GWAAARRR!Naga Hitam langsung menyemburkan api hitamnya ke arah raksasa Balung Buto sebagai balasan atas serangan batang pohon raksasa ini.Balung Buto menggerakkan tubuhnya ke samping untuk menghindari api hitaam dari Naga Hitam ini."Jangan mengeluarkan serangan mematikan, Naga Hitam! Kita hanya ingin menyadarkan raksasa Balung Buto dan mengusirnya dari Bukit Iblis saja!" seru Rawindra yang terkejut dengan tindakan tiba-tiba Naga Hitam ini."Aku tahu, Ryder! Seharusnya aku mengikuti instruksimu!' sahut Naga Hitam yang menghentikan serangannya.BLAAASSST!Balung Buto mengeluarkan sinar merah dari mata ketiganya yang ada di dahinya langsung ke arah sayap Naga Hitam. Raksasa ini sangat cerdas untuk menjatuhkan Naga Hitam dengan mengincar sayap naga ini yang sulit untuk dilindungi."Berpegangan, Ryder!' seru Naga Hitam yang terbang menyamping menyimpan sebagian sayapnya agar tidak terkena sinar merah yang bisa menembus tubuh ini.Rawindra memegang kuat tonjolan tulang punggung Naga Hita
BOOOM!!!Raksasa Balung Buto terjatuh menimpa pepohonan dengan suara dentuman yang cukup keras. Naga Hitam dan Rawindra tidak gegabah untuk langsung turun ke tempat Balung Buto. Mereka masih menunggu beberapa lama sampai Balung Buto tidak bangun-bangun lagi kemudian mendekatinya. "Kenapa dia tidak sadarkan diri? Seharusnya dia sepertimu yang langsung sadar begitu ramuan potion diberikan," ujar Rawindra."Apa Ryder Mikaela salah meramu potion ya karena kondisnya ..." Hampir saja Naga Hitam kelepasan bicara. "Gawat! Bisa mati aku kalau aku membocorkan rahasia ini!" batinnya.Rawindra yang mendengar ucapan Naga Hitam agak terkejut begitu Naga Hitam menyebutkan kondisi Mikaela. "Apa yang terjadi? Apa Mikaela sedang sakit?" tanyanya."Tidak ... tidak sama sekali, Ryder! Mungkin dia hanya lelah saja!" sahut Naga Hitam. "Lebih baik kita sadarkan Balung Buto ini dan halau dia pulang ke tempat asalnya!"Naga Hitam mencoba mengalihkan perhatian Rawindra."Benar juga katamu, Naga Hitam! Kita m
WUUUSSSHHH!Iblis Amara hanya mengibaskan tangannya menimbulkan angin kencang yang menerpa tubuh raksasa Balung Buto, "Bangunlah dan pulang ke tempat asalmu!" seru Iblis Amara.Balung Buto yang tidaak sadarkan ini langsung terbangun dan berdiri tegak kemudian berjalaan dengan hentakan keras meninggalkan Bukit Iblis.Rawindra hanya terbengong-bengong melihat begitu mudahnya Iblis Amara meengusir Balung Buto. Kalau diaa bisa melakukannya dengan mudah, kenapa harus menunggu dirinya untuk mengusir raksasa ini? Sungguh membingungkan."Nah! Balung Buto sudah pergi ... apalagi yang hendak kamu lakukan di sini?" tanya Iblis Amara kepada Pendekar Tangan Satu."Apa kamu memiliki Pusaka Iblis?" tanya Rawindra."Apa kalau aku jawab tidak memilikinya kamu bisa percaya padaku?" tanya Iblis Amara.Ucapan Iblis Amara membuat Rawindra semakin bingung hendak berkata apa. Kalau Iblis Amara tidak memiliki Pusaka Iblis ini, kemana lagi dia akan mencarinya?Rawindra merasakan kalau setiap ucapan Iblis Ama
Rawindra sangat terkejut begitu Iblis Amara menyebutkan kalau Iblis Veela adalah iblis penipu yng mengaku sebagai cucu dari Raja Iblis."Bagaimana kamu bisa begitu yakin kalau Iblis Veela adalah penipu?" tanya Pendekar Tangan Satu ini."Kamu belum lama di Alam Iblis ini. Ada satu iblis yang mempunyai julukan Iblis Pemusnah Semesta. Konon iblis ini sangat cantik dan mempunyai kegemaran mengisap habis hawa iblis yang dibutuhkannya dari setiap pria yang ditid*rinya. Ada pria yang hanya kehilangan tenaga, ada yang gila, bahkan ada yang tewas setelah melakukan hubungan dengan iblis ini. Aku sudah laama curiga kalau Veela adalah Iblis Pemusnah Semesta. Kekuatannya sangat hebat, jadi aku sarankan kamu menahan diri dahulu untuk tidak melawannya apabila tidaak diperlukan sama sekali.""Kamu belum menjelaskan kenapa kamu yakin kalau Veela buka putri dari Master Raksamukti," kata Rawindra sambil memandang wajah cantik Amara meminta penjelasaan."Tidak banyak yang tahu kalau akulah yang sebenarny
Kota Pendekar masih sama saja kondisinya seperti saat terakhir Pendekar Tangan Satu meninggalkan kota ini. Masih saja ramai dan penuh antrian saat memasuki gerbang kota.“Kita menginap dahulu di Distrik Bebas!” kata Rawindra begitu mereka tiba di gerbang Kota Pendekar.“Kenapa harus di Distrik Bebas?’ kata Iblis Amara sambil memperlihatkan stempel kerajaan milik Raksamukti yang juga turut dicurinya.“Siapa yang hendak masuk?” tanya penjaga gerbamg. “Eh, Tuan Muda ... kapan Tuan Muda kembali?” Pandangan penjaga gerbaang beralih dari Amara ke Rawindra.“Amara! Bilang kepada Kaisar Naga kalau Amara, putri Raksamukti ingin bertemu!” sahut iblis cantik ini.Para penjaga gerbang melihat stempel kerajaan milik Raksamukti, kemudian dua penjaga gerbang memasuki Kota Pendekar. “Tunggu di sini, kami akan melaporkan kedatanganmu kepada Kaisar Naga!” ujar penjaga gerbang.“Apa Master belum tiba di Kota Pendekar Ya? Apa yang sebenarnya terjadi pada Master?’ ujar Rawindra.“Memangnya ayah bilang kal
Rawindra bisa bernafas lega karena masalah yang sangat menganggunya ini ternyata bisaa diselesaikan dengan mudah. Itulaah alasannya dia tidak langsung pergi ke Distrik Perdagangan untuk menemui Aisya karena khawatir dengan perasaan Amara dan Aisya apabila mereka bertemu.Sekarang, mereka harus menghadap Kaisar Naga dahulu karena Amara sepertinya memiliki kepentingan terhadap pemimpin Kota Pendekar ini.Pagi-pagi sekali pintu kamar sudah diketuk oleh pelayan yang menyediakan sarapan pagi. "Selesai sarapan, Tuan Muda dan Nona ditunggu pengawal kota untuk menghadap Kaisar Naga!' seru pelayan ini."Ada keperluan apa ya sampai pagi-pagi begini sudah disuruh menghadap/" tanya Rawindra sambil mereka menikmati sarapan pagi."Tidak tahu, Windra! Padahal aku yang ingin bertemu, kenapa kok pagi-pagi sekali dijadwalinnya untuk bertemu.""Setelah dari Kaisar Naga, kita kunjungi Balai Lelang di Distrik Perdagangan. Aku hendak mengambil koin emas yang kutitipkan di Balai Lelang ini," ujar Rawindra.
Distrik Kumuh merupakan distrik yang paling padat di Kota Pendekar. Banyak pendatang yang tidak mau membayar upeti kepada walikota untuk menetap di Kota Pendekar, memilih jalan lain untuk menetap yaitu di Distrik Kumuh. Distrik ini tidak seluruhnya merupakan daerah kumuh karena ada sebagian daerah yang disewakan kepada bangsawan kaya yang ingin merasakan suasana Kota Pendekar tapi tidak tahan dengan biaya yang tinggi. Bandit Distrik Kumuh bisa membawa mereka melalui jalan rahasia yang bisa langsung tembus ke Distrik Kumuh tanpa melalui gerbang Kota Pendekar yang ketat.Bandit Distrik Kumuh bermarkas di lingkungan yang cukup mewah, yang ditinggali oleh para bangsawan kaya. Mereka mengutip iuran yang lumayan besar dari para bangsawan tapi memberikan pengawalan tiap bangsawan kaya ini keluar ke Distrik Bebas untuk berjaalan-jalan.Distrik Kumuh sendiri juga memiliki toko-toko dan kedai makanan yang menjamur dari mi keriting pangsit, nasi campur, soto daaging, sop iga, serta makanan lainn
Amara duduk di hadapan kawanan bandit yang ketakutan ini dengan tenangnya, tanpa ada rasa takut ataupun khawatir terjadi sesuatu pada dirinya. Rasa percaya diri Amara semakin membuat kawanan Bandit Distrik Kumuh ini ketakutan."Bagaimana? Apa kalian semua masih ingin hidup?" tanya Amara sambil tersenyum. Tapi, senyum Amara ini bagaikan senyum kematian di mata kawanan Bandit Distrik Kumuh ini. Senyum Iblis Kematian tepatnya."Siapa sebenarnya dirimu? Aku pernah mendengar ada iblis yang sangat kejam yang sangat ditakuti di seluruh Alam Iblis ini. Apa kamu ini Iblis Amara?' tanya salah satu Bandit Distrik Kumuh memberanikan diri bertanya kepada Amara."Hihihi ... apa aku tampak seperti iblis kejam menurutmu?' tanya Amara dengan tawa yang cukup mengerikan.Bandit Distrik Kumuh ini tidak berani berucap, hanya menundukkan kepalnya saja mendengar tawa dari Amara yang semakin membuat bulu kuduk mereka berdiri."Aku akan mengampuni kalian kalau kalian tunjukkan tempat tinggal pemimpin kalian!
Amara yang marah besar langsung berubah menjadi rasa kasihan saat melihat keadaan Shen Long. Tubuhnya kurus kering dan menderita semacam penyakit misterius yang sulit untuk disembuhkan."Kaisar Agung benar-benar menghukum berat Kaisar Naga yang gagal memenuhi perintahnya. Ada sebabnya Shen Long memberikan Kitab Jari sakti dan Pedang Naga Api ... itu semua atas perintah ayahmu, Amara."Aisya baru menjelaskan kondisi yang sebenarnya saat mereka menemui Shen Long yang lumpuh dan tidak mampu untuk bergerak sama sekali."Sadis sekali Kaisar Agung itu ... kenapa dia memburuku, Aisya?" tanya Rawindra."Aku tidak tahu, Windra ... semua itu ada hubungannya dengan masa lalumu yang terlupakan! Aku hanya diperintahkan ke Kota Pendekar ini untuk menahanmu tinggal di sini sampai ayah datang menemuimu, tapi aku tahu kalau Kaisar Agung berniat jahat padamu sehingga aku harus melanggar perintah ayah!" sahut Aisya."Lebih baik kita segera pergi dari Alam Lelembut ini, Windra ... Kaisar Agung masih membu
"Begini Aisya ... aku dan Windra sudah memutuskan akan mengajakmu untuk pergi bersama ke Alam Manusia. Apa kamu berminat untuk pergi bersama kami?" tanya Amara.Aisya menaikkan sedikit bibirnya dengan dahinya yang berkerut seolah sedang berusaha mencerna ucapan Amara. "Aku tidak mengerti maksudmu, Amara! Untuk apa aku ikut dengan kalian? Bukankah kalian ini pasangan suami-istri?" ujarnya."Benar, Aisya ... kamu masih belum mengerti juga? Apa kamu benar-benar mencintai Windra?" tanya Iblis Amara sekali lagi dengan tegas."HAH!"Aisya benar-benar tidak mengerti maksud pembicaraan dari Iblis Amara. Hal ini membuat kesal Amara."Ya sudah kalau tidak mau ikut! Aku hanya tidak ingin Windra menyesal telah meninggalkanmu di Kota Pendekar ini. Kemungkinan kecil untuk Windra kembali lagi ke Alam Iblis ini walaupun dia menginginkannya," ujar Iblis Amara."Apa sebenarnya maksudmu, Amara? Jangan bertele-tele dan membingungkan ... langsung saja ke pokok permasalahan!" tegur Aisya."Hufh! Baiklah, a
Gadis yang barusan datang ini sangat cantik dan anggun sekali. Walaupun wajahnya cantik jelita, tapi ketegasannya membuat anak buahnya takut terhadapnya."Nona ... gembel-gembel ini telah berani mengacau di tempat Nona! Seharusnya kita tidak memberi ampun terhadap mereka!" seru salah satu penjaga gerbang Balai Lelang ini.PLAAAK!Sebuah tamparan keras diterima oleh penjaga pintu gerbang ini. "Siapa lagi yang berani mengatakan tamu kita ini, gembel?" hardik gadis cantik ini.Peri Houri dan Roh Athalia dibuat bingung oleh sikap gadis muda yang cantik ini, tapi tidak demikian dengan Iblis Amara."Aisya ... kamu tambah cantik saja! Windra pasti semakin terpikat olehmu!" seru Iblis Amara.Sikap bersahabat Iblis Amara membuat peri Houri dan Roh Athalia keheranan. Hal yang sama juga dialami oleh penjaga gerbang Balai Lelang."Kalian semua memang pantas dipecat! Sudah bertemu Tuan Besar kalian, masih saja tidak memberi salam hormat dan minta maaf!" teriak Aisya kepada belasan penjaga gerbang
Kota Pendekar begitu megahnya saat Rawindra bersama istri dan sahabat naga-nya tiba di kota yang telah mengalami perubahan besar ini.Tidak ada bekas ledakan dan kejadian besar yang menewaskan setengah penduduk Kota Pendekar ini. Kota ini seakan tidak pernah terusik oleh kejadian besar apapun.Tidak ada lagi pembagian distrik seperti sebelumnya, bahkan tidak ada lagi penjaga di perbatasan kota ini. Semua penghuni Alam Lelembut bebas untuk keluar-masuk Kota Pendekar tanpa perlu melalui gerbang pemeriksaan seperti sebelumnya."Wah! Siapa yang membangun kembali Kota Pendekar ini? Sangat indah sekali!" kata Rawindra yang takjub dengan bangunan-bangunan baru yang sanggup dibangun dalam waktu yang cukup singkat."Apa Kak Shen Long masih memerintah di Kota Pendekar ya?" tanya Iblis Amara. Dewi Iblis ini menyinggung tentang kaisar Naga yang sebenarnya menjadi sumber masalah kehancuran Kota Pendekar dengan menyerahkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api kepada dirinya dan Amara."Kaisar Naga,
Kemampuan Rawindra yang sudah mencapai tingkat tertinggi dalam ilmu pendekar, kultivasi, dan magis membuatnya tanpa kesulitan membuka kunci ingatan yang telah disegel oleh kekuatan magis Iblis Mikaela.Wajah Rawindra yang awalnya tampak tenang mulai terlihat pucat pasi dengan wajah yang penuh kepanikan saat berusaha mengingat kejadian masa lalunya bersama Iblis Mikaela.Berbagai kilasan kejadian masa lalu yang terus lalu lalang dalam ingatannya ini membuat Rawindra terkejut sekaligus bingung dengan kejadian yang awalnya sama sekali tidak diingatnya sama sekali ini."Kenapa, Kaela? Kenapa kau lakukan ini?" ujar Rawindra dengan wajah penuh penyesalan."Apa Ryder sudah ingat semua kejadian bersama Ryder Mikaela?" tanya Naga Hitam."Apa yang telah terjadi, Windra?" tanya Iblis Amara yang baru pertama kali melihat kepanikan dalam diri Rawindra. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi, tapi perasaannya sebagai wanita mengatakan kalau telah terjadi sesuatu antara Rawindra dengan Mikaela ya
Belum sempat Dewa Iblis membalas ucapan Iblis Rawindra, tiba-tiba terasa sesuatu yang dingin menerpa lehernya.CLASH!Satu tebasan dari Pedang Iblis Api mengakhiri hidup Dewa Iblis untuk selama-lamanya. Iblis Rawindra benar-benar membuat Dewa Bodhisatva tidak akan mampu lagi untuk inkarnasi ataupun reinkarnasi dengan kemampuan Immortal-nya.Walaupun Pedang ini berkobar api tapi bisa terasa dingin di leher Dewa Iblis,yang menunjukkan kehebatan Iblis Rawindra untuk mengendalikan elemental api sesuai keinginannya.Roh Kultivasi di dalam diri Dewa Bodhisatva ini turut dihancurkan oleh kekuatan Iblis Rawindra, sehingga tidak akan lahir lagi Dewa Bodhisatva baru hasil inkarnasi dan reinkarnasinya.Roh Dewa Bodhisatva juga turut hancur karena setelah menebaskan Pedang Iblis Api pada bagian leher Dewa Bodhisatva, Iblis Rawindra juga menusukkan Pedang Iblis Petir ke dalam tubuh Dewa Iblis untuk menghancurkan semua spirit dan kemampuan spiritual yang terdapat di dalam tubuhnya.Mata Dewa Iblis
Dewa Bodhisatva tetap memandang angkuh ke arah Rawindra. Dia tidak gentar sedikit pun terhadap Pendekar Tangan Satu ini."HA-HA-HA! Kamu belum lihat kemampuanku yang sebenarnya, Tangan Satu!" serunya dengan penuh keangkuhan."Kemampuan apalagi yang kamu miliki, Bodhisatva? Kamu tidak ubahnya seperti penjahat yang menyamar menjadi dewa ... haus kekuasaan dengan menghabisi dewa lainnya!" hasut Rawindra.Dewa Bodhisatva tidak menjawab pertanyaan Rawindra, tapi tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. "Aku telah mempelajari Kultivasi Kegelapan yang membuatku bisa beruba wujud menjadi Dewa Iblis yang tak terkalahkan!" serunya.Aura hitam yang keluar dari dalam tubuh Dewa Bodhisatva ini membungkus tubuhnya dengan rapat sampai wujudnya tidak kelihatan lagi."Bersiaplah untuk mati, Tangan Satu!" Hanya terdengar suara sombong dari Dewa Bodhisatva saat tubuhnya terbungkus habis oleh aura hitam yang juga melindunginya dari serangan lawan apabila Rawindra memutuskan untuk menyerangnya.Namun, Pendekar
Peri Houri langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu 8 Jurus Peri Iblis untuk satu tujuan, yaitu menghabisi Roh Shivya agar tidak mengacau lagi di Alam Lelembut."Peri Iblis Pemusnah!"Peri Iblis Pemusnah memiliki daya magis yang tinggi karena rata-rata peri iblis mempelajari ilmu sihir untuk jurus bela diri mereka. Sesuai namanya, serangan ini akan memusnahkan apa saja yang tersentuh oleh aura magis yang berwarna hitam.Roh Shivya juga menyadari situasi ini sehingga dia berusaha untuk melawan Peri Houri juga dengan jurus terkuatnya."Roh Tanpa Jiwa!"Tubuh Roh Shivya seakan membelah diri menjadi beberapa sosok roh yang menyerupai Roh Shivya. Seluruh Roh Shivya ini maju menyerang Peri Houri yang terus menerus mengeluarkan aura hitam pemusnah ini.Menyadari serangan yang berbahaya dari beberapa Roh Shivya ini, Peri Houri mulai mengeluarkan jurus kedua. "Peri Dewa Abadi!"Teknik bela diri yang menitik beratkan pada pertahanan ini membuat Peri Houri diselubungi lingkaran bola cahaya
# Peri Houri vs Roh Shivya # Roh Shivya bergerak dengan cepatnya bagaikan melayang cepat di angkasa menuju ke daratan. Phoenix Hitam yang berusaha menerjang Roh Shivya ini hanya mengenai tempat kosong saja karena gesitnya pergerakan roh ini."Aku menantangmu pertarungan satu lawan satu, Peri! Kalau kau berani, silahkan turun ke sini untuk bertarung denganku ... bukannya mengandalkan Black Phoenix bodohmu itu!" seru Roh Shivya.Peri Houri masih berada di atas Black Phoenix, lagi memikirkan tantangan dari Roh Shivya ini apakah pantas diladeni atau tidak."Sudah kalah, masih bertingkah! Kamu memang harus dihajar, Shivya!" sahut Peri Houri."Hihihi ... kalau berani turun ke sini! Jangan suruh burung hitam itu terus memburuku!" tantang Roh Shivya lagi.Peri Houri tahu kalau Roh Shivya sudah berada di ujung tanduk. Hanya mengandalkan Black Phoenix maka lambat laun dia akan dikalahkan karena Rajawali Hitam yang menyertainya kini sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian."Menyerah sa