Cedric baru saja keluar dari ruang direktur rumah sakit, kala ada yang memanggilnya. Lelaki itu menoleh ke belakang. Senyumnya mengembang saat melihat wajah manis si penyapa.Bianca, sepupu Cedric bergegas menghampiri. Ia didampingi seorang lelaki tampan yang juga tersenyum ke arahnya. Mereka saling mencium pipi masing-masing dan bertukar sapa.“Hai, Bi, Alex,” sapa Cedric.“Hai, kakak sepupu.”Cedric terkekeh. “Apa yang kalian lakukan di sini?”Kedua pasangan di depan Cedric saling melirik. Bianca lalu menggandeng lengan kakak sepupunya dan menyeretnya untuk berjalan. Alex mengiringi langkah mereka.“Apakah ada tempat di rumah sakit ini untuk kita berbicara santai?”Cedric lalu mengarahkan jalan. Mereka menuju sebuah kafe. Mengambil tempat di pojokan yang cukup tersembunyi dari pelanggan kafe lainnya.Setelah memesan makanan dan minuman, ketiganya duduk berhadapan. Bianca duduk di samping Alex, sedangkan Cedric di depan mereka. Bianca tampak memperhatikan kakak sepupunya.“Kamu sudah
“Kak Chacha,” panggil Keyna yang datang ke kamar Sacha dengan menggendong Princess.“Princess!” pekik Sacha yang langsung mengambil alih Princess dari gendongan Keyna.“Ya Tuhan, kamu tambah cantik, makin lucu dan menggemaskan,” puji Sacha sambil menciumi wajah adiknya."Kak Chacha lebay. Padahal setiap hari bertemu Princess," kekeh Keyna.Keyna mengamati Sacha. Wanita cantik itu sudah siap akan pergi. Berpenampilan kekinian dengan dress di bawah lutut yang feminim.“Kak Chacha mau ke mana? Cantik dan wangi sekali.”“Double date.”“Sama siapa?”“Bianca dan pasangannya.”“Oh. Jadi, sekarang, Bianca tau kamu adalah tunangan Cedric?”“Tidak. Belum. Itu sebabnya Cedric mengajakku kencan bersama dengan Bianca dan Alex. Cedric bilang sekalian membuat kejutan untuk Bianca.”“Pasti kejutannya sukses.”“By the way, Key. Bianca dan Alex mau menikah. Mereka mengundang Cedric. Dan Cedric berjanji akan mengajakku sekalian mempertemukan aku dengan keluarga besarnya.”Spontan, Keyna mengembuskan nap
“Hadiah untukmu, Baby,” ucap William sambil mengenakan kalung pada leher Keyna yang terbuka.Bukan hanya kalung, William membeli satu set perhiasan mahal dan mewah untuk istrinya. Cincin, anting dan gelang kini menyempurnakan penampilan Keyna. Sang bilioner tampak puas melihat Keyna menerima hadiahnya dengan raut bahagia.“Ini …. “Keyna menatap cermin dan menyentuh kalung berlian di lehernya. “Cantik sekali.”“Karena yang mengenakannya cantik. Perhiasan itu hanya mengimbangi pemiliknya.”Keyna terkekeh. Mengucapkan terima kasih dengan kecupan ringan di kedua pipi dan bibir William. Mereka berpelukan dan saling menatap mesra.“Dalam rangka apa kamu memberiku hadiah ini?”“Aku belum memberimu hadiah karena telah melahirkan seorang putri yang sangat cantik dan cerdas. Maafkan atas keterlambatan itu.”Keyna mendongak menatap wajah tampan William. Mengelus rahangnya yang berbulu tipis dan memberikan senyum manis.“Aku tidak mengharapkan hadiah karena melahirkan seorang putri untukmu.”“Aku
Akhir minggu ini adalah hari pernikahan Bianca dan Alex. Sebenarnya keluarga Dalton juga mendapat undangan. Dengan berbagai pertimbangan, William akhirnya setuju mereka menghadiri pesta tersebut. Selain karena William memang berhubungan baik dengan Alex dan keluarganya. William juga memiliki niat untuk memperlihatkan Keyna pada keluarga Cedric.Namun begitu, William mengatakan pada putra-putrinya bahwa ia dan Keyna tidak akan menginap. Setelah acara pesta, mereka akan langsung kembali ke mansion mengingat mereka meninggalkan Princess sendirian. Louis tentu saja langsung protes.“Kalau begitu, aku tidak perlu ikut. Aku temani saja Princess. Masa Princess sendirian di mansion?” sungut Louis.“Memang kenapa kalau kita membawa Princess, Dad?” tanya Frederix. “Usia Princess kan sudah hampir dua bulan. Aku rasa ia sudah bisa naik pesawat."“Iya, Dad. Princess ikut saja, ya,” pinta Sacha.Setelah berdiskusi dengan Keyna dan dokter anak, akhirnya Princess diperbolehkan ikut. Semua bernapas le
Bukan hanya masalah profesi, Sacha juga mendapat banyak pertanyaan tentang Keyna. Mereka masih sangsi apa benar Keyna yang barusan mereka lihat adalah wanita yang dulu hampir dinikahi Cedric.“Iya, betul. Itu Keyna yang sama.” Sacha hanya dapat mengulum senyumnya seraya menjawab pertanyaan tersebut.Justru Cedric yang merasa tidak nyaman. Sebenarnya, ia hanya takut, Sacha merasa tersinggung. Walaupun tunangannya tersebut terlihat santai saja.“Tenang. Aku sudah mempersiapkan diri untuk ini,” bisik Sacha saat Cedric mengungkapkan kekhawatirannya.Hingga akhirnya pesta usai, dan mereka kembali ke hotel masing-masing. Keyna dan William benar-benar tidak membuang waktu, mereka langsung kembali ke mansion. Meskipun Louis mendapat kabar bahwa Princess tidak rewel sama sekali mengikuti perjalanan pertamanya keluar kota.Malam harinya, Cedric merencanakan makan malam dengan Sacha dan keluarganya. Sacha mengangguk setuju.“Kalian mau ke mana?” tanya Louis.“Makan malam bersama keluargaku,” jaw
William dan Frederix tergelak. Mereka baru saja mendengar laporan Louis tentang makan malamnya bersama keluarga Cedric. Hanya Keyna saja yang memberikan senyum tipis sambil mengembuskan napas panjang.“Aku mintaa maaf karena tidak bisa menemani Sacha dan Louis, Dad. Padahal aku juga ingin sekali bertemu dan berbincang dengan ayah dan adik Cedric,” ucap Frederix.“Tenang saja, aku mengerti, Fred.” William menepuk bahu sang putra sulung. “Lagipula Louis sudah dapat mewakili kita semua.”“Iya, Lou. Kamu hebat.”“Sindiran yang akan membuat mereka berpikir beribu kali lipat untuk menemuiku.”Frederix dan William memuji Louis. Pemuda itu lalu melanjutkan bagaimana ia menceritakan bahwa Keyna adalah salah satu dokter jantung favorit di kota mereka. Bahkan mengungkapkan jika William telah membangun sebuah rumah sakit jantung.William yangakhirnya sadar lebih dulu istrinya hanya diam tanpa berkomentar apa pun. Lelaki itu menoleh ke samping dan memperhatikan Keyna yang sedang menyesap tehnya p
Hubungan Cedric dan Sacha belum bisa dibilang mulus. Cedric sempat berpikir William akan membaik sikapnya setelah memperbolehkannya berfoto bersama pada pernikahaan Bianca dan Alex. Namun, ternyata ia salah.Beberapa kali William menggagalkan kencannya bersama Sacha. Bilioner itu berkata Sacha kelelahan jika hampir setiap hari berkencan padahal ia kuliah dan bekerja. Cedric mengangguk santun lalu mundur teratur.“Maaf ya, Cha. Aku tadi sudah sampai di mansion, tetapi William tidak mengizinkanku bertemu denganmu,” ucap Cedric yang langsung menelepon tunangannya.“Iya. Keyna sudah memberitahuku,” balas Sacha.“Keyna bilang apa?”“Katanya aku harus sabar. William sedang menguji kita.”Hembusan napas panjang terdengar dari hidung Cedric. Sebenarnya ia sangat ingin menikahi Sacha secepatnya. Namun, mengingat William dengan keras kepala mengajukan syarat, ia mau tak mau menurut.Satu tahun. Waktu yang cukup lama bagi Cedric menunggu Sacha menyelesaikan kuliahnya. Namun begitu, ia sadar Sach
Cedric merawat Louis secara intensif. Apalagi setelah beberapa jam pemuda itu lalu muntah-muntah. Hingga Lluis merasa kehabisan tenaga."Apa tidak ada obat anti muntah?" keluh Louis pada Cedric."Sebaiknya memang kamu muntah, Lou. Agar racun dalam tubuhmu ikut keluar. Hanya hari ini saja kok. Besok sudah tidak muntah lagi," ucap Cedric."Jadi besok aku belum boleh pulang?" sungut Louis."Masih harus diinfus. Kamu kehilangan banyak cairan karena muntah.""Tapi aku kasihan pada Princess. Apalagi ia belum diperbolehkan menjenguk ke rumah sakit, aku jadi rindu padanya." Mata Louis kini berkaca-kaca."Kalau begitu, kita lihat besok, ya. Yang penting kamu harus tetap makan dan minum yang disediakan rumah sakit."Louis hanya mengangguk. Sacha yang sejak tadi mendengar langsung menelepon Keyna. Ibu sambung mereka itu mengatakan bahwa Princess sedang tidur.Namun begitu, Louis ingin tetap melihat adiknya. Akhirnya Keyna meletakkan layar kamera di sebelah putrinya sehingga pemuda itu bisa melih