Share

66. Menuju Alam Lelembut

“Bangun ... Pemalas!”

Pagi-pagi, sudah terdengar teriakan Adista membangunkan kedua pemuda yang masih tertidur pulas ini.

Gadis ini sudah heboh sendiri seakan hendak menempuh perjalanan jauh saja.

Langit masih tampak gelap sehingga kedua pemuda ini enggan untuk bangkit dari tidurnya.

“Masih gelap, Adista ... ada apa sih bangunin kami pagi-pagi?” ujar Rawindra yang matanya masih mengantuk berat.

“Ayuk ... katanya mau ajak aku lihat matahari terbit?”

Ucapan Adista ini langsung membuat Rawindra terbangun. Teringat olehnya janjinya kepada Adista yang belum dipenuhinya.

“Kamu masih ingin melihat matahari terbit? Lumayan jauh kalau kita kembali ke tebing itu lagi!” ujar Rawindra.

“Kita sembuyikan barang-barang kita saja dan pergi ke atas tebing tanpa membawaa apa-apa biar lebih cepat!” saran Adista.

“Kak Sagara bagaimana?” tanya Rawindra.

“Bangunin saja ... kalau tidak bisa bangun, tinggalin saja! Sepertinya aman daerah pinggir sungai ini!” sahut Adista.

“Bagaimana kalau makhluk seperti har
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status