Perjalanan Sakya dengan ketiga gadis yang mengikutinya ini masih panjang untuk menemukan Dunia Surga. Batas Dimensi yang awalnya disangka sangat luas ternyata tidak begitu luas. Hanya ada beberapa makhluk yang tidak berbahaya yang mereka lewati. Tidak ada makhluk besar dan berbahaya yang menghadang perjalanan mereka.Mereka telah sampai ke sebuah jurang yang bisa dilewati dengan jembatan gantung kecil yang hanya muat satu orang saja."Seberang sana sudah Lembah Siluman!" kata Kavita menjelaskan."Apa jembatan gantung ini kuat menahan berat kita?" tanya Kahiyang kurang yakin."Apa kamu bisa terbang?" tanya Kavita."Tidak!" jawab Kahiyang."Kalau begitu jangan cerewet dan seberangi jembatan gantung ini!" ujar Kavita kesal."Kamu tidak perlu terlalu keras padanya, Kavita!" ujar Sakya."Habis ... sukanya berpura-pura saja! Punya ilmu tinggi tapi pura-pura tidak bisa apa-apa! Entah apa tujuannya mengikuti kita!" ujar Kavita."Aku duluan seberangi jembatan gantung kecil ini agar bisa menja
Naga Siluman kemudian berputar dan mengincar Kirani yang sedang bersusah payah berpegangan pada tepian jembatan gantung."Kirani ... bertahanlah!" teriak Sakya.Naga Siluman mulai menyadari kehadiran Sakya Kumara, tapi naga ini tidak menghiraukannya, malahan naga ini berusaha menerjang Kirani yang sedang ketakutan.Kirani hanya bisa memejamkan mata saat melihat Naga Siluman makin dekat ke arah dirinya.GWAAARR ...Terdengar olehnya suara semburan api naga yang akan mengakhiri hidupnya.Tapi tidak terasa hawa panas api mengenai tubuhnya. Sebuah tangan yang besar mencengkramnya dan membawanya terbang ke atas permukaan, kemudian meletakkan dirinya di samping Kavita dan Kahiyang."Naga Iblis ... hancurkan naga siluman!" seru Kavita yang menyadarkan Kirani kalau dirinya belum mati.Terlihat olehnya Naga Hijau yang menyelamatkannya mengejar naga siluman yag berad di dasar jurang."Tidak salah dugaanku! Sakya Kumara benar-benar Naga Iblis!" ujar Kahiyang."Kamu istirahat saja dahulu, Kirani
Naga Iblis terus mengejar Naga Siluman yang pura-pura jauh dari langit untuk memancingnya ke dasar jurang yang dalam, menembus kabut merah beracun yag tidak disadari oleh Sakya.Begitu melewati kabut merah, Naga Iblis seakan berada di dunia lain yang sangat indah.Sayangnya semua pepohonan dan tanaman di dunia dasar jurang ini sangat beracun.Hanya penghuni lembah ini saja yang bisa hidup di dunia yang indah ini.Naga Iblis mulai merasakan tubuh naganya lemas karena racun mulai memasuki tubuhnya."Aku harus ke permukaan lagi, sebelum racun ini membunuhku!" pikir Sakya. "Naga Siluman ini sangat licik. Berpura-pura kalah untuk memancingku ke sini.""Mau lari kemana kamu Naga Iblis?" Naga Siluman langsung muncul menghadangnya dengan kondisi tubuh naganya yang tidak tampak terluka."Bukannya kamu terluka tadi, kenapa bisa pulih sedemikian cepat?' tanya Naga Iblis."Hahaha ... mana mungkin seranganmu ini bisa melukaiku, Naga Iblis!""Jadi, kamu hanya berpura-pura terjatuh saja?" tanya Nag
Ketiga gadis yang berada di dekat jembatan menanti dengan cemas kemunculan Naga Iblis, tapi setelah sekian lama Naga Iblis tidak kunjung muncul juga."Sakya kemana ya, kok belum muncul-muncul juga!" gerutu Kahiyang."Aku rasa Naga Siluman itu tidak mati, sehingga mereka harus bertarung ladi di dasar jurang ini," ujar Kirani."Semoga Sakya hanya menemukan yang menarik baginya di dasar jurang, sehingga lama baru muncul," harap Kavita.Wuuussshh ...Tiba-tiba dari dasar jurang melesat dua naga yang berbeda.Salah satunya adalah Naga Iblis Sakya yang langsung turun di dekat ketiga gadis ini.Sementara naga yang satunya lagi tetap berada di atas sammbil mengepakkan sayapnya."Sakya! Ada apa ini?" tanya Kavita begitu Sakya kembali ke wujud manusianya."Aku harus menuntaskan tugas dari Naga Siluman sebagai syarat dia membiarkan kita melewati Dunia Siluman!" ujar Sakya."Tugas apa, Sakya?" tanya Kirani."Biar aku yang menjelaskannya saja, Naga Iblis!" seru Naga Siluman."Ada apa ini?" tanya K
Sakya meninggalkan Kirani dengan berat hati. Tapi hanya itu jalan satu-satunya untuk membebaskan mereka semaunya dan bisa melanjutkan perjalanan menembus Dunia Siluman.Immortal yang dikatakan Naga Siluman, kalau memang ada harus disingkirkan juga karena pasti menyulitkan mereka untuk melewati Dunia Siluman ini."Aku akan membawa kalian menyeberangi jurang ini, karena jembatan gantung sudah rusak. Tidak basanya aku merusak jembatan gantung ini, tapi melihat pembawa peta rahasia membuatku salah bertindak. Maafkan aku!" kata Naga Siluman."Tidak perlu, Naga Siluman! Biar aku saja yang membawa mereka!" kata Sakya yang langsung berubah jadi Naga Iblis."Kamu masih tidak percaya kepadaku?" tanya Naga Siluman dengan nada kecewa."Bukan begitu, Naga Siluman! Lebih baik aku jadi Naga Iblis dan langsung mmebawa kedua gadis ini daripada kamu bolak balik mengangkuti kami semua!" jelas Sakya Kumara."Aku menunggu kabar baik dari kalian!" ujar Naga Siluman yang kemudian mencengkram lembut Kirani d
Lembah Siluman sebenarnya merupakan lembah yang indah seperti lembah tempat Naga Siluman ini tinggal saat menjebak naga Iblis.Dahulu kala, lembah ini penuh pepohonan hijau dan banyak makhluk-makhluk eksotik yang berkeliaran di lembah ini.Pohon-pohon di Lembah Siluman ini juga hidup dan dapat berinteraksi dengan makhluk-makhluk eksotik yang menjadi penghuninya.Makhluk-makhluk ini disebut siluman eksotik, karena tubuh makhluk ini sangat eksotik dengan tubuh yang berkilau apabila terkena cahaya terang.Keunikan siluman eksotik ini adalah bisa mengubah diri mereka menjadi manusia dan berinteraksi dengan Dunia Mortal. tapi tidak demikian dengan siluman-siluman lainnya seperti Naga Siluman yang tidak bisa mengubah diri mereka menjadi manusia.Bahkan konon ada peri siluman yang tinggal di lembah ini yang bisa meramalkan kejadian di masa depan.Tapi sekarang lembah ini sangat suram dan tidak ada keindahan sama sekali yang terpancar dari lembah ini. Semuanya lenyap dalam sekejab saja setela
Lembah Siluman yang seharusnya indah ini makin tidak sedap dipandang mata saat Sakya melihat kepala siluman eksotik yang menghuni lembah ini diletakkan di atas tonggak kayu yang berjejer di samping jalan hingga tidak berujung.Sakya sangat miris melihat kesadisan Immortal yang bahkan tega membunuh makhluk yang tidak ada bahayanya ini sama sekali."Sadis sekali Immortal ini! Aku rasa makhluk ini bukanlah manusia, melainkan setan yang banyak diceritakan di Dunia Iblis saat kecil!" ujar Kavita."Setan itu tidak ada, Kavita! Hanya dongeng saja!" ujar Sakya."Bagaimana kalau setan itu benar-benar ada? Kadang dongeng itu berasal dari kejadian nyata!" balas Kavita yang mempertahankan pendapatnya."Kalian bicara apa sih!" ujar Kahiyang yang tidak mengerti arah pembicaraan kedua iblis ini."Tidak apa-apa!" jawab Sakya."Makhluk itu masih mengikuti kita?" tanya Kahiyang yang membuat Sakya sadar masih ada bahaya besar yang mengancam keselamatan mereka, sebelum menemukan Immortal."Aku sampai lup
Rumah Tua ini terletk di sisi lembah yang menghadap jurang di bawahnya.Sepertinya ada pendekar dari Dunia Mortal pada jaman dahulu yang pernah lama tinggal di Lembah Siluman ini, dan membangun rumah yang cukup besar untuk ditinggali.Rumah ini sudah lama ditinggalkan, karena banyaknya tanaman-tanaman liar yang hampir menutupi keseluruhan rumah tua ini."Kamu sudah periksa dalamnya, Kavita?" tanya Sakya."Aku belum sempat memeriksanya, karena buru-buru ke kalian!" ujar Kavita."Aku akan memeriksanya dahulu, kalian tunggu saja di luar!" ujar Sakya."Apa kita tidak sama-sama saja memeriksanya? Bahaya juga kalau kita terpisah. Makhluk misterius masih mengintai kita!" ujar Kavita."Ayo! Kita masuk ramai-ramai saja! Kamu ada benarnya, Kavita!" kata Sakya Kumara.Makhluk misterius ini ternyata benar-benar masih mengikuti mereka bertiga hingga ke rumah tua.Matanya terus mengamati ketiga pendekar ini, tapi tidak berusaha menyerang ketiga pendekar yang saat ini selalu bersama."Hati-hati, Sak
Sakya menetap selama sebulan di Hidden Village sambil mengajari pemuda-pemuda nag adi desa ini sedikit ilmu bela diri aagar mereka bisa melindungi desa mereka dari serangan penjahat baik yang berasal dari dunia manusia ini mapun dari dunia lainnya.Mimpi-mimpi yang terus mengusiknya membuat sakya mengambil keputusan untuk berpetualang mengikuti mimpi-mimpiny auntuk menemukan Kitab Pedang Dewa Langit dan Kitab Pedang Iblis Bumi yang telah lama menghilang."Aku pamit, Davendra!" ujar Sakya."Ajak Lavini keluar dari Hidden Village ini, Sakya! Mungkin dia bisa membantumu untuk menmukan Kitab pedang yang sedang kamu cari berdasarkan mimpi-mimpimu ini!" saran Davendra."Apa kamu ingin ikut bersamaku berpetualang di Dunia Mortal ini, Lavini?" tanya Sakya.'"Tentu saja, Sakya!" jawab Lavini singkat.Sepak terjang Sakya Kumara dengan Lavini di Dunia Mortal terkenal sebagai Pendekar Pedang Iblis dan Pendekar Pemanah Naga.Sambil mengikuti mimpi-mimpi Sakya, kedua pendekar ini terus membela keb
"Apa benar, kamu ini anak dari Shivani? Ada di mana dia sekarang? Apakah dia masih hidup?" tanya pria yang usianya sepantaran dengan dirinya."Apa benar kamu ini ayahnya Lavini?" tanya Sakya."Benar! Shivani adalah istriku di Lembah Rinjani saat kekacauan itu datang menghampiri lembah kami!" ujar pria ini."Kekacauan seperti apa maksudmu?" tanya Sakya."Kekacauan yang menyebabkan Shivani menghilang dan tidak pernah kembali lagi, padahal dia baru melahirkan Lavini saaat itu! Aku tidak tahu kenapa dia tidak kembali ke Lembah Rinjani?""Karena ibuku memang tidak bisa kembali! Menurut yang pernah kudengar, ibuku adalah putri Raja Naga di Dunia Naga! Kemungkinan besar yang menyerbu Lembah Rinjani adalah pasukan naga dari Dunia Naga atas perintah Raja Naga yang merupakan ayah dari ibuku!" jelas Sakya."Kamu salah, anak muda! Scaraxian adalah ayah dari Shivani! Aku menikahi putri dari pemimpin naga. Jadi saat Scaraxian menghilang, aku yang memimpin semua naga menuju Hidden Village! Selama in
Hidden Village benar-benar bagaikan surga setelah melalui perjalanan yang berat untuk menuju ke desa tersembunyi ini.Udara yang sesak di dalam goa besar tergantikan oleh udara yang segar dan bersih dari desa ini.Pepohonan hijau yang tampak rapi menghiasai seluruh desa serta air terjun dengan sungai yang jernih di bawahnya membuat mata Sakya terkesima melihatnya."Indah sekali Hidden Vilalge ini, Lavini! Pantas kalian sangat betah tinggal di desa yang bagaikan surga di dunia ini," ujar Sakya."Ayo! Kita temui ayahku! Beliau sering cerita tentang ibumu yang merupakan pendekar yang hebat saat masih tinggal di Lembah Rinjani," ajak Lavini."Ayahmu pemimpin Hidden Village ini?" tanya Sakya Kumara."Benar, Sakya! Ayah sudah lama mencari ibumu yang menghilang dari Lembah Rinjani!" sahut Lavini."Kenapa kamu antusias sekali? Bukannya kamu seharusnya marah karena ayahmu begitu memuja ibuku?" tanya Sakya yang mulai bingung melihat sikap Lavini."Aku tidak marah, karena Shivani Iswara adalah i
Gadis pemanah ini tampak lincah menyusuri Lembah Rinjani untuk mencari tempat yang lebih aman untuk beristirahat dan menyiapkan makanan dari hasil buruan ini."Aku tidak pernah melihatmu berada di Lembah Rinjani ini? Ada apa sampai kamu tersasar ke sini?" tanya Sakya.Gadis ini tampak tidak peduli dengan pertanyaan Sakya terhadap dirinya.'Jangan banyak tanya! mau daging kelinci hutan ini atau tidak?" tanya gadis ini dengan ketus."Bukan banyak tanya, tapi aku memang baru melihatmu di Lembah Rinjani ini!" sahut Sakya."Bagaimana kamu bisa baru melihatku ada di Lembah Rinjani kalau kamu sendiri juga baru pertama kali ke Lembah Rinjani ini?' tanya gadis pemanah ini."Kamu tahu kalau aku hanya melintas di lembah ini?" tanya Sakya."Tentu saja, Pendekar! Aku hidup di Lembah Rinjani ini, tentu saja aku tahu kalau kamu adalah pelintas jalan!" seru gadis pemanah ini."Kenapa aku tidak melihat adanya desa atau pemukiman di Lembah Rinjani ini? Aku menyangka kalau sudah tidak ada penghuni di le
Sakya masih memalingkan wajahnya untuk melihat ke arah air terjun tapi tidak tampak lagi Naga Scaraxian di sana. "Suatu kesalahan pergi ke arah goa air terjun ini. Semoga saja ini terakhir kalinya aku menginjak tempat persembunyian Scaraxian ini, terlepas dia ini kakek moyangku atau bukan!" ujar Sakya Kumara. Kruuyuuuk ...! Bunyi perut lapar Sakya Kumara membuat Pangeran Iblis ini memutuskan untuk berburu di Lembah Rinjani. "Scaraxian sialan! Aku tidak akan menemui naga raksasa yang tidak pedulian itu! Kalau bukan karena ibu, aku tidak aakan menemui naga sombong itu!" ujar Sakya dalam hati. Seekor kelinci hutan lewat di hadapannya, membuat semangat Sakya untuk berburu langsung muncul. "Aku akan menyergap kelinci hutan yang lincah ini," ujarnya. Sakya bergerak perlahan-lahan untuk mendekati kelinci hutan ini agar kelinci hutan ini idak terkejut dengan kehadirannya dan berusaha melarikan diri. Perlu banyak kesabaran bagi Sakya Kumara untuk mendapatkan hewan buruannya ini. Posi
"Ingat, Sakya! kalau kamu tidak menemukan Naga Scaraxian di Lembah Rinjani, kamu harus ke arah pegunungan Rinjani untuk menemukannya! Ayahku biasanya suka mengajakku bermain di belakang air terjun di sekitar Pegunungan Rinjani ini."Sakya terbangun dan menoleh ke arah samping.Hari masih gelap di Lembah Rinjani."Ternyata aku sedang bermimpi! Tapi kenapa jelas sekali ibu menyuruhku menuju Pegunungan Rinjani? Ada apa sebenarnya yang ingin ditunjukkan oleh ibu?" pikir Sakya. "Apa mimpiku ini nyata atau hanya sekedar ilusi saja? Tidak akan pernah kuketahui kalau aku tidak ke sana!"Sakya Kumara memutuskan akan menuju Pegunungan Rinjani untuk menguak misteri yang menyelimuti Lembah Rinjani."Aku harus tahu penyebab lenyapnya semua naga-naga di Lembah Rinjani ini! Ada kejadian apa yang membuat semua naga di sini menghilang, termasuk Scaraxian. Apa Scaraxian ini kakekku? Tadi dalam mimpi, ibu menyebut ayah terhadap naga ini!" ujar Sakya.Begitu banyak misteri yang tidak terpecahkan.Bahkan
Matahari pagi perlahan muncul dari arah pegunungan yang sejuk di Lembah Rinjani. Sinar matahari pagi yang hangat menerpa wajah Sakya Kumara yang sedang tertidur di salah satu goa yang banyak terdapat di Lembah Rinjani. Lembah Rinjani dahulunya adalah lembah yang hijau dan subur, yang menjadi tempat tinggal naga-naga yang memutuskan tinggal Di Dunia Mortal daripada di Dunia Naga mereka sendiri. Naga-naga yang warna warni dahulunya terbang dengan bebas menghiasi pegunungan Rinjani yang sebagian puncaknya tertutup es dan salju abadi. Lembah Rinjani bahkan sering disebut sebagai Lembah Naga, karena semua naga yang memutuskan tetap di Dunia Mortal ini, tinggal di lembah ini. Baik naga yang bisa menjadi manusia dan memiliki ilmu bela diri layaknya pendekar di Dunia Mortal ataupun naga yang tidak bisa berwujud manusia. Pemimpin Naga yang terkenal saat itu yang membawa Lembah Rinjani ke masa kejayaan adalah Naga Scaraxian yang memiliki bekas luka di wajahnya. Mata Scaraxian yang merah m
# Kitab Sakti #Sakya Kumara, Sang Naga Iblis yang juga Pangeran Kerajaan Iblis kembali berpetualang sendiri setelah berpisah dengan tiga gadis yang mencintainya."Aku harus kembali ke Dunia Mortal! Firasatku mengatakan kalau Mustika Naga Abadi telah berpindah tempat ke sana!" ujar Sakya dalam hati.Perjalanan Sakya lebih cepat daripada sebelumnya karena tidak ada lagi halangan yang merintanginya."Sakya ...!"Terdengar oleh Naga Iblis ini suara memanggilnya, saat dia berada di Lembah Rinjani."Siapa di sana? Kenapa kamu bisa mengenalku?" tanya Sakya.Sakya Kumara langsung memeriksa hutan di dekat lembah untuk memastikan asal suara yang memanggilnya."Sakya! Penuhi takdirmu sebagai Dewa Pedang!"Suara ini terdengar lagi di kepalanya yang membuat Sakya sakit kepala."Keluar dan tunjukkan dirimu!" seru Sakya lagi dengan lebih lantang.Tidak ada jawaban dari seruan lantang Sakya.AAARRRGHH!Teriakan yang kencang dari arah hutan membuat pohon-pohon bertumbangan dan tubuh Sakya terlempar j
"Kemana Kavita dan Kahiyang?" tanya Kirani begitu mereka sampai di atas tebing jembatan gantung."Mereka baik-baik saja! Kita akan segera menemui mereka di dalam!" sahut Sakya Kumara."Kenapa kalian tidak meninggalkanku saja? Kenapa bersusah payah menjemputku kembali?" tanya Kirani."Karena kamu itu penting, Kirani! Aku sudah berjanji akan menjagamu dan mencari ayahmu! Janji itu pasti aku tepati, terutama janji mengantarmu ke Dunia Surga!" ujar Sakya.Keduanya sedang berjaalaan santai di Duna siluman hingga sampai di Rumah Tua."Kita masuk saja dahulu temui Kavita dan Kahiyang di dalam. Setelah itu kita lanjutkan perjalanan ke Dunia Surga!' seru Sakya lagi."Kirani! Kamu baik-baik saja?" teriak Kahiyang begitu melihat Sakya masuk ke dalam rumah tua bersama Kirani."Apa Immortal menyakitimu?" tanya Kavita."Aku tidak apa-apa! Kalian berdua baik sekali khawatir akan diriku!" sahut Kirani."Apa kita akan melanjutkan perjalanan atau menginap dahulu di rumah tua ini?" tanya Sakya Kumara."