BOOOM!!!Raksasa Balung Buto terjatuh menimpa pepohonan dengan suara dentuman yang cukup keras. Naga Hitam dan Rawindra tidak gegabah untuk langsung turun ke tempat Balung Buto. Mereka masih menunggu beberapa lama sampai Balung Buto tidak bangun-bangun lagi kemudian mendekatinya. "Kenapa dia tidak sadarkan diri? Seharusnya dia sepertimu yang langsung sadar begitu ramuan potion diberikan," ujar Rawindra."Apa Ryder Mikaela salah meramu potion ya karena kondisnya ..." Hampir saja Naga Hitam kelepasan bicara. "Gawat! Bisa mati aku kalau aku membocorkan rahasia ini!" batinnya.Rawindra yang mendengar ucapan Naga Hitam agak terkejut begitu Naga Hitam menyebutkan kondisi Mikaela. "Apa yang terjadi? Apa Mikaela sedang sakit?" tanyanya."Tidak ... tidak sama sekali, Ryder! Mungkin dia hanya lelah saja!" sahut Naga Hitam. "Lebih baik kita sadarkan Balung Buto ini dan halau dia pulang ke tempat asalnya!"Naga Hitam mencoba mengalihkan perhatian Rawindra."Benar juga katamu, Naga Hitam! Kita m
WUUUSSSHHH!Iblis Amara hanya mengibaskan tangannya menimbulkan angin kencang yang menerpa tubuh raksasa Balung Buto, "Bangunlah dan pulang ke tempat asalmu!" seru Iblis Amara.Balung Buto yang tidaak sadarkan ini langsung terbangun dan berdiri tegak kemudian berjalaan dengan hentakan keras meninggalkan Bukit Iblis.Rawindra hanya terbengong-bengong melihat begitu mudahnya Iblis Amara meengusir Balung Buto. Kalau diaa bisa melakukannya dengan mudah, kenapa harus menunggu dirinya untuk mengusir raksasa ini? Sungguh membingungkan."Nah! Balung Buto sudah pergi ... apalagi yang hendak kamu lakukan di sini?" tanya Iblis Amara kepada Pendekar Tangan Satu."Apa kamu memiliki Pusaka Iblis?" tanya Rawindra."Apa kalau aku jawab tidak memilikinya kamu bisa percaya padaku?" tanya Iblis Amara.Ucapan Iblis Amara membuat Rawindra semakin bingung hendak berkata apa. Kalau Iblis Amara tidak memiliki Pusaka Iblis ini, kemana lagi dia akan mencarinya?Rawindra merasakan kalau setiap ucapan Iblis Ama
Rawindra sangat terkejut begitu Iblis Amara menyebutkan kalau Iblis Veela adalah iblis penipu yng mengaku sebagai cucu dari Raja Iblis."Bagaimana kamu bisa begitu yakin kalau Iblis Veela adalah penipu?" tanya Pendekar Tangan Satu ini."Kamu belum lama di Alam Iblis ini. Ada satu iblis yang mempunyai julukan Iblis Pemusnah Semesta. Konon iblis ini sangat cantik dan mempunyai kegemaran mengisap habis hawa iblis yang dibutuhkannya dari setiap pria yang ditid*rinya. Ada pria yang hanya kehilangan tenaga, ada yang gila, bahkan ada yang tewas setelah melakukan hubungan dengan iblis ini. Aku sudah laama curiga kalau Veela adalah Iblis Pemusnah Semesta. Kekuatannya sangat hebat, jadi aku sarankan kamu menahan diri dahulu untuk tidak melawannya apabila tidaak diperlukan sama sekali.""Kamu belum menjelaskan kenapa kamu yakin kalau Veela buka putri dari Master Raksamukti," kata Rawindra sambil memandang wajah cantik Amara meminta penjelasaan."Tidak banyak yang tahu kalau akulah yang sebenarny
Kota Pendekar masih sama saja kondisinya seperti saat terakhir Pendekar Tangan Satu meninggalkan kota ini. Masih saja ramai dan penuh antrian saat memasuki gerbang kota.“Kita menginap dahulu di Distrik Bebas!” kata Rawindra begitu mereka tiba di gerbang Kota Pendekar.“Kenapa harus di Distrik Bebas?’ kata Iblis Amara sambil memperlihatkan stempel kerajaan milik Raksamukti yang juga turut dicurinya.“Siapa yang hendak masuk?” tanya penjaga gerbamg. “Eh, Tuan Muda ... kapan Tuan Muda kembali?” Pandangan penjaga gerbaang beralih dari Amara ke Rawindra.“Amara! Bilang kepada Kaisar Naga kalau Amara, putri Raksamukti ingin bertemu!” sahut iblis cantik ini.Para penjaga gerbang melihat stempel kerajaan milik Raksamukti, kemudian dua penjaga gerbang memasuki Kota Pendekar. “Tunggu di sini, kami akan melaporkan kedatanganmu kepada Kaisar Naga!” ujar penjaga gerbang.“Apa Master belum tiba di Kota Pendekar Ya? Apa yang sebenarnya terjadi pada Master?’ ujar Rawindra.“Memangnya ayah bilang kal
Rawindra bisa bernafas lega karena masalah yang sangat menganggunya ini ternyata bisaa diselesaikan dengan mudah. Itulaah alasannya dia tidak langsung pergi ke Distrik Perdagangan untuk menemui Aisya karena khawatir dengan perasaan Amara dan Aisya apabila mereka bertemu.Sekarang, mereka harus menghadap Kaisar Naga dahulu karena Amara sepertinya memiliki kepentingan terhadap pemimpin Kota Pendekar ini.Pagi-pagi sekali pintu kamar sudah diketuk oleh pelayan yang menyediakan sarapan pagi. "Selesai sarapan, Tuan Muda dan Nona ditunggu pengawal kota untuk menghadap Kaisar Naga!' seru pelayan ini."Ada keperluan apa ya sampai pagi-pagi begini sudah disuruh menghadap/" tanya Rawindra sambil mereka menikmati sarapan pagi."Tidak tahu, Windra! Padahal aku yang ingin bertemu, kenapa kok pagi-pagi sekali dijadwalinnya untuk bertemu.""Setelah dari Kaisar Naga, kita kunjungi Balai Lelang di Distrik Perdagangan. Aku hendak mengambil koin emas yang kutitipkan di Balai Lelang ini," ujar Rawindra.
Distrik Kumuh merupakan distrik yang paling padat di Kota Pendekar. Banyak pendatang yang tidak mau membayar upeti kepada walikota untuk menetap di Kota Pendekar, memilih jalan lain untuk menetap yaitu di Distrik Kumuh. Distrik ini tidak seluruhnya merupakan daerah kumuh karena ada sebagian daerah yang disewakan kepada bangsawan kaya yang ingin merasakan suasana Kota Pendekar tapi tidak tahan dengan biaya yang tinggi. Bandit Distrik Kumuh bisa membawa mereka melalui jalan rahasia yang bisa langsung tembus ke Distrik Kumuh tanpa melalui gerbang Kota Pendekar yang ketat.Bandit Distrik Kumuh bermarkas di lingkungan yang cukup mewah, yang ditinggali oleh para bangsawan kaya. Mereka mengutip iuran yang lumayan besar dari para bangsawan tapi memberikan pengawalan tiap bangsawan kaya ini keluar ke Distrik Bebas untuk berjaalan-jalan.Distrik Kumuh sendiri juga memiliki toko-toko dan kedai makanan yang menjamur dari mi keriting pangsit, nasi campur, soto daaging, sop iga, serta makanan lainn
Amara duduk di hadapan kawanan bandit yang ketakutan ini dengan tenangnya, tanpa ada rasa takut ataupun khawatir terjadi sesuatu pada dirinya. Rasa percaya diri Amara semakin membuat kawanan Bandit Distrik Kumuh ini ketakutan."Bagaimana? Apa kalian semua masih ingin hidup?" tanya Amara sambil tersenyum. Tapi, senyum Amara ini bagaikan senyum kematian di mata kawanan Bandit Distrik Kumuh ini. Senyum Iblis Kematian tepatnya."Siapa sebenarnya dirimu? Aku pernah mendengar ada iblis yang sangat kejam yang sangat ditakuti di seluruh Alam Iblis ini. Apa kamu ini Iblis Amara?' tanya salah satu Bandit Distrik Kumuh memberanikan diri bertanya kepada Amara."Hihihi ... apa aku tampak seperti iblis kejam menurutmu?' tanya Amara dengan tawa yang cukup mengerikan.Bandit Distrik Kumuh ini tidak berani berucap, hanya menundukkan kepalnya saja mendengar tawa dari Amara yang semakin membuat bulu kuduk mereka berdiri."Aku akan mengampuni kalian kalau kalian tunjukkan tempat tinggal pemimpin kalian!
Ketakutan Bandit Distrik Kumuh terhadap Kaisar Bandit melebihi ketakutan mereka terhadap Amara dan juga nyawa mereka. Berharap kaisar Bandit bisa menyembuhkan mereka, kawanan Bandit Distrik Kumuh ini melaporkan kedatangan Amara dan Rawindra yang mencari Kaisar Bandit kepada Lima Raja Bandit. Mereka juga mengharapkan kenaikan jabatan yang sekarang hanya bandit biasa saja.Kebetulan kelima Raja Bandit ini sedang berkumpul di Perfektur Perdagangan dan Industri sehingga membuat kawanan bandit ini lebih berani untuk melaporkan perbuatan Amara dan Rawindra pada mereka.Saat Rawindra dan Amara yang sekarang berada di Perfektur Industri dan Perdagangan mencari tempat menginap sudah terkepung oleh belasan anggota Bandit Distrik Kumuh."Itu mereka, Bos!" teriak salah satu bandit yang tadi diancam oleh Amara.Iblis wanita memandang geram terhadap kawanan Bandit Distrik Kumuh yang memutuskan menghianatinya. "Seharusnya kubunuh saja kalian tadi biar tutup mulut!" serunya.Raja Bandit Alpha yang m