Share

bab 130

Penulis: Ummi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Bapak!! Ibu!!" Rama masuk ke dalam rumah dengan terburu-buru.

"Rama, nak... kau baru datang?" ibu Sri langsung menyambut hangat putranya itu, begitu pula pak Bima.

"Pak, bu!! tidak ada waktu, kumpulkan semua warga desa, pak Joko dan timnya juga, kalian harus berlindung di bunker, akan ada badai salju!!" jelas Rama.

"Badai salju? apakah sangat parah? tanya Jaya.

Rama mengangguk, ia lalu mengeluarkan Alan, Eko dan Bani dari kotak penyimpanan. Pandu yang mendengar jadi ikut gelisah mengkhawatirkan keluarga dan warga perkemahan.

"Kak Rama, bagaimana dengan keluargaku?" tanya Pandu dengan sorot wajah gelisah.

"Kalian bisa membantu Pandu untuk menjemput mereka?" tanya Rama lagi.

"Tentu bisa!!" sahut Jaya.

"Baiklah, kalau begitu cepat bergerak!! aku akan melihat kedaaan bunker terlebih dahulu!!" kata Rama, ia lalu memasuki bunker. Melihat stok makanan-minuman, keamanan generator dan fungsi lainnya. Generator di bangunan atas juga Rama periksa, perapian menyala dengan baik.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 131

    "Varia, mengapa hanya 1/4 rohmu yang menjaga gunung Krakatau ini? Eh, apa kau menjalin kontrak?" tanya Naga Ketua, begitu melihat Lilia sudah mencapai tahap pendewasaan dan Varia adalah nama Lilia sebelum menjalin kontrak. "Manusia itu menolongku, aku harus membayar hutang budi, jadi aku menjalin kontrak dengannya Ketua, sekarang namaku Lilia." hormat Lilia begitu bertemu Ketua Naga. Ketua Naga menatap Lilia bangga. "Panggil aku kakek jika kita hanya berdua Lilia, kau adalah Naga penjaga sekaligus Naga petarung, jarang ada Naga dengan 2 tugas sepertimu, jadi aku bangga ketika kau menjalin kontrak! ingatlah prinsip Naga, hutang budi harus dibayar!"Kata Ketua Naga, ia mendekatkan kepala nya ke kepala Lilia, suatu menyala ketika kepala Naga mereka bersentuhan. Lilia mendapat restu dari Ketua Naga, kini warna Lilia ada corak biru muda berkilapnya, di dekat mata ke pipi. Lilia naik ke tahap Legendaris jika diberi restu menjalin kontrak dengan manusia. "Kakek, terima kasih telah membe

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 132

    "Mengapa ini bisa terjadi? Dia tidak akan bisa menggunakan pedang pusaka karena... ada dua roh di dalam 1 tubuh! Bagaimana bisa?" Ketua Naga menatap Rama dengan heran, ia bahkan mengitari Rama dan Fatta yang sedang berdiri dan menjadi tontonan para keluarga Naga. Rama hanya mengendikkan tubuhnya, ia bahkan tak tau mengapa rohnya dan roh Rama asli berada di dalam satu tubuh. "Tubuh ini bukan milikmu, tapi tubuh ini malah lebih memilihmu untuk mendominasi!! apa yang sudah kau lakukan anak muda?" tanya Ketua Naga dengan penuh selidik, tubuhnya yang besar membuat siapapun takut ketika diintimidasi seperti itu, bahkan Fatta baru kali ini merasa gemetar karena takut. Tapi tidak berlaku pada Rama, harusnya ia merasa takut, tapi tubuh, jiwa dan pikirannya menolak perasaan itu, ia malah merasa lebih kuat, apa karena pedang pusaka yang menyatu bersama blood swings di tubuhnya? "Ketua Naga, aku adalah manusia modern, saat itu aku mengalami kecelakaan!! hanya itu ingatan terakhirku dan saa

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 133

    "Profesor, Penasehat Jordan kembali mengirimkan surat!!" Jessica datang dengan tergopoh-gopoh, ia begitu senang setelah lama tidak mendapatkan surat dari kakaknya itu. "Apakah ia telah menyelesaikan misi dari Jenderal Kris?" tanya Prof Andre lagi. Jessica mengangguk, "dia bilang akan kembali," Jessica bahkan tak melepaskan pandangannya pada surat yang dikirim Penasehat Jordan. "Kalau begitu apa kau akan menemui Jenderal Kris untuk melaporkan perihal kepulangannya?" Profesor Andrea tidak berbalik dari kesibukannya, tapi ia tau gadis di belakangnya dalam keadaan bersemangat saat ini. Jessica selalu bersemangat jika menyangkut kakaknya. "Tentu saja aku harus melapor." "Kalau begitu kita bisa berangkat sekarang, lagipula senjata buatanku sudah jadi dan harus segera dilaporkan kepada Menteri Perang!" jelas Profesor Andrea kembali. "Apa aku boleh melihat terlebih dahulu seperti apa senjatamu prof?" tanya Jessica dengan kerlingan mata manjanya. Prof Andrea langsung mengacak rambu

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 134

    Xiao Wang Li datang dengan lesu setelah Lilia menurunkannya, sedangkan Lilia seperti biasa bersikap acuh dan duduk santai di sarangnya. "Tuan Muda, bisa kita bicara?" kata Xiao Wang Li. Rama langsung menatap Lilia, namun Lilia hanya membalas tatapan bahwa ia tak tau apapun dengan tatapan polosnya itu. "Tentu saja, apa kau tidak ingin ada orang lain yang mendengarkan? jika begitu, kita bisa bicara di dalam kotak penyimpananku!" Xiao Wang Li mengangguk dan menatap Rama penuh haru, Rama sudah mengetahui siapa dirinya tapi Rama masih bersikap ramah pada Xiao Wang Li, membuat Xiao Wang Li merasa bersalah. Setelah masuk kedalam kotak penyimpanan Xiao Wang Li langsung berlutut. "Xiao Wang Li apa yang kau lakukan? berdirilah!!" pinta Rama, namun Xiao Wang Li tetap berlutut. "Tuan Muda, maafkan aku!! aku bersalah!!" katanya dengan nada penuh penyesalan. 'Lilia, pasti ini ulahmu?' 'Tuan Muda, tidak boleh menuduh!' "Xiao Wang Li, aku memaafkanmu! jadi berdirilah!"pinta Rama, ia ba

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 135

    Rama membuka surat yang dikirimkan Pangeran, mereka sudah sangat akrab sehingga sering berkirim surat. Isi surat itu adalah tentang permintaan Pangeran pada kembang api yang pernah Rama ceritakan, sebentar lagi tahun baru. Pangeran ingin melihat kembang api yang besar di udara. dengan berbagai macam warna. Pangeran berharap Rama dan keluarganya bisa melaksanakan tahun baru di Kerajaan, tentu saja hal itu mustahil! Rama lebih memilih merayakan tahun baru di desanya, warga desa sudah seperti keluarga baginya, jadi sepertinya Rama hanya akan mengirim beberapa kembang api untuk Pangeran dan Raja, serta beberapa kudapan dan minuman untuk merayakan tahun baru. "Kak Rama, lihatlah tulisanku ini!" Alan datang dengan tulisan promosi yang Rama ajarkan. (Mari nikmati kembang api indah di udara di desa Mekarsari, tempat terbatas! hanya 10 pembeli pertama yang akan mendapatkan souvenir!) Rama tersenyum dan mengangguk setuju, ia bersyukur Alan bisa membaca dan menulis. Jika ada beberapa yang i

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 136

    "Perubahan terjadi karena keinginan diri sendiri!" Xiao Wang Li kembali mengucapkan perkataan yang ia dengar saat Rama dan pak Arya bicara, benar Xiao Wang Li harus berubah, selama ini ia selalu mengikuti arahan dari Jenderal Kris, melepaskan semua hati nurani dan rasa bersalah saat memerangi bangsa lain. Seolah-olah itulah yang benar. Perset*n dengan jabatan yang kini ia miliki sebagai penasehat Jordan, ia bahkan tidak pernah merasa kebahagian pada apa yang kini ia miliki. "Xiao mengapa kau melamun? Sebaiknya kau membantu kami!" Fatta lewat dengan membawa beberapa kembang api di tangannya dan membuyarkan lamunan Xiao Wang Li. Xiao Wang Li tersadar, "Mau dibawa kemana itu semua?"tanya Xiao Wang Li kemudian. "Dibawa keatas rumah susun!" Jawab Jaya dengan senyum penuh semangat. Mendengar itu dengan cepat Xiao Wang Li ikut membantu. Selama berada di dekat Rama dan pasukan bayangan, Xiao Wang Li merasa ia selalu tersenyum dan hidup tanpa beban, tidak seperti saat ia harus menjadi s

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 137

    "10~9~8~7~6~5~4~3~2~1!!" "SELAMAT TAHUN BARU!!" "Syuuutttt..... Duar!! Duar!! Duar!!" "Syuuuutttt.... Duar!! Duar!! Duar!!" Semua orang menatap langit yang kini di hiasi kembang api besar berwarna-warni, mereka menatap kagum cahaya berkilauan di atas langit gelap yang kini diterangi kembang api. "Ibu, kembang apinya seperti bintang!" "Iya benar, seperti bintang yang bertaburan!" "Makanannya juga sangat pas menikmati keindahan malam di tahun baru!" "Aku akan kesini lagi tahun depan!" "Aku juga!" "Hei mari kita minta foto souvenir di saat memegang kembang api!!" "Kau benar, ayo berfoto!!" Semua pendatang mengutarakan perasaannya, semakin banyak yang berfoto maka desa Mekarsari akan semakin terkenal. Itulah yang Rama harapkan, ia ingin desanya menjadi tempat objek wisata. Mungkin nanti ia juga bisa membangun beberapa pemandian air panas. Tidak berhenti di situ Rama juga menyiapkan beberapa kembang api mancur yang bisa dipegang, beberapa kembang api gasing yang menyala dan b

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 138

    Xiao Wang Li berpakaian biasa, ia sudah diminta untuk berhati-hati ketika mengeluarkan uang, Rama bahkan membuatkan Xiao Wang Li saku kaki, Rama hanya memberikan belati dan ketapel untuk Xiao Wang Li berjaga-jaga. "Ini makanan, untuk di jalan! Emas taruh di saku kaki saja, lakukan transaksi dengan perunggu, dan jangan terlalu mencolok di perjalanan!" Rama bahkan membuat wajah Xiao Wang Li yang tampan terlihat kumuh, agar orang tidak menyangka kalau ia memiliki uang, lagipula ia sudah meminta Lilia untuk mengikuti Xiao Wang Li diam-diam. "Tuan Muda, ini terlalu banyak!" seru Xiao Wang Li. Rama menggeleng, "Tidak, 2 batang emas adalah milikmu yang dulu! Sedangkan satu batang emas adalah dariku, aku ingin memberikan lebih banyak, takut membahayakan dirimu di jalan!" jelas Rama lagi, Xiao Wang Li paham betul, Rama adalah orang yang loyal. Ia bahkan membuatkan baju khusus untuk Xiao Wang Li agar bisa membawa barang dengan aman, sedangkan di dalam tas berisi makanan dan minuman, tas di

Bab terbaru

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   Bab 149

    Andonesia, tahun 2075 Dunia hari ini mengalami kehancuran karena pengrusakan lingkungan oleh perusahaan maupun perorangan. Tapi, manusia tak peduli. Mereka justru berperang di bawah iklim yang berubah total dan tak sadar sebuah batuan besar dari langit menghantam bumi. Semua orang dalam keadaan panik, berlari tanpa tujuan. Bumi gelap seketika ketika kabut hitam aneh datang sementara listrik tengah padam. "Uuuhhh....!" Seorang pria tiba-tiba terbangun dengan tubuh yang terasa pegal, seolah-olah ia sudah tiduran terlalu lama. Pria itu menatap sekitarnya hingga akhirnya beradu pandang dengan perawat yang baru saja memasuki ruangannya dengan ekspresi terkejut. "Dokter Angel! Pasien nomor 10 akhirnya sadar." Perawat tersebut langsung mengabari seorang dokter cantik yang sedang menulis di ruangannya. Mendengar pasien dengan nomer 10 akhirnya sadar, Angel langsung mengikuti perawat yang tadi mengabarinya. "Klek!" Angel membuka pintu itu dan menatap pasien nomer 10 dan langsung

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 148

    "Dar!!" "Tuan Muda!" jerit Lilia. "Kau sangat berani!!" Baxia mengayunkan ekornya untuk menghantam Jenderal Kris, tubuh Jenderal Kris melayang jauh hingga menghantam badan kapal yang lain, ia mengeluarkan darah dan mati di tempat. 'Bagaimana dengan Tuan Muda?'tanya Lilia. 'Tenanglah baby, aku akan membawa Tuan kembali setelah memberi mereka pengajaran.' Baxia berbalik dan memperlihatkan aura yang sangat dominan serta mengerikan, seketika air laut di sekitar kapal Mamarika bergemuruh. "PULANGLAH DAN JANGAN KEMBALI!! ATAU AKU AKAN BUAT PERHITUNGAN DAN MENGHANCURKAN BANGSA KALIAN!" suara Baxia menggema hingga memekakkan telinga yang mendengarnya, sehingga mereka harus menutup telinga agar tidak terlalu sakit. Jenderal Sean mengangguk sembari menutup telinganya. Mendapatkan jawaban yang diinginkannya, Baxia berbalik membawa tubuh Rama ke kapal mereka. Pasukan bayangan sudah menunggu Baxia dengan perasaan khawatir. Rama tidak sadarkan diri, saat diperiksa tidak ada tanda-tand

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 147

    "Fatta, apa kau berhasil menjalin kontrak dengan Naga?" tanya Rama ketika melihat Fatta dan Baxia datang setelah 2 hari berkelana dialam Hewan Spiritual. 2 hari berkelana di alam Hewan Spiritual sama dengan 2 minggu berlalu di alam manusia. Baxia dan Fatta tersenyum, seekor hewan seperti mahluk purba muncul di punggung belakang Fatta, bentuknya sepertinya dinosaurus dengan ukuran mini setinggi setengah meter. Melihat hewan Spiritual milik Fatta, spontan Jaya tertawa terbahak-bahak."Kau berburu Naga, tapi malah mendapatkan Saurus?hahaha...Hewanmu sangat lucu Fatta!" Melihat itu Fatta dengan wajah datarnya memberi perintah kepada Barats, nama yang ia berikan kepada Hewan Spiritualnya untuk menunjukkan bakat uniknya. "Barats, perlihatkan wujud aslimu!!" Barats melompat dari punggung Fatta, ia kemudian memperlihatkan bentuknya yang semakin membesar hingga sebesar Baxia, "RAAAAAOOOOWWWW!!!" Barats memperlihatkan aumannya yang keras di wajah Jaya, Jaya tak mampu berbuat apapun, ia h

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 146

    "Tuan Muda, apakah kau dari alam Hewan Spiritual?" tanya Fatta yang melihat Rama, Lilia dan Baxia datang bersamaan dari portal keluar alam Hewan spiritual. "Iya, ada apa? Apa ada masalah ketika aku pergi?" tanya Rama lagi, ia melihat ekspresi yang tidak biasa dari Fatta. "Tuan Muda, seharusnya kau mengajakku, aku juga ingin melakukan kontrak dengan Naga," sahut Fatta dengan ekspresi kecewa. Rama menghela napas lega, ia tak menyangka masalahnya seperti itu, ia bahkan sudah berpikiran yang tidak-tidak tadi. "Oho, aku bisa menemanimu!" kata Baxia, ia kemudian membuka kembali portal ke dunia alam Hewan Spiritual. Fatta kemudian menatap Rama dengan tatapan memohon untuk diizinkan pergi. "Baiklah, pergilah!" sahut Rama kemudian. "Terima kasih Tuan Muda," kata Fatta kemudian menghilang bersama Baxia di balik portal alam Hewan Spiritual. "Fatta itu termasuk manusia luar biasa, kekuatannya tidak seperti manusia biasa, apa mungkin dia manusia istimewa? Tapi tidak mudah menjalin kont

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 145

    Sesampainya mereka di alam Hewan Spiritual, Rama dan Lilia di sambut dengan hangat. Namun para Naga bingung dengan Naga mini yang mengikuti Rama dan Lilia. "Apa Lilia punya anak?""Setauku tidak, Lilia belum memasuki masa kawin,""Lalu kenapa ada bayi Naga?""Mungkin Lilia menemukannya dan kasihan padanya,""Kau benar, bisa jadi seperti itu, tapi bukankah kita para Naga tidak pernah menelantarkan bayinya?""Aaahh.... Kau benar juga, lalu bayi siapa itu?"Semua Naga mulai menebak siapa bayi Naga yang mengikuti Rama dan Lilia, bahkan Ketua Naga terlihat bingung dengan Naga kecil yang mereka bawa. Rama tersadar dengan tatapan aneh sedari tadi yang mereka terima. "Baxia, kau boleh mengubah wujudmu kalau di sini," kata Rama, sepertinya wujud Baxia yang menggemaskan membuat para Naga bertanya-tanya. Mendengar itu Baxia lalu berubah ke wujud asalnya, Naga yang tadinya lucu dan menggemaskan berubah menjadi Naga yang mendominasi, gagah dan sangat kuat. melihat tanda di wajahnya Ketua Naga l

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 144

    "Jadi apa nama untukku?" tanya Naga jantan yang telah menjalin kontrak dengan Rama itu, bahkan Lilia menatap dengan tidak percaya, bagaimana bisa 2 Naga menjalin kontrak dengan Tuan yang sama, bukan kah Tuan itu tidak akan mampu, tapi yang terjadi Rama terlihat mampu dan tidak kenapa-kenapa. "Kita sudah menjalin kontrak?" tanya Rama memastikan, ia memang merasa ada yang berbeda pada dirinya ketika menjalin kontrak dengan Naga jantan, tidak seperti ketika ia menjalin kontrak dengan Lilia. Bahkan Lilia tersadar, ada perubahan pada bulu putih di bagian wajah Naga jantan, bulu putih itu berkilau keemasan, di bagian sayap juga begitu, Namun ia masih berwarna biru muda, selain itu dan cahaya tadi tidak terjadi apapun kepada Naga jantan. "Apa yang kau lakukan kepada Tuanku?" tanya Lilia, ia khawatir Rama yang malah mendapat imbasnya. "Aku membagi kekuatanku padanya, aku tidak mungkin mencelakainya my love, jika dia mati kau dan aku akan mati juga," sahut Naga jantan, Lilia bersyukur atur

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 143

    "Maksudmu ada Naga lain selain dirimu saat ini?" tanya Rama, ia melihat Lilia menggeram marah dan mencoba mencari sumber bau itu. "Tuan Muda, aku akan pergi sebentar!" pamit Lilia, ia kemudian menjauh dari desa Mekarsari menuju bukit. 'Lilia, berhati-hatilah dan tetap pertahankan komunikasi kita."pinta Rama, ia terlihat khawatir melihat Lilia yang pergi begitu saja. 'Tentu Tuan Muda, aku adalah Naga penjaga sekaligus Naga petarung, jangan khawatir aku akan segera kembali,' Sesampainya di bukit kembaran, Lilia berdesis, tanda ia sedang marah, "Tunjukan dirimu, aku tau kau ada di dekatku!" seru Lilia, ia terlihat sangat marah. Kemudian seekor Naga yang lebih tinggi dari Lilia muncul, Naga itu memiliki warna biru muda dengan warna putih sayap di bagian mata. Matanya berwarna hitam pekat, sudah bisa ditebak Naga ini adalah Naga jantan. "Aku tak menyangka kau akan menyadari kehadiranku, "Naga itu terlihat sangat mendominasi, berbeda dengan Naga jantan yang biasa Lilia temui. Lili

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 142

    'Lilia, apa yang terjadi?'tanya Rama. Lilia menatap ke arah bangungan Houston yang tak jauh dari dirinya, Xiao Wang Li dan Jessica berada. 'Tuan Muda, bangsa Mamarika sepertinya membuat senjata baru untuk memerangi kita,' 'Senjata baru, Seperti apa?'tanya Rama kembali. 'Senjata itu memiliki pelontar, berbentuk bulat berduri, diberi api dan ketika meluncur serta mengenai target, maka akan meledak di waktu tertentu, "jelas Lilia, ia menggeram marah. Ingin rasanya Lilia menghancurkan bangsa Mamarika sekarang juga, kalau saja bukan Rama yang melarang maka Lilia sudah membumihanguskan bangsa itu. 'Lilia tenanglah, bawa Xiao Wang Li dan adiknya kembali terlebih dahulu ke Mekarsari,' pinta Rama. "Xiao, Tuan Muda meminta kita untuk kembali terlebih dahulu ke Mekarsari," jelas Lilia setelah selesai berkomunikasi dengan Rama. Xiao Wang Li dan Jessica terlihat kebingungan sebelum akhirnya Lilia kembali bersuara. "Aku dan Tuan Muda terjalin kontrak, karena itu kami bisa berkomunikasi sec

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 141

    "Lilia!!" Kali ini Xiao Wang Li sangat senang bertemu Lilia, ia tak menyangka kalau Lilia selama ini bersamanya. "Rrrrrgggghhhh... Rrrrrgggghhhh... " Lilia mulai berdesis, ia siap mengeluarkan laharnya kapanpun ia mau, jika ada yang berani mendekat siap-siap saja dibakar sampai hangus. "Prajurit!!" Jenderal Kris berteriak memanggil prajurit bersenjata api. Para prajurit mulai mengepung Lilia dan Xiao Wang Li, mereka juga mulai siaga dengan mengompa senjata api. "Jangan mendekat atau kalian aku bakar!!" ancam Lilia lagi, pasukan Mamarika mulai gentar, terlebih dengan apa yang baru mereka lihat. Naga benar-benar nyata!! Bukannya takut, Jenderal Kris menjadi berambisi untuk menjinakkan Lilia dan menjadikannya hewan milik mereka, mereka tidak tau jika hewan spiritual yang menjalin kontrak tidak bisa dijinakkan. "Tangkap Naga itu!!" perintah Jenderal Kris, pasukan Mamarika agak kebingungan, dengan apa mereka harus menangkap Naga yang memiliki tinggi 2 kali lipat lebih dari manusia.

DMCA.com Protection Status