Share

Bab 84

Author: Matahariku
last update Last Updated: 2023-08-18 17:54:52
Setelah berpikir sejenak, perempuan itu akhirnya menelepon Martin Yadira.

“Siang, saya asisten Marin Yadira, saat ini Martin sedang latihan, jadi nggak bisa mengangkat telepon untuk sementara waktu.”

“Aku ada urusan mendesak yang mau disampaikan kepada Martin Yadira, tolong berikan ponsel ini kepadanya, terima kasih.”

Asisten Martin terlihat ragu sesaat, dia seolah sedang berbicara kepada seseorang sebelum akhirnya menjawab Yuna. “Baik, tolong tunggu sebentar.”

Beberapa detik kemudian, terdengar suara Martin dari balik telepon, “Ada apa mencari aku?”

“Waktu itu aku pernah memberitahu aku tertarik bekerja sama dengan kamu, kamu nggak lupa, ‘kan?”

Martin terdiam sesaat, kemudian menjawab dengan dingin, “Cepat katakan apa mau kamu.”

Nada suara Martin yang terdengar kurang sopan ini membuat Yuna tidak senang. Terutama ketika dirinya membandingkan saat Martin sedang berbicara dengan Winda, begitu lembut dan ramah, hal ini pun membuat Yuna semakin kesal.

“Kalau begitu aku akan langsung menga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 85

    Ucapan Yuna ini seperti membunuh dua ekor burung dengan satu batu, makna tersembunyi yang ada di baliknya sangatlah kuat. Tidak hanya berhasil membuat dirinya terbebas dari masalah ini, juga secara tidak langsung menyampaikan kepada Ivan bahwa dirinya dan Hengky mempunyai hubungan khusus.Ivan seketika langsung mengerti maksud dari perempuan itu. Dia menatap Yuna lekat-lekat dengan ekspresi yang sulit ditebak.Yuna sendiri merasa tidak bebas mendapatkan tatapan seperti itu, jantungnya langsung berdegup kencang. “Pak Ivan, kalau masih ada hal lain yang ingin Bapak tanyakan, silakan saja.”“Oke.” Ivan tidak mau berbicara panjang lebar dengan perempuan itu dan langsung berkata terus terang.“Kalau begitu aku akan mengatakannya secara langsung. Yuna, dengan tingkat popularitas dan juga harga kamu saat ini, kamu nggak perlu sampai berebut posisi itu. Apalagi dari pihak Golden Artemis juga sedang membicarakan kontrak ini dengan Julia. Kalau sampai hal ini tersebar keluar, juga nggak akan bai

    Last Updated : 2023-08-18
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 86

    Ivan langsung mengetahui bahwa Julia sedang marah begitu mendengar nada suara bicara perempuan itu. Kepala pria itu terasa sangat berat, sehingga dia bersandar kepada kursi di belakangnya, satu tangannya memijat-mijat bagian tengah alisnya. Dengan wajah yang sangat lelah, pria itu berkata, “Ini keinginan dari Pak Hengky, aku juga nggak bisa berbuat apa-apa.”Junia tertawa dingin mendengarnya, perempuan itu sudah dapat menebak hal ini dari awal.“Aku akan mencari Livy,” ucap Junia yang langsung membalikkan badannya dan berjalan keluar.“Kembali.” Ivan terkejut mendengar hal ini, buru-buru memanggil kembali perempuan itu, “Apa gunanya kamu mencari dia?”Langkah kaki Junia sedikit terhenti, kepalanya menoleh ke belakang menatap pria itu. Dengan raut wajah tidak senang, perempuan itu berkata, “Winda berhasil mendapatkan peran itu mengandalkan kemampuannya, sementara Yuna ….”Belum sempat perempuan itu menyelesaikan ucapannya, Ivan langsung berdiri. Pria itu berjalan ke arah Junia dan menar

    Last Updated : 2023-08-18
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 87

    “Siapa lagi? Pak Hengky sendiri yang kasih salam ke Golden Artemis. Gimana kalau kamu tukaran sama Yuna saja. Orang yang naik berkat koneksi nggak ada hebat-hebatnya. Kalau waktu itu dia nggak bergantung sama Pak Hengky ….”“Kak Julia ngomong apa ….”Meski sudah mempersiapkan mental, Winda tetap merasa sakit ketika mendengar Julia menyebut nama Hengky dengan telinganya sendiri. Winda yakin Hengky pasti sudah tahu kalau yang dipilih oleh Golden Artemis sendiri adalah Winda sendiri, tapi … Hengky masih tetap maju untuk menyenangkan Yuna. Seketika itu dada Winda terasa sesak dan wajahnya terlihat pucat pasi.Julia yang menyadari keanehan sikap Winda terkejut dan segera memapah Winda ke sofa.“Jangan marah, buat apa kamu mikirin orang kayak dia,” ujar Julia sambil menepuk punggung Winda.Sudah hampir dua tahun Winda menjadi temannya, dan Julia pun sudah menganggap Winda seperti adik sendiri.Rona wajah Winda terlihat jauh lebih baik setelah dia menarik napas panjang beberapa kali, lalu dia

    Last Updated : 2023-08-18
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 88

    “Kak Winda,” sapa Martin di telepon dengan nada riang gembira. “Tadi aku baru saja dapat pengumuman. Mereka bilang Yuna bakal gantiin kamu. Kak Winda sudah dengar?”Winda merasa ada yang aneh dengan ini. Dia pikir Martin sudah tahu dari dulu karena pada saat pemilihan peran, Jason pernah bilang tidak peduli bagaimana skor akhirnya, Martin yang akan mengambil keputusan. Namun dari nada bicara Martin barusan, sepertinya dia baru saja tahu.“Aku juga baru tahu,” jawab Winda.“Kak Winda, aku benar-benar nggak mengira Pak Jason bakal ngasih perintah begini mendadak, tapi Kak Winda nggak usah khawatir, aku nggak akan setuju sama keputusan itu. Agak malam nanti aku bakal ngomong sama Pak Jason, coba lihat saja apa aku masih bisa mengubah situasinya,” kata Martin, dengan nadanya yang berat, menandakan bahwa dia juga tidak senang dengan kondisinya saat ini.Jujur saja, bahkan Winda juga tidak menduga Martin akan berkata seperti itu. Mereka baru pertama kali bertemu, bahkan kenalan saja belum sa

    Last Updated : 2023-08-18
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 89

    Lagi pula dilihat dari reaksi Winda barusan, dia tidak terlihat seperti sedang baik-baik saja.“Ya sudah, kamu yang paling tahu batas diri sendiri,” keluh Julia. “Kamu rawat saja dulu lukanya. Kalau lukanya sudah sembuh, baru aku kasih kerjaan baru.”“Makasih, ya, Kak Julia,” jawab Winda.“Yuk, aku antar kamu pulang.”“Nggak usah. Aku bawa mobil sendiri,” kata Winda seraya memainkan kunci mobil di tangannya.Julia mengalihkan matanya ke pergelangan kaki Winda yang terluka dengan ekspresi serius, lalu dia pun berkata, “Kaki kamu sakit begitu masih bisa nyetir sendiri? Bercanda saja kamu ini! Nggak boleh, bisa aku yang ….”“Kak Julia, serius, nggak usah repot-repot,” sela Winda, kemudian tanpa menunggu balasan dari Julia, dia langsung berjalan dan membuka pintu, “Aku jalan dulu, ya.”Winda berdiri di depan ruang kantor dengan kepala menghadap ke atas sembari menarik napas panjang, berusaha menahan air mata yang hendak menetes. Jelas tidak mungkin Winda tidak peduli dengan itu, dia hanya

    Last Updated : 2023-08-18
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 90

    “Nggak ada yang perlu dibahas antara kita berdua,” balas Winda dengan tatapan yang sangat dingin.“Kamu mungkin nggak ada, tapi aku ada.”Yuna mengulas senyum tipis di wajah, tangannya bersandar di tembok kaca dan menatap Winda dengan ekspresi angkuh. Dia menginjakkan sepatu hak tinggi mendekat ke Winda seperti sedang menantangnya. Tinggi mereka berdua sebenarnya tidak berbeda jauh, tapi Winda mengenakan sepatu datar karena pergelangan kakinya sedang terluka, jadi Yuna terlihat sedikit lebih tinggi. Yuna ingin menekan Winda dengan perangainya, tapi sayang aura Winda terlalu kuat dan tidak terpengaruh olehnya.“Kalau ada apa langsung saja. Kalau nggak ada, aku pergi dulu,” ucap Winda.Perkataan itu membuat senyum di wajah Yuna sirna, tergantikan oleh ekspresi sinis. Dia iri melihat wajah Winda yang begitu cantik, lalu Yuna kembali menghiasi wajahnya dengan senyum palsu sambil berkata, “Aku mau minta maaf sama kamu tentang kerja sama dengan Golden Artemis.”Yuna berhenti sejenak seusai m

    Last Updated : 2023-08-18
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 91

    Saking marahnya Yuna terhadap Winda sampai dia mengangkat tangannya dan hendak menampar wajah Winda. Namun, Winda dengan secepat kilat menangkap tangan Yuna yang sudah hampir mendarat di wajahnya.“Lepasin ….”Sebelum Yuna menyelesaikan ucapannya, gantian Winda yang menampar wajah Yuna dengan sangat keras. Tamparan yang tidak menyisakan belas kasihan itu mendarat dengan telak, tak hanya membuat wajah Yuna memerah, tapi juga membuat tangan Winda sendiri kesemutan. Luka di telapak tangan yang semula terbalut perban jadi terbuka dan mengeluarkan rembesan darah.“Berani kamu nampar aku?!” seru Yuna sambil memegangi wajahnya, menatap Winda dengan penuh kebencian.“Kalau kamu masih berani nantangin aku sekali lagi, aku nggak bakal segan untuk nampar kamu lagi!” balas Winda seraya menghempaskan tangan Yuna. Tatapan matanya yang amat tajam dan dingin membuat Yuna merasa gentar. Tatapan matanya itu seakan memberi peringatan bahwa kesabaran Winda terhadap Yuna sudah mencapai batas. Dia sudah tid

    Last Updated : 2023-08-18
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 92

    Dengan hati yang tegang, Yuna menatap balik dan berkata dengan nada yang tidak bersahabat, “Kamu mau mengancam aku, ya?”“Nggak, nggak, bukan begitu,” bantah Luna. “Sebenarnya, ada beberapa hal yang mau aku kasih tahu terkait Winda dan Hengy.”“Apa maksud kamu?” tanya Yuna dengan sikap waspada.“Winda itu kakakku.”“Hah, apa kamu bilang?”“Tenang dulu. Winda itu kakak tiriku.”Rasa waspada dan permusuhan Yuna terhadap Luna tidak menurun hanya karena Luna mau membuka diri. Alhasil, Luna pun tampak sedikit kecewa melihat reaksi dari Yuna.“Jujur, ya. Hubunganku sama winda nggak bagus. Dia benci sama aku, aku juga nggak suka sama dia.” Yuna masih tidak sepenuhnya percaya kepada Luna, tapi setidaknya dia jadi sedikit lebih santai dan membalas, “Jadi maksud kamu, mamanya Winda jadi orang ketiga di keluarga kamu?”“Iya. Mamanya merebut papaku, Winda juga merebut tunangan yang seharusnya jadi milikku.”“Tunangan apa?” tanya Yuna.“Siapa lagi. Suaminya Winda sekarang seharusnya jadi suamiku.

    Last Updated : 2023-08-18

Latest chapter

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 597

    Hengky mengerti maksud Winda, tapi dia berpura-pura bersikap dingin dan membalas, “Kamu sudah nggak sabar mau ketemu dia? Aku kasih tahu, ya, kamu nggak akan pergi ke mana pun sampai kamu sembuh!”Kata-kata itu bagaikan belati dingin yang menancap jantungnya. Dia menatap Hengky dengan penuh rasa kecewa dan berkata, “Hengky, kamu jelas-jelas tahu aku cuma ….”“Cuma apa? Kamu baik-baik saja di sini. Aku nggak mau kejadian tadi terulang lagi!”“Aku ….”Winda ingin mengatakan sesuatu, tapi melihat tatapan Hengky yang begitu dingin, dia menelan kembali kata-katanya. Hengky pun hanya menatapnya sekilas, tapi ketika dia hendak pergi, dia merasakan hawa dingin yang menempel ke tangannya dari tangan Winda.“Bisa, nggak, kamu jangan pergi dulu?”Kehangatan yang terpancar dari telapak tangan Hengky menyapu bersih hawa dingin yang ada di tubuhnya. Hengky menoleh dan melihat tangan mereka yang sedang saling bertautan, lalu dia beralih melihat tatapan mata Winda yang sedang memohon kepadanya. Ucapan

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 596

    Ketika baru saja keluar dari lift rumah sakit, Hengky melihat sudah ada kerumunan orang yang berdiri di depan kamar Winda. Mereka semua tampak lega melihat kedatangannya.Dokter segera menyambutnya dan berkata, “Pak Hengky datang juga akhirnya. Bu Winda mengurung diri di kamar. Lukanya harus cepat diobati.”“Oke, aku ngerti,” jawab Hengky, lalu dia bergegas mengetuk pintu kamar dan berkata, “Winda, ini aku, buka pintunya.”Perlahan Winda mengangkat kepalanya saat mendengar suara Hengky. Dari matanya tebersit ekspresi kebahagiaan dan turun dari ranjangnya untuk membuka kunci pintu. Mata Winda langsung memerah ketika dia melihat sosok yang tak asing baginya di balik pintu. Dia pun langsung melemparkan tubuhnya sendiri ke dalam pelukannya.Namun Hengky tidak membalas pelukannya. Dia hanya menatap sinis Winda dan menegurnya, “Winda, ngapain lagi kamu?”“Tadi aku mimpi kamu kena tembak tepat di jantung …. Hengky, aku takut.”Tubuh Hengky sempat bergidik sesaat dan detak jantungnya mulai ber

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 595

    “Bu Winda balik ke ranjang dulu. Sebentar lagi dokter datang,” kata si pengawal dengan kepala basah kuyup akibat keringat dingin.Walau begitu, Winda hanya menggelengkan kepalanya dan berulang kali berkata, “Aku mau ketemu Hengky!”“Tapi Pak Hengky lagi nggak di rumah sakit. Ibu ….”Sebelum pengawal itu selesai berbicara, dokter dan perawat yang sedang bertugas datang ke kamarnya Winda.“Ada apa?” tanya si dokter. Lantas, dokter melihat ada bercak darah di lantai, serta tangan Winda yang bersimbah darah. Dokter pun segera berkata, “Ada apa, Bu Winda? Kenapa jarum infusnya dicabut?”Si perawat juga menghampiri Winda dan berkata, “Bu, ayo saya bantu naik lagi ke ranjang. Saya balut dulu lukanya.”Tanpa melakukan perlawanan, Winda mengikuti arahan si perawat untuk diantar kembali ke ranjang. Si perawat pun merasa lega, tapi ketika dia baru ingin membalut lukanya, tiba-tiba Winda menghindar dan dengan matanya yang merah menatap si pengawal, “Aku mau ketemu Hengky. Kalau dia nggak datang, a

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 594

    Hengky menggerakkan bola matanya sekilas dan kembali berkata kepada Winda dengan sinis, “Kalaupun aku mat, aku tetap nggak mau kamu nolong aku.”Raut wajah Winda langsung pucat mendengar itu. Matanya mulai memerah dan dia hendak membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi Winda sudah tidak bisa lagi menahan tangisannya. Melihat mata Winda memerah, Hengky jadi merasa gusar dan berpesan kepadanya untuk cukup beristirahat saja. Kemudian Hengky pun berbalik dan keluar dari kamarnya Winda.Winda ingin menahan Hengky untuk tetap berada di sisinya, tapi pintu sudah tertutup rapat sebelum dia sempat berbicara. Kini suasana di kamar jadi tenang. Winda masih tak bisa menahan luapan perasaan dan air mata pun mengalir deras. Dia menggigit bibirnya sendiri dengan keras untuk meredam suara tangisannya, dan menelan semua emosi itu sendirian.Hengky yang baru menutup pintu juga berhenti di depan dan melihat ke dalam melalui kaca kecil. Dia dengan jelas melihat Winda menangis, tapi dia tidak mengeluar

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 593

    “Kenapa bisa jadi begini …,” ujar Winda terkejut. Dia mengira dengan kuasa yang dimiliki keluarga Pranoto, mencari seseorang bukanlah hal yang sulit, lagi pula orang yang dicari juga begitu terkenal,rasanya mustahil tak ditemukan.“Ada seseorang yang hapus semua jejaknya sebelum aku mulai nyari. Semua petunjuk yang ada dipatahkan sama dia,” kata Hengky.Kalau saja pada saat itu Winda tidak menyadari ada sesuatu yang aneh pada mobil itu, mungkin sekarang Hengky …. Sudahlah, Winda tidak mau memikirkannya lebih jauh, dia takut kehilangan Hengky.Mobil Jeep hitam itu tidak mengikuti mereka sampai ke bandara. Mobil itu tiba-tiba muncul dan langsung menodongkan pistol ke arah Hengky tanpa ragu, yang jelas berarti mereka dari awal sudah ada niat untuk membunuhnya. Pertanyaannya, sebenarnya siapa yang bisa melakukan itu?Winda merasa misteri ini jadi makin dalam saja, dan lagi setiap kejadian selalu ada hubungannya dengan dia dan juga Hengky. Winda belum mengalami ini di kehidupan sebelumnya.

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 592

    “Bu Winda, sungguh baik secara kamu sudah terbangun,” ujar Fran melangkah masuk dengan terkejut dan mengulurkan tangannya untuk memeriksa Winda. Dia yang melihat ruangan penuh dengan orang asing, wajahnya menjadi geram dan mengulang, “Aku ingin bertemu dengan Hengky, gimana keadaan dia?”Dokter Fran terdiam sejenak dan berkata, “Pak Hengky tidak terluka. Aku sudah menyuruh perawat untuk memanggil ....”Sebelum Dokter Fran sempat menyelesaikan perkataannya, Hengky dan Santo bergegas datang ke ruangan itu. Melihat Winda yang sudah terbangun, wajah Hengky terlihat tenang, akan tetapi beban di hatinya langsung hilang.“Pak Hengky, Nyonya Winda sedang mencarimu,” ujar Fran.Tertutupi oleh orang-orang di sekitar, Winda tidak dapat melihat Hengky. Dia ingin sekali melihatnya dengan mata kepalanya sendiri kalau pria itu baik-baik saja, jadi dia memaksa mengangkat badannya untuk duduk di ranjang.Tetapi luka di tubuhnya terlalu menyakitkan, hingga membuat dia kliyengan ketika bergerak. Ketika d

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 591

    Santo terlihat tertekan dan berkata, “Mereka selalu selangkah lebih cepat dibanding kita dan bisa melenyapkan semua bukti. Kalau mereka bukan yang mengetahui kita dengan baik, tidak mungkin mereka bisa melakukannya dengan rapi.”Hengky menjawab dengan dingin, “Biarkan Howard melanjutkan investigasinya!”“Pak Hengky ....” Santo sejenak ragu-ragu lalu berkata, “Sekarang di luar negeri tidak aman, dan juga tidak menjamin kalau mereka tidak akan menyerangmu lagi. Apa mungkin kamu ingin aku persiapkan pesawat khusus untuk memulangkan kamu ke kampung halaman?”Walaupun dia tahu kalau kondisi istrinya tidak bisa bergerak, kekuatan dari pihak lawan sangatlah besar dan sepertinya tidak menjamin keselamatan mereka jika tinggal lebih lama di Fontana.Santo di lain sisi tidak memikirkan hal itu, tugas dia hanya untuk menjamin keamanan dari Hengky. Urusan yang lainnya bisa ditunda terlebih dahulu.“Tidak perlu,” tegas Hengky menolak. Dia menoleh untuk melihat Winda yang masih terbaring di ruang pe

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 590

    “Aku bisa bantu menghapus masalah ini, tapi kamu lebih baik lebih jujur ke aku. Kalau kamu membuat masalah sekecil apa pun, kamu mati sendiri saja nanti,” jawab Kakek, setelah selesai bicara dia langsung mematikan teleponnya.Pria itu tersenyum menyeringai sambil mengunci layar teleponan, lalu dia menyimpan teleponnya ke dalam sakunya.Joji yang melihatnya langsung bertanya, “Gimana? Kakek berkenan untuk membantu?”“Dia harus bantu walaupun dia juga tidak berkenan membantu kita. Karena dia lebih takut kalau aku ketangkap Hengky daripada diriku sendiri. Selama aku menyimpan rahasia dia balik kejadian hari itu, Kakek harus tetab membantuku menyelesaikan ekor masalah ini,” jawab pria itu menyeringai.Mendengar itu Joji mendesau dengan lega, lalu mengembalikan senapannya ke pria itu dan berkata, “Bagaimanapun juga kita harus tetap berhati-hati untuk sekarang ini. Meskipun dengan bantuan kakek, kita juga tidak boleh menganggap enteng masalah ini.”“Aku mau menghubungi Winda secara langsung,

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 589

    Joji merasa pesimis dengan rencana pria itu. Dia belum belum pernah berhubungan dengan Hengky secara langsung, jadinya dia tidak tahu betapa menakutkan orang itu. Jika Hengky mengetahui kalau ini merupakan perbuatan mereka, sepertinya Hengky tidak akan melepaskan mereka, walaupun dengan bantuan Kakek juga.“Kita diskusikan masalah ini nanti. Sekarang, paling penting yaitu menyelesaikan masalah ini dulu,” ujar Joji.“Oke, aku akan menelpon kakek sekarang,” jawab pria itu mengambil telepon seluler dari kantongnya dan segera menelepon kakek dari buku kontak pada telepon.Teleponnya berdering selama kurang lebih sepuluh detik sebelum diangkat. Suara yang berat dan penuh keagungan terdengar dari teleponnya dan dari suaranya dia merendahkan suaranya dan berkata dengan ketidakpuasan, “Bukannya aku sudah bilang untuk tidak meneleponku jika tidak ada urusan yang penting?”Pria itu menyeringai, matanya terlintas penuh dengan kebencian dan menjawab, “Kalau ga ada urusan penting, tentu aku nggak a

DMCA.com Protection Status