"A-aku ... Mama muntah aku sedang membersihkannya, Mas!" ucap Sherly dengan suara terbata-bata karena hampir saja ketahuan oleh Ryan. "Mama muntah?" tanya Ryan khawatir. "I-iya, tapi hanya sedikit lihatlah wajahnya pucat mungkin badannya benar-benar merasa tidak enak dan harus segera di bawa ke rumah sakit," ucap Sherly melanjutkan mengarang. Ryan menatap wajah sang mama yang memang terlihat memerah, ia percaya dengan ucapan sang istri yang mengatakan Dina muntah dan tidak enak badan. Padahal wajah Dina pucat dan berangsur memerah karena di cekik oleh Sherly. Seketika air mata menetes di pipi wanita parah baya itu, entah apa yang terjadi bayangan masalalu tiba-tiba terlintas di kepalanya. Saat Syifa menjadi menantunya, kerena hal sepele Dina bertengkar dengan sang menantu dan dengan tega mencekik lehernya. Pada saat yang sama Ryan pulang kerja dan melihat apa yang di lakukan Dina, tetapi ia malah berbohong mengatakan jika sedang mencoba menolong Syifa yang tersedak makanan. "
(Sabrina, kalau sudah sampai rumah langsung mandi dan ganti baju ya. Orang butik akan segera datang mengantar gaun, nanti kamu pergi dengan supir menyusul mama dan papa makan malam dengan teman lama kami.)Begitulah pesan singkat yang dikirim Amalia kepada Sabrina, janda cantik itu hanya bisa menghilang nafas karena takut apa yang baru saja dikatakan oleh Vira mungkin akan terjadi.Sebagai anak yang baru bertemu dengan orang tua kandung dan diberi segala kemewahan dan kemudahan, tentu membuat Sabrina sungkan untuk menolak permintaan orang tuanya. Namun, jika sampai di jodohkan ia tidak mau dan akan berusaha menolak dengan lembut.(Iya, Mah. Aku baru saja sampai rumah nanti aku menyusul dengan supir.) Balas Sabrina.Tak lama kemudian seorang datang dan memberikan gaun yang sangat cantik untuk Sabrina, Vira dengan sigap dan sopan menerimanya dan mengantar Sabrina ke kamar untuk mandi."Tuh kah apa saya bilang, Nona. Pasti akan di kenalkan dengan anak pengusaha itu," ucap Vira."Kalau h
"Bisa dong, biasanya perempuan yang ketemu kak Rio langsung bilang. Kak Rio itu keren, tapi sayang kaya mayat hidup terlalu dingin," ucap Mesya."Mesya, hentikan. Aku masih ada di sini, bisa-bisanya kamu membicarakan ku seperti itu!" ucap Rio.Mesya memanyunkan bibirnya, sementara Sabrina hanya tersenyum kikuk. Waktu terus berlalu begitu saja, tak terasa sudah semakin malam dan mereka pun memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.Mesya meminta nomor telepon Sabrina, sepertinya gadis itu menyukai Sabrina sejak awal bertemu. Hal itu membuat Jesika kesal karena ia tahu hanya Mesya yang berani dekat dengan Rio, mendekati Mesya salah satu cara mendekati Rio. Namun, selama ini gadis itu pun tidak mudah di dekati selalu ada saja alasan yang membuat Jesika tidak punya kesempatan dekat dengan Mesya."Nanti kita ngobrol-ngobrol lagi ya, Kak Sabrina," ucap Mesya."Sabrina itu sibuk, mama dengar dia mengelola restoran SS Kitchen. Jadi kamu jangan ganggu dia," ucap Hana teman lama Amalia."G
"Apa yang kalian lakukan berdua di sini?" tanya Satria."Tuan, saya hanya sedang melihat-lihat," jawab Athar.Satria ingin memanggil sang adik untuk sarapan bersama, tetapi melihat pintu kamar terbuka lebar dan mendengar suara lelaki di dalam kamar tersebut. Saat masuk kedalam tak menyangka jika Athar yang sedang berbincang dengan saudara kembarnya itu."Laki-laki dan perempuan, hanya berdua di dalam kamar. Apa kalian ingin berbuat macam-macam?!" tanya Satria.Sabrina dan Athar membulatkan mata mendengar ucapan Satria. Mereka sama sekali tak ada niat kearah sana, Sabrina hanya ingin mengajak Athar untuk melihat kamarnya. Wanita itu ingin menunjukkan bertapa bersyukurnya ia setelah bertemu dengan keluarga kandung dan mendapat banyak perubahan dalam hidup."Saya tidak berani, Tuan. Kami di sini hanya ingin melihat-lihat saja," ucap Athar."Aku harus beritahu hal ini pada mama dan papa," ucap Satria."Jangan, Kak Satria," ucap Sabrina memegang lengan saudara kembarnya.Ia tak ingin kejad
"Pernah," jawab Athar."Serius, siapa wanita yang bisa membuat kamu jatuh cinta. Kok kamu nggak pernah cerita sama aku?" tanya Sabrina.Athar hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Sabrina, ia tetap fokus dengan kemudinya dan melihat ke depan. Sabrina yang penasaran terus bertanya kapan Athar jatuh cinta dan Siapa wanita yang membuatnya jatuh cinta."Athar, ayo dong ceritain. Kapan kamu jatuh cinta dan siapa wanita itu?" tanya Sabrina."Udah lama banget, tapi wanita itu bikin aku patah hati karena dia menikah dengan lelaki lain," ucap Athar."Ya ampun, kasihan banget kamu. Emang kamu belum sempat mengungkapkan perasaan kamu kepada wanita itu?" tanya Sabrina."Nggak berani, aku takut ditolak," jawab Athar."Kamu itu ganteng dan pintar, masa sudah menyerah sebelum berperang. Coba kamu dulu ungkapin perasaan kamu sama perempuan itu, Siapa tahu dia juga suka sama kamu dan nggak nikah dengan lelaki lain," ucap Sabrina."Jadi menurut kamu aku ganteng dan pintar?" tanya Athar."Iya, bukti
"Syifa?" Ucapan Athar membuat wanita cantik itu tersadar dari lamunannya, ia meraih minuman yang sedang di pegang Athar dan langsung menyeruputnya. Adegan panas dalam film pun selesai mereka kembali menonton dengan serius, sebenarnya hanya Sabrina yang serius menonton sementara Athar tidak terlalu suka menonton hanya duduk dan menuruti keinginan wanita itu aja."Duh, kenapa cowok itu gak jujur sih. Kan si cewek jadi ngira cowok lain yang menyelamatkan dia," Sabrina merasa kesal dengan alur film dan membuat Athar tersenyum mendengarnya."Terkadang seorang lelaki tidak perlu mengakui pengorbanan yang dia lakukan, melihat wanita yang di cintai ya bahagia. Itu sudah cukup," ucap Athar.Sabrina menghela nafas mendengar ucapan Athar, film selesai mereka pun keluar dari ruangan gelap tersebut. Dulu Athar ingin mengajak Syifa berkeliling mall dan membelikan wanita itu banyak barang, tapi kini Syifa sudah memiliki banyak uang dari orang tua kandungnya hingga membuat Athar ragu untuk mentrakti
"Mana mungkin aku kenal," ucap Athar. "Tapi putri duyung itu terus menatap kamu, Athar," ucap Sabrina. "Mungkin karena aku lelaki paling tampan disini, emang kenapa kamu cemburu aku terus ditatap dia?" tanya Athar sambil tersenyum. Sabrina memanyunkan bibirnya, ia tak menjawab pertanyaan lelaki itu sebab ia juga tidak mengerti apa yang ia rasakan saat ini. Kesal ketika wanita berkostum putri duyung terus menatap dan tersenyum kepada Athar. Hingga pertunjukan itu selesai para penonton bertepuk tangan dan mulai membubarkan diri, Athar dan Sabrina pun bangkit dari duduknya mereka hendak keluar dari aquarium raksasa tersebut. Namun, Sabrina melihat beberapa orang sedang berselfie akhirnya ia pun mengajak Athar untuk berselfie sebelum keluar. "Selfie dulu yuk! Yang bagus dimana ya?" tanya Sabrina. "Di terowongan tadi," ucap Athar. Sabrina tersenyum dan mengangguk lalu mereka pun berjalan ke dalam terowongan lagi, mereka berselfie beberapa kali lalu Athar meminta tolong pada pe
Ternyata banyak foto Sabrina di dalam ponsel Athar, salah satu foto lama itu terkirim ke ponsel Sabrina dan membuat wanita itu bingung kapan Athar mengambil foto tersebut karena terlihat dari pakaian dan tempat berbeda dari yang diambil tadi.(Athar, satu foto kok aku pakai bajunya beda. Itu foto kapan dan dimana?) tanya Sabrina melalu pesan singkat.Athar terkejut membaca pesan berisi pertanyaan tersebut, ia langsung memeriksa foto apa yang baru saja ia kirimkan dan baru menyadari salah satu yang di kirim adalah foto saat sahabatnya itu pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta dengan status janda nya."Ya ampun, kok bisa foto itu ikut ke kirim," gumam Athar lalu menghapus foto tersebut tanpa menjawab pertanyaan sahabatnya itu.Athar tak berani membalas pertanyaan Sabrina, ia mematikan ponselnya dan bersiap-siap mandi. Sementara Sabrina hanya bisa mengerutkan keningnya karena pertanyaannya tak di jawab, malah foto yang tadi sudah dikirim di hapus oleh Athar dan kini nomor lelaki itu