"10~9~8~7~6~5~4~3~2~1!!" "SELAMAT TAHUN BARU!!" "Syuuutttt..... Duar!! Duar!! Duar!!" "Syuuuutttt.... Duar!! Duar!! Duar!!" Semua orang menatap langit yang kini di hiasi kembang api besar berwarna-warni, mereka menatap kagum cahaya berkilauan di atas langit gelap yang kini diterangi kembang api. "Ibu, kembang apinya seperti bintang!" "Iya benar, seperti bintang yang bertaburan!" "Makanannya juga sangat pas menikmati keindahan malam di tahun baru!" "Aku akan kesini lagi tahun depan!" "Aku juga!" "Hei mari kita minta foto souvenir di saat memegang kembang api!!" "Kau benar, ayo berfoto!!" Semua pendatang mengutarakan perasaannya, semakin banyak yang berfoto maka desa Mekarsari akan semakin terkenal. Itulah yang Rama harapkan, ia ingin desanya menjadi tempat objek wisata. Mungkin nanti ia juga bisa membangun beberapa pemandian air panas. Tidak berhenti di situ Rama juga menyiapkan beberapa kembang api mancur yang bisa dipegang, beberapa kembang api gasing yang menyala dan b
Xiao Wang Li berpakaian biasa, ia sudah diminta untuk berhati-hati ketika mengeluarkan uang, Rama bahkan membuatkan Xiao Wang Li saku kaki, Rama hanya memberikan belati dan ketapel untuk Xiao Wang Li berjaga-jaga. "Ini makanan, untuk di jalan! Emas taruh di saku kaki saja, lakukan transaksi dengan perunggu, dan jangan terlalu mencolok di perjalanan!" Rama bahkan membuat wajah Xiao Wang Li yang tampan terlihat kumuh, agar orang tidak menyangka kalau ia memiliki uang, lagipula ia sudah meminta Lilia untuk mengikuti Xiao Wang Li diam-diam. "Tuan Muda, ini terlalu banyak!" seru Xiao Wang Li. Rama menggeleng, "Tidak, 2 batang emas adalah milikmu yang dulu! Sedangkan satu batang emas adalah dariku, aku ingin memberikan lebih banyak, takut membahayakan dirimu di jalan!" jelas Rama lagi, Xiao Wang Li paham betul, Rama adalah orang yang loyal. Ia bahkan membuatkan baju khusus untuk Xiao Wang Li agar bisa membawa barang dengan aman, sedangkan di dalam tas berisi makanan dan minuman, tas di
"Apa kau konyol!! Atau sudah gila? Kau hanya akan dituding sebagai pengkhianat!!" Jessica terlihat frustasi ketika meyakinkan Xiao Wang Li."Jangan lakukan itu, bersikaplah seperti biasanya, laporkan apa adanya yang kau temukan di sana!!"kata Jessica sembari memegangi kepalanya. "Aku akan melaporkan apa adanya yang kuketahui di sana, aku bahkan sudah mendapatkan izin dari Tuan Muda, kau tau bahkan mereka tidak gentar sedikitpun rahasianya kuketahui!!" kenang Xiao Wang Li, baru berpisah selama 5 hari Xiao Wang Li sudah merindukan keluarga barunya itu. "Tuan Muda!! Tuan Muda!! Hentikan kata-kata itu, kau bukan pengabdi mereka,"Jessica bertambah kesal mendengar kata-kata yang Xiao Wang Li ucapkan, ia terlalu memuji Rama. Xiao Wang Li tersenyum dan mengambil parfum pemberian Rama, "Ini untukmu," katanya sembari menyerahkan parfum itu kepada Jessica. Jessica terpaku namun tetap menerima parfum yang Xiao Wang Li berikan, harumnya begitu elegan, ada wangi mint dan buah yang segar, memb
Jenderal Kris sangat senang mendengar kembalinya penasehat Jordan, anak angkat yang ia banggakan. Hari ini penasehat Jordan akan mengatakan segala hal tentang apa yang ia temui di Kerajaan Bamaraya, termasuk senjata yang mereka miliki. Penasehat Jordan meminta pertemuan di lapangan Houston. "Sepertinya kau bangga memiliki anak angkat sepertinya!" sindir Jenderal Sean, orang yang selalu bersaing dengan Jenderal Kris itu merasa kesal ketika mengetahui penasehat Jordan kembali dengan selamat."Bangga? Aku hanya mendidiknya sesuai fungsi, ia harus berguna demi bangsa ini!" sahut Jenderal Kris. "Kau memang kejam, anak sebaik itu bahkan selalu kau pergunakan untuk kepentinganmu!" sindir Jenderal Sean, Jenderal Kris memang terkenal sangat disiplin, teliti, dan berhati-hati. Ia mempunyai ambisi besar untuk menguasai semua benua. Jadi ia akan melakukan apapun untuk mencapai ambisi besar itu. "Kau tau, aku sudah melakukan banyak hal untuk mereka, sudah sewajarnya mereka membalasku dengan la
"Lilia!!" Kali ini Xiao Wang Li sangat senang bertemu Lilia, ia tak menyangka kalau Lilia selama ini bersamanya. "Rrrrrgggghhhh... Rrrrrgggghhhh... " Lilia mulai berdesis, ia siap mengeluarkan laharnya kapanpun ia mau, jika ada yang berani mendekat siap-siap saja dibakar sampai hangus. "Prajurit!!" Jenderal Kris berteriak memanggil prajurit bersenjata api. Para prajurit mulai mengepung Lilia dan Xiao Wang Li, mereka juga mulai siaga dengan mengompa senjata api. "Jangan mendekat atau kalian aku bakar!!" ancam Lilia lagi, pasukan Mamarika mulai gentar, terlebih dengan apa yang baru mereka lihat. Naga benar-benar nyata!! Bukannya takut, Jenderal Kris menjadi berambisi untuk menjinakkan Lilia dan menjadikannya hewan milik mereka, mereka tidak tau jika hewan spiritual yang menjalin kontrak tidak bisa dijinakkan. "Tangkap Naga itu!!" perintah Jenderal Kris, pasukan Mamarika agak kebingungan, dengan apa mereka harus menangkap Naga yang memiliki tinggi 2 kali lipat lebih dari manusia.
'Lilia, apa yang terjadi?'tanya Rama. Lilia menatap ke arah bangungan Houston yang tak jauh dari dirinya, Xiao Wang Li dan Jessica berada. 'Tuan Muda, bangsa Mamarika sepertinya membuat senjata baru untuk memerangi kita,' 'Senjata baru, Seperti apa?'tanya Rama kembali. 'Senjata itu memiliki pelontar, berbentuk bulat berduri, diberi api dan ketika meluncur serta mengenai target, maka akan meledak di waktu tertentu, "jelas Lilia, ia menggeram marah. Ingin rasanya Lilia menghancurkan bangsa Mamarika sekarang juga, kalau saja bukan Rama yang melarang maka Lilia sudah membumihanguskan bangsa itu. 'Lilia tenanglah, bawa Xiao Wang Li dan adiknya kembali terlebih dahulu ke Mekarsari,' pinta Rama. "Xiao, Tuan Muda meminta kita untuk kembali terlebih dahulu ke Mekarsari," jelas Lilia setelah selesai berkomunikasi dengan Rama. Xiao Wang Li dan Jessica terlihat kebingungan sebelum akhirnya Lilia kembali bersuara. "Aku dan Tuan Muda terjalin kontrak, karena itu kami bisa berkomunikasi sec
"Maksudmu ada Naga lain selain dirimu saat ini?" tanya Rama, ia melihat Lilia menggeram marah dan mencoba mencari sumber bau itu. "Tuan Muda, aku akan pergi sebentar!" pamit Lilia, ia kemudian menjauh dari desa Mekarsari menuju bukit. 'Lilia, berhati-hatilah dan tetap pertahankan komunikasi kita."pinta Rama, ia terlihat khawatir melihat Lilia yang pergi begitu saja. 'Tentu Tuan Muda, aku adalah Naga penjaga sekaligus Naga petarung, jangan khawatir aku akan segera kembali,' Sesampainya di bukit kembaran, Lilia berdesis, tanda ia sedang marah, "Tunjukan dirimu, aku tau kau ada di dekatku!" seru Lilia, ia terlihat sangat marah. Kemudian seekor Naga yang lebih tinggi dari Lilia muncul, Naga itu memiliki warna biru muda dengan warna putih sayap di bagian mata. Matanya berwarna hitam pekat, sudah bisa ditebak Naga ini adalah Naga jantan. "Aku tak menyangka kau akan menyadari kehadiranku, "Naga itu terlihat sangat mendominasi, berbeda dengan Naga jantan yang biasa Lilia temui. Lili
"Jadi apa nama untukku?" tanya Naga jantan yang telah menjalin kontrak dengan Rama itu, bahkan Lilia menatap dengan tidak percaya, bagaimana bisa 2 Naga menjalin kontrak dengan Tuan yang sama, bukan kah Tuan itu tidak akan mampu, tapi yang terjadi Rama terlihat mampu dan tidak kenapa-kenapa. "Kita sudah menjalin kontrak?" tanya Rama memastikan, ia memang merasa ada yang berbeda pada dirinya ketika menjalin kontrak dengan Naga jantan, tidak seperti ketika ia menjalin kontrak dengan Lilia. Bahkan Lilia tersadar, ada perubahan pada bulu putih di bagian wajah Naga jantan, bulu putih itu berkilau keemasan, di bagian sayap juga begitu, Namun ia masih berwarna biru muda, selain itu dan cahaya tadi tidak terjadi apapun kepada Naga jantan. "Apa yang kau lakukan kepada Tuanku?" tanya Lilia, ia khawatir Rama yang malah mendapat imbasnya. "Aku membagi kekuatanku padanya, aku tidak mungkin mencelakainya my love, jika dia mati kau dan aku akan mati juga," sahut Naga jantan, Lilia bersyukur atur