Share

Bersatu

Penulis: Sandoos
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-16 11:58:52

Di tengah medan perang yang hening, Haruto mengangkat Kusanagi no Tsurugi-nya tinggi-tinggi, cahaya dari matahari terbenam memantulkan kilauan pada bilah pedang yang legendaris itu. Tatsuya, dengan kehormatan seorang pendekar, menutup matanya, menerima nasib yang tampaknya sudah ditentukan.

Namun, sebelum bilah pedang Haruto sempat turun, sebuah bayangan cepat melintas di medan perang. Kohei Kiyohara, salah satu panglima klan Yamaguchi, dengan kecepatan yang luar biasa, berhasil menghalangi serangan Haruto tepat pada waktunya. Dengan pedangnya yang tajam, Kohei menangkis serangan Haruto, menyelamatkan Tatsuya dari maut yang hampir pasti.

"Kau tidak akan bisa membunuh Tatsuya, Kurogane Haruto," teriak Kohei, napasnya terengah-engah namun matanya penuh dengan tekad. "Klan Yamaguchi masih memiliki banyak pendekar yang tidak akan membiarkan kau mengalahkan kami begitu saja."

Haruto, yang terkejut dengan intervensi mendadak itu, melangkah mundur, mengamati Kohei dengan rasa hormat. "Kohei
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Menjadi Yang Terkuat   Strategi Baru

    Kembali ke Takeshi, yang kini berdiri di tengah tumpukan musuh yang telah dikalahkannya, dia menarik napas dalam-dalam, mengetahui bahwa pertempuran malam itu baru saja dimulai. Klan Nishimoto pasti akan mengirim lebih banyak pasukan, dan dia harus siap.Takeshi menatap langit malam, berdoa agar keberanian dan kekuatan akan terus menyertainya. Dia tahu bahwa nasib klan Yamaguchi kini juga bergantung pada dirinya, dan dia bertekad untuk tidak mengecewakan mereka.Takeshi berdiri di tengah keheningan malam, pedangnya masih bergetar dari pertempuran yang baru saja terjadi. Dia merasakan sesuatu yang aneh, sebuah ikatan yang semakin kuat antara dirinya dan katana pusakanya, seolah-olah pedang itu adalah perpanjangan dari jiwanya sendiri.Dia menutup matanya, mengambil napas dalam-dalam, dan membiarkan dirinya merasakan energi yang mengalir dari katana pusaka tersebut. Katana itu, yang telah diwariskan dari para pendekar-pendekar sebelumnya, kini berbicara kepadanya dengan cara yang belum

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Perjalanan Menjadi Yang Terkuat   Berhadapan

    Masaru berdiri dengan cepat, wajahnya menjadi serius. "Bandit dan pedagang gelap, kau bilang? Aku baru ingat, kalau tidak salah, Takeshi juga memberi tau tentang itu ya. Ini bisa mengubah keseimbangan kekuatan."Tatsuya menggenggam pedangnya dengan erat, "Kita harus bertindak cepat. Kita tidak bisa membiarkan mereka mengonsolidasikan kekuatan mereka."Kohei, dengan pandangan yang tajam, menambahkan, "Kita harus memanfaatkan waktu yang kita miliki sekarang. Mungkin kita bisa mengadakan serangan mendadak sebelum mereka sempat bersatu."Takeshi, yang masih merasakan getaran dari katana pusakanya, berkata, "Kita bisa menggunakan kekuatan baru ini untuk keuntungan kita. Mungkin kita bisa menyusup dan menyabotase mereka dari dalam."Satoru, yang selama ini diam, akhirnya berbicara, "Kita harus bijaksana. Jika mereka memang bandit dan samurai dari pedagang gelap, mereka mungkin tidak memiliki kedisiplinan yang sama dengan pasukan reguler. Kita bisa memanfaatkan itu."Masaru mengangguk, "Baik

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • Perjalanan Menjadi Yang Terkuat   Panglima Dan Bandit

    Tatsuya dan Haruto berdiri berhadapan di tengah medan perang yang kacau, pedang mereka siap di tangan. Tatsuya memandang Haruto dengan rasa hormat, meskipun mereka adalah musuh."Haruto," kata Tatsuya dengan suara yang tenang namun tegas, "kita berdua tahu bahwa pertempuran ini lebih dari sekadar kemenangan. Ini tentang kehormatan dan masa depan klan kita."Haruto mengangguk, matanya tidak pernah meninggalkan mata Tatsuya. "Aku setuju, Tatsuya. Mari kita pindah ke tempat yang lebih terbuka, di mana kita bisa bertarung tanpa gangguan."Mereka berdua mundur beberapa langkah, memberi isyarat kepada pasukan mereka untuk tidak ikut campur. Mereka bergerak menuju sebuah lapangan terbuka, di mana sinar matahari pagi menyinari rerumputan yang basah oleh embun.Tatsuya dan Haruto berdiri di tengah lapangan terbuka, pandangan mereka saling bertemu dengan intensitas yang membara. Tidak ada kata-kata sopan yang terucap di antara mereka; hanya tatapan tajam yang mengungkapkan niat sebenarnya."Kau

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • Perjalanan Menjadi Yang Terkuat   Pantang Menyerah

    Dengan punggungnya sudah menyentuh dinding transparan, dia berpikir untuk tidak bisa mundur lebih lama lagi. Zaburo mengeluarkan nafas berat, matanya menyala dengan tekad yang belum pernah terlihat sebelumnya. "Kau mungkin telah mengejutkanku, Kohei," katanya dengan suara yang serak, "tapi pertarungan ini belum berakhir."Zaburo mengangkat katana pusakanya tinggi-tinggi, dan dengan sebuah teriakan yang menggelegar, dia melepaskan teknik yang ditakuti banyak pendekar: "Pelepasan Penuh Katana Pusaka". Energi yang kuat melesat dari katana nya, mengirimkan gelombang kejut melalui medan perang, membuat tanah di bawah mereka bergetar.Kohei, meskipun terkejut oleh pengungkapan bahwa Zaburo memiliki katana pusaka, tetap tenang. Dia mengambil napas dalam-dalam, menstabilkan dirinya di tengah kekacauan yang diciptakan oleh pelepasan energi Zaburo. "Mengejutkan, siapa yang menyangka kalau bandit rendahan bisa menggunakan teknik itu." Ucapnya. "Katana pusaka atau tidak," Kohei berbisik pada diri

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-21
  • Perjalanan Menjadi Yang Terkuat   Cita-cita Dan Kehormatan

    Tatsuya terkapar di tanah, tubuhnya tidak berdaya dan darah mengalir dari sudut mulutnya. Haruto berdiri di atasnya, pedangnya masih meneteskan darah lawannya. "Mengapa kau tidak menggunakan teknik 'Pelepasan Penuh Katana Pusaka' seperti yang kulakukan?" tanya Haruto, rasa penasaran tercampur dengan rasa hormat pada lawannya yang terluka. "Walaupun kau masih terlalu muda, dengan keahlian mu, harusnya kau bisa melakukannya."Tatsuya, dengan napas yang berat dan terputus-putus, menatap langit yang semakin cerah dan mulai berbicara dengan suara yang serak, "Karena... aku memilih jalan yang berbeda."Kilasan balik memperlihatkan Tatsuya muda, berdiri tegak di hadapan ayahnya. Di depannya, katana pusaka keluarga yang telah diwariskan turun-temurun, berkilauan dengan sejarah dan kehormatan. Ayahnya menawarkan pedang itu kepadanya, "Ini adalah warisan kita, Tatsuya. Katana yang telah membantu kita melalui banyak pertempuran."Namun, Tatsuya dengan lembut menolaknya, "Ayah, aku ingin mencipta

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Perjalanan Menjadi Yang Terkuat   Pemimpin Turun Tangan

    Dengan kekuatan baru yang diperoleh dari "Pelepasan Penuh Katana Pusaka", Kohei mulai mengambil alih pertempuran. Energi yang dilepaskan dari katana pusakanya memberinya keunggulan yang signifikan, dan dia menggunakan ini untuk menekan Zaburo dengan serangkaian serangan yang cepat dan kuat.Zaburo, yang terbiasa menggunakan taktik licik untuk mendapatkan keuntungan, mencoba berbagai trik untuk mengalihkan perhatian Kohei. Dia melemparkan debu ke arah Kohei, mencoba serangan-serangan rendah, dan bahkan mencoba memprovokasi Kohei dengan ejekan. Namun, Kohei tidak tergoyahkan. Dia tetap fokus pada pertarungan, mengelak dan menangkis setiap serangan dengan ketenangan yang berasal dari kepercayaan pada kekuatannya yang baru.Setiap kali Zaburo mencoba manuver yang licik, Kohei menanggapinya dengan serangan balasan yang cerdas, menggunakan kecepatan dan presisi yang ditingkatkan oleh katana pusakanya. Kohei tidak lagi hanya bertahan; dia sekarang mengendalikan pertarungan, mendorong Zaburo

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Perjalanan Menjadi Yang Terkuat   Awas, Hati-Hati

    Sementara itu, beberapa waktu lalu, Takeshi yang sedang berhadapan dengan Hatamoto semakin panas."Jika kita harus bertarung, maka aku akan bertarung dengan kehormatan," kata Takeshi, suaranya tenang namun penuh dengan tekad.Hatamoto itu menghunus pedangnya, "Dengan kehormatan." katanya, dan dengan itu, pertempuran pun dimulai.Pedang bertemu pedang dalam tarian yang mematikan, dengan Takeshi dan Hatamoto beradu keahlian dalam pertempuran yang sama-sama mereka hormati. Di sekitar mereka, pasukan klan Yamaguchi dan klan Nishimoto juga bertarung, setiap samurai berjuang untuk kehormatan dan masa depan klan mereka.Pertempuran itu akan menjadi salah satu dari banyak yang terjadi di hari itu, setiap pertempuran menjadi bagian dari sejarah yang lebih besar dari perang yang akan menentukan nasib kedua klan tersebut.Kabut pagi yang dingin menjadi saksi bisu saat Takeshi dan Hatamoto saling berhadapan, mata mereka terkunci dalam tantangan yang tak terucapkan. Tidak ada kata-kata sopan atau

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Perjalanan Menjadi Yang Terkuat   Majulah Ke Tingkat Yang Lebih Tinggi, Takeshi.

    Pertarungan antara Takeshi dan Hatamoto berlangsung dengan ketegangan yang meningkat, serangan demi serangan dilancarkan tanpa henti. Awalnya, mereka tampak seimbang, saling memberikan dan menerima tebasan, namun seiring waktu berlalu, sesuatu yang luar biasa terjadi pada Takeshi.Dengan setiap gerakan pedangnya, Takeshi merasakan sinkronisasi yang semakin mendalam dengan katana pusakanya. Seolah-olah pedang itu adalah perpanjangan dari dirinya sendiri, setiap ayunan menjadi lebih tajam, setiap blok menjadi lebih kuat, dan setiap langkah menjadi lebih pasti.Hatamoto, yang awalnya percaya diri, mulai merasakan perubahan dalam aliran pertempuran. Dia bisa melihat bahwa Takeshi tidak hanya menggunakan kekuatan fisik, tetapi juga kekuatan yang lebih halus, sebuah kekuatan yang tampaknya berasal dari dalam jiwa Takeshi dan katana pusakanya."Bagaimana mungkin?" gumam Hatamoto, serangan ku mulai kehilangan keefektifannya. "Kekuatanmu... bertambah?"Takeshi, dengan mata yang fokus dan nafas

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25

Bab terbaru

  • Perjalanan Menjadi Yang Terkuat   Akhir Dari Perjalanan Menjadi Yang Terkuat

    Sore itu, Takeshi kembali ke dojo dengan semangat yang diperbarui. Dia bertemu dengan Hiroshi yang sedang berlatih sendirian. Melihat sahabatnya berlatih dengan tekun, Takeshi merasa bahagia memiliki teman yang selalu mendukungnya."Hiroshi," panggil Takeshi, "mari kita berlatih bersama."Hiroshi tersenyum dan mengangguk. "Tentu, Takeshi."Mereka berlatih bersama, berbagi teknik dan strategi, sambil mengingat masa lalu dan merencanakan masa depan. Takeshi merasa lebih kuat dengan dukungan Hiroshi dan murid-murid lainnya. Dia tahu bahwa perjalanan ini bukanlah perjalanan yang dia lakukan sendirian.Menjelang senja, ketika latihan selesai, Takeshi mengumpulkan murid-muridnya. Cahaya matahari senja memancar melalui jendela dojo, menciptakan suasana yang tenang dan indah. Takeshi menatap mereka dengan penuh rasa bangga."Kalian semua telah berlatih dengan sangat baik," kata Takeshi. "Ingatlah bahwa menjadi seorang pendekar bukan hanya tentang menguasai teknik bertarung, tetapi juga tentan

  • Perjalanan Menjadi Yang Terkuat   Guru

    Takeshi merasa terkejut namun juga terhormat dengan tawaran tersebut. Dia memandang ke sekeliling, melihat wajah-wajah penuh harapan dan semangat dari para murid yang kini menantikan jawabannya. Dia merasakan ikatan yang kuat dengan dojo ini, tempat di mana dia tumbuh dan belajar menjadi pendekar sejati.Setelah beberapa saat merenung, Takeshi menatap gurunya dengan penuh tekad. "Guru Katsuo, saya merasa sangat terhormat dengan tawaran ini. Saya akan dengan senang hati menerima tanggung jawab sebagai guru di Dojo Byakko Battodo dan berusaha untuk membimbing murid-murid kita dengan sebaik mungkin."Kerumunan murid-murid bersorak gembira, dan Hiroshi, yang berdiri di dekatnya, menepuk bahu Takeshi dengan bangga. Kaito juga tersenyum tulus, menyadari bahwa dojo ini akan mendapat manfaat besar dari bimbingan Takeshi.Katsuo mengangguk dengan penuh penghargaan. "Bagus, Takeshi. Aku yakin kau akan menjadi guru yang luar biasa. Mari kita bersama-sama memastikan bahwa Dojo Byakko Battodo teta

  • Perjalanan Menjadi Yang Terkuat   Penebusan

    Setelah beberapa saat menghabiskan waktu bersama Hiroshi dan merasakan kembali suasana Dojo Byakko Battodo, Takeshi merasa sudah waktunya untuk bertemu dengan gurunya, Katsuo. Katsuo adalah sosok yang sangat dihormati dan telah memainkan peran penting dalam membentuk Takeshi menjadi pendekar seperti sekarang. Takeshi mendengar bahwa Katsuo kini berusia 58 tahun dan ingin mengetahui kabarnya.Suatu sore, ketika sinar matahari menerobos melalui daun-daun pohon sakura, Takeshi berjalan menuju rumah kecil di ujung dojo, tempat Katsuo tinggal. Ketukan pelan di pintu diikuti oleh suara berat namun lembut yang mempersilakan masuk. Takeshi masuk dan melihat gurunya duduk di lantai tatami, dikelilingi oleh buku-buku kuno dan gulungan-gulungan yang penuh dengan ajaran seni pedang.Katsuo mengangkat kepalanya dan tersenyum lebar ketika melihat Takeshi. "Takeshi! Aku sangat senang melihatmu kembali," katanya dengan nada suara penuh kehangatan.Takeshi membungkuk hormat, matanya berbinar melihat g

  • Perjalanan Menjadi Yang Terkuat   Dojo Byakko Battodo

    Setelah berbulan-bulan menghabiskan waktu di Dojo Hiten Ryu, Takeshi akhirnya merasa panggilan dari masa lalunya. Meskipun mencintai murid-muridnya dan nilai-nilai yang ditanamkan di Dojo Hiten Ryu, ada sesuatu yang memanggilnya kembali ke Dojo Byakko Battodo, tempat di mana petualangan pedangnya dimulai.Dengan berat hati, Takeshi mengumpulkan murid-muridnya dan memberi tahu mereka tentang keputusannya untuk pergi. Meskipun sedih meninggalkan mereka, mereka memahami bahwa panggilan hati Takeshi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari."Danzo, Hiroshi, Yuki, dan semua murid yang terhormat," kata Takeshi dengan suara yang penuh rasa. "Saya telah memutuskan untuk kembali ke Dojo Byakko Battodo, tempat perjalanan pedang saya dimulai. Namun, saya akan selalu mengingat dan menghormati nilai-nilai yang telah kita pelajari bersama di sini."Murid-muridnya mengangguk dengan penuh pengertian, meskipun kehilangan Takeshi adalah hal yang menyedihkan bagi mereka.Hiroshi, dengan rasa hormatnya

  • Perjalanan Menjadi Yang Terkuat   Teman Lama

    Takeshi dan Hiromi melanjutkan perjalanan mereka setelah pertarungan yang mengesankan di dojo. Takeshi melihat potensi besar dalam muridnya, dan Hiroshi semakin termotivasi untuk mengasah kemampuannya.Danzo, seorang murid lain yang diam-diam mengamati pertarungan, mendekati Takeshi setelah pertarungan. "Guru," katanya dengan hormat, "saya juga ingin menantang Anda."Takeshi menatap Danzo dengan penuh perhatian. "Danzo, kau memiliki keberanian yang luar biasa. Tetapi mengapa kau ingin menantangku?"Danzo menunduk. "Saya telah mendengar banyak cerita tentang Anda, Guru. Tentang bagaimana Anda mengalahkan raja bandit, memenangkan pertarungan melawan Hatamoto, dan menyelamatkan klan Fujikawa. Saya ingin menguji diri saya sendiri dan belajar dari Anda."Takeshi tersenyum. "Baiklah, Danzo. Pertarungan kita akan menjadi pengalaman berharga. Mari kita lakukan ini dengan kehormatan dan semangat yang tinggi."Danzo mengayunkan pedangnya dengan tekad. Takeshi menghindari serangan dengan gerakan

  • Perjalanan Menjadi Yang Terkuat   Tantangan

    Ketika Takeshi kembali ke Dojo Hiten Ryu, dia disambut dengan berita yang pahit. Guru Fujiwara, yang telah menjadi mentor dan pemandu bagi banyak pendekar, termasuk Takeshi, telah meninggal dunia beberapa minggu sebelumnya. Kesedihan menyelimuti dojo, dan murid-muridnya berkumpul untuk memberi penghormatan terakhir kepada guru yang mereka kasihi.Dalam suasana berkabung itu, Takeshi bertemu dengan Yuki, seorang wanita yang dulu dikenal karena keahliannya dalam seni pedang. Namun, sekarang dia berdiri di hadapan Takeshi dengan lengan kanan yang buntung, sebuah luka dari pertarungan yang tragis dengan Shingetsu, seorang pendekar yang telah berpaling ke jalan kegelapan.Yuki, dengan mata yang tenang namun penuh kekuatan, menceritakan kisahnya kepada Takeshi. "Pertarungan itu sengit," katanya. "Shingetsu telah kehilangan jalan kehormatan dan mencari kekuatan di tempat yang salah. Kita berusaha menghentikannya, tetapi itu berakhir dengan pengorbanan ini." Dia mengangkat lengan buntungnya s

  • Perjalanan Menjadi Yang Terkuat   Kembali ke Dojo

    Di tengah kegelapan yang menyelimuti altar, Takeshi, Kenji, dan Masashi bersiap menghadapi bayangan-bayangan hitam yang muncul satu demi satu. Api lilin di altar bergetar, seolah-olah menari mengikuti irama nafas mereka yang teratur.Penyihir itu melanjutkan mantra dengan suara yang semakin keras, dan dengan setiap kata yang diucapkannya, bayangan-bayangan menjadi semakin nyata, semakin padat, hingga akhirnya mereka berwujud seperti pendekar yang sesungguhnya.Takeshi melangkah maju, pedang Kage no Ken di tangannya berkilauan dengan cahaya yang redup. Dia mengayunkan pedangnya dengan kecepatan yang luar biasa, setiap gerakan menghasilkan suara yang tajam, membelah keheningan malam. Bayangan pertama yang mendekat langsung terbelah menjadi dua, menghilang sebelum menyentuh tanah.Kenji mengikuti, gerakannya penuh dengan keanggunan dan presisi. Dia berputar dan melompat, menghindari serangan bayangan dengan gerakan yang hampir menyerupai tarian. Setiap kali pedangnya menyentuh bayangan,

  • Perjalanan Menjadi Yang Terkuat   Masalah Baru

    Di tengah hutan yang sunyi, di bawah sinar bulan yang lembut, Takeshi, Kenji, dan Masashi berlatih dengan tekun. Mereka mengulang-ulang gerakan Kasumi no Ken, pedang mereka bergerak cepat hingga hampir tak terlihat. Suara pedang yang beradu dengan angin malam menciptakan simfoni yang menenangkan.Suatu malam, saat mereka sedang berlatih, seorang pengembara misterius muncul dari balik kabut. Dia mengenakan jubah tua dan membawa pedang yang panjang dan ramping. "Saya telah mendengar tentang keterampilan kalian," katanya dengan suara yang dalam. "Tetapi apakah kalian siap untuk menghadapi tantangan yang lebih besar?"Takeshi, yang selalu siap untuk menguji kemampuannya, menjawab dengan percaya diri, "Kami siap untuk setiap tantangan yang datang."Pengembara itu mengangguk dan mengeluarkan sebuah gulungan tua. "Di dalam ini terdapat peta menuju kuil tersembunyi, di mana kalian akan menemukan pedang legendaris, Kage no Ken. Pedang ini memiliki kekuatan untuk memanipulasi bayangan dan kegel

  • Perjalanan Menjadi Yang Terkuat   Jurus

    Malam itu, angin sepoi-sepoi berbisik di antara dedaunan pohon. Cahaya bulan memantulkan bayangan mereka di tanah berbatu. Takeshi, Kenji, dan Masashi duduk di sekitar api unggun, wajah mereka tercermin dalam nyala api."Kita telah menghadapi banyak ujian," kata Kenji, matanya menatap api. "Tetapi setiap ujian membentuk kita menjadi lebih baik. Seperti pedang yang diasah, kita juga diasah oleh pengalaman."Masashi mengangguk. "Buku-buku yang saya baca memberi saya wawasan tentang dunia di luar dojo. Tapi apa yang kita pelajari di sini, di bawah langit terbuka, adalah kebijaksanaan sejati."Takeshi menatap langit malam. "Yuki selalu mengatakan bahwa pedang adalah perpanjangan dari diri kita. Ketika kita mengayunkannya, kita mengungkapkan jiwa kita. Itulah mengapa kita harus menghormati pedang."Wanita tua yang mengelola penginapan datang mendekati mereka. "Kalian adalah pendekar muda yang berbakat," katanya. "Tetapi ingatlah, kehidupan adalah perjalanan. Seperti bunga sakura yang mekar

DMCA.com Protection Status