Beranda / Pernikahan / Perjanjian Sebelum Cerai / Bab 69. Satria Yang Jahil

Share

Bab 69. Satria Yang Jahil

Penulis: Sulistiani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-14 05:28:27

"Apa yang kalian lakukan berdua di sini?" tanya Satria.

"Tuan, saya hanya sedang melihat-lihat," jawab Athar.

Satria ingin memanggil sang adik untuk sarapan bersama, tetapi melihat pintu kamar terbuka lebar dan mendengar suara lelaki di dalam kamar tersebut. Saat masuk kedalam tak menyangka jika Athar yang sedang berbincang dengan saudara kembarnya itu.

"Laki-laki dan perempuan, hanya berdua di dalam kamar. Apa kalian ingin berbuat macam-macam?!" tanya Satria.

Sabrina dan Athar membulatkan mata mendengar ucapan Satria. Mereka sama sekali tak ada niat kearah sana, Sabrina hanya ingin mengajak Athar untuk melihat kamarnya. Wanita itu ingin menunjukkan bertapa bersyukurnya ia setelah bertemu dengan keluarga kandung dan mendapat banyak perubahan dalam hidup.

"Saya tidak berani, Tuan. Kami di sini hanya ingin melihat-lihat saja," ucap Athar.

"Aku harus beritahu hal ini pada mama dan papa," ucap Satria.

"Jangan, Kak Satria," ucap Sabrina memegang lengan saudara kembarnya.

Ia tak ingin kejad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
pernah tapi sayangnya perempuan itu g peka sampe sekarang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 70. Bioskop

    "Pernah," jawab Athar."Serius, siapa wanita yang bisa membuat kamu jatuh cinta. Kok kamu nggak pernah cerita sama aku?" tanya Sabrina.Athar hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Sabrina, ia tetap fokus dengan kemudinya dan melihat ke depan. Sabrina yang penasaran terus bertanya kapan Athar jatuh cinta dan Siapa wanita yang membuatnya jatuh cinta."Athar, ayo dong ceritain. Kapan kamu jatuh cinta dan siapa wanita itu?" tanya Sabrina."Udah lama banget, tapi wanita itu bikin aku patah hati karena dia menikah dengan lelaki lain," ucap Athar."Ya ampun, kasihan banget kamu. Emang kamu belum sempat mengungkapkan perasaan kamu kepada wanita itu?" tanya Sabrina."Nggak berani, aku takut ditolak," jawab Athar."Kamu itu ganteng dan pintar, masa sudah menyerah sebelum berperang. Coba kamu dulu ungkapin perasaan kamu sama perempuan itu, Siapa tahu dia juga suka sama kamu dan nggak nikah dengan lelaki lain," ucap Sabrina."Jadi menurut kamu aku ganteng dan pintar?" tanya Athar."Iya, bukti

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 71. Aquarium Raksasa

    "Syifa?" Ucapan Athar membuat wanita cantik itu tersadar dari lamunannya, ia meraih minuman yang sedang di pegang Athar dan langsung menyeruputnya. Adegan panas dalam film pun selesai mereka kembali menonton dengan serius, sebenarnya hanya Sabrina yang serius menonton sementara Athar tidak terlalu suka menonton hanya duduk dan menuruti keinginan wanita itu aja."Duh, kenapa cowok itu gak jujur sih. Kan si cewek jadi ngira cowok lain yang menyelamatkan dia," Sabrina merasa kesal dengan alur film dan membuat Athar tersenyum mendengarnya."Terkadang seorang lelaki tidak perlu mengakui pengorbanan yang dia lakukan, melihat wanita yang di cintai ya bahagia. Itu sudah cukup," ucap Athar.Sabrina menghela nafas mendengar ucapan Athar, film selesai mereka pun keluar dari ruangan gelap tersebut. Dulu Athar ingin mengajak Syifa berkeliling mall dan membelikan wanita itu banyak barang, tapi kini Syifa sudah memiliki banyak uang dari orang tua kandungnya hingga membuat Athar ragu untuk mentrakti

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Perjanjian Sebelum Cerai    bab 72. Ngedate

    "Mana mungkin aku kenal," ucap Athar. "Tapi putri duyung itu terus menatap kamu, Athar," ucap Sabrina. "Mungkin karena aku lelaki paling tampan disini, emang kenapa kamu cemburu aku terus ditatap dia?" tanya Athar sambil tersenyum. Sabrina memanyunkan bibirnya, ia tak menjawab pertanyaan lelaki itu sebab ia juga tidak mengerti apa yang ia rasakan saat ini. Kesal ketika wanita berkostum putri duyung terus menatap dan tersenyum kepada Athar. Hingga pertunjukan itu selesai para penonton bertepuk tangan dan mulai membubarkan diri, Athar dan Sabrina pun bangkit dari duduknya mereka hendak keluar dari aquarium raksasa tersebut. Namun, Sabrina melihat beberapa orang sedang berselfie akhirnya ia pun mengajak Athar untuk berselfie sebelum keluar. "Selfie dulu yuk! Yang bagus dimana ya?" tanya Sabrina. "Di terowongan tadi," ucap Athar. Sabrina tersenyum dan mengangguk lalu mereka pun berjalan ke dalam terowongan lagi, mereka berselfie beberapa kali lalu Athar meminta tolong pada pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 73. Tidak Tahu Malu

    Ternyata banyak foto Sabrina di dalam ponsel Athar, salah satu foto lama itu terkirim ke ponsel Sabrina dan membuat wanita itu bingung kapan Athar mengambil foto tersebut karena terlihat dari pakaian dan tempat berbeda dari yang diambil tadi.(Athar, satu foto kok aku pakai bajunya beda. Itu foto kapan dan dimana?) tanya Sabrina melalu pesan singkat.Athar terkejut membaca pesan berisi pertanyaan tersebut, ia langsung memeriksa foto apa yang baru saja ia kirimkan dan baru menyadari salah satu yang di kirim adalah foto saat sahabatnya itu pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta dengan status janda nya."Ya ampun, kok bisa foto itu ikut ke kirim," gumam Athar lalu menghapus foto tersebut tanpa menjawab pertanyaan sahabatnya itu.Athar tak berani membalas pertanyaan Sabrina, ia mematikan ponselnya dan bersiap-siap mandi. Sementara Sabrina hanya bisa mengerutkan keningnya karena pertanyaannya tak di jawab, malah foto yang tadi sudah dikirim di hapus oleh Athar dan kini nomor lelaki itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 74. Meninggal

    Sherly dan Yono dengan berani bermain di atas ranjang Dina, mereka tak peduli wanita paruh baya itu sedang menahan rasa sakit dan sesak di dadanya. Justru Sherly malah sengaja mendesah seolah sangat menikmati permainan yang di lakukan Yono, mendengar desahan Sherly membuat Yono semakin bergairah dan melakukannya dengan tempo yang kencang."Gila ... Sherly memang gila, berani-beraninya dia melakukan hal menjijikan ini di depanku. Ryan mama menyesal memintamu menceraikan Syifa dan menikah dengan perempuan jalang ini, ternyata Syifa jauh lebih baik darinya meski dia belum hamil. Namun, tak pernah sekalipun berselingkuh denganmu," gumam Dina dalam hati.Dada wanita itu semakin terasa nyeri seperti tertekan benda besar, nafasnya semakin sesak, kepalanya semakin pusing dan akhirnya kehilangan kesadaran."Aah ...."Keduanya mencapai puncak kenikmatan bersama, dengan keringat bercucuran dan nafas tersengal-sengal mereka tersenyum dan saling memandang. Setelah menetralkan nafas, Sherly pun mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 75. Terpuruk

    "Hallo, ada apa?" tanya Ryan saat mengangkat panggilan telepon."Maaf pak Ryan, supplier dari maju berkah meminta sisa pembayaran barang bulan lalu," ucap karyawan yang menelpon."Di toko gak ada uang?" Ryan balik bertanya."Saya sudah beri semua uang yang ada di toko, tapi itu hanya bisa menutup setengah dari harga barang dan orang dari maju berkah ingin kita membayar semua," ucap karyawan Ryan.Ryan mengusap kasar wajahnya, keuangan toko benar-benar berantakan. Di tabungannya masih ada, tetapi itu untuk bayar gaji karyawan dan memutar modalnya lagi. Pelanggan benar-benar berkurang, ia tak tahu mengapa setelah bercerai dari Syifa uang sangat sulit ia dapatkan. Padahal semua barang di toko masih dengan kualitas sang sama, tetapi ia sangat sulit mendapatkan uang."Coba kasih ponsel kamu ke orang maju berkah, biar saya yang bicara langsung," ucap Ryan.Karyawan pun memberikan ponselnya ke orang maju berkah, lalu Ryan menjanjikan kepada orang itu akan membayar semuanya dalam waktu kura

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 76. Kasihan

    "A-aku ... Mana ada aku tersenyum, Mas. Kau pasti salah lihat," ucap Sherly."Jelas-jelas aku melihatmu tersenyum," ucap Ryan."Mas, aku tahu kamu sedang berduka atas kepergian mama, akupun sama. Namun, kamu harus mengikhlaskan mama jangan sampai kepergian mama membuat kamu menjadi depresi," ucap Sherly."Apa kau pikir aku tidak waras?" tanya Ryan dengan nada tinggi."Maaf, Mas. Bukan maksudku begitu, tapi ....""Ah sudahlah!" Ryan kesal dan kembali keluar dari kamar, melihat hujan sudah reda lelaki itu pun keluar dari rumah mencari warteg berharap masih bisa membeli nasi dan lauknya di sana karena perutnya sudah sangat lapar.Setelah berjalan cukup lama akhirnya ia memasuki warteg, makanan memang masih ada meski tak banyak pilihan akhirnya Ryan pun makan di warteg itu."Itu si Ryan?" tanya pemilik warteg berbisik pada istrinya."Iya, kasihan ya setelah cerai dari Syifa ibunya stroke dan sekarang meninggal," ucap pemilik warteg."Iya, tapi aku juga kaget melihat penampilannya. Udah

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 77. Tidak Curiga

    "Mbak Sherly ...."Sherly dan Yono semakin panik ternyata tetangga memanggilnya, akhirnya wanita yang tengah hamil itu meminta Yono bersembunyi di kamar saja sementara Sherly keluar melihat siapa yang datang."Si Yono sih gak sabaran, untung aja mereka gak langsung masuk," gumam Sherly.Wanita itu membuka pintu ternyata yang datang adalah pak RT, Bu RT dan dua tetangganya. Akhirnya Sherly pun mempersilahkan untuk mereka duduk dan menyiapkan air minum untuk mereka."Maaf pak RT ada apa ya?" tanya Sherly."Apa saya bisa bicara dengan pak Ryan?" tanya pak RT."Mas Ryan pergi ke toko, katanya ada yang ingin di urus. Kalau pak RT mau bicara dengan suami saya paling tunggu nanti malam, atau bicara dengan saya juga gak apa-apa nanti saya sampaikan ke suami," ucap Sherly.Pak RT menatap sang istri, karena takut banyak keperluan mendadak nanti, akhirnya pak RT memilih untuk menyampaikan pada Sherly saja hal yang membuatnya datang ke rumah tersebut."Jadi gini, Bu Sherly. Di kampung ini sudah b

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19

Bab terbaru

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 115. Bahagia

    "Iya, aku sudah mempersiapkan semuanya termasuk mahar pernikahan," ucap Athar."Kapan kamu mempersiapkannya, mengapa semua terasa sangat singkat untukku?" tanya Sabrina."Setelah aku berbicara di rumah ini, esok harinya aku langsung memesan sebuah benda untuk aku jadikan mahar," ucap Athar.Sabrina benar-benar tidak pernah berpikir jika Athar sudah mempersiapkan semuanya dalam waktu sesingkat itu. Sabrina tidak pernah tahu pikiran Athar tidak pernah tenang setelah kejadian Ryan mengganggunya, ia yakin akan ada lelaki lain yang nantinya akan menganggu Sabrina sehingga lelaki itu sangat ingin segera menghalalkan Sabrina dan mempersiapkan segala halnya dengan cepat.Satria menyadari langkah Athar dalam mempersiapkan itu, ia benar-benar merasa salut dengan asistennya itu. Bukan hanya masalah perkejaan saja yang cepat, dalam mengejar wanita nya pun Athar bergerak cepat. Itu sebabnya hari ini Satria ingin membuat mereka melakukan ijab kabul hari ini juga."Penghulu sebentar lagi datang, kal

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 114. Lamaran.

    "Athar, perempuan yang akan kamu lamar anak orang kaya?" tanya Gina.Athar tersenyum dan mengangguk, lalu meminta keluarganya mengeluarkan barang-barang dari mobil box untuk dibawa kepada pihak wanita yang sudah berjejer menyambut.Keluarga Athar pun menggambil barang-barang dari dalam mobil box dan mereka berikan kepada pijak keluarga perempuan yang menyambut, setelah semua barang dari mobil box sudah di berikan pada pihak wanita. Keluarga Athar pun dipersilahkan untuk masuk kedalam rumah mewah tersebut."Mah, Sabrina nya mana?" tanya Banyu."Masih di kamar, Pah. Tadi Mama cek Vsedang pakai kerudung, Mama 9. panggil lagi ya!" ucap Amalia."Iya, panggil sekarang keluarga calon suaminya sudah datang," ucap Banyu.Amalia pun berjalan meninggalkan para tamu untuk memanggil anaknya di kamar, sementara anggota keluarga Athar masih terkesima dengan kemewahan rumah calon mertua Athar. Mata mereka memutari seluruh penjuru ruangan tersebut, hingga akhirnya dua orang wanita cantik turun dari ta

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 113. Materialistis

    "Emang kenapa kalau orang miskin?" tanya Athar."Kalau bisa kamu nikah sama anak orang kaya. Kan sekarang kamu sudah jadi lelaki sukses, masa nikah sama perempuan miskin gak maju-maju dong!" ucap Ros."Bu, jangan ngatur-ngatur Athar. Sama siapapun dia mau nikah yang penting dia bahagia, Athar seorang lelaki seperti apapun istrinya nanti dia yang akan menafkahinya!" tegur Gilang.Athar menghela nafas dan menggelengkan kepala, jika bukan karena hal penting seperti lamaran Athar tak ingin bertemu apalagi berbicara dengan ibu tirinya itu.Sejak Athar kecil Ros tak pernah menjadi ibu sambung yang baik, ia selalu memandang orang tak punya sebelah mata dan tidak memikirkan perasaan orang lain, hanya memikirkan kesenangan diri sendiri."Ayah, tolong ajarkan pada kedua adikku jangan memandang harta adalah segalanya karena Allah berfirman dalam Q.S Al-Kahfi ayat 56. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sis

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 112. Keluarga Athar

    "Aku mau secepatnya, kalau bisa Jumat ini Ayah datang dan hari minggunya kita lakukan lamaran," ucap Athar masih melalui sambungan telepon.Sungguh lelaki itu tak ingin menunda lagi untuk segera menghalalkan wanita yang selama ini ia cintai dalam diam, cintanya tak bertepuk sebelah tangan jika tidak segera di sahkan ia takut ada lelaki lain yang menganggu hubungan mereka."Siapa saja yang harus ikut untuk acara lamarannya?" tanya Gilang."Keluarga inti. Ayah, ibu, dan adik-adik ayah serta suami dan istrinya," ucap Athar."Banyak dong sekitar sepuluh orang, ayah harus sewa mobil kalau gitu," ucap Gilang."Nanti aku akan kirim 2 mobil beserta supirnya dari sini. Ayah tinggal komunikasikan saja dengan om dan tante yang mau ikut berapa orang," ucap Athar.Gilang menghela nafasnya, ia adalah anak tertua di keluarganya dan memiliki 4 orang adik, 3 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Namun, ekonomi mereka semua sama-sama pas-pasan.Mereka jarang pergi keluar kampung, hanya Gilang yang seo

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 111. Syarat Banyu

    "Mah, Pah, kenapa harus pakai syarat segala?" tanya Sabrina."Setelah belasan tahun kamu hilang, lalu baru dipertemukan dengan kami. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang ingin membawamu pergi, mana mungkin kami izinkan begitu saja tanpa memberi syarat," ucap Banyu.Satria menganggukan kepala setuju dengan ucapan sang papa, mereka baru menikmati kebersamaan dan bila di katakan belum puas pastinya belum puas. Namun, mereka tidak ingin melarang Athar untuk menikahi Sabrina karena takut nantinya Sabrina malah jatuh ke tangan lelaki yang tidak tepat.Sabrina mulai khawatir sang papa memberikan syarat yang memberatjan Athar, sehingga lelaki itu akhirnya tidak bisa menyanggupi dan akhirnya pernikahan mereka dibatalkan.Athar malah menganggukan kepala, ia akan berusaha menyanggupi apapun syarat dari Banyu, asalkan ia bisa menikah dengan Sabrina nyawa pun dia sanggup berikan."Apa syaratnya, Om?" tanya Athar."Syarat pertama setahun pernikahan kalian harus berada di rumah ini, aku tidak ingin kam

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 110. Meminta Restu

    "Tidak tahu makanya lebih baik kamu datang dulu, mereka pasti terkejut karena tahunya kita hanya bersahabat," ucap Sabrina."HM ... Baiklah, besok aku akan bertemu kedua orang tuamu!" ucap Athar."Sekarang kamu istirahat dulu, oh iya ini salep yang untuk luka dari dokter aku simpan di kamarmu ya!" ucap Sabrina.Tanpa menunggu jawaban dari lelaki tampan itu Sabrina pun berjalan menuju kamar Athar, ia membuka pintu kamar yang tak di kunci. Begitu masuk kedalam kamar ia terkejut melihat fotonya yang di cetak besar menjadi penghias kamar itu.Athar menyusul langkah Sabrina dan hanya bisa terdiam di depan pintu kamar, saat melihat Sabrina terpaku memandangi fotonya sendiri di kamar itu."Apa ini alasannya kamu selalu mengunci kamar ini saat aku tinggal di sini dulu?" tanya Sabrina."Iya," jawab Athar singkat."Tapi waktu itu aku pernah masuk, foto ini tidak ada," ucap Sabrina."Aku sembunyikan di dalam lemari agar kamu tidak tahu," ucap Athar.Sabrina menghela nafas, lalu meletakan salep d

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 109. Tak Sabar

    Sabrina begitu terkejut saat masuk ke dalam ruangan Athar, lelaki itu sedang tidak memakai baju dan memeriksa bekas lukanya. Ia berjalan cepat dan duduk di samping Athar, meringis melihat bekas luka yang di tutup perban itu."Apa jahitannya bermasalah?" tanya Sabrina."Enggak, cuma sedikit gatal aja," ucap Athar seraya menarik kemeja berusaha untuk memakai nya kembali."Jangan bohong, sini aku lihat! Mungkin perbannya harus di ganti," ucap Sabrina."Memang iya, nanti setelah pulang kerja aku akan ke rumah sakit untuk ganti perban," ucap Athar."Kalau masih sakit harusnya gak masuk dulu, kamu bandel sih!" ucap Sabrina.Athar tersenyum mendengar ocehan wanita cantik tersebut, ia sama sekali tidak marah justru senang karena ocehan itu menandakan jika Sabrina mengkhawatirkan dirinya."Besok gak usah kerja dulu, aku akan bilang ke kak Satria," ucap Sabrina."Tapi banyak file penting yang harus aku bereskan, Syifa!" ucap Athar."Bisa di kerjakan di rumah kan! Nanti berkasnya juga bisa di ki

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 108. Curhat

    Sabrina memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Lidya, sementara Lidya yang tidak tahu jika Sabrina sedang membicarakan diri sendiri masih merasa santai."Saya yah kalau belum punya suami, terus pak Athar melamar saya. Gak akan banyak pikir saya pasti terima," ucap Lidya."Alasannya?" tanya Sabrina."Kenapa tanya alasan lagi, bukannya udah jelas terlihat pak Athar itu udah perfect banget, dia itu lelaki idaman semua wanita. Ganteng, punya jabatan yang oke, gak genit sama perempuan, gak sombong, Soleh, kalau jadi suami pasti bisa bikin bahagia," ucap Lidya."Sesempurna itu Athar di mata kalian, dia itu manusia biasa yang punya kekurangan," ucap Sabrina."Ya semua manusia gak ada yang sempurna dan punya kekurangan juga kelebihan, tapi kekurangan pak Athar sedikit dan hampir tak terlihat, sementara kelebihannya banyak dan membuat para wanita dengan mudah terpesona padanya," ucap Lidya.Telinga Sabrina merasa panas saat Lidya terus memuji orang yang kini selalu ada dalam pikirannya, Sabrina

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 107. Pengejar Athar

    Keesokan harinya, Athar sudah diperbolehkan untuk pulang karena sebenarnya ia tidak terlalu luka terlalu parah, lelaki itu masih diberi kesempatan untuk istirahat oleh Satria. Namun, karena tidak terbiasa berdiam diri di rumah akhirnya ia pun masuk kerja. "Kamu ini gimana sih, bukannya istirahat malah kerja. Apa kak Satria yang masak kamu buat kerja?!" tanya Sabrina.Wanita cantik itu langsung datang ke perusahaan saat tahu Athar bekerja, ia khawatir jika kondisi Athar masih lemah. Namun, dipaksa untuk bekerja oleh kakaknya. "Aku udah baik-baik aja, Syifa. Bukan Satria yang maksa, dia justru memberikan aku kesempatan untuk istirahat. Akan tetapi, aku nggak betah di rumah nggak ngapa-ngapain jadi lebih baik kerja," ucap Athar."Tapi kan kamu habis dioperasi, Athar! Gimana nanti kalau sakit lagi," ucap Sabrina."Kan yang dioperasi cuma bagian perut yang ditusuk, yang lainnya nggak sakit. Lagi pula aku bawa obat dari dokter kok, jadi nggak usah khawatir ya, Sayang!" ucap Athar.Sabrin

DMCA.com Protection Status