"Wah! Indah sekali lembah ini, Kaela!' seru Rawindra saat Iblis Mikaela membawanya masuk ke dalam Lembah Surga."Jelas indahlah! Namanya juga Lembah surga, Windra!" ujar iblis cantik ini sambil menyodorkan minuman khas lembah yang berasal dari perasan beberapa buah khusus lembah ini."Sluuurrrp! Enak sekali! Betah nih kalau berlama-lama di lembah ini!" kata Pendekar Tangan Satu ini yang tidak habis-habisnya memuji keindahan Lembah Surga."Kenapa tidak?' tantang Iblis Mikaela sambil tersenyum manis."Serius kamu, Kaela?" tanya Rawindra lagi memastikan. Dia tidak menyangka kalau diizinkan lebih lama tinggal di lembah ini."Yah seriuslah ... masa tidak serius sih!" gerutu Iblis Mikaela. "Memangnya kamu ini mau buru-buru pergi? kamu bisa tinggal bersamaku kalau mau!"Rawindra lebih terkejut lagi saat Iblis Mikaela ini menawarkan untuk tinggal bersama. Dia tidak menyangka kalau Iblis Mikaela yang terlihat sombong karena kecantikannya yang tiada tara ini, ternyata sangat ramah terhadap diri
Tubuh Rawindra mulai terasa panas saat mereka kembali ke rumah Iblis Mikaela.Wangi harum tubuh Mikaela semakin membuat perasaan Rawindra tidak karuan dengan keringat yang membanjiri seluruh tubuhnya ini. Rasa yang tidak tertahankan ini masih berusaha ditahan olehnya karena Iblis Mikaelaa belum memberinya isyarat untuk melakukannya sekarang."Ayuk! Kita mandi dahulu, Windra!" ajak Iblis Mikaaela. Rawindra yang sudah terpengaruh oleh khasiat buah yang dia makan langsung mengikuti arahan gadis iblis ini untuk mandi bersama. Selain untuk meredakan tubuh panasnya, mandi juga mungkin akan membuat tubuhnya menjadi lebih segar dan bugar untuk meladeni Iblis Mikaela."Kamu akan betah di sini, Windra!" kata Iblis Mikaela yang langsung membuka seluruh pakaiannya tanpa merasa malu sama sekali.Rawindra yang sudah dalam keadaan setengah sadar ini masih terkagum-kagum melihat tubuh Mikaela yang tanpa busana sama sekali. Tubuh yang sangat diidam-idamkannya saat pertama kalimelihat iblis cantik ini.
Tidak terasa sudah sebulan lamanya waktu Lembah Surga, Rawindra berada di dalam lembah yang menyediakan segalanya ini. Hari demi hari dilewati dengan menyusuri lembah yang seakan tiada batas ini. Banyak hewan-hewan yang berbeda dengan hewan-hewan di dunia manusia yang bisa diburu Rawindra untuk dimakan dagingnya tapi dia tidak tega untuk melakukannya. Bahkan Mikaela juga dilarangnya untuk berburu hewan-hewan ini termasuk juga hewan-hewan di sungai dan danau yang banyak tersebar di alam ini. Mereka hanya boleh makan buah-buahan dan sayur-sayuran yang banyak tersebar di sini. Untuk membuat api, Mikaela hanya cukup meniup dengan mulutnya yang mengeluarkan api. Sebagai wadah untuk memasak sayur, digunakan batok buah yang mirip buah kelapa yang banyak terdapat di lembah ini.Iblis Mikaela sangat menikmati kebersamaan dengan Rawindra, walaupun dia tahu kalau kondisi ini tidak akan berlangsung selamanya. Pengaruh buah ajaib akan menghilang setelah lewat satu bulan kecuali dia membuat Rawindr
Iblis Mikaela akhirnya tidaak jadi memberikan buah ajaib lagi kepada Rawindra dan membiarkan ingatan Pendekar Tangan satu ini kembali. Dia tidak ingin pendekaar ini nantinya membencinya karena kecurangan yang telah dia lakukan."Apa kamu masih memerlukan ramuan potion untuk menenangkan raksasa Balung Buto?" tanya Iblis Mikaela.Rawindra agak tersentak oleh pertanyaan Mikaela ini, membuat ingatannya kembali normal. "Sudah berapa lama aku di sini?" tanyanya.Hati Mikaela agak sedih karena Rawindra tidak akan ingat kebersamaan mereka selama sebulan terakhir ini gara-gara buah ajaib yang dimakannya."Belum lama ... kamu kelelahan setelah bertarung dengan Naga Hitam sehingga kamu beristirahat di rumahku di Lembah Surga," ujar Iblis Mikaela.Karena Rawindra sebenarnya tidak menaruh hati padanya, membuat Mikaela memutuskan untuk melupakan Pendekar Tangan Satu ini agar hatinya tidak terus sakit. "Lebih baik dia tidak mengingat apa-apa!" batin Mikaela."Kamu yang menolongku? Aku sangat berter
"Aku sangat berterimakasih atas bantuanmu, Kaela!" ujar Rawindra setelah Iblis Mikaela menyerahkan ramuan potion kepadanya.Melihat wajah senang Rawindra, membuat hati Mikaela ikut senang. Tapi itu hanya sesat, sebelum iblis cantik ini tenggelam lagi dalam kesedihannya."Tidak apa-apa. kapanpun kamu butuh bantuanku, aku siap membantumu!" sahut Mikaela."Jangan khawatir ... aku pasti mampir lagi ke sini!" Pendekar Tangan Satu ini menganggap Mikaela sedih karena kehilangan sahabat sehingga berusaha menghibur gadis ini. Tapi entah kenapa, Mikaela merasa kalau Rawindra tidak akan kembali lagi ke Lembah Surga menemuinya setelah kepergiannya."Aku tidak bisa mengantarmu, jadi kubuka portal cincin dimensi untukmu masuk ke Lembah Naga Hitam. dari sana kamu bisa meminta bantuan Naga Hitam untuk terbang ke angkasa menuju Bukit Iblis, agar kamu terhindar dari mara bahaya!" saran Iblis Mikaela."Kamu sangat baik, Kaela! Beruntungnya aku memiliki sahabat sepertimu yang sudah kuanggap sebagai sauda
GWAAARRR!Naga Hitam langsung menyemburkan api hitamnya ke arah raksasa Balung Buto sebagai balasan atas serangan batang pohon raksasa ini.Balung Buto menggerakkan tubuhnya ke samping untuk menghindari api hitaam dari Naga Hitam ini."Jangan mengeluarkan serangan mematikan, Naga Hitam! Kita hanya ingin menyadarkan raksasa Balung Buto dan mengusirnya dari Bukit Iblis saja!" seru Rawindra yang terkejut dengan tindakan tiba-tiba Naga Hitam ini."Aku tahu, Ryder! Seharusnya aku mengikuti instruksimu!' sahut Naga Hitam yang menghentikan serangannya.BLAAASSST!Balung Buto mengeluarkan sinar merah dari mata ketiganya yang ada di dahinya langsung ke arah sayap Naga Hitam. Raksasa ini sangat cerdas untuk menjatuhkan Naga Hitam dengan mengincar sayap naga ini yang sulit untuk dilindungi."Berpegangan, Ryder!' seru Naga Hitam yang terbang menyamping menyimpan sebagian sayapnya agar tidak terkena sinar merah yang bisa menembus tubuh ini.Rawindra memegang kuat tonjolan tulang punggung Naga Hita
BOOOM!!!Raksasa Balung Buto terjatuh menimpa pepohonan dengan suara dentuman yang cukup keras. Naga Hitam dan Rawindra tidak gegabah untuk langsung turun ke tempat Balung Buto. Mereka masih menunggu beberapa lama sampai Balung Buto tidak bangun-bangun lagi kemudian mendekatinya. "Kenapa dia tidak sadarkan diri? Seharusnya dia sepertimu yang langsung sadar begitu ramuan potion diberikan," ujar Rawindra."Apa Ryder Mikaela salah meramu potion ya karena kondisnya ..." Hampir saja Naga Hitam kelepasan bicara. "Gawat! Bisa mati aku kalau aku membocorkan rahasia ini!" batinnya.Rawindra yang mendengar ucapan Naga Hitam agak terkejut begitu Naga Hitam menyebutkan kondisi Mikaela. "Apa yang terjadi? Apa Mikaela sedang sakit?" tanyanya."Tidak ... tidak sama sekali, Ryder! Mungkin dia hanya lelah saja!" sahut Naga Hitam. "Lebih baik kita sadarkan Balung Buto ini dan halau dia pulang ke tempat asalnya!"Naga Hitam mencoba mengalihkan perhatian Rawindra."Benar juga katamu, Naga Hitam! Kita m
WUUUSSSHHH!Iblis Amara hanya mengibaskan tangannya menimbulkan angin kencang yang menerpa tubuh raksasa Balung Buto, "Bangunlah dan pulang ke tempat asalmu!" seru Iblis Amara.Balung Buto yang tidaak sadarkan ini langsung terbangun dan berdiri tegak kemudian berjalaan dengan hentakan keras meninggalkan Bukit Iblis.Rawindra hanya terbengong-bengong melihat begitu mudahnya Iblis Amara meengusir Balung Buto. Kalau diaa bisa melakukannya dengan mudah, kenapa harus menunggu dirinya untuk mengusir raksasa ini? Sungguh membingungkan."Nah! Balung Buto sudah pergi ... apalagi yang hendak kamu lakukan di sini?" tanya Iblis Amara kepada Pendekar Tangan Satu."Apa kamu memiliki Pusaka Iblis?" tanya Rawindra."Apa kalau aku jawab tidak memilikinya kamu bisa percaya padaku?" tanya Iblis Amara.Ucapan Iblis Amara membuat Rawindra semakin bingung hendak berkata apa. Kalau Iblis Amara tidak memiliki Pusaka Iblis ini, kemana lagi dia akan mencarinya?Rawindra merasakan kalau setiap ucapan Iblis Ama