Share

Chapter 296

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-09-25 16:39:00

5 bulan berlalu.

Gaby positif hamil.

Belum tahu bayi perempuan atau laki-laki.

Tapi Gaby maupun Haven sangat bahagia.

Ada saja keinginan Gaby yang aneh saat hamil.

Seperti saat ini. tiba-tiba ingin ke rumah neneknya di kampung.

Ingin melihat sungai di samping desa.

Demi istrinya yang tercinta. Haven rela membatalkan jadwal pentingnya untuk menemani istrinya pergi ke desa.

Menempuh perjalanan berjam-jam, akhirnya mereka sampai juga di rumah kecil milik nenek Gaby.

“Aduh cucu nenek…” nenek keluar dari rumah menyambut Gaby dan Haven.

Memang sudah tua, semua rambutnya memutih dan wajahnya terdapat lipatan. Tapi semangatnya masih luar biasa.

Nenek tinggal sendirian di rumah. Tidak mau tinggal bersama anaknya.

Ingin menghabiskan masa tua di tempat kelahirannya.

Gaby memeluk neneknya.

“Nenek gimana kabarnya?” tanyanya.

“Nenek sehat…” nenek berganti memeluk Haven.

“Aduh cucu nenek ada tiga sekarang. Yang tampan ada dua..” Nenek menepuk pelan bahu Haven.

“Tinggi sekali seperti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 297

    Sore itu, Gaby dan Haven pergi ke sungai. Seperti keinginan Gaby yang ingin bermain di sungai dekat sawah. Katanya sekalian melihat matahari terbenam dari sana. Katanya, itu bukan keinginan Gaby, melainka keinginan dari baby mereka yang ada di dalam perut. Haven menurut saja. selagi istrinya senang, ia akan melakukannya. Berjalan sebentar dan sampai. “Waah..” lirih Gaby. Ia mengambil duduk di pinggir dan memasukkan kakinya ke dalam air. “Jernih sekali..” lirihnya. “Ayo kamu ke sini.” Haven menuruti keinginan Gaby. Ia duduk di pinggir sembari memasukkan kakinya ke dalam kolam. “Kamu mau tahu gak cerita mama sama papaku dulu?” tanya Gaby sembari mendekat. Haven mengernyit. “Memangnya apa?” “Sedikit menakutkan sih.” “Memangnya apa?” Haven semakin penasaran. “Dulu papa itu disuruh belajar bela diri di dekat hutan sana.” menunjuk sebuah hutan. “Di dalam sana ada sebuah pondok untuk belajar bela diri.” “Lalu…” balas Haven. ia menatap ke bawah. Ternyata kakinya digigit oleh i

    Last Updated : 2024-09-27
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 298

    Extra chapter 1 tahun berlalu. “Chelyn… ayo makan nak.” Gaby menyuapi Chelyn yang susah makan. Bayi berusia 6 bulan itu berada di atas tempat duduk. anak pertama dari pasangan Haven dan Gabriella. Balita mungil nan cantik itu nampak memanggil Gaby dengan sebutan mama… “Aaaa…” “Pintarnya..” Gaby tersenyum ketika Chelyn mau makan. Sedangkan dari pintu, seorang pria baru saja pulang dari kantor. Langkahnya pelan menuju istri dan anaknya yang sedang berada di ruang keluarga. Bibir Haven tidak bisa berhenti tersenyum. hatinya selalu menghangat ketika melihat istri dan anaknya di rumah. Haven tidak pernah meminta Gaby untuk menjadi ibu rumah tangga saja di rumah. Namun Gaby sendiri yang memutuskan untuk di rumah saja, mengurus anak mereka. Juga… Haven telah membutnya hamil lagi. Saat ini ia mengandung anak mereka yang kedua. Kehamilannya baru berusia 1 bulan. “Halo anak papa…” Haven mengecup singkat pipi Gaby sebelum mendekati anaknya. “Makan sama papa ya.

    Last Updated : 2024-09-27
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 299

    Giorgino Hendra Winston. Putra sulung keluarga Ethan Winston, sekaligus pewaris utama Winston corp. Diumurnya yang menginjak 33 tahun, nampaknya masih betah untuk melajang. Selain pekerjaan dan karir, tidak ada yang ia pikirkan. Hidup Gio hanya bergelut sebatas bekerja dan bekerja. Bahkan keluarganya pun sudah lelah memberitahunya untuk sesekali menikmati hidup. Jika ada penghargaan untuk pria terlurus, tidak macam-macam, pendiam mungkin Gio sudah mendapatkannya berkali-kali. Sering kali menjadi incaran para bapak-bapak pejabat untuk dinikahkan dengan putri mereka. Sering kali menjadi menantu idaman bagi teman ibunya. Namun Gio tetaplah Gio yang belum memikirkan masalah percintaan. Malam ini. langkahnya begitu tegap menuju ruang restoran. Beberapa mata memandangnya. Selain postur tubuhnya yang sempurna. Wajahnya juga sempurna. Setiap pahatan di wajahnya seakan diciptakan tanpa cela.Malam ini akan rapat dengan kliennya yang berasal dari Spanyol. Baru saja masuk ke dalam re

    Last Updated : 2024-10-01
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 300

    Gio sampai tidak bisa berkata-kata lagi dengan apa yang dilakukan oleh wanita itu. Ia menunjuk wanita itu. “Kau—” Wanita itu menarik Gio dan menggandeng lengan Gio lagi. Gio yang sudah tidak bisa berdebat lagi akhirnya membiarkan wanita itu. Daripada ia harus telat dan membuat kliennya menunggunya. Wanita itu tersenyum ketika berhasil masuk ke dalam restoran. Ia berhenti dan menatap Gio. “Namaku Agatha, Agatha Ethelind Harper.” “Karena kau telah membantuku, aku akan mentraktirmu nanti. Tapi aku harus buru-buru pergi.” wanita itu mengulurkan tangannya. Tapi Gio hanya menatap tangan wanita itu tanpa berniat menjabatnya. “Aku tidak mau berurusan denganmu.” Gio menatap wanita itu datar. Agatha mengangguk. “Baiklah. Tapi aku ingin berterima kasih.” “Berikan aku tanda pengenalmu.” Mengulurkan tangannya lagi. Kali ini lebih memaksa untuk mendapatkan kartu nama Gio. “Tidak,” balas Gio dengan datar. Gio menatap jam tangannya. Sudah telat satu menit. “Tunggu.” Agatha mendekat. R

    Last Updated : 2024-10-01
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 301

    Agatha berkacak pinggang. “KENAPA KALAU AKU MISKIN? KENAPA? SETIDAKNYA AKU TIDAK MENJADI JALANG YANG MEREBUT KEKASIH ORANG LAIN!” Agatha menyesal datang ke sini. Mempertaruhkan harga dirinya dengan mencium orang asing untuk masuk ke dalam sini. Yang ia temukan adalah kenyatahan pahit. Tunangannya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Sahabat yang selama ini berada di sisinya di saat ia susah. Luna. Perempuan yang ia kira baik selama ini ternyata menusuknya dari belakang. “TUTUP MULUTMU JALANG!” Luna menarik rambut Agatha. “Akh!” Agatha kesakitan. Ia mencoba melepaskan tangan Luna dari rambutnya. Namun tarikan Luna semakin kuat. Tidak mau kalah, akhirnya Agatha menarik rambut Luna juga. “Lepaskan aku bitch!” teriak Agatha. “Tidak usah sok cantik kau jalang! Kau hanyalah miskin yang dibuang orang tuamu!” teriak Luna. Agatha mendorong Luna sekuat tenaga. Agatha menatap Luna penuh kemarahannya. Selama ini ia menceritakan semuanya pada temannya itu. Ia tidak berharap dikas

    Last Updated : 2024-10-01
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 302

    “AKH!” Agatha meringis kesakitan ketika pantatnya membentur lantai. Matanya nyalang kepada dua manusia itu. Aris buru-buru menyembunyikan Luna di belakangnya. Sigap membentengi Luna apapun yang terjadi. “Jangan lakukan apapun.” Aris menunjuk Agatha. “Hubunganku denganmu berakhir. jangan ganggu aku lagi, apalagi Luna.” Aris memeluk pinggang Luna dari belakang. “Mulai sekarang, semuanya batal. Semuanya berakhir!” teriak Aris. Agatha mengambil sepatunya. “Pergi dari sini.” Agatha mengangkat sepatunya. Aris dan Luna mengerjapkan mata. mereka berdua saling merangkul satu sama lain. “Pergi dari sini!” teriak Agatha lagi. Ia melempar sepatunya ke sembarang arah. Sembari berteriak seperti orang kesetanan. “PERGI!!!” Agatha menutup matanya dan memegang kepalanya frustasi.BRUKKBRUKKEntah ke mana sepatunya. Sampai akhirnya ia membuka mata. Tidak melihat adanya dua orang itu lagi. Tapi ada satu manusia yang saat ini berada di hadapannya. Memegang sepatunya. Wajahnya nampak datar

    Last Updated : 2024-10-02
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 303

    Agatha kembali ke rumah. Bukan rumahnya. Tapi rumah tempatnya bekerja. Ia bekerja sebagai maid di rumah, oh bukan tapi Mansion orang kaya. Hitungannya sudah 3 bulan. Mansion mewah yang sepi karena dihuni oleh dua orang saja. Anak dan cucu pemilik Mansion juga belum terlihat berkunjung. Atau mungkin Agatha saja yang tidak tahu. Malam yang kelam.. Agatha dengan penampilan berantakan. Menjinjing sepatunya. Ia masuk ke bagian belakang Mansion. Di sanalah tempatnya tidur. “Kenapa kau baru pulang?” tanya Mina, juga Maid di sini. Mina seusianya. Itulah mengapa mereka cepat akrab. Diantara maid yang lain Agatha merasa paling nyaman dan cocok bersama Mina. “Kau berantakan.” Mina menatap Agatha dari atas hingga bawah. Agatha menunjukkan jarinya yang sudah tidak menggunakan apapun lagi. Kemudian kembali menangis dan memeluk Mina. “Kenapa?” tanya Mina yang masih kebingungan. “Cincinmu hilang? Cincinmu lepas?” tanya Mina kembali. “Tapi itu cinci penting. Bagaim

    Last Updated : 2024-10-02
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 304

    Makan malam keluarga besar. Entah berapa banyak keluarga yang datang. Gio sudah berada di mobilnya. Menyetir sendiri mobil sportnya yang berwarna putih. Selain menyiapkan penampilannya yang harus terlihat sempurna. Ia harus menyiapkan mental juga. Nanti, pasti akan ditanya. Kapan akan menikah? Kapan membawa calon istri. Gio membayangkan saja sudah berdecak lelah. Sampai di halaman mansion nenek kakeknya. Ia keluar dan berjalan santai. Di dalam sudah ramai. Ada adiknya beserta keluarganya. Ada bibinya juga yang tinggal di luar negeri.Ramai sekali…Gio menggeleng pelan. “Kak..” Gaby membawa Chelyn bersamanya. “Nitip sebentar.” Memberikan Chelyn ke dalam gendongannya.“Kau mau ke mana?” tanya Gio panik. Ia pernah menggendong Chelyn. Tapi tidak lama, karena ia takut membuat balita itu terluka. “Sebentar ke kamar mandi.” Gaby sudah melenggang ke kamar mandi. Gio berdecak. “Di mana ayahmu?” tanyanya pada Chelyn yang diam sembari menatapnya. Chelyn, bocah lucu itu tidak han

    Last Updated : 2024-10-02

Latest chapter

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

DMCA.com Protection Status