Tianlan menyimpan uang-uangnya di kamar dan memutuskan untuk sedikit merilekskan tubuhnya dengan berjalan-jalan di sekitar mansion.
"Darimana saja kau?" Suara familiar terdengar dari belakang tubuhnya.
Tianlan tahu suara itu, itu pasti suara ayah dari pemilik asli tubuh ini.
Kepala Desa Dang, (Bei Li). Pria ini hanya tahu menggertak dan merendahkan, dia tidak peduli dengan Tianlan dan bahkan dia malah ikut menindasnya.
Tianlan mengendikkan bahunya dan memilih untuk mengabaikannya.
"Anak tidak tahu malu, berani sekali kau mengacuhkanku." Bei Li mendekati Tianlan dan mencengkram tangannya.
Tianlan yang merasa risih menepis tangan Bei Li dengan kasar sambil berdecih, "Tangan kotor tidak diperkenankan untuk menyentuhku."
"Kau anak tidak berguna."
"Dan anak tidak berguna ini adalah anakmu."
"Anak? Hahaha ... Kau hanyalah-"
"Suamiku, seseorang ingin bertemu denganmu." Seorang wanita dengan kipas di tangannya tampak berjalan mendekati Bei Li dan TianLan.
Dia adalah Bei Yuan, Nyonya Kepala Desa Dang. Orang yang juga memiliki andil besar dalam penderitaan Tianlan.
Tianlan memutar matanya malas. Semut-semut ini sangat tidak tahu malu, Tianlan bahkan sedikit curiga bahwa sebenarnya pemilik asli tubuh ini bukan anak kandung dari keluarga ini. Marga yang ia gunakan saja sudah berbeda dengan keluarga ini.
Tapi yah, Tianlan tidak mau ambil pusing. Dia hanya perlu menyesuaikan jiwanya dengan tubuh ini dan Tianlan tidak perlu lagi menumpang di sini.
Bei Li berdecih dan berjalan mendahului Bei Yuan, meninggalkan Tianlan sendirian.
"Aku tidak tahu kenapa aku harus tinggal serumah dengan orang sepertimu."
'Ah siapa lagi ini?'
"Dan aku juga tidak tahu kenapa pembawa sial, cacat, dan sampah sepertimu masih hidup sampai sekarang?"
'Oh, gadis kecil ya?'
Bei Luo, anak perempuan ke-2 dari Kepala Desa. Gadis manis yang memiliki sikap tidak jauh berbeda dengan yang lain.
"Kenapa ayah masih saja menerimamu di sini? Bahkan semut saja tidak ingin ... ."
'Sampai kapan gadis ini akan berhenti mengoceh?'
Bei Luo berhenti berbicara dan menatap Tianlan dengan ekpresi heran, "Kenapa kau diam saja?"
Alis Tianlan terangkat, "Lalu aku harus apa? Menggonggong?"
Tiba-tiba sebelah pipi Tianlan terasa panas.
"Sialan." Bei Luo berbalik dengan ekpresi marah dan langsung meninggalkan Tianlan sendirian.
'Aku ditampar?' Tianlan menyentuh pipinya dan melihat Bei Luo yang sudah berjalan cukup jauh. Tidak ia sangka bahwa dia akan mengalami banyak peristiwa hanya dalam 1 hari sejak dia berpindah ke sini.
"Tidak waras."
Tianlan meletakkan kedua tangannya di belakang kepalanya dan kembali berkeliling mansion.
Dia baru menyadari bahwa dia masih sangat kelaparan. Tianlan memutuskan untuk mengubah rute perjalanannya dan berbalik ke arah dapur. Mungkin saja di sana ada makanan yang bisa mengganjal perutnya.
Tianlan melangkahkan kakinya memasuki area dapur. Di atas meja yang terletak tepat di sebelah pintu masuk dapur, tersedia bermacam-macam hidangan.Tianlan mendekati meja dan duduk di salah satu kursi. Dia melihat makanan yang tersedia satu persatu dan tersenyum puas. Karena sepertinya keluarga ini tidak akan memberinya makan. Maka Tianlan akan lebih dulu menghabiskan makanannya."Hambar." Tianlan mengunyah makanannya dengan ekpresi pahit. Tapi karena dia lapar dan hanya ini satu-satunya makanan yang ada sini, maka Tianlan akan dengan berat hati menghabiskan semua makanan ini, lagipula dia ingin mengerjai keluarga ini.Saat tengah asyik makan, Tiba-tiba Tianlan mendengar suara yang sepertinya berasal dari halaman belakang dapur. Tianlan penasaran dan dengan cepat menghabiskan makanannya lalu mengikuti asal suara.Saat dia sampai di halaman belakang, tanpa sengaja matanya melihat adegan yang tidak sepantasnya ia lihat."Sial." Tianlan mengumpat dan m
'Apa-apaan ini?' Kenapa hati Tianlan terasa sakit saat mendengar lontaran hinaan-hinaan itu? Kenapa rasanya seperti ada yang mengendalikan perasaannya? *Tak tak tak* Hakim yi menghentikan kebisingan dengan memukul meja menggunakan sebuah kayu. Dia menatap Tianlan beserta seluruh Keluarga Bei dan mulai berbicara, "Xie Tianlan ... Tuduhan kepadamu bukanlah kasus ringan, Tuan Bei mengatakan uangnya telah dicuri selama beberapa tahun terakhir. Jadi hukuman yang kau dapatkan jika dinyatakan bersalah akan sangat berat. Sekarang, apakah ada pembelaan darimu?" Tianlan hanya diam tanpa menyanggah ucapan Hakim yi sedikitpun, seolah-olah dia tidak mendengarkan semua tuduhan yang diluncurkan padanya. Entah kenapa dia tidak bisa bicara sedikitpun, hatinya terasa sakit dan sepertinya itu bukan atas kehendaknya. Tianlan tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Namun sekarang, semuanya terasa berbeda. 'Apa karena tubuh ini.' "A-Tian, jawabl
*Kemarin malam*"Tapi ... ."Hening sejenak."Apa kalian tahu hukuman bagi pencuri di desa ini?" Bei Li kembali melanjutkan ucapannya kemudian menatap Bei Yuan dan anak-anaknya.Bei yan mengunyah makanannya dan menjawab, "Cambuk 1000 kali?""Benar." Bei Li menjawab dengan antusias, "Tubuh Tianlan sangat lemah karena tidak bisa berkultivasi. Jika kita membuatnya menjadi seorang pencuri di mata orang-orang. Maka hukuman cambuk akan di dapatkan olehnya. Tubuhnya tidak akan bisa menahan hukuman itu dan dia akan mati."Yang lainnya menatap Bei Li dengan ekpresi yang sama. Mereka terkejut sekaligus senang, itu adalah cara yang bagus untuk menyingkirkan seseorang."Ya, Ya. Kau sangat pintar suamiku. Jika kita berhasil membuatnya mati, maka orang-orang itu tidak akan datang lagi kesini untuk mengganggu kita." Setelah mengatakan itu, Bei Yuan tertawa diikuti oleh Bei Li dan yang lainnya yang ada di ruangan itu."Oh." Sebuah gumaman lolo
Tianlan sama sekali tidak menyangka dengan perubahan tubuhnya sendiri. Saat dia selesai bermeditasi, tiba-tiba saja dia merasa lebih bugar dan sehat. Dia juga bisa mengendalikan qi-nya dengan lancar.Tianlan merasa heran sekaligus senang. Awalnya dia mengira akan sangat sulit baginya untuk mengendalikan qi dan menggunakan Dantiannya, tapi sepertinya dugaannya salah. Buktinya jiwanya mampu beradaptasi dengan tubuh ini hanya dalam waktu 2 hari.Namun, Tianlan masih tidak mengerti, mengapa ini bisa begitu cepat. Biasanya, jiwa yang baru lahir membutuhkan hampir setengah tahun untuk bisa beradaptasi dengan tubuh fana. Apalagi jiwa yang tersesat sepertinya, jiwa yang tersesat membutuhkan waktu 2 kali lipat dari jiwa yang baru lahir untuk bisa beradaptasi dengan tubuh fana.Mungkin ini hanya keberuntungan Tianlan.Saat ini dia sudah berada di pelelangan klan Xu. Ruangan yang akan digunakan untuk tempat pelelangan sudah penuh oleh pengunjung. Suasananya sangat r
Pagi hari, di tengah kota Yuan. Riuh rendah para penduduk yang berjalan kesana kemari terdengar di penjuru kota. Orang-orang berlalu lalang seraya melakukan kesibukannya masing-masing.Terlihat para pedagang pinggir jalan sudah mulai membuka kiosnya, bahkan teriakan pedagang-pedagang yang telah membuka tokonya paling awal sudah terdengar sahut menyahut.Mereka semua hanya sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing dan tidak menyadari empat sosok yang saat ini tengah berdiri di sebuah gang sempit."Pukul dia lebih keras! Berani sekali orang rendahan sepertinya mencuri dari Tuan Lian yang terhormat." Tampak seorang pria yang berdiri paling depan memberikan perintahnya dengan wajah marah.Tanpa membantah atau mengucapkan sepatah katapun
"Oh? Penindasan, ya? Cukup menarik." Tianlan menyeringai dan melompat dari atas tembok. Hanfunya berkibar di udara, tubuhnya seringan bulu dan saat dia mendarat, keanggunan dan ketenanganlah yang bisa dirasakan saat melihatnya. Melihat dari tindakan kucing di pelukannya yang terus mengeong tanpa henti dengan mata yang terus tertuju pada anak kecil tersebut, bisa disimpulkan bahwa mungkin anak kecil itu adalah majikan dari kucing ini. Tianlan berdiri tepat di hadapan anak kecil itu dan menatapnya. Pakaiannya robek di sana-sini, tubuhnya dipenuhi oleh memar dan goresan. Bahkan Tianlan merasa agak prihatin melihat keadaannya. Lucu sekali bahwa seorang pembunuh berdarah dingin sepertinya merasa simpati terhadap anak kecil yang namanya saja Tianlan tidak tahu. Sungguh Tianlan sangat tidak mengerti dengan perasaannya sendiri. Bukankah dia ketua Mafia yang paling disegani dan tak kenal ampun? Yang hatinya tak tersentuh dan akan membunuh tanpa belas k
Hal pertama yang ia lihat saat dia membuka kedua matanya adalah langit-langit ruangan berwarna putih dan seekor kucing yang bergelung nyaman di sisi tubuhnya. Penglihatannya yang semula kabur berangsur-angsur membaik dan kini ia bisa melihat dengan jelas. Dia baru menyadari bahwa saat ini dia sedang berada di atas sebuah ranjang mewah dan ruangan asing yang sama sekali tidak pernah ia lihat sebelumnya. Di sebelah kanan ranjang terdapat beberapa meja dan lemari serta furnitur-furnitur yang terlihat mewah. Dia merasa sedikit kebingungan dengan apa yang ia lihat. Bukankan dia berada di kota beberapa saat yang lalu? Bangsawan Lian dan para pengawalnya memukulinya sampai tiba-tiba seseorang datang dan- Baru saat itulah dia menyadari bahwa ternyata dia tidak sendirian di ruangan itu. Dia menoleh ke samping dan di sanalah dia melihat orang itu, duduk dalam "Posisi Lotus" dengan mata terpejam. Dia terlihat sangat tenang dan damai. Posisinya yang membe
Sebuah kedai teh di tepi jalan terlihat penuh oleh para pengunjung. Para pelayan terlihat sibuk kesana kemari mengantarkan pesanan. Suara-suara percakapan dan tawa ria para pengunjung terdengar sangat jelas dari luar kedai teh. Di salah satu meja, tampak dua manusia duduk saling berhadapan. Salah satu dari mereka mengenakan sebuah topi bundar berbahan bambu yang memiliki ukuran cukup lebar hingga menutupi sebagian wajahnya. Seorang pelayan menghampiri meja tersebut dan meletakkan pesanan yang ia bawa di atas meja. Bermacam jenis hidangan berjejer rapi di sepanjang meja. Kedai teh ini tidak hanya menyediakan teh atau makanan-makanan ringan saja, tetapi mereka juga menyediakan makanan-makanan pokok untuk para pengunjung yang rata-rata adalah para pengembara, kultivator, dan orang-orang yang sedang melakukan perjalanan jauh. Di tengah-tengah kebisingan, dua orang lainnya yang berpakaian seperti murid Sekte masuk melalui pintu depan. Masing-masing dari m