Share

Chapter 511

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-03 13:52:03

“Ibu..” panggil Agatha.

Ia hanya membantu ibunya menata masakan ke meja di ruang tamu.

“Agatha ingin memberitahu sesuatu…” lirihnya.

Ibu Agatha mengambil duduk di depan Agatha dan Gio.

“Kenapa?” tanya ibu Agatha bingung. “Kalian tidak nyaman ya tidur di sini?”

Agatha menggeleng. “Bukan itu.”

Agatha ingin mengatakan bahwa mereka mematahkan ranjang. Tapi ia malu.

“Ranjangnya roboh. Kaki ranjangnya patah… jadi kamu menurunkan kasurnya ke bawah…” jelas Gio.

Agatha menoleh ke samping. memberikan peringatan pada pria itu agar tidak berbicara lagi.

Ibu Agatha tersenyum. “Tidak masalah.”

Kemudian mengambil piring untuk mereka. mengambilkan makanan untuk mereka.

Ia juga mengambil daging untuk diberikan pada putrinya.

Agatha tersenyum menerima daging pemberian ibunya.

Ibu menunjuk Agatha dan Gio menggunakan sendoknya. “kalian pasti bekerja keras..”

“Ibu..” Agatha yang malu. “Tidak seperti yang ibu pikirkan!”

Sedangkan Gio malah tersenyum… senyum bangga.

Ibu hanya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 512

    Wedding day. Agatha keluar dari sebuah pintu dengan menggunakan gaun berwarna putih gading. Seperti seorang princess.. Sebuah tudung menutupi kepala dan wajahnya. Ia berjalan pelan…. di atas karpet. Tidak lupa memasang senyum kebahagiannya. Gio tidak mengalihkan pandangannya pada Agatha. Baginya tidak ada wanita secantik Agatha. Seperti sekarang, seolah duni hanya berpusat pada mereka berdua. Seolah ada lampu yang menyorot Agatha saja. Wanita itu begitu cantik menggunakan gaun itu. Gio mengulurkan tangannya ketika Agatha datang… Agatha menerimanya. mereka berhadapan dengan Pendeta dan mengucapkan janji pernikahan mereka. Setelah itu memasang cincin di jari manis masing-masing. Waktunya berciuman… Agatha mendongak—Gio membuka tudungnya. Kemudian menarik tengkuknya—sebelum bibir mereka menempel, Gio berbisik lirih. “Kamu sangat cantik,” bisiknya. Agatha tersenyum—ia memejamkan mata. bibir mereka saling menempel. Tepuk tangan orang-orang datang. Hany

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 513

    “Aku tidak menyangka kalau Emily akan berkencan dengan Matt..” lirih Agatha. Ia menatap pantulan dirinya di hadapan kaca. tangannya melepaskan anting dari telinganya. “memangnya kenapa?” tanya Gio. Lengannya memeluk leher Agatha dari belakang. Lengannya yang besar dan berotot itu seakan sedang mencekik kepala Agatha yang mungil. Agatha berpikir… “Aku dan mereka berteman sudah lama. Selama ini tidak ada tanda-tanda mereka saling menyukai. Tapi selama aku tidak ada di dalam lingkungan mereka, mereka saling jatuh cinta.” Agatha mengangguk pelan. “Apakah aku selama ini menghambat kisah cinta mereka?” tanyanya heran. Gio tertawa pelan. “Tidak ada yang namanya menghambat. Mereka jatuh cinta sekarang, dan itu memang waktunya.” Agatha mengangguk. “Tapi mereka cocok kok. Emily cantik dan Matt tampan.” Gio menyipitkan mata. “Tampan mana dari aku?” tanyanya. “Aku masih mengingat kamu pernah menciumnya.” Agatha berbalik. “Itu sudah lama. Aku melakukannya juga terpaksa untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 514

    Pesta pernikahan Agatha dan Gio di gelar dengan sangat mewah. Di sebuah gedung. Mengundang beberapa penyanyi terkenal dalam negeri. Gedung yang awalnya kosong didekorasi dengan sangat sempurna. Agatha bersiap—ia sudah dirias dan menggunakan dress panjang berwarna merah maroon. Agatha menatap dirinya di depan cermin. Rambutnya disanggul kecil. Make up di wajahnya natural—tidak berlebihan dan menonjolkan kecantikannya. Dressnya juga sangat pas di tubuhnya. ada belahan panjang di punggungnya. Meski nampak depan yang sangat tertutup. tapi dress ini sangat seksi dari belakang. Apalagi terdapat belahan dari depan dari pahanya. Agatha tersenyum menatap dirinya. Namun—ia hampir terlonjak ketika Gio yang tiba-tiba datang dan memeluknya dari belakang. “Kamu cantik,” puji suaminya itu. Mata mereka saling menatap dari cermin. Agatha mengambil tangan Gio, mengecup punggung tangan suaminya itu. “Jangan merusak riasan dan pakaianku.” Itu pesan Agatha sejak mereka selesa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 515

    Agatha terbangun… Saat melihat jam di dinding… Sekarang pukul tiga pagi. Agatha meregangkan otot-ototnya. Sebenarnya masih mengantuk. Tapi suaminya tidak ada di sisinya. Kemarin, ia dan Gio benar-benar kabur. Agatha langsung tertidur pulas saat kembali ke kamar hotel. Tidak, seharusnya mereka berdua memang tertidur dengan pulas. Tapi sekarang, Gio tidak ada di kamar. ke mana perginya pria itu. Kamar yang mereka huni memang kelas vvip. Kelas yang paling mewah dengan ruangan sangat luas seperti penthose. Agatha mengintip dari kamar—Gio sedang duduk di kursi. Lampunya tidak dinyalakan. Mungkin pria itu takut menganggu Agatha yang sedang tertidur jika lampunya dinyalakan. Agatha kembali ke kamar—ia berdiri dengan gelisah.. “Apakah aku harus memberinya hadiah sekarang?” tanyanya. Agatha mengambil satu paper bag dari…. Dari siapa lagi kalau bukan… Adik iparnya. Gabriella… Agatha membawa paper bag itu bersamanya ke dalam toilet. Dengan gerakan ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 516

    21++ Gio tidak berkedip melihat tubuh Agatha yang terbalut dengan lingerie hitam itu. Lingerie tipis itu hanya menutupi bagian intim tubuh Agatha saja. Lekuk tubuh Agatha tercetak jelas. Belahan dada perempuan itu.. begitu menggoda. Gio tahu tubuh Agatha memang sangat menggoda. Tapi kali ini—berkali-kali lipat sangat menggoda. Apalagi melihat wanita itu menggigit bibirnya… Wanita itu tersenyum dengan malu-malu di hadapannya. Gio berdiri dari duduknya. Tanpa aba-aba, langsung mencium bibir istrinya. “Kamu sengaja menggodaku hm?” sebelum lidahnya masuk ke dalam mulut Agatha menggoda. Agatha membalas ciuman liar suaminya. Ia tidak menahan sentuhan Gio—gerakan jemari pria itu yang akan menyobek lingeri ini. Krekk! Hampir, belum sepenuhnya sobek. Agatha melepaskan pangutan di antara mereka. “Jangan menolakku, sayang. Kamu membuatku gila.” Gio hendak mendekat lagi. Tapi Agatha mendorong Gio sampai terjatuh terduduk di atas sofa. “Biarkan aku yang memuaskan kamu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 517

    Terbangun dengan tubuh yang benar-benar lelah. Melihat sekitar… Ini di mana, ia mendadak linglung. Lalu saat melihat pakaiannya.. Ia menggunakan dress santai.Sejak kapan ia berganti pakaian. Perasaan masih berada di dalam kamar dengan tubuh telanjang. Agatha menatap langit-langit yang putih polos. “apa ini di dalam pesawat?” tanya Agatha heran. Tak lama ia termenung… pintu terbuka.“Kamu sudah bangun?” tanya Gio. Pria itu mendekat. membawa nampan yang berisi makana untuk Agatha. “Ini di pesawat ya?” tanya Agatha. Gio mengangguk. “Iya.”“Bangun dulu.” Agatha bangun perlahan. “Bagaimana aku bisa di sini? lalu siapa yang menggantikanku pakaian?” tanyanya heran. “Siapa lagi kalau bukan aku?” tanya Gio. Gio mengambil sadwich itu dan menyuapi Agatha. Agatha membuka bibirnya dan menerima suapan itu. Masih mengunyah dengan pipi yang penuh dengan makanan. Agatha menggeleng pelan. “Kamu tidak percaya?” tanya Gio. Agatha mengangguk. “Kamu tertidur seperti orang mati, sayang. La

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 518

    Paris. Katanya kota romantis. Agatha dan Gio sampai di sana saat malam hari. Mengalami jetlag… Membuat mereka tidak bisa tidur… Akhirnya memutuskan untuk langsung jalan-jalan saja. “Kamu sering jalan-jalan ke eropa?” tanya Agatha. Gio mengangguk. “Hm. Waktu aku remaja, aku sering datang dengan Gaby dan nenek kakek.” “Karena orang tuaku sibuk. Aku jarang pergi liburan dengan mereka.” Agatha mengangguk. pantas saja Gio sudah terbiasa. Sedangkan dirinya sangat sibuk mengagumi desain bangunan yang ada di sini. sangat indah. Khas eropa kuno. “Aku sangat suka dengan bangunannya..” Agatha tersenyum. Gio menoleh sebentar—tangannya terulur mengusap tangan Agatha pelan. “Kita langsung ke menara.” Sampai di sana… Agatha mendongak. ia tidak bisa berhenti takjub. “Aku melihat dari ponsel. Aku kira tidak akan sebesar ini. ternyata sangat besar.” Gio mengusap pinggang Agatha. “Kamu suka?” tanya Gio. Agatha mengangguk. ia memeluk Gio. “Suka. Terima kasih ya.” “O

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 519

    Rumah tangga Agatha dan Gio berjalan dengan lancar. Hubungan mereka harmonis.. Hari ini Gio berulang tahun. Agatha sedang berjalan di mall. Ia sedang mencari kado apa yang akan diberikan pada suaminya itu. Yang pasti kado yang bagus dan tidak terlupakan. “Apa anda sudah mempunyai ide untuk kado tuan Gio?” tanya Rami yang berada di belakangnya. Agatha menggeleng. “Aku tidak tahu. Mangkanya aku langsung ke sini. siapa tahu dengan melihat-lihat… jadi ingin membeli untuk Gio.” “Aku ingin membelikannya, barang yang tidak biasa.. yang lebih unik,” lanjut Agatha. “Barang yang unik ya…” Rami berpikir keras. Lalu tiba-tiba mengambil langkah di hadapan Agatha. “Kalian kan sudah menikah..” ucap Rami. “Bagaimana kalau sesuatu yang membuat kegiatan ranjang kalian semakin hot?” Agatha mengerjap. kemudian mengibaskan tangannya. “Tanpa barang, kami sudah hot, Rami.” Rami bersorak dengan heboh. “Heh!” Agatha menyenggol lengan sekretarisnya itu. Rami yang heboh membuat orang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status