Kota Pendekar masih sama saja kondisinya seperti saat terakhir Pendekar Tangan Satu meninggalkan kota ini. Masih saja ramai dan penuh antrian saat memasuki gerbang kota.“Kita menginap dahulu di Distrik Bebas!” kata Rawindra begitu mereka tiba di gerbang Kota Pendekar.“Kenapa harus di Distrik Bebas?’ kata Iblis Amara sambil memperlihatkan stempel kerajaan milik Raksamukti yang juga turut dicurinya.“Siapa yang hendak masuk?” tanya penjaga gerbamg. “Eh, Tuan Muda ... kapan Tuan Muda kembali?” Pandangan penjaga gerbaang beralih dari Amara ke Rawindra.“Amara! Bilang kepada Kaisar Naga kalau Amara, putri Raksamukti ingin bertemu!” sahut iblis cantik ini.Para penjaga gerbang melihat stempel kerajaan milik Raksamukti, kemudian dua penjaga gerbang memasuki Kota Pendekar. “Tunggu di sini, kami akan melaporkan kedatanganmu kepada Kaisar Naga!” ujar penjaga gerbang.“Apa Master belum tiba di Kota Pendekar Ya? Apa yang sebenarnya terjadi pada Master?’ ujar Rawindra.“Memangnya ayah bilang kal
Rawindra bisa bernafas lega karena masalah yang sangat menganggunya ini ternyata bisaa diselesaikan dengan mudah. Itulaah alasannya dia tidak langsung pergi ke Distrik Perdagangan untuk menemui Aisya karena khawatir dengan perasaan Amara dan Aisya apabila mereka bertemu.Sekarang, mereka harus menghadap Kaisar Naga dahulu karena Amara sepertinya memiliki kepentingan terhadap pemimpin Kota Pendekar ini.Pagi-pagi sekali pintu kamar sudah diketuk oleh pelayan yang menyediakan sarapan pagi. "Selesai sarapan, Tuan Muda dan Nona ditunggu pengawal kota untuk menghadap Kaisar Naga!' seru pelayan ini."Ada keperluan apa ya sampai pagi-pagi begini sudah disuruh menghadap/" tanya Rawindra sambil mereka menikmati sarapan pagi."Tidak tahu, Windra! Padahal aku yang ingin bertemu, kenapa kok pagi-pagi sekali dijadwalinnya untuk bertemu.""Setelah dari Kaisar Naga, kita kunjungi Balai Lelang di Distrik Perdagangan. Aku hendak mengambil koin emas yang kutitipkan di Balai Lelang ini," ujar Rawindra.
Distrik Kumuh merupakan distrik yang paling padat di Kota Pendekar. Banyak pendatang yang tidak mau membayar upeti kepada walikota untuk menetap di Kota Pendekar, memilih jalan lain untuk menetap yaitu di Distrik Kumuh. Distrik ini tidak seluruhnya merupakan daerah kumuh karena ada sebagian daerah yang disewakan kepada bangsawan kaya yang ingin merasakan suasana Kota Pendekar tapi tidak tahan dengan biaya yang tinggi. Bandit Distrik Kumuh bisa membawa mereka melalui jalan rahasia yang bisa langsung tembus ke Distrik Kumuh tanpa melalui gerbang Kota Pendekar yang ketat.Bandit Distrik Kumuh bermarkas di lingkungan yang cukup mewah, yang ditinggali oleh para bangsawan kaya. Mereka mengutip iuran yang lumayan besar dari para bangsawan tapi memberikan pengawalan tiap bangsawan kaya ini keluar ke Distrik Bebas untuk berjaalan-jalan.Distrik Kumuh sendiri juga memiliki toko-toko dan kedai makanan yang menjamur dari mi keriting pangsit, nasi campur, soto daaging, sop iga, serta makanan lainn
Amara duduk di hadapan kawanan bandit yang ketakutan ini dengan tenangnya, tanpa ada rasa takut ataupun khawatir terjadi sesuatu pada dirinya. Rasa percaya diri Amara semakin membuat kawanan Bandit Distrik Kumuh ini ketakutan."Bagaimana? Apa kalian semua masih ingin hidup?" tanya Amara sambil tersenyum. Tapi, senyum Amara ini bagaikan senyum kematian di mata kawanan Bandit Distrik Kumuh ini. Senyum Iblis Kematian tepatnya."Siapa sebenarnya dirimu? Aku pernah mendengar ada iblis yang sangat kejam yang sangat ditakuti di seluruh Alam Iblis ini. Apa kamu ini Iblis Amara?' tanya salah satu Bandit Distrik Kumuh memberanikan diri bertanya kepada Amara."Hihihi ... apa aku tampak seperti iblis kejam menurutmu?' tanya Amara dengan tawa yang cukup mengerikan.Bandit Distrik Kumuh ini tidak berani berucap, hanya menundukkan kepalnya saja mendengar tawa dari Amara yang semakin membuat bulu kuduk mereka berdiri."Aku akan mengampuni kalian kalau kalian tunjukkan tempat tinggal pemimpin kalian!
Ketakutan Bandit Distrik Kumuh terhadap Kaisar Bandit melebihi ketakutan mereka terhadap Amara dan juga nyawa mereka. Berharap kaisar Bandit bisa menyembuhkan mereka, kawanan Bandit Distrik Kumuh ini melaporkan kedatangan Amara dan Rawindra yang mencari Kaisar Bandit kepada Lima Raja Bandit. Mereka juga mengharapkan kenaikan jabatan yang sekarang hanya bandit biasa saja.Kebetulan kelima Raja Bandit ini sedang berkumpul di Perfektur Perdagangan dan Industri sehingga membuat kawanan bandit ini lebih berani untuk melaporkan perbuatan Amara dan Rawindra pada mereka.Saat Rawindra dan Amara yang sekarang berada di Perfektur Industri dan Perdagangan mencari tempat menginap sudah terkepung oleh belasan anggota Bandit Distrik Kumuh."Itu mereka, Bos!" teriak salah satu bandit yang tadi diancam oleh Amara.Iblis wanita memandang geram terhadap kawanan Bandit Distrik Kumuh yang memutuskan menghianatinya. "Seharusnya kubunuh saja kalian tadi biar tutup mulut!" serunya.Raja Bandit Alpha yang m
"Aku tidak pernah menganggumu, tapi kenapa Kau datang ke Distrik Kumuh ini dan merebut kekuasaanku!"Suara keras ini diiringgi turunnya gadis bertopi caping dan berpakaian serba kuning ini."Ketua!!!" seru kelima Raja Bandit secara serempak."Masih punya muka untuk memanggilku ketua?' tanya gadis berpakaian kuning ini.Bandit Alpha yang maju terlebih dahulu dan bersujud di hadapan Kaisar bandit. "Maafkan kami, ketua ... bukan maksud kami menghianati Ketua tapi kami harus menyelamatkan ratusan anak buah Bandit Distrik Kumuh agar tidak binasa oleh Dewi Iblis!" "Dewi Iblis? Tidak ada yang nemanya Dewi Iblis! Semua itu hanya dongeng belaka!" sahut gadis yang ternyata Kaisar Bandit ini."Tidak, Ketua! Dewi Iblis benar-benar ada! Dia ada di hadapan Ketua! Kami sudah berjanji akan patuh terhadap Dewi Iblis apabila dia benar-benar muncul! Ilmu Kanuragan yang dimilikinya benar-benar hebat!" ucap Bandit Alpha."Ck! Hanya dengan Ilmu Kanuragan saja, kalian telah dibutakan olehnya! Berapa lama k
Dewi Iblis Amara hanya tersenyum mendengar umpatan dari Iblis Veela yang selama ini menjadi Kaisar Bandit di Distrik Kumuh. "Tentu saja aku berhak bersikap mesra, Windra ini kekasihku!" kata Amara untuk memancing kemarahan Veela.Wajah Iblis Veela langsung berubah merah menahan amarahnya begitu mendengar ucapan Amara."Rawindra! Cepat serahkan Pusaka Iblis kalau ingin Black Panther selamat!" seru Iblis Veela mengancam Pendekar Tangan Satu ini."Buang semua ucapan bus*kmu itu! Windra tidak akan memenuhi permintaanmu hanya demi makhluk spitit itu! Pusaka Iblis ini milikku ... kalau berani minta kepadaku, bukan kepada Rawindra!" sahut Iblis Amara.Iblis Veela semakin kesal dengan ucapan Amara yang menyudutkan dirinya. "Dasar iblis sampah! Kau tidak berhak memiliki Pusaka Iblis!" serunya."Aku berhak! Aku ini keturunan langsung dari Kerajaan Iblis! Kamu ini siapa, Veela? Berpura-pura sebagai putri Raksamukti yang tersakiti! Kamu ini sudah sakit jiwa!" teriak Iblis Amara untuk menyulut kem
Rawindra yang tadinya hana melihat perseteruan Amara dengan Veela agak terkejut dengan ucapan Iblis Racun Sesat ini mengenai bebasnya Datuk Iblis Persilatan. Ternyata di Alam Iblis ini juga ada penguasa dunia persilatan yang bertindak semena-mena terhadap rakyat jelata. "Apa kamu tahu dimana kedua sahabatku?" tanya Rawindra. Iblis Racun Sesat memandang tajam ke arah Pendekar Tangan Satu ini. "Hihihi ... kamu memang pendekar lugu dan bodoh! Bisa-bisanya kamu menanyakan kedua sahabatmu yang tidak berguna di tengah kekacauan yang akan timbul di dunia persilatan!" katanya penuh hinaan. Iblis Amara yang paling tidak suka kalau Rawindra dihina marah besar mendengar hinaan dari Veela ini. "Diam Kau, iblis sesat! Beraninya Kau menghina Windra! Aku tidak akan mengampuni nyawamu!" serunya. "Cuih! Apa Kau tidak malu dibela terus oleh seorang wanita?" kata Iblis Racun Sesat ini ke arah Rawindra. "Aku kira kamu ini pendekar yang hebat, tapi ternyata hanya pecundang yang dikendalikan oleh wanit