"Roh Siluman! Apa kamu tahu mengenai Peramal sakti yang memiliki rumah tua ini?" tanya Sakya. "Aku pernah lihat manusia yang kamu sebut peramal sakti ini, tapi aku tidak tahu keberadaannya sekarang," ujar roh siluman. "Kapan kamu melihatnya?" tanya Sakya. "Kami butuh peramal sakti ini untuk mengetahui kelemahan Immortal!" "Sudah lama aku tidak melihatnya! Terakhir kulihat peramal sakti ini memasuki semacam portal cahaya. Aku tidak bisa mendekatinya karena dia tahu semua kelemahanku!" ujar Roh Siluman. "Kemungkinan peramal sakti ke dimensi lain dengan portal yang dibuatnya. Kembalikan aku ke dunia awal rumah tua ini, aku mau menemui teman-temanku!" seru Sakya. "Baik, Tuan!" ujar Roh Siluman yang sudah patuh dengan Sakya. Hanya dalam sekejab saja, Sakya sudah kembali ke dimensi normal rumah tua ini. "Sakya! kamu tidak apa-apa?" tanya Kahiyang yang terkejut melihat kemunculaan Sakya Kumara yang tiba-tiba di rumah tua ini. "Kamu kemana saja, Sakya?" tanya Kavita. "Aku tidak apa-ap
Tubuh Sakya kembali ke rumah tua yang dimasukinya.Kavita dan Kahiyang sudah menunggunya dengan wajah yang cukup bingung melihat Sakya yang muncul dan lenyap dengan mudahnya."Kamu kemana, Sakya?" tanya Kavita."Aku seakan bermimpi pergi ke tempat yang sama sekali pelum pernah kukunjungi. Tempat yang memiliki benda-benda aneh yang sepertinya tidak ada di jaman kita ini.""Maksudmu ini apa, Sakya?" tanya Kavita lagi."Aku bertemu perempuan yang menyebut dirinya Author! Sepertinya dia adalah peramal sakti yang kita cari! Tapi yang membuatku bingung, katanya dia membuat kisah perjalanan kita ini!" ujar Sakya."Kamu lihat siapa yang disebut Author ini?' tanya Kahiyang."Tidak! Hanya saja dari suaranya, dia adalah perempuan! Katanya dia memiliki buku sakti yang dapat menuliskan kisah perjalanan kita menjadi nyata! Bahkan dia dapat membantu kita mengatasi Immortal!" ujar Sakya."Kamu bermimpi kali Sakya! Mana ada kisah perjalanan kita ditulis oleh perempuan yang kamu sebut Author itu!" ujar
Kavita benar-benar tidak mempercayai penglihatannya.makhluk mitos yang hanya sekedar dongeng di dunia iblis dan siluman ini kini muncul di hadapannya."Rubah Ekor Sembilan?" tanyanya seakan tidak percaya dengan penglihatannya."Sekarang kamu percaya juga kan kalau Author itu ada?" tanya Sakya."Besar sekali rubah ekor sembilan ini, bagaimana cara kita melawannya, Sakya? tanya Kahiyang."Rubah ini tidak menyerang kita tadi, tapi hanya menutupi jalan ke Desa Ranau, jadi belum tentu dia berniat jahat kepada kita!" ujar Sakya."Aku percaya sekarang padamu, Sakya! ApaAuthor memberitahumu cara menyingkirkan Rubah Ekor Sembilan ini?" tanya Kavita yang masih takjub melihat makhluk mitos ini."Tidak semuanya bisa kita tanyakan kepada Author, karena kita yang harus memilih jalan kita sendiri, Kavita! Author hanya mengarahkannya saja!" jelas Sakya."Jadi, kita tidak tahu cara menghadapi rubah ekor sembilan ini?" tanya Kavita."Kamu punya usul tidak, Kahiyang untuk masalah ini?" tanya Sakya kepa
"Baiklah! Aku terima persyaratanmu, Naga Iblis!" seru Rubah Ekor Sembilan."Kalau begitu, kita bisa mulai pertarungan ini!" sahut Sakya."Kamu yakin bisa mengeluarkan Naga Iblis ini, Sakya?" tanya Kavita."Aku harus mengeluarkan Naga Iblis agar bisa melewati hadangan Rubah Ekor Sembilan ini!" ujar Sakya.BOOOM!Ledakan besar mengubah Sakya menjadi Naga HIjau raksasa bermata merah."Kalian mundurlah ... cari tempat yang aman dari pertarungan ini!" seru Naga Iblis.Kavita dan Kahiyang langsung pergi menjauhi tempat pertarungan yang akan terjadi antara Naga Iblis menghadapi Rubah Ekor Sembilan."Hahaha! Bagus, Naga Iblis! Kita buktikan siapa yang terkuat hari ini!" kata Rubah Ekor Sembilan.ROOOAAARRR ....Raungan keras dari Naga Iblis membuat Rubah Ekor Sembilan terdorong mundur.AAARRR ....Mulut Rubah Ekor Sembilan langsung menyemburkan api putih yang menyerupai gerakan rubah ekor sembilan yang berputar kencang ke arah Naga Iblis.GWAAARRR ...Naga Iblis tidak mau kalah dengan menyemb
Kavita langsung merapalkan kedua tangannya untuk konsentrasi mengeluarkan Roh Kegelapan dari dalam tubuhnya."Roh Kegelapan ... aku meminta bantuanmu sekarang!" seru Kavita.Sekujur tubuh Kavita mulai diselubungi aura kegelapan yang semakin lama semakin menutupi tubuh gadis ini.Sakya Kumara juga tidak membuang-buang waktu lagi dengan mengendalikan Naga Iblis menjaga mereka dari serangan Rubah Ekor Sembilan, sementara dia mengeluarkan Roh Api dan Roh Dewa dari dalam tubuhnya."Naga Iblis! Aku harap kamu menjaga kami bertiga dari serangan tiba-tiba rubah licik itu!" seru Sakya."Baik, Sakya!" ujar Naga Iblis yang memiliki kehidupan sendiri kalau tidak dimasuki oleh Sakya Kumara.Sakya juga mulai mengeluarkan kedua roh dari tubuhnya ini."Roh Api ... saatnya untuk menunjukkan kehebatanmu!" seru Sakya yang langsung diselimuti api yang menyala.Api ini langsung meninggalkan tubuh Sakya dan membentuk Roh Api yang kali ini mengambil bentuk Naga Api."Ada keperluan apa Sakya Kumara memanggil
“Roh Api, kamu bisa mencarikan jalan yang benar dari sembilan jalur jalan ini?” tanya Sakya Kumara.“Kami bisa mencarikanmu jalan yang benar, Sakya!” seru Roh Api.“Benar kata Roh Api, aku juga akan menelusuri jalan ini!” ujar Roh Dewa.“Tentu saja, aku tidak akan ketinggalan membantumu!” sahut Roh Kegelapan.“Kalian ini bisa akur seperti sekarang ini sudah membuatku senang!” ujar Sakya Kumara.Sakya Kumara memilih untuk mencari jalan aman dengan meminta ketiga roh ini untuk mencari satu jalan yang benar dan tidak ada jebakan untuk menuju Desa Ranau.“Aku bagaimana?” tanya Roh Siluman.Sakya Kumara benar-benar terkejut dengan masih adanya satu Roh yang berdiam di dalam tubuhnya.“Kok aku bsia lupa ada Roh Siluman di dalam tubuhku? Kamu kemana saja? Kok tadi tidak keluar bersama Roh lainnya?” tanya Sakya Kumara.“Memangnya kalian sedang apa tadi?” tanya Roh Siluman.“Lupakan saja! Kamu bantu ketiga roh lainnya mencari jalan yang aman ke Desa Ranau!” seru Sakya Kumara yang langsung meng
“Tampaknya tidak ada makhluk kuat seperti yang kamu khawatirkan, Sakya!” ujar Kavita begitu mereka memasuki Desa Ranau.Desa yang sebenarnya cukup indah karena terletak di antara air terjun besar ini sekarang tampak seperti desa mati yang tidak berpenghuni.“Kemana semua warga Desa Ranau ini?’ tanya Kahiyang.“Kemungkinan besar ditangkap oleh Immortal, atau memang semuanya sudah dilenyapkan oleh Immortal?” ujar Kavita.“Apa ada yang mencurigakan, Roh Api?” tanya Sakya Kumara.Tidak ada makhluk kuat yang tadi dirasakannya.Jangan-jangan tadi dia merasakan kehadiran Immortal, yang segera pergi saat mengetahui dirinya mempunyai pengawal empat Roh.“Tidak ada, sakya! Desa ini benar-benar kosong! Tidak ada satu makhluk hidup pun di sini!” ujar Roh Api.“Aku juga tidak merasakan adanya makhluk hidup di sini!” ujar Roh Dewa.“Kalau kamu, Roh Siluman? Mungkin kamu bisa merasakan adanya siluman yang masih hidup di Desa Ranau ini?” tanya Sakya.“Tidak ada, Sakya! Desa ini benar-benar kosong!” se
“Aku dijebak oleh Immortal itu memasuki Dunia Siluman ini, kemudian dia menyegel jalan keluarnya!” ujar Naga Siluman.“Jadi ceritanya tentang Beast itu dusta belaka? Apa tujuannya mempermainkan kita?” tanya Kavita.‘Brengs*K Immortal itu! Apa tujuannya menyuruh kita mencari Immortal yang adalah dirinya sendiri!” seru Sakya Kumara. “Benar-benar aneh!”“Aku juga tidak mengerti maksud Immortal ini! Jangan-jangan dia memang mengincar Kirani dari awal! Dia mengurung kita di Dunia Siluman, agar Kirani menurut padanya!” ucap Kavita.“Kita harus segera kembali ke depan jalan masuk Dunia Siluman ini!” seru Sakya Kumara.“Pasti sudah disegel olehnya, Sakya! Kita terjebak di tempat ini selama-lamanya, seperti Naga Siluman!” seru Kahiyang.“Bagaimana, Roh Api? Kamu bisa mencari jalan keluar? tanya Sakya.“Kalau sudah disegel oleh sihir, kami para Roh tidak akan bisa melewatinya!” sahut Roh Api.“Terpaksa kita ke Kota Kelimutu untuk mencari jalan keluar di sana! Immortal tidak akan bisa menyegel j
Sakya menetap selama sebulan di Hidden Village sambil mengajari pemuda-pemuda nag adi desa ini sedikit ilmu bela diri aagar mereka bisa melindungi desa mereka dari serangan penjahat baik yang berasal dari dunia manusia ini mapun dari dunia lainnya.Mimpi-mimpi yang terus mengusiknya membuat sakya mengambil keputusan untuk berpetualang mengikuti mimpi-mimpiny auntuk menemukan Kitab Pedang Dewa Langit dan Kitab Pedang Iblis Bumi yang telah lama menghilang."Aku pamit, Davendra!" ujar Sakya."Ajak Lavini keluar dari Hidden Village ini, Sakya! Mungkin dia bisa membantumu untuk menmukan Kitab pedang yang sedang kamu cari berdasarkan mimpi-mimpimu ini!" saran Davendra."Apa kamu ingin ikut bersamaku berpetualang di Dunia Mortal ini, Lavini?" tanya Sakya.'"Tentu saja, Sakya!" jawab Lavini singkat.Sepak terjang Sakya Kumara dengan Lavini di Dunia Mortal terkenal sebagai Pendekar Pedang Iblis dan Pendekar Pemanah Naga.Sambil mengikuti mimpi-mimpi Sakya, kedua pendekar ini terus membela keb
"Apa benar, kamu ini anak dari Shivani? Ada di mana dia sekarang? Apakah dia masih hidup?" tanya pria yang usianya sepantaran dengan dirinya."Apa benar kamu ini ayahnya Lavini?" tanya Sakya."Benar! Shivani adalah istriku di Lembah Rinjani saat kekacauan itu datang menghampiri lembah kami!" ujar pria ini."Kekacauan seperti apa maksudmu?" tanya Sakya."Kekacauan yang menyebabkan Shivani menghilang dan tidak pernah kembali lagi, padahal dia baru melahirkan Lavini saaat itu! Aku tidak tahu kenapa dia tidak kembali ke Lembah Rinjani?""Karena ibuku memang tidak bisa kembali! Menurut yang pernah kudengar, ibuku adalah putri Raja Naga di Dunia Naga! Kemungkinan besar yang menyerbu Lembah Rinjani adalah pasukan naga dari Dunia Naga atas perintah Raja Naga yang merupakan ayah dari ibuku!" jelas Sakya."Kamu salah, anak muda! Scaraxian adalah ayah dari Shivani! Aku menikahi putri dari pemimpin naga. Jadi saat Scaraxian menghilang, aku yang memimpin semua naga menuju Hidden Village! Selama in
Hidden Village benar-benar bagaikan surga setelah melalui perjalanan yang berat untuk menuju ke desa tersembunyi ini.Udara yang sesak di dalam goa besar tergantikan oleh udara yang segar dan bersih dari desa ini.Pepohonan hijau yang tampak rapi menghiasai seluruh desa serta air terjun dengan sungai yang jernih di bawahnya membuat mata Sakya terkesima melihatnya."Indah sekali Hidden Vilalge ini, Lavini! Pantas kalian sangat betah tinggal di desa yang bagaikan surga di dunia ini," ujar Sakya."Ayo! Kita temui ayahku! Beliau sering cerita tentang ibumu yang merupakan pendekar yang hebat saat masih tinggal di Lembah Rinjani," ajak Lavini."Ayahmu pemimpin Hidden Village ini?" tanya Sakya Kumara."Benar, Sakya! Ayah sudah lama mencari ibumu yang menghilang dari Lembah Rinjani!" sahut Lavini."Kenapa kamu antusias sekali? Bukannya kamu seharusnya marah karena ayahmu begitu memuja ibuku?" tanya Sakya yang mulai bingung melihat sikap Lavini."Aku tidak marah, karena Shivani Iswara adalah i
Gadis pemanah ini tampak lincah menyusuri Lembah Rinjani untuk mencari tempat yang lebih aman untuk beristirahat dan menyiapkan makanan dari hasil buruan ini."Aku tidak pernah melihatmu berada di Lembah Rinjani ini? Ada apa sampai kamu tersasar ke sini?" tanya Sakya.Gadis ini tampak tidak peduli dengan pertanyaan Sakya terhadap dirinya.'Jangan banyak tanya! mau daging kelinci hutan ini atau tidak?" tanya gadis ini dengan ketus."Bukan banyak tanya, tapi aku memang baru melihatmu di Lembah Rinjani ini!" sahut Sakya."Bagaimana kamu bisa baru melihatku ada di Lembah Rinjani kalau kamu sendiri juga baru pertama kali ke Lembah Rinjani ini?' tanya gadis pemanah ini."Kamu tahu kalau aku hanya melintas di lembah ini?" tanya Sakya."Tentu saja, Pendekar! Aku hidup di Lembah Rinjani ini, tentu saja aku tahu kalau kamu adalah pelintas jalan!" seru gadis pemanah ini."Kenapa aku tidak melihat adanya desa atau pemukiman di Lembah Rinjani ini? Aku menyangka kalau sudah tidak ada penghuni di le
Sakya masih memalingkan wajahnya untuk melihat ke arah air terjun tapi tidak tampak lagi Naga Scaraxian di sana. "Suatu kesalahan pergi ke arah goa air terjun ini. Semoga saja ini terakhir kalinya aku menginjak tempat persembunyian Scaraxian ini, terlepas dia ini kakek moyangku atau bukan!" ujar Sakya Kumara. Kruuyuuuk ...! Bunyi perut lapar Sakya Kumara membuat Pangeran Iblis ini memutuskan untuk berburu di Lembah Rinjani. "Scaraxian sialan! Aku tidak akan menemui naga raksasa yang tidak pedulian itu! Kalau bukan karena ibu, aku tidak aakan menemui naga sombong itu!" ujar Sakya dalam hati. Seekor kelinci hutan lewat di hadapannya, membuat semangat Sakya untuk berburu langsung muncul. "Aku akan menyergap kelinci hutan yang lincah ini," ujarnya. Sakya bergerak perlahan-lahan untuk mendekati kelinci hutan ini agar kelinci hutan ini idak terkejut dengan kehadirannya dan berusaha melarikan diri. Perlu banyak kesabaran bagi Sakya Kumara untuk mendapatkan hewan buruannya ini. Posi
"Ingat, Sakya! kalau kamu tidak menemukan Naga Scaraxian di Lembah Rinjani, kamu harus ke arah pegunungan Rinjani untuk menemukannya! Ayahku biasanya suka mengajakku bermain di belakang air terjun di sekitar Pegunungan Rinjani ini."Sakya terbangun dan menoleh ke arah samping.Hari masih gelap di Lembah Rinjani."Ternyata aku sedang bermimpi! Tapi kenapa jelas sekali ibu menyuruhku menuju Pegunungan Rinjani? Ada apa sebenarnya yang ingin ditunjukkan oleh ibu?" pikir Sakya. "Apa mimpiku ini nyata atau hanya sekedar ilusi saja? Tidak akan pernah kuketahui kalau aku tidak ke sana!"Sakya Kumara memutuskan akan menuju Pegunungan Rinjani untuk menguak misteri yang menyelimuti Lembah Rinjani."Aku harus tahu penyebab lenyapnya semua naga-naga di Lembah Rinjani ini! Ada kejadian apa yang membuat semua naga di sini menghilang, termasuk Scaraxian. Apa Scaraxian ini kakekku? Tadi dalam mimpi, ibu menyebut ayah terhadap naga ini!" ujar Sakya.Begitu banyak misteri yang tidak terpecahkan.Bahkan
Matahari pagi perlahan muncul dari arah pegunungan yang sejuk di Lembah Rinjani. Sinar matahari pagi yang hangat menerpa wajah Sakya Kumara yang sedang tertidur di salah satu goa yang banyak terdapat di Lembah Rinjani. Lembah Rinjani dahulunya adalah lembah yang hijau dan subur, yang menjadi tempat tinggal naga-naga yang memutuskan tinggal Di Dunia Mortal daripada di Dunia Naga mereka sendiri. Naga-naga yang warna warni dahulunya terbang dengan bebas menghiasi pegunungan Rinjani yang sebagian puncaknya tertutup es dan salju abadi. Lembah Rinjani bahkan sering disebut sebagai Lembah Naga, karena semua naga yang memutuskan tetap di Dunia Mortal ini, tinggal di lembah ini. Baik naga yang bisa menjadi manusia dan memiliki ilmu bela diri layaknya pendekar di Dunia Mortal ataupun naga yang tidak bisa berwujud manusia. Pemimpin Naga yang terkenal saat itu yang membawa Lembah Rinjani ke masa kejayaan adalah Naga Scaraxian yang memiliki bekas luka di wajahnya. Mata Scaraxian yang merah m
# Kitab Sakti #Sakya Kumara, Sang Naga Iblis yang juga Pangeran Kerajaan Iblis kembali berpetualang sendiri setelah berpisah dengan tiga gadis yang mencintainya."Aku harus kembali ke Dunia Mortal! Firasatku mengatakan kalau Mustika Naga Abadi telah berpindah tempat ke sana!" ujar Sakya dalam hati.Perjalanan Sakya lebih cepat daripada sebelumnya karena tidak ada lagi halangan yang merintanginya."Sakya ...!"Terdengar oleh Naga Iblis ini suara memanggilnya, saat dia berada di Lembah Rinjani."Siapa di sana? Kenapa kamu bisa mengenalku?" tanya Sakya.Sakya Kumara langsung memeriksa hutan di dekat lembah untuk memastikan asal suara yang memanggilnya."Sakya! Penuhi takdirmu sebagai Dewa Pedang!"Suara ini terdengar lagi di kepalanya yang membuat Sakya sakit kepala."Keluar dan tunjukkan dirimu!" seru Sakya lagi dengan lebih lantang.Tidak ada jawaban dari seruan lantang Sakya.AAARRRGHH!Teriakan yang kencang dari arah hutan membuat pohon-pohon bertumbangan dan tubuh Sakya terlempar j
"Kemana Kavita dan Kahiyang?" tanya Kirani begitu mereka sampai di atas tebing jembatan gantung."Mereka baik-baik saja! Kita akan segera menemui mereka di dalam!" sahut Sakya Kumara."Kenapa kalian tidak meninggalkanku saja? Kenapa bersusah payah menjemputku kembali?" tanya Kirani."Karena kamu itu penting, Kirani! Aku sudah berjanji akan menjagamu dan mencari ayahmu! Janji itu pasti aku tepati, terutama janji mengantarmu ke Dunia Surga!" ujar Sakya.Keduanya sedang berjaalaan santai di Duna siluman hingga sampai di Rumah Tua."Kita masuk saja dahulu temui Kavita dan Kahiyang di dalam. Setelah itu kita lanjutkan perjalanan ke Dunia Surga!' seru Sakya lagi."Kirani! Kamu baik-baik saja?" teriak Kahiyang begitu melihat Sakya masuk ke dalam rumah tua bersama Kirani."Apa Immortal menyakitimu?" tanya Kavita."Aku tidak apa-apa! Kalian berdua baik sekali khawatir akan diriku!" sahut Kirani."Apa kita akan melanjutkan perjalanan atau menginap dahulu di rumah tua ini?" tanya Sakya Kumara."