Share

Bab 89

Author: Azzurra
last update Last Updated: 2024-04-17 08:00:36

Bab 89.

Evellyn terbaring cukup lama, silih berganti kerabat menjenguk, mensuport agar jiwa Evellyn tergerak untuk bangun. Beberapa kali jari-jari tangan Evellyn bergerak tetapi sebatas itu, tak ada kemajuan dari kondisi Evellyn.

Arkan masuk ke dalam ruang kamar perawatan Evellyn, di belakangnya mengikuti seorang gadis cantik berparas blasteran. Di tangan lelaki tampan ini menggantung beberapa paper bag dari salah satu butik terkenal.

"Assalamualaikum, Eve. " Arkan masuk, lalu mengecup kening wanitanya lembut.

Azalea terpaku menatap lelaki yang beberapa hari lagi akan menghalal 'kannya. Terlihat sekali jika lelaki ini begitu merindu wanita di hadapannya. Lelaki maskulin itu terlihat sibuk mengusap - usap rambut Evellyn, membenarkan letak selimut yang tak pernah berubah berantakan.

"Assalamualaikum, Kak Eve... Aku juga datang mengunjungi mu. " Azalea melirik lelaki tampan pujaan hati, sekedar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   bab 89

    Bab 89. Lelaki tampan berkharisma sudah duduk berdampingan dengan wanita cantik bernetra biru. Untuk yang kedua kali Arkan melantunkan ikrar ijab qobul pada wanita berbeda dengan rasa yang sama seperti dia melantunkan ijab qobul pertama dulu.Ketika itu pun ia tak yakin akan bahtera yang akan dia lalui. Nyatanya bahtera yang dia lalui bersama Evellyn begitu indah, walau tak dipungkiri ada batu sandungan dalam kehidupan mereka.Kini pun Arkan memantapkan hati, akan mulai membuka hati, hidup berdampingan dengan Azalea. Juga akan terus merawat Evellyn. Azalea pun menerima, jika sementara waktu ini pernikahan mereka tak di publikasikan terlebih dulu.Beberapa kerabat dekat memberikan selamat, bahkan orang tua Evellyn datang mendoakan kebaikan untuk pernikahan Arkan yang ke dua.Ana dan Dani - kedua orang tua angkat Evellyn - mengizinkan Arkan untuk menikah

    Last Updated : 2024-04-18
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 90.

    Bab 90.Dad menyentuh telapak tangan Mira lembut, dan tersenyum penuh makna. Sebagai lelaki berkuasa apapun bisa Arkan upayakan, apa lagi hanya sebuah tempat tinggal. Tak mungkin Arkan melalui hari indahnya di rumah otang tua Azalea. Dad mengerti maksud Arkan. " Bawalah, tapi harus kau ingat, jangan pernah sakiti putriku, aku selalu menjadi garda terdepan jika sampai aku mendengar kau menyakitinya. " Dad berkata dengan suara berat. Menekankan kata-kata untuk melindungi putrinya. Dad tau Arkan masih belum menerima Azalea sepenuhnya, walaupun Dad yakin lelaki maskulin ini tertarik pada putrinya. Tetapi hati siapa yang tau, terlebih mereka menikah karna ada kepentingan bisnis. " Aku yakin kau tau siapa aku, tak mungkin kau menyerahkan putrimu padaku jika kau tak tau siapa aku? " ucap Arkan menantang perkataan Dad. Air muka lelaki maskulin menyiratkan kepercayaan diri. Azal

    Last Updated : 2024-04-19
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 91

    Bab 91. "Lae kau sudah tidur?" Arkan mendekati keberadaan Azalea. "Lea aku haru ke rumah sakit saat. Ini Ada panggilan darurat dari Rumah Sakit," ujar Arkan di dekat telinga Azalea. Mendengar kata Rumah Sakit, Azalea menyingkab selimut yang menutupi tubuhnya. Terlihat tubuh indah Azalea terpampang di hadapan lelaki maskulin ini. Tetapi karna pikiran Arkan yang sudah melayang berada di Rumah Sakit, pria maskulin ini menghiraukan penampilan Azalea yang sungguh mengundang hasrat para lelaki. "Aku mau ke Rumah Sakit, tidur 'lah dulu. Nanti setelah beres aku kembali ke sini. Doakan agar Evellyn baik-baik saja. " Arkan mengecup singkat kening Azalea. Azalea terpana sesaat mendapati keningnya di kecup lelaki dambaannya ini. Setelah sadar dia berucap, " Aku ikut, Mas. " Gadis ini langsung menyingkap selimut dan turun dari ranjang. Semakin terlihat 'lah tubuh indah A

    Last Updated : 2024-04-20
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 92

    Bab 92 Pagi menyapa, sang surya menampakkan sinar cerah, matahari masuk lewat celah-celah jendela. Arkan menyibak tirai penutup jendela. Seketika ruang rawat di penuhi cahaya mentari, menambah kehangatan jiwa yang sempat mati. Evellyn sudah duduk di ranjang Rs yang di seting terangkat bagian kepala. Wajah pucat masih mondominasi paras cantiknya. Setelah Arkan malaksanakan sholat subuh tadi, Evellyn melakukan pergerakan memanggil nama lelakinya. Setelah itu kelopak mata beriris coklat itu mengerjap membuat Arkan terkesiap memanggil tim medis yang selalu berjaga didekat ruang rawat.Setelah pemeriksaan Evellyn di nyatakan sadar dari koma, sebuah keajaiban, setelah sekian lama terbaring akhirnya Evellyn kembali. Dan masih mengingat semua detail kejadian sebelum dia mengalami kecelakaan.Alat-alat yang menempel pada tubuh Evellyn sudah di copot. Tinggal infus yang masih menempel di lengan wanita yang terlihat

    Last Updated : 2024-04-21
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 93

    Bab 93Ponsel di genggamannya diputar-putar. Dibaca lagi pesan yang dikirim kan Arkan, barusan. Ingin rasanya dia menelpon Arkan dan menyuruhnya pulang, ingin mengatakan ada dia yang menunggu. Tapi gengsi melanda rasa. Azalea pun menelpon Mira, tetapi dia tak mengatakan jika Arkan mengabaikannya dua hari ini. Semua pun bukan hanya salah lelaki tampan ini. Kini entah siapa yang harus di salahkan? Atau kah keadaan yang harus di dipersalahkan?Setelah menelpon Mira, Azalea memasuki kamar yang penampakannya masih seperti semalam. Bunga-bunga masih berada di atas bedcover hanya sudah tak beraturan bentuk. Gadis blasteran ini meraup bunga mawar, dihirupnya aroma bunga mawar. ' Wangi' batin Azalea. Pikiran mesum mendominasi, bibir wanita ini menyungging. " Masih ada lelaki di kasih daging segar menolak. Bener-bener, pria limited edition. " Monolog Azalea lagi. Azalea berusaha berbesar hati, ini lah fakta hidupnya menjadi yang kedua, konsekwensi yang harus dia jalani. Toh ini pilihannya. L

    Last Updated : 2024-04-22
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 94

    Bab. 94" Eemmm... Lea sejak kapan kamu panggil suamiku seperti itu? " tanya Evellyn. Sebenarnya sudah dari awal dia ingin bertanya ketika mendengar panggilan Azalea kepada Arkan, tetapi saat itu dia masih lemah. Arkan menengok pada Azalea mendapati pertanyaan istrinya. " Itu!! Kak. Emmm... Ibu yang suruh, katanya aneh saya panggil tuan waktu itu. " Arkan menghembuskan nafas tenang saat Azalea bisa menjawab pertanyaan Evellyn dengan tepat. " Ya sudah, lagian panggilan itu kan umum. Tau gak, Mas. Aku bangun dari koma waktu itu, lihat kalian menikah. Aku lari memanggil-manggil nama kamu, tapi kamu gak denger. " Wajah Evellyn berubah sendu. Azalea dan Arkan saling pandang. Jantung mereka berdua seolah berhenti sesaat,p ketika mendengar penuturan wanita yang sudah duduk di kursi roda. Azalea memilin-milin ujung jilbab, mencari kosakata yang tepat untuk menenangkan peras

    Last Updated : 2024-04-23
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 95

    Bab 95Pagi ini tidak seperti pagi-pagi yang lalu, tangisan El menghiasi pagi yang terasa indah bagi Evellyn. "Sri, biasanya El makan dulu atau mandi dulu? " tanya Evellyn."Sesudah minum susu, mandi Nyoya," jawab Sri."Iihhh... Kamu jangan panggil Nyonya, emang aku tua banget ya? " Evellyn menghampiri cermin. Memang wajahnya terlihat kusam dan tirus. "Maaf, Non. " Sri meralat panggilan. Evellyn tersenyum, " gak apa-apa sih, emang udah keliatan tua." "Nanti kalo udah sehat juga cantik lagi. " Arkan yang baru masuk ke kamar El, menyahuti ucapan Evellyn. " Aku mau ke salon deh ntar siang, " Evellyn masih mengamati wajahnya di cermin, rambutnya juga terlihat kusut. "Panggil ke sini aja. " Arkan melingkarkan tangan ke pinggang Evellyn. "Ya udah. El ayo mommy mandiin, " ajak Evel

    Last Updated : 2024-04-24
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   bab 96

    Bab 96Arkan membuang nafas kasar. Benar-benar berat pilihannya kali ini, tetap mempertahankan Azalea dan kekuasaan dalam genggaman. Atau tetap menjaga perasaan Evellyn tetapi kehilangam satu anak perusahaan. " Atur jadwal dengan Pak Tua sialan itu, seenaknya saja merubah perjanjian. " Arkan mengerat rahang.Ervan hanya diam tak menanggapi. " Kenapa kau diam? " tanya Arkan geram. " Biar bagaimana pun, sekarang dia adalah Ayah mertua mu, Bos, " Ervan mengingatkan. " Kenapa kau tak mengabari, ku? " Arkan mencecar asisten pribadi yang tak pernah goyah walau badai menerjang, seperti sekarang ini. Sudah di pastikan dia yang akan kena damprat karna Dad merubah isi perjanjian. Ervan sudah tau apa yang harus di lakukan, kini lelaki tampan ini hanya diam pun tak menatap orang nomor satu di gedung maulana ini. "Sudah sana pergi, kerjamu kadang gak beres. " Arkan

    Last Updated : 2024-04-25

Latest chapter

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 146

    "Mas gimana keadaan Ervan?" tanya Evellyn. "Baik, sudah lebih baik," "Udah aktif ngantor lagi?" tanya Evellyn penasaran. "Ngapain nanyain Ervan?" tanya Arkan penuh intimidasi. "Aku cuma nanya, Mas. Masa nanya doang nggak boleh?" jawab Evellyn cuek, dia mengalihkan pandangan karna tatapan Arkan yang seperti menguliti. "Begitu aja kesel," ujar Evellyn masih membuang muka. Arkan duduk di sebelah Evellyn. "Nanyain aku aja," ucap Arkan lembut, di dekat telinga Evellyn membuat bulu kuduknya berdiri. "Iisshhh ... Kamu tiap hari liat, perlu di tanyain apa lagi?" jawab Evellyn kesal. "Tiap aku pulang kaya sekarang tanya begini. Mas mau enak-enak nggak? gitu ...." "Iisshhh ... Kamu nggak usah di tanyain pasti minta." jawab Evellyn.

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 145

    Ervan mengendarai mobil dengan perasaan gelisah, bukan 'kah tadi Aryanti sudah lebih baik, dia meninggalkan Aryanti dalam keadaan baik? Lalu kenapa Dokter mengabarkan Aryanti dalam keadaan kritis. Ervan berlari menuju ruang oprasi, sudah ada seorang perawat yang menunggunya di sana. Ervan menanda tangani berkas dengan cepat, bertanya kenapa bisa Aryanti kembali kritis, tetapi perawat enggan menjawab. "Nanti Dokter penanggung jawab yang akan menjelaskan, Pak,"jawab perawat, gegas masuk ke dalam ruang operasi. Operasi kali ini terbilang lama, setelah Beberapa jam, seorang dokter menghampiri Ervan. "Pak Ervan." Lelaki tampan yang terlihat begitu murung ini mendongak. Bangun dari duduk. Menatap Dokter Eliza. "Alhamdulillah, pasien sudah mendapatkan pertolongan, tetapi kondisinya begitu kritis, semua sudah kami upayakan yang terbaik. Hanya doa kini yang dapat kita lakukan." "Dok, bagaimana bisa kritis kem

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 144

    "Sebentar lagi kamu bisa pulang, aku nggak akan melakukan yang melanggar undang-undang, Ar." Ervan berkata yakin. Ervan menaruh bekas makan di dekat pintu. "Marni sebentar lagi datang, aku sudah lama nggak ke kantor, aku ke kantor dulu, nggak apa 'kan?" tanya Ervan. "Iya, nggak apa, untung bos baik, boleh kamu cuti," Aryanti tersenyum kecil. "Itulah enaknya," Ervan terkekeh. "Mas cium aku," Aryanti merentangkan tangan, Ervan pun menyambut rentangan tangan wanitanya. Ervan mengecupj wajah Aryanti, tetapi saat Ervan akan melumat bibir Aryanti melengos, aku belum gosok gigi," ucapnya malu. Ervan menahan kepala Aryanti mengecup bibir yang terlihat pucat dan melumat lembut, kehangatan bibir Ervan membuat jantung Aryanti berdetak lebih keras. Kedatangan Marni menghentikan aktifitas mereka. "Maaf, Mbak." Marni kembali

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 143

    "Sabar ya, Mas semua pasti ada hikmahnya, pasti ada kebaikan di balik semua ini," ucap Evelly saat menjenguk Aryanti. Ervan meyugar rambut kasar, sorot matanya penuh dengan dendam melihat istrinya terbaring, "Kebaikan apa yang di dapat dari kejadian ini?" di dalam hati Ervan terus bertanya. Apalagi setelah mendengar keterangan dokter mungkin telah terjadi tindak pelecahan terhadap Aryanti, karna ada luka lebam di pipi juga bekas ikatan di tangan. Dan ditemukannya sperma saat pertama kali Aryanti di bawa ke Rs. Ervan membekap mulutnya dengan bantal dia barteriak sekencang dia ingin luapkan. "Masss," suara Aryanti menghentikan kegiatan Ervan, lelaki itu menengok pada wanita yang terbaring di ranjang. Ervan melangkah mendekati Aryanti, "Kamu udah bangun Ar?" "Aku di mana? Mas?" tanya Aryanti lemah. "Kamu di Rs. Aku panggil dokter dulu," ucap Ervan, dia membuka pintu memanggil

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 142

    Ivander mengambil kue bekas gigitan Azalea, lalu memakannya, netra biru itu membola, "Carla benar ini buatanmu?" tanya Ivan tak percaya. "Iya, kalau gak enak, besok aku cari resep yang baru, aku pikir ini sudah enak, teman-teman bilang ini benar-benar enak," Carla berkata pelan. "Tapi ini memang benar-benar enak Carla." Ivan berkata sambil mengambil satu potong lagi. "Bang buruan ngomongnya. Aku udah gak betah," Azalea merajuk manja, melirik pada Carla. Carla memang wanita penghibur, siapapun lelaki yang masuk areanya pasti akan tergoda, tetapi anti baginya menggoda lelaki beristri yang jelas-jelas tak menginginkannya. "Sebentar, sayang," ujad Ivan menggenggam tangan Lea. "Carla semua akan aku atur, mungin tiga hari lagi kamu sudah bisa keluar dari sana," Ivan meyakinkan wanita begincu merah ini. "Tapi, untuk keluarkan aku dari sana, Mr pasti keluar uang banyak, aku harus g

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 141

    "Bahasa dari mana itu?" tanya Ivan menyungingkan senyum. "Dia bilang sendiri, seneng ya dikejar-kejar jablay kesayangan, bahkan Abang selalu pakai dia." suara Azalea menggebu. "Lea gak usah bahas yang lalu, itu masa kelam abang, malu abang kalo ingat masa itu." Ivan menangkup wajah Azalea. Perlahan melumat bibir yang sedang merajuk. Ivan melakukan perlahan, lembut, lalu menyesap intens. Azlaea mencoba mendorong, berusaha melepas tautan bibirnya, tatapi tangan Ivan kuat memegangi kepala wanita blasteran ini. Masih tak ada respon dari wanitanya, Ivan melepas pagutannya, menatap netra kebiruan Azalea. Kembali mendekatkan bibirnya mengecup lembut lalu menyesap peralahan menjadi lumatan bergairah. Sesekali bibir Azalea merespon menyesap bibir lelaki dihadapan, tetapi egonya lebih besar. Ivander kembali melepas pagutan, "Kenyangin perut bawah dulu aja ya!" Netra biru Ivander mengerling, lelaki ini bangun membuka sabuk tanpa membuka kemeja. Azalea mendegkus kesal, "Masukin kedala

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 140

    Azalea terbelalalak mendengar penuturan Carla. "Utang apa?" Azalea mengajak Carla masuk ke dalam ruangan Ivander bekerja. Carla menjelaskan semua janji Ivan, selama ini dia menunggu. Tetapi yang di tunggu tak kunjung datang. "Jangan marah pada Mr Ivan, kami hanya partner ranjang, dia tak memiliki perasaan apapun padaku." Bola mata Azalea terbelalak, Carla berkata begitu nyaman, bahwa dia hanya partner ranjang. Tak memikirkan perasaan Azalea kah pelacur satu ini pikir Azalea. "Oke, nanti akan saya sampaikan pada partner ranjang Anda, bahwa Anda mencari Mr Ivan. Sebaiknya Anda pergi sekarang dari ruangan ini!" suara Azalea di tekan, berusaha meredam emosi. "Maaf, tapi itu dulu, sudah lama dia tak menjumpaiku. Maaf 'kan aku jika salah ucap." Carla merasa tak enak dengan reaksi Azalea. "It's oke," ujar Azale, " silahkan pintu ada disebelah sana." Tangan Azalea menjulur menunjuk arah pintu. "Mba, jangan marah, selama ini saya pikir Mr Ivan menyukai saya, karna dia hanya mengg

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 139

    "Lalu?" "Bos Nathan mau melamar aku, kalo aku gak mau ngawal kakak." Dina berkata pelan. "Emang Nathan belum punya istri?" tanya Evellyn. "Belum kak, tapi dia pria flamboyan," ujar Dina. "Ya siapa tau, kamu perempuan terakhirnya, buktinya dia mau nikahin kamu," ujar Evellyn. "Aku belum yakin kak," ujar Dina lagi. Mereka berbincang selama perjalanan, Evellyn memang tipe orang yang tidak memandang status, asal enak di ajak bicara maka dia akan terus mengorek berita, hitung-hitung olah raga mulut, dari pada bergaul dengan teman-teman istri dari kolega suaminya yang dibicarakan hanya jabatan, kekayaan hingga arisan yang diluar nalar Evellyn. Evellyn terperangah kaget, ketika berkumpul dan mereka melakukan arisan berondog, padahal suami-suami mereka tak kalah tampan dan berwibawa, kenapa mau dengan lelaki yang hanya tampang dan juga entah apa yang di mau para wanita itu. "Din, kita mampir ke superma

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 138

    Bima masih terus bermain pada tubuh Aryanti, dan berkali-kali pula Aryanti mendapatkan kenikmatan luar biasa. Ingin rasanya mengumpat, tetapi itu terjadi pada tubuhnya. Bima menyeringai penuh kemenangan. Hingga dia menuntaskan hasrat terkutuknya. Bima mengejang panjang. "Ar, rasamu tak pernah berubah, tak salah aku merindukanmu." Bima mengecup pucak kepala Aryanti, masih berada di atas tubuh tergolek tak berdaya. Lelaki ini bangun lalu mengambil pakaian yang tercecer dan memakainya lagi. Melepas sabuk yang mengikat tangan lalu melepas ikatan di mulut Aryanti. Wanita ini tergugu mengerat selimut, kepalanya berputar. "Jangan menagis Ar, tak ada yang tau selain kita berdua, asalkan kamu selalu siap saat aku mau, kamu akan aman." Bima mengecup pundak Aryanti, berbisik ditelinga mengancam."Maksu kamu?" Aryanti menatap Bima sendu matanya bengkak. Bima menunjukkan vidio panas yang barusan dia rekam, ini akan aku edit, seoalah-olah kita melakukan atas dasar suka sama-sama suka." Bima ber

DMCA.com Protection Status