Duarr
"Tidak, dia bukan iblis tingkat atas," Gumam Tianlan saat melihat tubuh Pelukis Hua Rong yang terhempas kencang ke belakang, menyebabkan beberapa pohon yang ada di sana tumbang.
Lalu? Seberapa tinggi tingkat Kultivasi Pelukis Hua Rong Sampai Tianlan sendiri tidak bisa memastikannya?
Entahlah, Tianlan juga tidak tahu pasti. Tetapi sepertinya tingkat Kultivasinya lebih tinggi dibanding Tianlan.
Pertarungan terus berlanjut, kekuatan yang dimiliki Iblis itu semakin kuat dari waktu ke waktu. Gerakannya semakin gesit dan lincah, aura hitam yang dikeluarkannya juga semakin pekat.
Berbeda dengan Iblis Cheng Yu yang hanyalah Iblis tingkat rendah level 3, dari pengamatan Tianlan, Iblis yang ini adalah Iblis tingkat menengah. Sudah pasti Iblis ini lebih kuat dibanding Iblis Cheng Yu.
Di bawah sana, Pelukis Hua Rong terus menghindari serangan demi serangan yang ditujukan padanya.
Tianlan tidak mengerti kenapa pria it
Sunyi dan tenang.Rasanya situasi ini sedikit tidak mengenakkan bagi Tianlan.Tianlan menoleh ke samping untuk melihat Hua Rong yang saat ini tengah berdiri diam menatap ke depan, tepatnya ke arah Iblis berkepala kerbau di depan sana."Bagaimana kau bisa tahu kalau Iblis itu sedang tertidur?" Tanya Tianlan saat dia mengingat ucapan Hua Rong ketika mereka bersembunyi beberapa saat yang lalu."Kekuatan iblis itu sudah terkuras banyak akibat dari pertarungan kami. Untuk memulihkan diri, Iblis tingkat menengah harus tidur."Tianlan mengerti sekarang. Dengan kata lain, Iblis itu sedang memulihkan kekuatannya sekarang."Lalu, kenapa kita tidak menyerangnya sekarang?" Tanya Tianlan lagi ketika menyadari bahwa ada peluang besar bagi mereka untuk menyerang iblis itu. Pertahanan seseorang ketika tidur sangat lemah, jadi sangat mungkin bagi mereka untuk melumpuhkan iblis itu sekarang.Hua Rong menatap Tianlan dan tersenyum, "Cobalah."Tia
"Apakah iblis tingkat menengah memiliki kesadaran manusia ketika siang dan menjadi monster ketika malam?" Tanya Tianlan dengan berbisik pada Hua Rong. "Tidak salah, perkataanmu benar adanya. Iblis tingkat menengah memiliki setengah kesadaran manusia. Itu adalah anugerah yang diberikan oleh Raja Iblis Luo kepada mereka. Namun, mereka tidak bisa mengontrol kemampuan itu dengan mudah. Mereka akan kembali menjadi monster ketika malam hari. Hanya Raja Iblis Luo sajalah yang bisa mengendalikan kesadaran mereka dengan benar." Jelas Hua Rong tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari iblis berkepala kerbau di depan sana. Pada awalnya Tianlan mengerti dengan penjelasan Hua Rong, tetapi kalimat terakhir yang pria itu ucapkan membuatnya sedikit kebingungan, "Mengendalikan kesadaran mereka?" "Ketika mereka memiliki kesadaran manusia, kekuatan mereka akan jauh lebih kuat dibandingkan ketika mereka menjadi monster. Jadi ... Kau mengerti, bukan?" Tianlan menger
Matahari semakin naik, bersinar menandakan hari sudah tak lagi malam, dan langit juga sudah mulai menunjukkan hamparan birunya. Tepat di sebuah lapangan luas, arena bertarung milik Sekte Awan Giok, 2 makhluk berbeda jenis berdiri saling berhadapan. Arena bertarung yang telah lama terbengkalai, dan arena yang tak pernah lagi digunakan setelah bertahun-tahun ditinggalkan, sebentar lagi akan kembali terpakai. 2 makhluk berbeda jenis tersebut tak menunjukkan pergerakan yang berarti. Keduanya hanya diam sembari menatap satu sama lain. Angin berhembus pelan, menerbangkan ujung pakaian yang dikenakan Tianlan. Helai rambutnya yang panjang juga ikut terbawa angin, sedikit anak rambut menutupi sebagian wajahnya. Matanya menyipit pelan saat anak-anak rambut tersebut mengenai ujung matanya. Tianlan menatap tajam ke arah makhluk berkepala kerbau di depan sana. Ia tidak boleh bertindak gegabah, saat ini Iblis itu sedang berada pada kesadaran manusia, Iblis itu akan menjadi jauh lebih cerdas da
Para warga desa Zao kini terlihat telah memenuhi kaki bukit. Mereka berkerumun di sana karena penasaran dengan apa yang terjadi di atas sana. "Apa yang terjadi?" "Apakah kau juga mendengarnya? Ledakannya sangat besar." "Apa yang menyebabkan ledakan sebesar itu?" "Apakah terjadi sesuatu?" Masing-masing dari mereka melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang tak seorangpun bisa menjawabnya. Ditengah kebingungan para warga, tampak seekor hewan berbentuk kucing mirip rubah dengan seorang anak laki-laki di atas punggungnya berlari cepat, menerobos kerumunan. Hewan tersebut beserta anak laki-laki di punggungnya berlari cepat menuju ke atas bukit. "Apa itu tadi?" "Kemana mereka akan pergi?" "Apakah mereka berniat untuk naik ke atas bukit? Bukankah di sana ada monster pemakan manusia?" "Hei! Bocah! Jangan ke sana! Terlalu berbahaya!" Seolah tuli, anak laki-laki tersebut tidak mendengar teriakan dari kerumunan dan terus menunggangi hewannya menuju ke atas bukit. Hewan itu tak berhenti
Mengingat semua kejadian itu, Fushao semakin marah. Ia marah dengan dirinya sendiri karena telah bertindak bodoh. Sekuat tenaga Fushao berusaha bergerak, urat-urat dari leher dan kedua lengannya muncul. Fushao menggertakkan giginya, berpikir bahwa dengan begitu maka kekuatannya akan bertambah. Pada akhirnya Fushao berhasil terlepas dari teknik jarum hantu Tianlan. Namun, itu tak berlangsung lama, karena Tianlan kembali membuat Fushao tidak bergerak setelah ia mengeluarkan teknik jarum hantu untuk yang kedua kalinya. Kali ini tekniknya memiliki kapasitas kekuatan yang lebih kuat. Jadi, sekuat apapun musuh, jika ia ingin lepas, maka ia harus memohon kepada Tianlan hingga Tianlan mau melepaskannya. Fushao kehabisan tenaga, ia tak bisa terus-terusan menguras tenaganya karena ia yakin, bahwa ia tak akan bisa melepaskan diri dari jebakan ini. Tianlan menyadari bahwa tenaga qi-nya masih berlimpah. Teknik jarum hantu yang ia gunakan dikenal dengan penggunaan qi-nya yang lumayan besar.
Setelah beberapa detik terdiam, Tianlan kembali merapikan rambut Zhaoyang yang masih sedikit berantakan dan menatap Hua Rong. "Tidak." Angin berhembus sesaat setelah Tianlan memberikan jawabannya, melewati jarak antara dirinya dan Hua Rong. "Kenapa?" Hua Rong kembali bertanya, ingin mengetahui alasan dibalik penolakan sang Kultivator jenius di hadapannya. Tianlan mengangkat sebelah alisnya, merasa heran dengan pertanyaan Hua Rong. Ia berpikir bahwa dengan hanya 1 penolakan darinya, maka Hua Rong tidak akan bertanya lagi. Namun, ternyata dugaannya salah, Hua Rong sepertinya bukanlah tipe orang yang mudah menerima penolakan. "Aku tidak bisa percaya kepada orang asing yang baru saja kutemui," jawab Tianlan jujur. Hua Rong menyipitkan kedua matanya, sedikit terkesan dengan jawaban yang diberikan Tianlan. Senyum di bibirnya mengembang, sudut bibirnya yang runcing semakin menambah kesan licik pada dirinya. Semua yang ada pada dirinya mirip sekali dengan seekor rubah, tajam dan memani
"Iya," jawab Hua Rong santai, seraya menyesap tehnya.Tianlan mengedipkan matanya.Bukan tanpa alasan Tianlan terkejut, pasalnya selama ia berada di dunia ini, semua orang selalu mengatakan bahwa ia cantik, cantik, dan cantik. Tidak ada kata lain selain cantik yang bisa ia dengar.Seperti waktu itu, saat Tianlan bergabung dengan beberapa pemuda yang sedang bergosip tentang rumor Sekte, bahkan mereka mengira bahwa Tianlan adalah seorang nona muda.Baru kali ini ada yang memujinya tampan setelah terdampar di dunia ini. Tianlan merasa tidak sia-sia baginya menerima Hua Rong, ternyata ia menerima orang yang waras."Apakah cuaca begitu panas hingga membuat telinga anda merah Tuan Muda Xie?" ucap Hua Rong saat melihat rona merah di telinga Tianlan.Dengan cepat, Tianlan menutupi telinganya menggunakan kedua tangannya. Dalam hati ia merutuki tingkahnya yang terlihat memalukan.Setelah menyadari tindakannya, perlahan Tianlan melepaskan telinganya. Suasananya jadi sedikit canggung."Terima kas
Waktu berlalu begitu cepat dan hari berikutnya tiba.Kini, Tianlan dan Hua Rong, beserta para warga Desa yang masih bersedia membantu Tianlan telah bersiap dengan peralatan di tangan mereka masing-masing.Beberapa diantara mereka membawa peralatan tukang, seperti palu, gergaji, paku dan cat.Tianlan kembali mengarahkan beberapa orang untuk mengurus bagian-bagian yang telah ia tentukan. Beberapa orang akan memperbaiki dinding-dinding bangunan yang sudah rusak, dan beberapa lainnya akan mengurus sisanya.Para warga terlihat sangat bersemangat, mereka mengerjakan semua yang diarahkan Tianlan dengan senang hati.Ditengah pekerjaan, mereka selingi dengan nyanyian-nyanyian untuk membakar semangat mereka.Tianlan juga tidak tinggal diam. Selain mengarahkan, Tianlan juga ikut membantu beberapa tugas yang dikiranya memerlukan sedikit bantuan darinya.Kini Tianlan telah selesai membantu yang lainnya. Ia dan Hua Rong saat ini sedang memeriksa sekitar Sekte.Banyak bangunan yang awalnya rusak par