“Mana Princess, sayang?” tanya Keyna saat William menjemputnya seorang diri.“Princess sudah dijemput Sacha tadi di kantor,” jawab William.“Oh. Tumben Sacha menjemput? Tidak menunggu Cedric praktek.”“Kalau itu aku tidak tau, Baby. Aku tidak bertanya tentang Cedric.”Keyna melirik suaminya. Meski telah terbiasa dengan kehadiran Cedric di tengah-tengah keluarga Dalton, William masih sering malas membicarakan lelaki tersebut. Padahal, Keyna tau dalam hati William, ia pasti sudah merestui hubungan Sacha dengan mantan kekasihnya itu.Mobil yang membawa mereka kembali ke mansion dikawal ketat. Perjalanan jadi lebih cepat karena pengawal membuka jalan di kepadatan lalu lintas. Keyna sampai mengerutkan kening.“Apa kita sedang terburu-buru? Kenapa sampai meminta pengawal membuka jalan?” tanya Keyna heran.“Tidak apa-apa. Biar lebih cepat sampai saja,” kilah William.Bilioner itu lalu mengalihkan pembicaraan agar sang istri tidak curiga. Sebenarnya, putra-putri keluarga Dalton saat ini sedan
Keyna menatap piyama pendek miliknya. Atasan piyama itu bertuliskan ‘Mom.’ William juga mengenakan piyama yang sama, namun dengan tulisan ‘Dad.’Piyama berbahan sutera itu sangat halus dan nyaman di kulit. Keyna memeluk sang suami dan menatap wajahnya. Mereka bertatapan dan saling memberikan senyum penuh cinta.“Terima kasih, aku suka piyamanya.”“Hehe, aku juga suka.” William lalu mengeluarkan kalung dari kantung piyama.Sang bilioner memasang kalung emas putih dengan tiga liontin itu ke leher Keyna. Setelahnya, ia mencium leher Keyna dan berdiri di depan istrinya kembali. Keyna sedang memperhatikan liontin di kalungnya.Tiga liontin itu merupakan inisial nama. K, W dan P yang berarti Keyna, William, Princess. Desainnya memang sederhana namun terlihat berkelas dan elegan.“Aku tau kamu pasti tidak hanya memberikan piyama saja,” tukas Keyna.“Aku tau, kamu pasti merengut jika aku memberikanmu satu set perhiasan lagi. Tetapi, aku suka melakukannya. Jadi, aku memesan yang bisa kamu guna
Hari pernikahan Frederix tiba. Tidak main-main, William menyewa satu hotel untuk keluarga dan tamu-tamu undangan. Walaupun diputuskan tetap akan ada pesta di negara kelahiran Frederix, tetap saja undangan keluarga Dalton sangat banyak.Perusahaan Will Universe memang memiliki banyak cabang di berbagai negara. Itu sebabnya, William membagi undangan yang datang. Beberapa tamu akan diundang pesta keluarga Philippe, sedangkan sebagian lain akan menghadiri pesta di keluarga Dalton.Princess yang telah berusia sembilan bulan mendapat gaun yang senada dengan Keyna dan Sacha. Sementara para lelaki tampak gagah dengan stean jas resmi. Semuanya telah bersiap."Kalau mau nangis, nangis sekarang saja, Kak," goda Louis."Sial kau, Lou." Dengan mata berair, Frederix memaki adiknya."Bercanda, Kak. Biar kamu nggak tegang begitu.""Ck, kenapa lama sekali, sih?" keluh Frederix.Louis menoleh ke belakang. "Iya. Belle belum datang. Jangan-jangan, ia berubah pikiran, Kak.""Louis!" pekik Frederix dengan
"Princess mau berdansa dengan Daddy," ucap Louis seraya menyerahkan adiknya pada William.Tangan-tangan mungil yang putih mulus itu terulur ke depan William. Keyna yang sedang merengut melepaskan pelukan suaminya dan menatap sayang pada Princess. Sang bilioner meraih tubuh dan mengecup pipi putrinya."Dada," panggil Princess.William dan Keyna saling berpandangan. Akhirnya mereka mendengar Princess mengucapkan kata yang berarti. Padahal sebelumnya, Princess hanya mengoceh tak jelas."Dada?" Keyna mengamati bibir Princess.Princess mengangguk lalu tangan mungilnya mengelus rahang William. "Dada.""Kakak?" Louis langsung menunjuk dadanya sendiri.Balita cantik itu mengangguk. "Kaka.""Ya, Tuhan, Will. Princess sudah mulai bicara." Keyna tampak sangat terharu.William pun tersenyum bangga. "Mommy? Princess bisa sebut Mommy?"Tangan Princess meraih wajah Keyna. "Ma ma ma ma.""Hebat!" puji William. Tangannya yang bebas langsung memeluk Keyna hingga mereka bertiga berdekatan."Aku sudah me
Keyna berusaha memberikan pengertian pada Hanson. Bahwa, ia bersikap egois jika hanya mementingkan pendapat diri sendiri. Apalagi, masalah keturunan itu adalah masalah pasangan bukan lagi pribadi.Hanson mengembuskan napas berat. Ia setuju pada pertimbangan yang diuraikan Keyna. Walaupun ketakutan itu tetap ada.“Aku akan merasa sangat bersalah jika keturunanku memiliki penyakit jantung, Key.”“Lalu, kamu pikir bagaimana perasaan William saat tau Louis terkena mengidap penyakit yang sama dengan dirinya?”“Pasti shock, bukan?”“Iya. Tetapi, William tidak berlarut dalam masalah itu. Ia langsung mencari solusi.”“Kamu benar. Saat itu tak hentinya William bertanya dan mempelajari tentang kondisi Louis padaku.”“Serahkan semua pada Tuhan saja. Kalian berdua dokter. Aku yakin, kalian akan bisa saling mendukung apa pun masalah kesehatan keluarga kalian kelak.”“Menurutmu begitu?”“Apalagi yang kamu cari, Hanson? Aku pikir Ferina memang sudah tepat untukmu. Ia yang paling mengerti kesibukan d
Mendengar pernyataan Frederix, semua orang bertepuk tangan. Mereka kini menatap sang bilioner dan istrinya yang tersenyum manis."Kamu menyiapkan hadiah apa, sayang?" tanya Keyna sambil tetap tersenyum."Tidak ada. Kalau kamu perhatikan, wajah Eddie pun agak panik mendengar pernyataan Frederix."Keyna kini tergelak. Ternyata pernyataan itu salah satu bentuk spontanitas dari Frederix. Pantas saja asisten pribadi William langsung terlihat sibuk.Musik mengalun ceria tanda kerumunan di lantai dansa untuk membubarkan diri. Frederix, William dan Eddie langsung berdiskusi. Keyna menemani Belle yang menyalami Hanson dan Ferina."Sori ya, Dad. Sesungguhnya, aku bingung mau memberikan hadiah apa pada tamu-tamuku," cetus Frederix."Aku yakin, Daddy 'kan panjang akal jadi pasti bisa membantuku," imbuhnya lagi."Tenang saja. Kita akan membuat pernikahan ini sangat berkesan bagi semua orang," balas William sambil menepuk-nepuk bahu sang putra."Apa Daddy sudah tau apa yang akan Daddy berikan sebag
“Baiklah. Terima kasih atas pengertianmu. Sesungguhnya bukan hanya William yang akan kehilangan kalian, aku dan Princess juga ingin kita semua selalu bisa berkumpul.”Frederix meraih tangan Keyna. Wanita itu mengambil napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Berusaha mencegah setengah mati agar tidak ada air mata yang menetes di pipinya.“Aku juga mengerti, Key. Tolong ingatkan aku saja jika dalam kesibukanku bekerja dan berumah-tangga nanti kamu merasa aku mengabaikan Daddy, kamu ataupun Princess.”Keyna mengangguk setuju. Air matanya akhirnya jatuh juga mendengar pernyataan Frederix. Wanita itu segera menghapusnya dengan selembar tisu.Setelah menenangkan diri, Keyna juga mengungkapkan apa yang ia khawatirkan. Frederix mendengarkan dengan serius bagaimana Keyna berencana agar ia, Sacha dan Louis dapat bekerja pada Perusahaan Will Universe.“Untuk masalah itu, aku memang sudah memikirkannya, Key. Aku belum bisa cerita detailnya, tetapi aku juga memiliki rencana untuk menjalankan p
Pesta pernikahan Frederix dan Belle di dua negara sukses. Sebagai putra sulung keluarga Dalton, Frederix memang telah terkenal. Sekarang, ia lebih terkenal lagi karena menikahi wanita pengusaha dari luar negeri.Setelah selesai dengan rangkaian pesta, Frederix dan Belle melakukan bulan madu. Mereka akan keliling Eropa berdua dan menikmati masa-masa pernikahan awal. Kedua keluarga mengantar pasangan pengantin baru tersebut bersiap-siap.“Jangan buru-buru hamil ya, Belle,” cetus Louis pada kakak iparnya.“Memang kenapa?”“Princess masih kecil. Masa auntie dan keponakannya hanya berbeda satu tahun.”Semua yang mendengar terkekeh bersamaan. Lalu, William menggeleng-geleng. Hingga Louis akhirnya merasa tak enak hati.“Sori, Dad,” sesal Louis.“Jangan dengarkan, Louis. Kalian bebas memutuskan kapan akan memiliki keturunan,” ucap William pada Frederix dan Belle."Maksudku juga, Kak Fred dan Belle 'kan tidak sempat berpacaran. Mereka bertemu langsung menikah, jadi pacaran saja dulu sebelum me