar akan bersikap menantang ayah sambungnya dan secara tentatif merenggut kain yang dikenakan hingga menyisakan dalaman berenda yang kontras. Membiarkan jeda terjadi beberapa saat, kemudian ragu – ragu melirik Abihirt ketika harus dengan hati – hati menutup beberapa bagian tubuhnya di hadapan pria itu. Dia yang berusaha memancing sesuatu meledak dalam diri Abihirt, tetapi tidak ingin suami ibunya menjadi brutal dan tidak terselamatkan. Sekarang, begitu perlahan memasukkan tangan ke dalam bolongan kain—mengenakan kaus pemberian pria itu dengan tepat. Selesai. Tubuh Moreau terbungkus. Dia seperti tenggelam. Segera menunduk dan menyaksikan bagaimana ujung kain sungguh secara pasti menyentuh di pahanya. Abihirt menebak dengan tepat untuk tidak menambahkan celana. Cukup dengan dalaman satin tipis dan itu membuat Moreau merasa nyaman. “Aku akan tidur sekarang,

DMCA.com Protection Status