Rumah Tua ini terletk di sisi lembah yang menghadap jurang di bawahnya.Sepertinya ada pendekar dari Dunia Mortal pada jaman dahulu yang pernah lama tinggal di Lembah Siluman ini, dan membangun rumah yang cukup besar untuk ditinggali.Rumah ini sudah lama ditinggalkan, karena banyaknya tanaman-tanaman liar yang hampir menutupi keseluruhan rumah tua ini."Kamu sudah periksa dalamnya, Kavita?" tanya Sakya."Aku belum sempat memeriksanya, karena buru-buru ke kalian!" ujar Kavita."Aku akan memeriksanya dahulu, kalian tunggu saja di luar!" ujar Sakya."Apa kita tidak sama-sama saja memeriksanya? Bahaya juga kalau kita terpisah. Makhluk misterius masih mengintai kita!" ujar Kavita."Ayo! Kita masuk ramai-ramai saja! Kamu ada benarnya, Kavita!" kata Sakya Kumara.Makhluk misterius ini ternyata benar-benar masih mengikuti mereka bertiga hingga ke rumah tua.Matanya terus mengamati ketiga pendekar ini, tapi tidak berusaha menyerang ketiga pendekar yang saat ini selalu bersama."Hati-hati, Sak
Sakya beserta Kavita dan Kahiyang terpaksa bermalam di sebuah rumah tua yang anehnya berdiri kokoh sebagai satu-satunya rumah yang ada di Lembah Iblis ini.Ternyata memang ada malam di Dunia Siluman, yang mulai gelap saat mereka sudah berada di dala rumah tua.Makhluk misterius beraura hitam dan bermata merah terus mengawasi rumah tua ini.Satanoid sepertinya tidak akan melepaskan rombongan Sakya ini keluar hidup-hidup dari Lembah Siluman.Sementara itu, Sakya beserta dua gadis ini masih berusaha mencari tahu keberadaan peramal sakti ini, sambil melihat-lihat ramalannya yang digambarkan di atas kertas."Kalau Satanoid ini tidak pergi, bagaimana tindakanmu, Sakya?" tanya Kahiyang."Aku akan melawannya! Tapi sebisa mungkin kita hindari makhluk ini, karena kita tidak tahu kekuatannya! Menemukan Immortal lebih penting daripada membuang tenaga melawan makhluk misterius ini!" seru Sakya Kumara."Selama kita tidak berpisah, aku yakin makhluk ini tidak akan berani menyerang kita!" ujar Kavita
"Awas! Hati-hati!" teriak Sakya yang mencoba membiasakan matanya di kegelapan."Ada apa Sakya? Kenapa pintu rumah ini seperti dibuka paksa?" tanya Kahiyang."Kayaknya makhluk misterius ini sudah tidak sabar dan menerobos masuk!" seru Kavita."Roh Api, kamu kemana? Aku butuh dirimu sekarang!" seru Sakya Kumara.Hanya keegelapan dan kesunyian yang menyelimuti rumah tua ini.Kalaupun makhluk misterius ini menyerang, makhluk ini memilih diam dan juga tidak bersuara."Kahiyang ... Kavita ... bertahanlah! Aku akan mencari cara untuk membuat rumahini terang kembali!" ujar Sakya."Tidak perlu lama, Sakya! Biar aku saja yang menerangi rumah ini!" kata Kahiyang sambil mengeluarkan cahaya terang dari telapak tangannya yang terangnya memancar ke segala arah.Tapi tidak terlihat adanya makhluk misterius di dlam rumah tua ini. Kahiyang mendekati pintu yang memang rusak berat, tapi tidak ada tanda-tanda Satanoid masuk ke dalam rumah."Apa makhluk ini langsung pergi begitu menjebol dan merusak pintu
Berkat petunjuk dari catatan peramal sakti, Sakya menemukan cara untuk menjebak Satanoid ke bentuk aslinya yang bisa disentuh untuk dikalahkan.Tapi yang pertama kali harus dilakukan adalah mencari keberadaan Satanoid yang tetap bersembunyi di dalam rumah tua ini."Kita harus menemukan Satanoid ini terlebih dahulu! Menurut peramal sakti, apabila kita telah melihat wujud Satanoid dalam bentuk aura hitam maka kita harus membuat lingkaran api untuk mengurung Satanoid ini yang tidak bisa keluar dari lingkaran api dalam bentuk aura hitam, sehingga dia akan mengubah wujudnya menjadi nayata untuk melewati lingkaran api. Saat itulah kita meringkusnya! Apa kalian mengerti?" tanya Sakya."Siap, Sakya!" ujar Kavita."Bagaimana cara kita meringkusnya?" tanya Kahiyang."Kita harus melumpuhkan Satanoid di dalam lingkaran api, karena begitu dia keluar dari lingkaran api, maka wujud aura hitamnya akan muncul kembali!" jelas Sakya."Sekarang kita harus menemukan Satanoid di dalam rumah tua ini!" ujar
Sakya terbawa oleh makhluk misterius Satanoid ke dimensi yang berbeda dengan dimensi tempat Sakya menemukannya di Lembah Siluman.Satanoid ternyata sangat cerdas dan mengetahui semua rencama Sakya untuk menangkapnya.Sakya tidak berhasil menyalakan lingkaran api seperti yang disarankan oleh peramal sakti, seakan-akan Satanoid ini mengetahui semua isi pikiran peramal sakti."Jangan-jangan peramal sakti ini tidak hilang, tapi berubah menjadi satanoid," pikir Sakya menduga-duga.Sakya yang tidak ingin kalah oleh satanoid ini memanggil roh api sehingga tubuhnya kini diselimuti oleh Roh Api.Satanoid mulai kesulitan bersembunyi.Hembusan angin yang diciptakan makhluk misterius ini tidak mempan terhadap api abadi dari roh api."Kamu mau kemana lagi, makhluk jelek! hadapi aku!" seru Sakya yang sudah jengkel dengan makhluk yang merepotkan ini.Seruan Sakya ternyata terbukti efektif.Makhluk misterius yang tadinya terus bersembunti akhirnya muncul oleh ejekan Sakya.Bahkan kini aura hitamnya m
"Roh Siluman! Apa kamu tahu mengenai Peramal sakti yang memiliki rumah tua ini?" tanya Sakya. "Aku pernah lihat manusia yang kamu sebut peramal sakti ini, tapi aku tidak tahu keberadaannya sekarang," ujar roh siluman. "Kapan kamu melihatnya?" tanya Sakya. "Kami butuh peramal sakti ini untuk mengetahui kelemahan Immortal!" "Sudah lama aku tidak melihatnya! Terakhir kulihat peramal sakti ini memasuki semacam portal cahaya. Aku tidak bisa mendekatinya karena dia tahu semua kelemahanku!" ujar Roh Siluman. "Kemungkinan peramal sakti ke dimensi lain dengan portal yang dibuatnya. Kembalikan aku ke dunia awal rumah tua ini, aku mau menemui teman-temanku!" seru Sakya. "Baik, Tuan!" ujar Roh Siluman yang sudah patuh dengan Sakya. Hanya dalam sekejab saja, Sakya sudah kembali ke dimensi normal rumah tua ini. "Sakya! kamu tidak apa-apa?" tanya Kahiyang yang terkejut melihat kemunculaan Sakya Kumara yang tiba-tiba di rumah tua ini. "Kamu kemana saja, Sakya?" tanya Kavita. "Aku tidak apa-ap
Tubuh Sakya kembali ke rumah tua yang dimasukinya.Kavita dan Kahiyang sudah menunggunya dengan wajah yang cukup bingung melihat Sakya yang muncul dan lenyap dengan mudahnya."Kamu kemana, Sakya?" tanya Kavita."Aku seakan bermimpi pergi ke tempat yang sama sekali pelum pernah kukunjungi. Tempat yang memiliki benda-benda aneh yang sepertinya tidak ada di jaman kita ini.""Maksudmu ini apa, Sakya?" tanya Kavita lagi."Aku bertemu perempuan yang menyebut dirinya Author! Sepertinya dia adalah peramal sakti yang kita cari! Tapi yang membuatku bingung, katanya dia membuat kisah perjalanan kita ini!" ujar Sakya."Kamu lihat siapa yang disebut Author ini?' tanya Kahiyang."Tidak! Hanya saja dari suaranya, dia adalah perempuan! Katanya dia memiliki buku sakti yang dapat menuliskan kisah perjalanan kita menjadi nyata! Bahkan dia dapat membantu kita mengatasi Immortal!" ujar Sakya."Kamu bermimpi kali Sakya! Mana ada kisah perjalanan kita ditulis oleh perempuan yang kamu sebut Author itu!" ujar
Kavita benar-benar tidak mempercayai penglihatannya.makhluk mitos yang hanya sekedar dongeng di dunia iblis dan siluman ini kini muncul di hadapannya."Rubah Ekor Sembilan?" tanyanya seakan tidak percaya dengan penglihatannya."Sekarang kamu percaya juga kan kalau Author itu ada?" tanya Sakya."Besar sekali rubah ekor sembilan ini, bagaimana cara kita melawannya, Sakya? tanya Kahiyang."Rubah ini tidak menyerang kita tadi, tapi hanya menutupi jalan ke Desa Ranau, jadi belum tentu dia berniat jahat kepada kita!" ujar Sakya."Aku percaya sekarang padamu, Sakya! ApaAuthor memberitahumu cara menyingkirkan Rubah Ekor Sembilan ini?" tanya Kavita yang masih takjub melihat makhluk mitos ini."Tidak semuanya bisa kita tanyakan kepada Author, karena kita yang harus memilih jalan kita sendiri, Kavita! Author hanya mengarahkannya saja!" jelas Sakya."Jadi, kita tidak tahu cara menghadapi rubah ekor sembilan ini?" tanya Kavita."Kamu punya usul tidak, Kahiyang untuk masalah ini?" tanya Sakya kepa
Sakya menetap selama sebulan di Hidden Village sambil mengajari pemuda-pemuda nag adi desa ini sedikit ilmu bela diri aagar mereka bisa melindungi desa mereka dari serangan penjahat baik yang berasal dari dunia manusia ini mapun dari dunia lainnya.Mimpi-mimpi yang terus mengusiknya membuat sakya mengambil keputusan untuk berpetualang mengikuti mimpi-mimpiny auntuk menemukan Kitab Pedang Dewa Langit dan Kitab Pedang Iblis Bumi yang telah lama menghilang."Aku pamit, Davendra!" ujar Sakya."Ajak Lavini keluar dari Hidden Village ini, Sakya! Mungkin dia bisa membantumu untuk menmukan Kitab pedang yang sedang kamu cari berdasarkan mimpi-mimpimu ini!" saran Davendra."Apa kamu ingin ikut bersamaku berpetualang di Dunia Mortal ini, Lavini?" tanya Sakya.'"Tentu saja, Sakya!" jawab Lavini singkat.Sepak terjang Sakya Kumara dengan Lavini di Dunia Mortal terkenal sebagai Pendekar Pedang Iblis dan Pendekar Pemanah Naga.Sambil mengikuti mimpi-mimpi Sakya, kedua pendekar ini terus membela keb
"Apa benar, kamu ini anak dari Shivani? Ada di mana dia sekarang? Apakah dia masih hidup?" tanya pria yang usianya sepantaran dengan dirinya."Apa benar kamu ini ayahnya Lavini?" tanya Sakya."Benar! Shivani adalah istriku di Lembah Rinjani saat kekacauan itu datang menghampiri lembah kami!" ujar pria ini."Kekacauan seperti apa maksudmu?" tanya Sakya."Kekacauan yang menyebabkan Shivani menghilang dan tidak pernah kembali lagi, padahal dia baru melahirkan Lavini saaat itu! Aku tidak tahu kenapa dia tidak kembali ke Lembah Rinjani?""Karena ibuku memang tidak bisa kembali! Menurut yang pernah kudengar, ibuku adalah putri Raja Naga di Dunia Naga! Kemungkinan besar yang menyerbu Lembah Rinjani adalah pasukan naga dari Dunia Naga atas perintah Raja Naga yang merupakan ayah dari ibuku!" jelas Sakya."Kamu salah, anak muda! Scaraxian adalah ayah dari Shivani! Aku menikahi putri dari pemimpin naga. Jadi saat Scaraxian menghilang, aku yang memimpin semua naga menuju Hidden Village! Selama in
Hidden Village benar-benar bagaikan surga setelah melalui perjalanan yang berat untuk menuju ke desa tersembunyi ini.Udara yang sesak di dalam goa besar tergantikan oleh udara yang segar dan bersih dari desa ini.Pepohonan hijau yang tampak rapi menghiasai seluruh desa serta air terjun dengan sungai yang jernih di bawahnya membuat mata Sakya terkesima melihatnya."Indah sekali Hidden Vilalge ini, Lavini! Pantas kalian sangat betah tinggal di desa yang bagaikan surga di dunia ini," ujar Sakya."Ayo! Kita temui ayahku! Beliau sering cerita tentang ibumu yang merupakan pendekar yang hebat saat masih tinggal di Lembah Rinjani," ajak Lavini."Ayahmu pemimpin Hidden Village ini?" tanya Sakya Kumara."Benar, Sakya! Ayah sudah lama mencari ibumu yang menghilang dari Lembah Rinjani!" sahut Lavini."Kenapa kamu antusias sekali? Bukannya kamu seharusnya marah karena ayahmu begitu memuja ibuku?" tanya Sakya yang mulai bingung melihat sikap Lavini."Aku tidak marah, karena Shivani Iswara adalah i
Gadis pemanah ini tampak lincah menyusuri Lembah Rinjani untuk mencari tempat yang lebih aman untuk beristirahat dan menyiapkan makanan dari hasil buruan ini."Aku tidak pernah melihatmu berada di Lembah Rinjani ini? Ada apa sampai kamu tersasar ke sini?" tanya Sakya.Gadis ini tampak tidak peduli dengan pertanyaan Sakya terhadap dirinya.'Jangan banyak tanya! mau daging kelinci hutan ini atau tidak?" tanya gadis ini dengan ketus."Bukan banyak tanya, tapi aku memang baru melihatmu di Lembah Rinjani ini!" sahut Sakya."Bagaimana kamu bisa baru melihatku ada di Lembah Rinjani kalau kamu sendiri juga baru pertama kali ke Lembah Rinjani ini?' tanya gadis pemanah ini."Kamu tahu kalau aku hanya melintas di lembah ini?" tanya Sakya."Tentu saja, Pendekar! Aku hidup di Lembah Rinjani ini, tentu saja aku tahu kalau kamu adalah pelintas jalan!" seru gadis pemanah ini."Kenapa aku tidak melihat adanya desa atau pemukiman di Lembah Rinjani ini? Aku menyangka kalau sudah tidak ada penghuni di le
Sakya masih memalingkan wajahnya untuk melihat ke arah air terjun tapi tidak tampak lagi Naga Scaraxian di sana. "Suatu kesalahan pergi ke arah goa air terjun ini. Semoga saja ini terakhir kalinya aku menginjak tempat persembunyian Scaraxian ini, terlepas dia ini kakek moyangku atau bukan!" ujar Sakya Kumara. Kruuyuuuk ...! Bunyi perut lapar Sakya Kumara membuat Pangeran Iblis ini memutuskan untuk berburu di Lembah Rinjani. "Scaraxian sialan! Aku tidak akan menemui naga raksasa yang tidak pedulian itu! Kalau bukan karena ibu, aku tidak aakan menemui naga sombong itu!" ujar Sakya dalam hati. Seekor kelinci hutan lewat di hadapannya, membuat semangat Sakya untuk berburu langsung muncul. "Aku akan menyergap kelinci hutan yang lincah ini," ujarnya. Sakya bergerak perlahan-lahan untuk mendekati kelinci hutan ini agar kelinci hutan ini idak terkejut dengan kehadirannya dan berusaha melarikan diri. Perlu banyak kesabaran bagi Sakya Kumara untuk mendapatkan hewan buruannya ini. Posi
"Ingat, Sakya! kalau kamu tidak menemukan Naga Scaraxian di Lembah Rinjani, kamu harus ke arah pegunungan Rinjani untuk menemukannya! Ayahku biasanya suka mengajakku bermain di belakang air terjun di sekitar Pegunungan Rinjani ini."Sakya terbangun dan menoleh ke arah samping.Hari masih gelap di Lembah Rinjani."Ternyata aku sedang bermimpi! Tapi kenapa jelas sekali ibu menyuruhku menuju Pegunungan Rinjani? Ada apa sebenarnya yang ingin ditunjukkan oleh ibu?" pikir Sakya. "Apa mimpiku ini nyata atau hanya sekedar ilusi saja? Tidak akan pernah kuketahui kalau aku tidak ke sana!"Sakya Kumara memutuskan akan menuju Pegunungan Rinjani untuk menguak misteri yang menyelimuti Lembah Rinjani."Aku harus tahu penyebab lenyapnya semua naga-naga di Lembah Rinjani ini! Ada kejadian apa yang membuat semua naga di sini menghilang, termasuk Scaraxian. Apa Scaraxian ini kakekku? Tadi dalam mimpi, ibu menyebut ayah terhadap naga ini!" ujar Sakya.Begitu banyak misteri yang tidak terpecahkan.Bahkan
Matahari pagi perlahan muncul dari arah pegunungan yang sejuk di Lembah Rinjani. Sinar matahari pagi yang hangat menerpa wajah Sakya Kumara yang sedang tertidur di salah satu goa yang banyak terdapat di Lembah Rinjani. Lembah Rinjani dahulunya adalah lembah yang hijau dan subur, yang menjadi tempat tinggal naga-naga yang memutuskan tinggal Di Dunia Mortal daripada di Dunia Naga mereka sendiri. Naga-naga yang warna warni dahulunya terbang dengan bebas menghiasi pegunungan Rinjani yang sebagian puncaknya tertutup es dan salju abadi. Lembah Rinjani bahkan sering disebut sebagai Lembah Naga, karena semua naga yang memutuskan tetap di Dunia Mortal ini, tinggal di lembah ini. Baik naga yang bisa menjadi manusia dan memiliki ilmu bela diri layaknya pendekar di Dunia Mortal ataupun naga yang tidak bisa berwujud manusia. Pemimpin Naga yang terkenal saat itu yang membawa Lembah Rinjani ke masa kejayaan adalah Naga Scaraxian yang memiliki bekas luka di wajahnya. Mata Scaraxian yang merah m
# Kitab Sakti #Sakya Kumara, Sang Naga Iblis yang juga Pangeran Kerajaan Iblis kembali berpetualang sendiri setelah berpisah dengan tiga gadis yang mencintainya."Aku harus kembali ke Dunia Mortal! Firasatku mengatakan kalau Mustika Naga Abadi telah berpindah tempat ke sana!" ujar Sakya dalam hati.Perjalanan Sakya lebih cepat daripada sebelumnya karena tidak ada lagi halangan yang merintanginya."Sakya ...!"Terdengar oleh Naga Iblis ini suara memanggilnya, saat dia berada di Lembah Rinjani."Siapa di sana? Kenapa kamu bisa mengenalku?" tanya Sakya.Sakya Kumara langsung memeriksa hutan di dekat lembah untuk memastikan asal suara yang memanggilnya."Sakya! Penuhi takdirmu sebagai Dewa Pedang!"Suara ini terdengar lagi di kepalanya yang membuat Sakya sakit kepala."Keluar dan tunjukkan dirimu!" seru Sakya lagi dengan lebih lantang.Tidak ada jawaban dari seruan lantang Sakya.AAARRRGHH!Teriakan yang kencang dari arah hutan membuat pohon-pohon bertumbangan dan tubuh Sakya terlempar j
"Kemana Kavita dan Kahiyang?" tanya Kirani begitu mereka sampai di atas tebing jembatan gantung."Mereka baik-baik saja! Kita akan segera menemui mereka di dalam!" sahut Sakya Kumara."Kenapa kalian tidak meninggalkanku saja? Kenapa bersusah payah menjemputku kembali?" tanya Kirani."Karena kamu itu penting, Kirani! Aku sudah berjanji akan menjagamu dan mencari ayahmu! Janji itu pasti aku tepati, terutama janji mengantarmu ke Dunia Surga!" ujar Sakya.Keduanya sedang berjaalaan santai di Duna siluman hingga sampai di Rumah Tua."Kita masuk saja dahulu temui Kavita dan Kahiyang di dalam. Setelah itu kita lanjutkan perjalanan ke Dunia Surga!' seru Sakya lagi."Kirani! Kamu baik-baik saja?" teriak Kahiyang begitu melihat Sakya masuk ke dalam rumah tua bersama Kirani."Apa Immortal menyakitimu?" tanya Kavita."Aku tidak apa-apa! Kalian berdua baik sekali khawatir akan diriku!" sahut Kirani."Apa kita akan melanjutkan perjalanan atau menginap dahulu di rumah tua ini?" tanya Sakya Kumara."