Saat ini gerbang pertahanan pusat kota Mekar sudah hampir hancur, jika gerbang ini hancur, maka pertahanan selanjutnya di provinsi lain akan mudah ditaklukkan. Jenderal Roni menatap muram keadaan di depannya, pertempuran masih sengit. Mereka mencoba bertahan sekuat tenaga, sedangkan musuh mereka bersikap seakan-akan mereka telah memberikan cukup waktu untuk melawan balik. "Syuuuuttt... Dar!! Dar!!" "Syuuuuttt... Dar!! Dar!!" Beberapa tembakan kembali dilayangkan, prajurit kerajaan Bamaraya hanya membalas menggunakan busur dan melindungi diri mereka menggunakan prajurit pemegang tameng. Jika ada prajurit yang maju membawa tombak dan pedang, maka akan ditembak dengan senapan api. Ketika senapan api kehabisan mesiu, saat itu musuh akan mengganti timnya dengan penembak busur. Mereka seakan tidak memberikan waktu untuk prajurit kerajaan Bamaraya beristirahat. Ketika prajurit kerajaan Bamaraya mengganti tim, saat itu mereka telah selesai menyiapkan kembali senapan api. "Formasi tam
Sesaat sebelum penyerangan yang dilakukan tim Rama kepada kapal bangsa Bar-Bar~~~ Saat ini Kapten Baron mengemudikan kapal bangsa Bar-Bar ke arah yang sudah Rama tentukan, "melihat dari peta yang dibawa Kapten Baron, seharusnya mereka akan menyenderkan kapal mereka di sini!!" Rama menunjuk bagian dari peta, Jaya, Fatta dan Kapten Baron memperhatikan peta yang Rama tunjuk, namun hanya Kapten Baron dan Rama yang paham membaca peta tersebut. "Tuan, jika kita sampai di waktu siang seperti ini maka mereka akan tau kalau kapal ini sudah dibajak!!" sahut Kapten Baron memberitahukan pendapatnya. "Mereka akan mudah kembali menembaki kita dengan senapan api itu!!" katanya lagi. Rama mengangguk paham, karena itu ia sudah menyiapkan rompi anti peluru yang berguna seperti baju jirah, baju ini termasuk ringan dan bisa melindungi tubuh yang rentan bila terkena tembakan. "Masing-masing prajurit pakai ini!!" Rama menyerahkan rompi anti peluru itu kepada Kapten Baron, kemudian meminta Fatta, Jaya
Pertempuran sengit terjadi, Bani dan Rijal langsung menghujani kapal Kapten Bernald dan kapal Kapten Steven dengan tembakan M50~kaliber. "Ehem!! Ehem!! Tolong jangan tembak badan kapal!!" teriak Rama lagi, Bani dan Rijal tersenyum paham, mereka tetap fokus dengan senjata mereka dan hanya memberikan kode melalui tangan seperti yang Rama lakukan. "Oke!!" Rama tersenyum dan duduk santai di bagian tiang pantau atas, ia bahkan sempat-sempatnya membeli minuman dan brondong jagung di onshop, untuk dinikmati sembari menonton kejadian di depannya. "Hei, usahakan jangan bunuh mereka!! Kalian kan bisa hanya menakuti dengan tembakan itu!!" teriak Rama lagi dari atas. "Kak Rama, kau terlalu murah hati!!"kata Rijal sembari menembaki musuh yang ingin muncul, membuat musuh kembali menunduk. "Benar, kak Rama ini terlalu murah hati, mereka bahkan sudah membunuh banyak prajurit kita, kenapa tidak sekalian kita habisi saja!!"seru Bani geram, tapi ia tetap menurut dan hanya menakuti pasukan bangsa
Dan disinilah penasehat Olav sekarang, ia melihat seorang lelaki tampan berjalan dari jembatan kapal, lelaki itu tampak seperti pesolek, namun penasehat Olav bukan orang yang menilai seseorang dari penampilannya, nyatanya penasehat Olav tau, kalau lelaki pesolek itulah yang membuat kapal mereka kini berhasil dibajak. "Bersiap!!" perintah Olav kepada 100 orang pasukannya. "PASUKAN BAYANGAN!! BERSIAP!!KITA KEDATANGAN TAMU!!" suara Rama menggema. Penasehat Olav terkesiap, sudah jelas jarak mereka sangat jauh saat ini, bagaimana bisa dia mengetahui kedatangan Olav dan pasukannya. "BERSIAP!!" perintah penasehat Olav. Pasukan senapan api langsung bersiap, mereka mengarahkan senapan api ke arah pasukan bayangan dan prajurit kerajaan Bamaraya. Rama mundur perlahan, kemudian Fatta dan Jaya melindunginya. Pasukan sniper juga bersiap dengan senjata mereka, pasukan yang tidak memiliki senjata mundur bersama Rama agak kebelakang. "KITA TIDAK PERLU MELAKUKAN INI!! JIKA KALIAN MENYERAH,
Betapa terkejutnya pasukan bangsa Bar-Bar dan sekutunya Mamarika ketika bom itu meledak di sekitar mereka, keadaan menjadi panik karena bahkan tameng tidak bisa melindungi mereka. Rama menggunakan kesempatan itu untuk kembali memberikan perintah. "SNIPER BERSIAP!!" Kali ini pasukan sniper dan M50~kaliber muncul dan langsung menembakan senjata mereka. "Syuuuttt.... DAR!! DAR!! DAR!!" "Syuuuttt.... DAR!! DAR!! DAR!!" "Syuuuttt.... DAR!! DAR!! DAR!!" Pasukan bangsa Bar-Bar dan sekutunya kini panik kesana kemari, tidak ada tempat berlindung, pasukan mereka mulai berjatuhan. Mereka bahkan tidak diberikan waktu untuk melakukan perlawanan, tidak seperti senapan api milik pasukan bangsa Bar-Bar, senjata yang sniper dan M50~kaliber tidak perlu dikompa, kecuali pelurur mereka habis. Dan ketika peluru mereka habis giliran pasukan samuray dan prajurit berpedang, bertombak serta tameng yang maju menyerang. Melihat keadaan berubah total, tanpa pikir panjang Jenderal Roni juga memberi p
"Kak, mengapa kau sangat keras kepala? Kita bisa memakai tenaga Rama dan pasukannya, bukankah lebih baik jika semakin banyak pasukan?" jelas Raka ketika sampai dirumah peristirahatan Jenderal Roni. "Apa kau tidak melihat, ia bersikap sombong dan berlagak pada kita!! Lihatlah caranya menatap kita, seolah-olah berkata tanpa mereka kita takkan memenangkan pertempuran ini!!" balas Jenderal Roni. "Nyatanya memang begitu kak!! Seandainya mereka tidak datang, pasukan kita tidak akan bisa berbuat apapun!!" Raka kembali mempertegas ia memihak pada Rama. Bagi Raka hal terpenting saat ini bukanlah ego mereka sebagai keluarga, melainkan persatuan mereka sebagai bagian dari kerajaan Bamaraya. "Jika kita memiliki senjata itu, tanpa Rama dan pasukannya kita juga bisa menang!!"kali ini Jenderal Roni menekankan kembali perkataannya, ia bahkan memicingkan mata dengan sorot yang tajam. "Kak, senapan api milik bangsa Bar-Bar saja kita tidak bisa menggunakannya, apalagi senjata milik Rama!!" Jende
"Lihatlah keadaanmu, kalian berjuang mengalahkan serta menangkap kami!! Tapi apa yang kalian dapatkan!!" Mayjen Jaka tersenyum dengan licik. Rama hanya tersenyum mendengar provokasi dari Mayjen Jaka, tentunya ia tau betul saat ini Mayjen Jaka hanya ingin membuat ia dan pasukannya marah."apa kau sakit hati karena kami yang seperti ini berhasil menangkapmu?" Mayjen Jaka meggeretakkan giginya, namun ia masih bisa menahan amarahnya. Saat ini ia harus mencari cara untuk merayu Rama, Mayjen Jaka kembali menyunggingkan senyuman bersahabat."Aku jelas marah, namun rasanya aku juga ikut bersimpati pada keadaan yang menimpa kau dan pasukanmu!! Lihatlah sudah berjasa besar seperti ini, kau malah diperlakukan dengan tidak adil!! Bukankah kerajaan ini sangat tidak bisa menilai makna seseorang?"sambung Mayjen Jaka lagi. Entah mengapa pasukan bayangan merasa perkataan Mayjen Jaka ada benarnya, mereka sudah berjuang dan berkorban nyawa seperti ini, tapi pihak kerajaan malah memperlakukan mereka se
Jenderal Roni terlihat berpikir, ia bahkan mengelus jenggot pendeknya yang mulai beruban itu."aku bingung, apa pekerjaan Rama sebenarnya? Kudengar ia bisa mengobati, ia juga petani dan pedagang? Yang mana yang benar?"tanya Jenderal Roni pada Raka dan Sersan Harjuna. "Semua benar paman!!" seru Sersan Harjuna. "Rama itu bisa meracik obat, dialah yang menciptakan obat untuk penyakit menular, ia juga bertani dan berdagang!!" Sahut Sersan Harjuna lagi. "Kalau begitu, Raka bebaskan Rama dan pasukannya, berikan mereka tenda agar bisa beristirahat dengan nyaman!!" kata Jenderal Roni kemudian. Raka dan Sersan Harjuna menatap riang, mereka senang mendengar Rama dan pasukannya akan dibebaskan. Raka Adipati pun bergegas untuk segera membebaskan Rama dan pasukannya, sebelum Jenderal Roni kembali berubah pikiran. *** "Jenderal, kita harus kembali!!" Penasehat Jordan datang dengan terburu-buru. Jenderal Kris tentu kebingungan dengan itu, tetapi ia tau penasehat Jordan bukan tipe orang yang
Andonesia, tahun 2075 Dunia hari ini mengalami kehancuran karena pengrusakan lingkungan oleh perusahaan maupun perorangan. Tapi, manusia tak peduli. Mereka justru berperang di bawah iklim yang berubah total dan tak sadar sebuah batuan besar dari langit menghantam bumi. Semua orang dalam keadaan panik, berlari tanpa tujuan. Bumi gelap seketika ketika kabut hitam aneh datang sementara listrik tengah padam. "Uuuhhh....!" Seorang pria tiba-tiba terbangun dengan tubuh yang terasa pegal, seolah-olah ia sudah tiduran terlalu lama. Pria itu menatap sekitarnya hingga akhirnya beradu pandang dengan perawat yang baru saja memasuki ruangannya dengan ekspresi terkejut. "Dokter Angel! Pasien nomor 10 akhirnya sadar." Perawat tersebut langsung mengabari seorang dokter cantik yang sedang menulis di ruangannya. Mendengar pasien dengan nomer 10 akhirnya sadar, Angel langsung mengikuti perawat yang tadi mengabarinya. "Klek!" Angel membuka pintu itu dan menatap pasien nomer 10 dan langsung
"Dar!!" "Tuan Muda!" jerit Lilia. "Kau sangat berani!!" Baxia mengayunkan ekornya untuk menghantam Jenderal Kris, tubuh Jenderal Kris melayang jauh hingga menghantam badan kapal yang lain, ia mengeluarkan darah dan mati di tempat. 'Bagaimana dengan Tuan Muda?'tanya Lilia. 'Tenanglah baby, aku akan membawa Tuan kembali setelah memberi mereka pengajaran.' Baxia berbalik dan memperlihatkan aura yang sangat dominan serta mengerikan, seketika air laut di sekitar kapal Mamarika bergemuruh. "PULANGLAH DAN JANGAN KEMBALI!! ATAU AKU AKAN BUAT PERHITUNGAN DAN MENGHANCURKAN BANGSA KALIAN!" suara Baxia menggema hingga memekakkan telinga yang mendengarnya, sehingga mereka harus menutup telinga agar tidak terlalu sakit. Jenderal Sean mengangguk sembari menutup telinganya. Mendapatkan jawaban yang diinginkannya, Baxia berbalik membawa tubuh Rama ke kapal mereka. Pasukan bayangan sudah menunggu Baxia dengan perasaan khawatir. Rama tidak sadarkan diri, saat diperiksa tidak ada tanda-tand
"Fatta, apa kau berhasil menjalin kontrak dengan Naga?" tanya Rama ketika melihat Fatta dan Baxia datang setelah 2 hari berkelana dialam Hewan Spiritual. 2 hari berkelana di alam Hewan Spiritual sama dengan 2 minggu berlalu di alam manusia. Baxia dan Fatta tersenyum, seekor hewan seperti mahluk purba muncul di punggung belakang Fatta, bentuknya sepertinya dinosaurus dengan ukuran mini setinggi setengah meter. Melihat hewan Spiritual milik Fatta, spontan Jaya tertawa terbahak-bahak."Kau berburu Naga, tapi malah mendapatkan Saurus?hahaha...Hewanmu sangat lucu Fatta!" Melihat itu Fatta dengan wajah datarnya memberi perintah kepada Barats, nama yang ia berikan kepada Hewan Spiritualnya untuk menunjukkan bakat uniknya. "Barats, perlihatkan wujud aslimu!!" Barats melompat dari punggung Fatta, ia kemudian memperlihatkan bentuknya yang semakin membesar hingga sebesar Baxia, "RAAAAAOOOOWWWW!!!" Barats memperlihatkan aumannya yang keras di wajah Jaya, Jaya tak mampu berbuat apapun, ia h
"Tuan Muda, apakah kau dari alam Hewan Spiritual?" tanya Fatta yang melihat Rama, Lilia dan Baxia datang bersamaan dari portal keluar alam Hewan spiritual. "Iya, ada apa? Apa ada masalah ketika aku pergi?" tanya Rama lagi, ia melihat ekspresi yang tidak biasa dari Fatta. "Tuan Muda, seharusnya kau mengajakku, aku juga ingin melakukan kontrak dengan Naga," sahut Fatta dengan ekspresi kecewa. Rama menghela napas lega, ia tak menyangka masalahnya seperti itu, ia bahkan sudah berpikiran yang tidak-tidak tadi. "Oho, aku bisa menemanimu!" kata Baxia, ia kemudian membuka kembali portal ke dunia alam Hewan Spiritual. Fatta kemudian menatap Rama dengan tatapan memohon untuk diizinkan pergi. "Baiklah, pergilah!" sahut Rama kemudian. "Terima kasih Tuan Muda," kata Fatta kemudian menghilang bersama Baxia di balik portal alam Hewan Spiritual. "Fatta itu termasuk manusia luar biasa, kekuatannya tidak seperti manusia biasa, apa mungkin dia manusia istimewa? Tapi tidak mudah menjalin kont
Sesampainya mereka di alam Hewan Spiritual, Rama dan Lilia di sambut dengan hangat. Namun para Naga bingung dengan Naga mini yang mengikuti Rama dan Lilia. "Apa Lilia punya anak?""Setauku tidak, Lilia belum memasuki masa kawin,""Lalu kenapa ada bayi Naga?""Mungkin Lilia menemukannya dan kasihan padanya,""Kau benar, bisa jadi seperti itu, tapi bukankah kita para Naga tidak pernah menelantarkan bayinya?""Aaahh.... Kau benar juga, lalu bayi siapa itu?"Semua Naga mulai menebak siapa bayi Naga yang mengikuti Rama dan Lilia, bahkan Ketua Naga terlihat bingung dengan Naga kecil yang mereka bawa. Rama tersadar dengan tatapan aneh sedari tadi yang mereka terima. "Baxia, kau boleh mengubah wujudmu kalau di sini," kata Rama, sepertinya wujud Baxia yang menggemaskan membuat para Naga bertanya-tanya. Mendengar itu Baxia lalu berubah ke wujud asalnya, Naga yang tadinya lucu dan menggemaskan berubah menjadi Naga yang mendominasi, gagah dan sangat kuat. melihat tanda di wajahnya Ketua Naga l
"Jadi apa nama untukku?" tanya Naga jantan yang telah menjalin kontrak dengan Rama itu, bahkan Lilia menatap dengan tidak percaya, bagaimana bisa 2 Naga menjalin kontrak dengan Tuan yang sama, bukan kah Tuan itu tidak akan mampu, tapi yang terjadi Rama terlihat mampu dan tidak kenapa-kenapa. "Kita sudah menjalin kontrak?" tanya Rama memastikan, ia memang merasa ada yang berbeda pada dirinya ketika menjalin kontrak dengan Naga jantan, tidak seperti ketika ia menjalin kontrak dengan Lilia. Bahkan Lilia tersadar, ada perubahan pada bulu putih di bagian wajah Naga jantan, bulu putih itu berkilau keemasan, di bagian sayap juga begitu, Namun ia masih berwarna biru muda, selain itu dan cahaya tadi tidak terjadi apapun kepada Naga jantan. "Apa yang kau lakukan kepada Tuanku?" tanya Lilia, ia khawatir Rama yang malah mendapat imbasnya. "Aku membagi kekuatanku padanya, aku tidak mungkin mencelakainya my love, jika dia mati kau dan aku akan mati juga," sahut Naga jantan, Lilia bersyukur atur
"Maksudmu ada Naga lain selain dirimu saat ini?" tanya Rama, ia melihat Lilia menggeram marah dan mencoba mencari sumber bau itu. "Tuan Muda, aku akan pergi sebentar!" pamit Lilia, ia kemudian menjauh dari desa Mekarsari menuju bukit. 'Lilia, berhati-hatilah dan tetap pertahankan komunikasi kita."pinta Rama, ia terlihat khawatir melihat Lilia yang pergi begitu saja. 'Tentu Tuan Muda, aku adalah Naga penjaga sekaligus Naga petarung, jangan khawatir aku akan segera kembali,' Sesampainya di bukit kembaran, Lilia berdesis, tanda ia sedang marah, "Tunjukan dirimu, aku tau kau ada di dekatku!" seru Lilia, ia terlihat sangat marah. Kemudian seekor Naga yang lebih tinggi dari Lilia muncul, Naga itu memiliki warna biru muda dengan warna putih sayap di bagian mata. Matanya berwarna hitam pekat, sudah bisa ditebak Naga ini adalah Naga jantan. "Aku tak menyangka kau akan menyadari kehadiranku, "Naga itu terlihat sangat mendominasi, berbeda dengan Naga jantan yang biasa Lilia temui. Lili
'Lilia, apa yang terjadi?'tanya Rama. Lilia menatap ke arah bangungan Houston yang tak jauh dari dirinya, Xiao Wang Li dan Jessica berada. 'Tuan Muda, bangsa Mamarika sepertinya membuat senjata baru untuk memerangi kita,' 'Senjata baru, Seperti apa?'tanya Rama kembali. 'Senjata itu memiliki pelontar, berbentuk bulat berduri, diberi api dan ketika meluncur serta mengenai target, maka akan meledak di waktu tertentu, "jelas Lilia, ia menggeram marah. Ingin rasanya Lilia menghancurkan bangsa Mamarika sekarang juga, kalau saja bukan Rama yang melarang maka Lilia sudah membumihanguskan bangsa itu. 'Lilia tenanglah, bawa Xiao Wang Li dan adiknya kembali terlebih dahulu ke Mekarsari,' pinta Rama. "Xiao, Tuan Muda meminta kita untuk kembali terlebih dahulu ke Mekarsari," jelas Lilia setelah selesai berkomunikasi dengan Rama. Xiao Wang Li dan Jessica terlihat kebingungan sebelum akhirnya Lilia kembali bersuara. "Aku dan Tuan Muda terjalin kontrak, karena itu kami bisa berkomunikasi sec
"Lilia!!" Kali ini Xiao Wang Li sangat senang bertemu Lilia, ia tak menyangka kalau Lilia selama ini bersamanya. "Rrrrrgggghhhh... Rrrrrgggghhhh... " Lilia mulai berdesis, ia siap mengeluarkan laharnya kapanpun ia mau, jika ada yang berani mendekat siap-siap saja dibakar sampai hangus. "Prajurit!!" Jenderal Kris berteriak memanggil prajurit bersenjata api. Para prajurit mulai mengepung Lilia dan Xiao Wang Li, mereka juga mulai siaga dengan mengompa senjata api. "Jangan mendekat atau kalian aku bakar!!" ancam Lilia lagi, pasukan Mamarika mulai gentar, terlebih dengan apa yang baru mereka lihat. Naga benar-benar nyata!! Bukannya takut, Jenderal Kris menjadi berambisi untuk menjinakkan Lilia dan menjadikannya hewan milik mereka, mereka tidak tau jika hewan spiritual yang menjalin kontrak tidak bisa dijinakkan. "Tangkap Naga itu!!" perintah Jenderal Kris, pasukan Mamarika agak kebingungan, dengan apa mereka harus menangkap Naga yang memiliki tinggi 2 kali lipat lebih dari manusia.