Share

72. Kabut Hitam

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2023-11-23 22:23:22

Sagara dan Adista tampak tidak terlalu mempedulikan kecurigaan Rawindra.

“Ayuk! Kita keluar dan nikmati makanannya!” ajak Adista.

“Apa kalian ini tidak curiga sama sekali? Bagaimana kalau makanannya sudah diberi ramuan yang bisa membuat kita tidak sadarkan diri?” tanya Rawindra.

“Kenapa sih kamu ini terus curiga terhadap Sang Kultivator?’ tanya Sagara.

“Kita ini bukan siapa-siapa, Kak Sagara ... kenapa Sang Kultivaator memberi kita fasilitas yang begitu mewah? Apa yang sedang direncanakan olehnya?” tanya Rawindra.

“Kalau dia ingin membunuh kita, kenapa harus dengan susah payah memberikan kita fasilitas mewah seperti ini? Dia bisa saja membunuh kita tadi, tapi tidak dilakukannya! Mungkin memang Sang Kultivator ini adalah orang yang baik hati!” sahut Sagara.

“Tuan Muda benar, Windra! Kita nikmati saja dahulu fasilitas yang diberikan oleh Sang Kultivator. Besok kita tanyakan padanya, bagaimana menurutmu?” saran Adista untuk menenangkan hati Rawindra.

Hati pemuda ini masih belum tenang, t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   73. Dasar Kultivasi : Penyerapan Energi Chi

    Sang Kultivator sudah berada di halaman rumahnya saat Rawindra menemuinya pagi-pagi sekali."Kamu sudah siap untuk mempelajari Penyerapan Energi Chi ini, Rawindra?' tanya Sang Kultivator padanya.“Siap, Ketua! Kok ketua tahu namaku?” tanya Rawindra."Aku tahu semuanya! Aku jelaskan dahulu ya apa yang dimaksud dengan Penyerapan Chi?" kata Saang Kultivator kepada Rawindra."Baik, ketua!" jawab Rawindra dengan tegas."Kamu harus belajar mengolah tubuhmu dengan baik agar energi chi bisa mengalir dengan lancar melalui seluruh meredianmu dari pusat dantian yang kamu miliki ini, Rawindra!" jelas Sang Kultivator."Bagaimana cara melatih Penyerapan Energi Chi ini, ketua?” tanya Rawindra."Hahaha ... kamu sudah tidak sabar ya untuk mempelajarinya secara langsung?" tanya Sang Kultivator sambil tertawa senang."Aku siap, ketua!" sahut Rawindra."Kamu harus mulai bermeditasi untuk memusatkan pikiranmu, Rawindra! Meditasi adalah segalanya dalam berkultivasi agar seluruh pengolahan energi chi di dal

    Last Updated : 2023-11-23
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   74. Dasar Kultivasi : Penempaan Tubuh

    "Aku paham sekarang, ketua!" sahut Rawindra."Ada satu hal lagi yang harus kau perhatikan!" ucap Sang Kultivator sambil membenarkan teknik kultivasinya.Rawindra memerhatikannya dengan seksama dan lanjut melatih Penyerapan Energi Chi untuk dasar pengolahan chi yang dibutuhkan oleh tubuh. Semua dilakukannya dengan sempurna hingga membuat Sang Kultivator kagum padanya."Bagus sekali, Rawindra! Kemajuanmu sangat pesat!" seru Sang Kultivator."Aku hanya mengikuti petunjuk ketua saja!" sahut Rawindra merendah.Sang Kultivator mulai senang dengan Rawindra yang berhasil merampungkan Penyerapan Energi Chi walaupun hanya berupa teknik penyerapan partikel chi saja di alam semesta."Baiklah, sudah saatnya kamu mempelajari teknik penempaan tubuh!" lanjut Sang Kultivator."Aku sudah bisa mempelajarinya sekarang, ketua? Apa sebenarnya Penempaan Tubuh itu?" tanya Rawindra."Kamu harus bermeditasi mengumpulkan energi chi untuk menempa tubuhmu agar lebih kuat lagi!" ujar Sang Kultivator."Apa beda Pen

    Last Updated : 2023-11-23
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   75. Dasar Kultivasi : Teknik Bela Diri

    "Kamu tahu dari mana ada teknik untuk memanfaatkan energi chi menjadi sebuah serangan yang dasyat?" tanya Sang Kultivator."Aku sering membaca, jadi aku tahu sedikit tentang Teknik Bela Diri ini, ketua!" sahut Rawindra."Belum saatnya kamu mempelajari gerakan ilmu bela diri ini karena kamu harus memantapkan pengolahan dan peredaran chi terlebih dahulu. Tapi ... tidak ada salahnya kalau kamu mempelajari satu atau dua gerakan untuk membela dirimu apabila bertemu lawan yang jahat di perjalananmu!" ujar Sang Kultivator."Asyik! Bener nih ketua mau mengajariku teknik bela diri?" tanya Rawindra untuk memastikan ucapan Sang Kultivator ini."Tidak banyak ya, karena aku khawatir akan membuatmu kesulitan nantinya oleh energi chi yang berubah menjadi kuat untuk menyerang!" sahut Sang Kultivator."Tidak apa-apa, ketua! Asal ada satu atau dua jurus bela diri saja sudah cukup untukku membela diri!" ujar Rawindra."Kamu sudah menguasai Penyerapan Energi Chi dan Penempaan Tubuh, Rawindra! Walaupun h

    Last Updated : 2023-11-23
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   76. Devil Forest

    “Jadi, menurut informasi yang ketua dapatkan, Kitab Rahasia Pendekar ada di dalam Devil Forest?” tanya Rawindra.“Benar sekali! Informasi ini tidak mungkin salah!” tegas Sang Kultivator. “Tepatnya di Lembah Air Terjun yaang berada di ujung Hutan Iblis ini!”“Aku harus memasuki Devil Forest kalau begitu! Jangan beritahukan masalah ini kepada Sagara dan Adista ... aku tidak ingin mereka ikut celaka.”"Kamu ingin pergi sekarang?" tanya Sang Kultivator."Benar, ketua ... biar mereka menyangka aku masih belajar kultivasi dengan ketua!" sahut Rawindra."Kamu harus hati-hati Rawindra kalau kamu sudah sampai di Devil Forest!" seru Sang Kultivator."Bagaimana aku bisa tahu kalau hutan yang aku masuki adalah Devil Forest?" tanya Rawindra."Kalau kamu menemukan hutan yang suram yang pepohonannya seperti pohon mati berarti kamu sudah tiba di Devil Forest! Selalu nyalakan pedang apimu agar tidak disergap makhluk-makhluk buas yang berdiam di Hutan Iblis ini!" saran Sang Kultivator yang menyerahkan

    Last Updated : 2023-11-23
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   77. Bayangan Hijau

    "AWAS!"Sebuah teriakan yang lantang dan melengking tinggi menyadarkan Rawindra akan bahaya di belakangnya.Refleks Rawindra menjatuhkan diri yang membuat terkaman makhluk iblis ini hanya mengenai tempat kosong.Sebuah bayangan hijau langsung melesat dari arah Lembah Air Terjun dan menendang makhluk iblis ini jauh-jauh.WUUUSSSH!BUUUK!Rawindra masih belum mengetahui sosok bayangan hijau ini apakah orang baik atau makhluk yang sama jahatnya dengan makhluk iblis tadi.Tapi mengingat bayangan hijau ini menolongnya dan bisa bersuara, berarti dia adalah manusia seperti dirinya."Tetap berada di bawah!" teriak bayangan hijau ini.Rawindra menuruti perintah bayangan hijau ini, karena makhluk iblis ini masih berkeliaran.Terdengar suara desiran angin yang timbul akibat cepatnya bayangan hijau ini bergerak mengejar makhluk iblis ini."Apa makhluk iblis ini sudah pergi ya?" pikir Rawindra sambil berusaha bangkit dari posisi tengkurapnya.Swiiing!Wuuusssh!Baru saja Rawindra hendak bangkit, s

    Last Updated : 2023-11-23
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   78. Pesona Yesha Maharani

    “Kenapa Sang Kultivator mengincar Kitab Seribu Kultivasi? Apa isi kitab ini sebenarnya?” tanya Rawindra yang penasaran hatinya.“Kitab ini ditulis oleh Sang Immortal yang sangat terkenal itu. Apa kamu pernah mendengarnya?” tanya Yesha.Mereka sudah berada di dekat air terjun setelah menuruni lembah yang terjal dengan susah payah, apalagi buat Rawindra yang hanya mengandalkan tangan kanannya.“Pantas Sang Kultivator banyak tahu tentang Sang Immortal. Ternyata dia mengincar Kitab Seribu Kultivasi yang dtulis oleh Sang Immortal ini,” ujar Rawindra.“Benar sekali! Tempatku ada di balik air terjun ini!” kata Yesha yang sudah masuk ke dalam celah di balik air terjun.“Kamu ini sebenarnya siapa, Yesha? Kenapa Sang Kultivator mengincarmu? Apa hanya karena dia menginginkan Kitab Seribu Kultivasi ini?” tanya Rawindra.“Belum saatnya kamu mengetahuinya, Rawindra! Kita harus cari cara untuk mengembalikan dirimu ke Kota Kultivator tanpa harus melalui Hutan Iblis!” sahut Yesha.Setelah melalui goa

    Last Updated : 2023-11-24
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   79. Kitab Seribu Kultivasi

    Anehnya, tidak ada malam hari di Lembah Air Terjun ini.Suasana alam akan tetap terang baik siang ataupun malam.Perbedaannya hanyalah pada saat siang akan terasa lebih panas, sedangkan pada malam hari akan terasa dingin sekali udaranya.Yesha juga membangun pancuran air alami yang airnya terus mengalir dari atas pegunungan yang terdapat di lembah ini.Setelah menyegarkan diri dengan air pegunungan, Rawindra disuguhi sup panas yang khusus dibuatkan untuknya.“Sup ini mengandung ginseng dan beberapa tanaman herbal yang bagus untuk staminamu!” kata Yesha sambil tersenyum.“Kamu juga minum biar tambah kuat staminamu!” kata Rawindra sambil menyuapkan sup ini ke mulut Yesha.“Masih ada sisa sup untukku, tapi tidak apa-apa deh disuapin kayak begini!’ ujar Yesha.“Ternyata sup ini rahasia kekuatan staminamu yang luar biasa itu?” tanya Rawindra.“Hihihi ... sok tahu kamu!” sahut Yesha sambil tersenyum.“Kamu tinggal sendirian di sini?” tanya Rawindra.“Aku harus menjaga Kitab Seribu Kultivasi

    Last Updated : 2023-11-24
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   80. Raja Raksasa

    Rawindra yang kembali tanpa hasil sangat mengecewakan Sang Kultivator yang sangat berharap pemuda ini berhasil menemukan gadis yang menyimpan Kitab Seribu Kultivasi.“Tidak ada Kitab Rahasia Pendekar, ketua! Hanya ada makhluk jahat di Devil Forest!” ujar Rawindra melaporkan hasil temuannya di Hutan Iblis ini.“Kamu tidak bertemu orang yang menyimpan Kitab Rahasia Pendekar ini di Lembah Air Terjun?” tanya Sang Kultivator penasaran.“Aku baru tahu kalau ada orang yang menympan Kitab Rahasia Pendekar, ketua? Tapi, aku tidak menemukan siapa pun di sana!” sahut Rawindra. “Aku harus segera kembali karena banyak sekali makhluk jahat di sana! Kenapa masih banyak sekali makhluk jahat di Hutan Iblis itu ya, ketua?”“Aneh juga ya? Informasi yang kuterima ini seharusnya benar kalau Kitab Rahasia Pendekar ada di sana!” ujar Sang Kultivator. “Apa tidak ada yang muncul membantumu mengatasi makhluk-makhluk jahat ini?”“Tidak ada siapa pun, ketua! Hanya makhluk-makhluk jahat penghuni Devil Forest yang

    Last Updated : 2023-11-24

Latest chapter

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   218. Akhir Kisah Rawindra

    Amara yang marah besar langsung berubah menjadi rasa kasihan saat melihat keadaan Shen Long. Tubuhnya kurus kering dan menderita semacam penyakit misterius yang sulit untuk disembuhkan."Kaisar Agung benar-benar menghukum berat Kaisar Naga yang gagal memenuhi perintahnya. Ada sebabnya Shen Long memberikan Kitab Jari sakti dan Pedang Naga Api ... itu semua atas perintah ayahmu, Amara."Aisya baru menjelaskan kondisi yang sebenarnya saat mereka menemui Shen Long yang lumpuh dan tidak mampu untuk bergerak sama sekali."Sadis sekali Kaisar Agung itu ... kenapa dia memburuku, Aisya?" tanya Rawindra."Aku tidak tahu, Windra ... semua itu ada hubungannya dengan masa lalumu yang terlupakan! Aku hanya diperintahkan ke Kota Pendekar ini untuk menahanmu tinggal di sini sampai ayah datang menemuimu, tapi aku tahu kalau Kaisar Agung berniat jahat padamu sehingga aku harus melanggar perintah ayah!" sahut Aisya."Lebih baik kita segera pergi dari Alam Lelembut ini, Windra ... Kaisar Agung masih membu

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   217. Menemui Kaisar Naga

    "Begini Aisya ... aku dan Windra sudah memutuskan akan mengajakmu untuk pergi bersama ke Alam Manusia. Apa kamu berminat untuk pergi bersama kami?" tanya Amara.Aisya menaikkan sedikit bibirnya dengan dahinya yang berkerut seolah sedang berusaha mencerna ucapan Amara. "Aku tidak mengerti maksudmu, Amara! Untuk apa aku ikut dengan kalian? Bukankah kalian ini pasangan suami-istri?" ujarnya."Benar, Aisya ... kamu masih belum mengerti juga? Apa kamu benar-benar mencintai Windra?" tanya Iblis Amara sekali lagi dengan tegas."HAH!"Aisya benar-benar tidak mengerti maksud pembicaraan dari Iblis Amara. Hal ini membuat kesal Amara."Ya sudah kalau tidak mau ikut! Aku hanya tidak ingin Windra menyesal telah meninggalkanmu di Kota Pendekar ini. Kemungkinan kecil untuk Windra kembali lagi ke Alam Iblis ini walaupun dia menginginkannya," ujar Iblis Amara."Apa sebenarnya maksudmu, Amara? Jangan bertele-tele dan membingungkan ... langsung saja ke pokok permasalahan!" tegur Aisya."Hufh! Baiklah, a

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   216. Tuan Besar Rawindra

    Gadis yang barusan datang ini sangat cantik dan anggun sekali. Walaupun wajahnya cantik jelita, tapi ketegasannya membuat anak buahnya takut terhadapnya."Nona ... gembel-gembel ini telah berani mengacau di tempat Nona! Seharusnya kita tidak memberi ampun terhadap mereka!" seru salah satu penjaga gerbang Balai Lelang ini.PLAAAK!Sebuah tamparan keras diterima oleh penjaga pintu gerbang ini. "Siapa lagi yang berani mengatakan tamu kita ini, gembel?" hardik gadis cantik ini.Peri Houri dan Roh Athalia dibuat bingung oleh sikap gadis muda yang cantik ini, tapi tidak demikian dengan Iblis Amara."Aisya ... kamu tambah cantik saja! Windra pasti semakin terpikat olehmu!" seru Iblis Amara.Sikap bersahabat Iblis Amara membuat peri Houri dan Roh Athalia keheranan. Hal yang sama juga dialami oleh penjaga gerbang Balai Lelang."Kalian semua memang pantas dipecat! Sudah bertemu Tuan Besar kalian, masih saja tidak memberi salam hormat dan minta maaf!" teriak Aisya kepada belasan penjaga gerbang

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   215. Kota Pendekar Baru

    Kota Pendekar begitu megahnya saat Rawindra bersama istri dan sahabat naga-nya tiba di kota yang telah mengalami perubahan besar ini.Tidak ada bekas ledakan dan kejadian besar yang menewaskan setengah penduduk Kota Pendekar ini. Kota ini seakan tidak pernah terusik oleh kejadian besar apapun.Tidak ada lagi pembagian distrik seperti sebelumnya, bahkan tidak ada lagi penjaga di perbatasan kota ini. Semua penghuni Alam Lelembut bebas untuk keluar-masuk Kota Pendekar tanpa perlu melalui gerbang pemeriksaan seperti sebelumnya."Wah! Siapa yang membangun kembali Kota Pendekar ini? Sangat indah sekali!" kata Rawindra yang takjub dengan bangunan-bangunan baru yang sanggup dibangun dalam waktu yang cukup singkat."Apa Kak Shen Long masih memerintah di Kota Pendekar ya?" tanya Iblis Amara. Dewi Iblis ini menyinggung tentang kaisar Naga yang sebenarnya menjadi sumber masalah kehancuran Kota Pendekar dengan menyerahkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api kepada dirinya dan Amara."Kaisar Naga,

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   214. Kemana Iblis Mikaela?

    Kemampuan Rawindra yang sudah mencapai tingkat tertinggi dalam ilmu pendekar, kultivasi, dan magis membuatnya tanpa kesulitan membuka kunci ingatan yang telah disegel oleh kekuatan magis Iblis Mikaela.Wajah Rawindra yang awalnya tampak tenang mulai terlihat pucat pasi dengan wajah yang penuh kepanikan saat berusaha mengingat kejadian masa lalunya bersama Iblis Mikaela.Berbagai kilasan kejadian masa lalu yang terus lalu lalang dalam ingatannya ini membuat Rawindra terkejut sekaligus bingung dengan kejadian yang awalnya sama sekali tidak diingatnya sama sekali ini."Kenapa, Kaela? Kenapa kau lakukan ini?" ujar Rawindra dengan wajah penuh penyesalan."Apa Ryder sudah ingat semua kejadian bersama Ryder Mikaela?" tanya Naga Hitam."Apa yang telah terjadi, Windra?" tanya Iblis Amara yang baru pertama kali melihat kepanikan dalam diri Rawindra. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi, tapi perasaannya sebagai wanita mengatakan kalau telah terjadi sesuatu antara Rawindra dengan Mikaela ya

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   213. Awal Yang Baru

    Belum sempat Dewa Iblis membalas ucapan Iblis Rawindra, tiba-tiba terasa sesuatu yang dingin menerpa lehernya.CLASH!Satu tebasan dari Pedang Iblis Api mengakhiri hidup Dewa Iblis untuk selama-lamanya. Iblis Rawindra benar-benar membuat Dewa Bodhisatva tidak akan mampu lagi untuk inkarnasi ataupun reinkarnasi dengan kemampuan Immortal-nya.Walaupun Pedang ini berkobar api tapi bisa terasa dingin di leher Dewa Iblis,yang menunjukkan kehebatan Iblis Rawindra untuk mengendalikan elemental api sesuai keinginannya.Roh Kultivasi di dalam diri Dewa Bodhisatva ini turut dihancurkan oleh kekuatan Iblis Rawindra, sehingga tidak akan lahir lagi Dewa Bodhisatva baru hasil inkarnasi dan reinkarnasinya.Roh Dewa Bodhisatva juga turut hancur karena setelah menebaskan Pedang Iblis Api pada bagian leher Dewa Bodhisatva, Iblis Rawindra juga menusukkan Pedang Iblis Petir ke dalam tubuh Dewa Iblis untuk menghancurkan semua spirit dan kemampuan spiritual yang terdapat di dalam tubuhnya.Mata Dewa Iblis

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   212. Iblis Rawindra vs Dewa Iblis

    Dewa Bodhisatva tetap memandang angkuh ke arah Rawindra. Dia tidak gentar sedikit pun terhadap Pendekar Tangan Satu ini."HA-HA-HA! Kamu belum lihat kemampuanku yang sebenarnya, Tangan Satu!" serunya dengan penuh keangkuhan."Kemampuan apalagi yang kamu miliki, Bodhisatva? Kamu tidak ubahnya seperti penjahat yang menyamar menjadi dewa ... haus kekuasaan dengan menghabisi dewa lainnya!" hasut Rawindra.Dewa Bodhisatva tidak menjawab pertanyaan Rawindra, tapi tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. "Aku telah mempelajari Kultivasi Kegelapan yang membuatku bisa beruba wujud menjadi Dewa Iblis yang tak terkalahkan!" serunya.Aura hitam yang keluar dari dalam tubuh Dewa Bodhisatva ini membungkus tubuhnya dengan rapat sampai wujudnya tidak kelihatan lagi."Bersiaplah untuk mati, Tangan Satu!" Hanya terdengar suara sombong dari Dewa Bodhisatva saat tubuhnya terbungkus habis oleh aura hitam yang juga melindunginya dari serangan lawan apabila Rawindra memutuskan untuk menyerangnya.Namun, Pendekar

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   211. Pertarungan Akhir - Trio Pendekar (II)

    Peri Houri langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu 8 Jurus Peri Iblis untuk satu tujuan, yaitu menghabisi Roh Shivya agar tidak mengacau lagi di Alam Lelembut."Peri Iblis Pemusnah!"Peri Iblis Pemusnah memiliki daya magis yang tinggi karena rata-rata peri iblis mempelajari ilmu sihir untuk jurus bela diri mereka. Sesuai namanya, serangan ini akan memusnahkan apa saja yang tersentuh oleh aura magis yang berwarna hitam.Roh Shivya juga menyadari situasi ini sehingga dia berusaha untuk melawan Peri Houri juga dengan jurus terkuatnya."Roh Tanpa Jiwa!"Tubuh Roh Shivya seakan membelah diri menjadi beberapa sosok roh yang menyerupai Roh Shivya. Seluruh Roh Shivya ini maju menyerang Peri Houri yang terus menerus mengeluarkan aura hitam pemusnah ini.Menyadari serangan yang berbahaya dari beberapa Roh Shivya ini, Peri Houri mulai mengeluarkan jurus kedua. "Peri Dewa Abadi!"Teknik bela diri yang menitik beratkan pada pertahanan ini membuat Peri Houri diselubungi lingkaran bola cahaya

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   210. Pertarungan Akhir - Trio Pendekar (I)

    # Peri Houri vs Roh Shivya # Roh Shivya bergerak dengan cepatnya bagaikan melayang cepat di angkasa menuju ke daratan. Phoenix Hitam yang berusaha menerjang Roh Shivya ini hanya mengenai tempat kosong saja karena gesitnya pergerakan roh ini."Aku menantangmu pertarungan satu lawan satu, Peri! Kalau kau berani, silahkan turun ke sini untuk bertarung denganku ... bukannya mengandalkan Black Phoenix bodohmu itu!" seru Roh Shivya.Peri Houri masih berada di atas Black Phoenix, lagi memikirkan tantangan dari Roh Shivya ini apakah pantas diladeni atau tidak."Sudah kalah, masih bertingkah! Kamu memang harus dihajar, Shivya!" sahut Peri Houri."Hihihi ... kalau berani turun ke sini! Jangan suruh burung hitam itu terus memburuku!" tantang Roh Shivya lagi.Peri Houri tahu kalau Roh Shivya sudah berada di ujung tanduk. Hanya mengandalkan Black Phoenix maka lambat laun dia akan dikalahkan karena Rajawali Hitam yang menyertainya kini sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian."Menyerah sa

DMCA.com Protection Status