"Varia, mengapa hanya 1/4 rohmu yang menjaga gunung Krakatau ini? Eh, apa kau menjalin kontrak?" tanya Naga Ketua, begitu melihat Lilia sudah mencapai tahap pendewasaan dan Varia adalah nama Lilia sebelum menjalin kontrak. "Manusia itu menolongku, aku harus membayar hutang budi, jadi aku menjalin kontrak dengannya Ketua, sekarang namaku Lilia." hormat Lilia begitu bertemu Ketua Naga. Ketua Naga menatap Lilia bangga. "Panggil aku kakek jika kita hanya berdua Lilia, kau adalah Naga penjaga sekaligus Naga petarung, jarang ada Naga dengan 2 tugas sepertimu, jadi aku bangga ketika kau menjalin kontrak! ingatlah prinsip Naga, hutang budi harus dibayar!"Kata Ketua Naga, ia mendekatkan kepala nya ke kepala Lilia, suatu menyala ketika kepala Naga mereka bersentuhan. Lilia mendapat restu dari Ketua Naga, kini warna Lilia ada corak biru muda berkilapnya, di dekat mata ke pipi. Lilia naik ke tahap Legendaris jika diberi restu menjalin kontrak dengan manusia. "Kakek, terima kasih telah membe
"Mengapa ini bisa terjadi? Dia tidak akan bisa menggunakan pedang pusaka karena... ada dua roh di dalam 1 tubuh! Bagaimana bisa?" Ketua Naga menatap Rama dengan heran, ia bahkan mengitari Rama dan Fatta yang sedang berdiri dan menjadi tontonan para keluarga Naga. Rama hanya mengendikkan tubuhnya, ia bahkan tak tau mengapa rohnya dan roh Rama asli berada di dalam satu tubuh. "Tubuh ini bukan milikmu, tapi tubuh ini malah lebih memilihmu untuk mendominasi!! apa yang sudah kau lakukan anak muda?" tanya Ketua Naga dengan penuh selidik, tubuhnya yang besar membuat siapapun takut ketika diintimidasi seperti itu, bahkan Fatta baru kali ini merasa gemetar karena takut. Tapi tidak berlaku pada Rama, harusnya ia merasa takut, tapi tubuh, jiwa dan pikirannya menolak perasaan itu, ia malah merasa lebih kuat, apa karena pedang pusaka yang menyatu bersama blood swings di tubuhnya? "Ketua Naga, aku adalah manusia modern, saat itu aku mengalami kecelakaan!! hanya itu ingatan terakhirku dan saa
"Profesor, Penasehat Jordan kembali mengirimkan surat!!" Jessica datang dengan tergopoh-gopoh, ia begitu senang setelah lama tidak mendapatkan surat dari kakaknya itu. "Apakah ia telah menyelesaikan misi dari Jenderal Kris?" tanya Prof Andre lagi. Jessica mengangguk, "dia bilang akan kembali," Jessica bahkan tak melepaskan pandangannya pada surat yang dikirim Penasehat Jordan. "Kalau begitu apa kau akan menemui Jenderal Kris untuk melaporkan perihal kepulangannya?" Profesor Andrea tidak berbalik dari kesibukannya, tapi ia tau gadis di belakangnya dalam keadaan bersemangat saat ini. Jessica selalu bersemangat jika menyangkut kakaknya. "Tentu saja aku harus melapor." "Kalau begitu kita bisa berangkat sekarang, lagipula senjata buatanku sudah jadi dan harus segera dilaporkan kepada Menteri Perang!" jelas Profesor Andrea kembali. "Apa aku boleh melihat terlebih dahulu seperti apa senjatamu prof?" tanya Jessica dengan kerlingan mata manjanya. Prof Andrea langsung mengacak rambu
Xiao Wang Li datang dengan lesu setelah Lilia menurunkannya, sedangkan Lilia seperti biasa bersikap acuh dan duduk santai di sarangnya. "Tuan Muda, bisa kita bicara?" kata Xiao Wang Li. Rama langsung menatap Lilia, namun Lilia hanya membalas tatapan bahwa ia tak tau apapun dengan tatapan polosnya itu. "Tentu saja, apa kau tidak ingin ada orang lain yang mendengarkan? jika begitu, kita bisa bicara di dalam kotak penyimpananku!" Xiao Wang Li mengangguk dan menatap Rama penuh haru, Rama sudah mengetahui siapa dirinya tapi Rama masih bersikap ramah pada Xiao Wang Li, membuat Xiao Wang Li merasa bersalah. Setelah masuk kedalam kotak penyimpanan Xiao Wang Li langsung berlutut. "Xiao Wang Li apa yang kau lakukan? berdirilah!!" pinta Rama, namun Xiao Wang Li tetap berlutut. "Tuan Muda, maafkan aku!! aku bersalah!!" katanya dengan nada penuh penyesalan. 'Lilia, pasti ini ulahmu?' 'Tuan Muda, tidak boleh menuduh!' "Xiao Wang Li, aku memaafkanmu! jadi berdirilah!"pinta Rama, ia ba
Rama membuka surat yang dikirimkan Pangeran, mereka sudah sangat akrab sehingga sering berkirim surat. Isi surat itu adalah tentang permintaan Pangeran pada kembang api yang pernah Rama ceritakan, sebentar lagi tahun baru. Pangeran ingin melihat kembang api yang besar di udara. dengan berbagai macam warna. Pangeran berharap Rama dan keluarganya bisa melaksanakan tahun baru di Kerajaan, tentu saja hal itu mustahil! Rama lebih memilih merayakan tahun baru di desanya, warga desa sudah seperti keluarga baginya, jadi sepertinya Rama hanya akan mengirim beberapa kembang api untuk Pangeran dan Raja, serta beberapa kudapan dan minuman untuk merayakan tahun baru. "Kak Rama, lihatlah tulisanku ini!" Alan datang dengan tulisan promosi yang Rama ajarkan. (Mari nikmati kembang api indah di udara di desa Mekarsari, tempat terbatas! hanya 10 pembeli pertama yang akan mendapatkan souvenir!) Rama tersenyum dan mengangguk setuju, ia bersyukur Alan bisa membaca dan menulis. Jika ada beberapa yang i
"Perubahan terjadi karena keinginan diri sendiri!" Xiao Wang Li kembali mengucapkan perkataan yang ia dengar saat Rama dan pak Arya bicara, benar Xiao Wang Li harus berubah, selama ini ia selalu mengikuti arahan dari Jenderal Kris, melepaskan semua hati nurani dan rasa bersalah saat memerangi bangsa lain. Seolah-olah itulah yang benar. Perset*n dengan jabatan yang kini ia miliki sebagai penasehat Jordan, ia bahkan tidak pernah merasa kebahagian pada apa yang kini ia miliki. "Xiao mengapa kau melamun? Sebaiknya kau membantu kami!" Fatta lewat dengan membawa beberapa kembang api di tangannya dan membuyarkan lamunan Xiao Wang Li. Xiao Wang Li tersadar, "Mau dibawa kemana itu semua?"tanya Xiao Wang Li kemudian. "Dibawa keatas rumah susun!" Jawab Jaya dengan senyum penuh semangat. Mendengar itu dengan cepat Xiao Wang Li ikut membantu. Selama berada di dekat Rama dan pasukan bayangan, Xiao Wang Li merasa ia selalu tersenyum dan hidup tanpa beban, tidak seperti saat ia harus menjadi s
"10~9~8~7~6~5~4~3~2~1!!" "SELAMAT TAHUN BARU!!" "Syuuutttt..... Duar!! Duar!! Duar!!" "Syuuuutttt.... Duar!! Duar!! Duar!!" Semua orang menatap langit yang kini di hiasi kembang api besar berwarna-warni, mereka menatap kagum cahaya berkilauan di atas langit gelap yang kini diterangi kembang api. "Ibu, kembang apinya seperti bintang!" "Iya benar, seperti bintang yang bertaburan!" "Makanannya juga sangat pas menikmati keindahan malam di tahun baru!" "Aku akan kesini lagi tahun depan!" "Aku juga!" "Hei mari kita minta foto souvenir di saat memegang kembang api!!" "Kau benar, ayo berfoto!!" Semua pendatang mengutarakan perasaannya, semakin banyak yang berfoto maka desa Mekarsari akan semakin terkenal. Itulah yang Rama harapkan, ia ingin desanya menjadi tempat objek wisata. Mungkin nanti ia juga bisa membangun beberapa pemandian air panas. Tidak berhenti di situ Rama juga menyiapkan beberapa kembang api mancur yang bisa dipegang, beberapa kembang api gasing yang menyala dan b
Xiao Wang Li berpakaian biasa, ia sudah diminta untuk berhati-hati ketika mengeluarkan uang, Rama bahkan membuatkan Xiao Wang Li saku kaki, Rama hanya memberikan belati dan ketapel untuk Xiao Wang Li berjaga-jaga. "Ini makanan, untuk di jalan! Emas taruh di saku kaki saja, lakukan transaksi dengan perunggu, dan jangan terlalu mencolok di perjalanan!" Rama bahkan membuat wajah Xiao Wang Li yang tampan terlihat kumuh, agar orang tidak menyangka kalau ia memiliki uang, lagipula ia sudah meminta Lilia untuk mengikuti Xiao Wang Li diam-diam. "Tuan Muda, ini terlalu banyak!" seru Xiao Wang Li. Rama menggeleng, "Tidak, 2 batang emas adalah milikmu yang dulu! Sedangkan satu batang emas adalah dariku, aku ingin memberikan lebih banyak, takut membahayakan dirimu di jalan!" jelas Rama lagi, Xiao Wang Li paham betul, Rama adalah orang yang loyal. Ia bahkan membuatkan baju khusus untuk Xiao Wang Li agar bisa membawa barang dengan aman, sedangkan di dalam tas berisi makanan dan minuman, tas di